Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Aziza

Nim : 191440123
Kasus Stimulus
Seorang wanita berusia 56 tahun mengalami sesak dan dilarikan ke UGD. Saat dikaji
didapatkan RR; 28x/menit, cepat dan dangkal, HR: 88x/menit, TD: 100/60 mmHg.
Pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, Hb diketahui 8,7 g/dL, CRT>3’, akral
teraba dingin. Pasien tampak edema seluruh tubuh. Urine output pasien diketahui 500
ml/24 jam dengan warna kuning pekat. Pasien diketahui memiliki riwayat hipertensi
tidak terkontrol selama 13 tahun. Pasien menjalani hemodialisis rutin seminggu 2x di
RS terdekat. Pasien kemudian mengalami penurunan kesadaran dan ditemukan
adanya edema anasarca dan hasil rontgen menunjukkan adanya edema paru kongestif.
1. Apa yang menyebabkan pasien tersebut sesak?
Jawab :
Penyebab pasien tersebut sesak adalah karena pada pasien terdapat edema
anasarca (bengkak seluruh tubuh), umumnya tidak terjadi sendiri, tetapi
disebabkan oleh adanya penyakit pasien yang lebih serius seperti Hipertensi dan
Gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan pasien menjalani hemodialisis rutin
seminggu 2 kali.
2. Apa yang menyebabkan urin pasien tersebut berwarna kuning pekat dan jelaskan!
Jawab :
Penyebab urine pasien berwarna kuning pekat adalah Dehidrasi. Pada tubuh yang
normal terjadi homeostasis yang ditunjukkan melalui rasa haus, sedangkan pada
pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal apalagi sampai menjalani
hemodialisis rutin biasanya konsumsi air minum dibatasi/terbatas, jika tidak
dibatasi maka akan memperparah kondisi ginjal bahkan dapat menyebabkan
kematian. Hal inilah yang dapat menyebabkan urine pasien berwarna kuning pekat
sebagai tanda dari Dehidrasi.
3. Apa yang menyebabkan pasien tersebut menjalani hemodialisis?
Jawab :
Penyebab pasien menjalani hemodialisis karena pasien tersebut mengalami edema
anasarca yang dapat merusak fungsi dari ginjal tersebut. Itulah diambil tindakan
hemodialisis untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah tidak bisa bekerja
dengan optimal. Indikasi hemodialisis pada CKD adalah : bila laju filtrasi
glomerulus kurang dari 5ml/menit, atau salah satu dari kondisi ; Keadaan umum
buruk dan gejala klinis nyata, K serum >6 mEq/L, Ureum darah >200 mg/dL, pH
darah < 7,1, anuria berkepanjangan (>5 hari ) dan kelebihan cairan.
4. Buatlah patofisiologi kasus di atas dengan lengkap !
Jawab :
Air masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan hasil metabolisme.
Idealnya air dapat keluar dari tubuh melalui : urine, keringat, aeces, penguapan
(lendir mulut hidung), normalnya cairan yang ada didalam tubuh pada intrasel
sekitar 2/3 bagian + cairan ekstrasel 1/3 nya. Pada tubuh yang normal terjadi
homestasis yang ditunjukkan melalui rasa haus, sementara didalam ginjal terjadi
reabsorbsi natrium, jika terjadi peningkatan reabsorbsi natrium dan air dapat
mengakibatkan volume darah naik dan retensi natrium perubahan kadar inilah
yang mengakibatkan volume darah terganggu dan protein plasma dalam darah
berkurang sehingga terjadi tekanan osmotik koloid intra vaskuler menurun
sebagian cairan intra vaskular keluar ditambah lagi dengan cairan dijaringan yang
sebelumnya sudah ada akumulasi cairan inilah yang kemudian menimbulkan
oedema. Jika organ yang terganggu adalah jantung dan ginjal maka oedem dapat
terjadi diseluruh bagian tubuh yang disebut dengan oedema anasarka.
5. Apa kaitan nya hipertensi dengan kasus di atas?
Jawab :
Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem rennin-
angiostensin-aldosteron. Menurut American Heart Association, ginjal dan sistem
peredaran darah bergantung satu sama lain untuk menunjang kesehatan yang baik.
Ginjal membantu menyaring limbah dan cairan ekstra dari darah, dan mereka
menggunakan banyak pembuluh darah selama proses penyaringan tersebut. Ketika
pembuluh darah menjadi rusak, nefron yang menyaring darah tidak menerima
oksigen dan nutrisi yang mereka butuhkan agar berfungsi dengan baik. Inilah
sebabnya tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyebab utama kedua gagal
ginjal. Seiring waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menyebabkan
arteri di sekitar ginjal menyempit, melemah, atau mengeras. Arteri yang rusak ini
tidak mampu memberikan cukup darah ke jaringan ginjal. Sayangnya, orang yang
mengidap penyakit ginjal karena hipertensi, sering tidak merasakan gejala.
Namun, ketika dilakukan pemeriksaan darah dan urine, barulah diketahui kondisi
ginjal sudah parah, bahkan sudah masuk ke tahap gagal ginjal.
6. Apa yang menyebabkan pasien tersebut anemia?
Jawab :
Penyebab pasien anemia yaitu akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang
usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin dan
kehilangan darah selama hemodialisis. Penyebab lainnya adalah Gangguan fungsi
ginjal. Karena fungsi ginjal membantu tubuh untuk membuat sel darah merah.
Ketika ginjal mengalami gangguan, kondisi ini meningkatkan risiko tubuh
mengalami kekurangan sel darah merah.
7. Apakah masalah keperawatan yang muncul pada kasus diatas?
Jawab :
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi.
8. Susunlah rencana asuhan keperawatan pada kasus diatas berdasarkan masalah
keperawatan yang ditemukan pada kasus tersebut!
Jawab :

