Indah Rosita
A. PENGERTIAN
Istilah Sepsis menurut konsensus terbaru adalah keadaan disfungsi organ yang
mengancam jiwa yang disebabkan karena disregulasi respon tubuh terhadap infeksi.
Sepsis adalah suatu sindroma klinik yang terjadi oleh karena adanya respon
tubuh yang berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme. Ditandai dengan
panas, takikardia, takipnea, hipotensi dan disfungsi organ berhubungan dengan
gangguan sirkulasi darah.Sepsis sindroma klinik yang ditandai dengan (Anthony,
2012):
1. Hyperthermia/hypothermia(>38°C;<35,6°C)
2. Tachypneu(respiratory rate>22/menit)
3. Tachycardia(pulse>100/menit)
4. Leukosit meningkat
5. Suspected infection
Diagnostik sepsis terbaru menurut SSC dengan menggunakanmetode Quick SOFA
(sequential organ failure assesment) (qSOFA), penilaian lebih sederhana dan cepat.
Kriteria qSOFA:
1. Laju pernafasan >- 22 kali/menit
2. Perubahan kesadaran GCS <-13
3. Tekanan darah sistolik <- 100mmhg
B. ETIOLOGI
Semua jenis mikroorganisme bisa menyebabkan sepsis walau tidak selamanya berada
di dalam darah. Bagian tertentu dari kuman bisa mempunyai efek lokal atau sistemis
terhadap perkembangan sepsis. Untuk kasus sepsis berat saja, hanya sekitar 20 –
40% penyebab bisa di temukan, sedangkan untuk septic schock sekitar 30-70%.
Kuman penyebab itu yaitu :
1. Bakteri gramm negatif (40%): Enterobakteri (E.coli, Salmonela typhi, dll); dan
Pseudomonas aeroginosa.
2. Bakteri gramm positif (30%): terutama Stafilokokus aureus
3. Infeksi campuran (10%): Gramm negatif + gramm positif
4. Kuman “klasik” (<5%) : Pneumokokus, Meningokokus, Stafilokokus pyogenes.
5. Jamur (5%); hanya untuk pasien dgn gangguan sistem immun/ daya tahan, misal
AIDS : Candida, Aspergillus.
Faktor presdiposisi : Faktor 2 yang mepermudah terjadi sepsis:
1. Diabetes melitus
2. Luka