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan asuhan Monitor pernafasan


nafas berhubungan keperawatan, diharapakan 1. Monitor pola nafas
dengan hiperventilasi. pola nafas pasien kembali ( bradipneu, takiepneu,
efektif dengan status hilerventilasi, kusmaul)
pernafasan pasien kembali 2. Palpasi kesimetrisan
Definisi: Inspirasi normal. ekspansi paru
dan/atau ekspirasi Kriteria Hasil: 3. Berikan terapi nafas jika
yang tidak memberi 1. Tidak ada deviasi diperlukan.
ventilasi adekuat frekuensi pernafasan Manajemen jalan nafas
Batasan 2. Irama pernfasan dalam 1. Posisikan pasien untuk
Karakteristik: rentang normal memaksimalkan ventilasi
a. Fase ekspirasi 3. Tidak ada penggunaan otot 2. Ausklultasi suara nafas
memanjang bantu nafas 3. Monitor status pernafasan
b. Penggunaan otot 4. Tidak ada suara nafas dan oksigenasi
bantu pernafasan tambahan Manajemen asam basa:
c. Pernapasan 5. Saturasi oksigen dalam Asidosis Metabolik
cuping hidung rentang normal 1. Monitor pernafasan
2. Monitor ketidak
d. Pola nafas 6. Tidak ada sianosis seimbangan eletrolit yang
abnormal 7. Tidak mengalami berhubungan dengan asidosis
(misalnya irama, gangguan kesadaran metabolik.
frekuensi, 3. Monitor tanda dan gejala
kedalaman) Setelah dilakukan asuhan rendahnya HCO3 atau
keperawatan, diharapakan kelebihan ion hydrogen
pola nafas pasien kembali (pernafasan kussmaul,
efektif dengan tidak ada kelemahan, diorientasi, sakit
terjadinya keparahan asidosis kepal, anoreksia)
akut. 4. Berikan cairan sesuai
Kriteria Hasil : indikasi
1. Tidak ada Aritmia 5. Monitor intake dan output
2. Tidak ada peningkatan Terapi oksigen
frekuensi pernafasan 1. Berikan oksigen sesuai
3. Tidak ada penurunan kebutuhan
kesadaran 2. Monitor aliran oksigen
4. Tidak ada nyeri kepala 3. Amati tanda-tanda
hipoventilasi

Anda mungkin juga menyukai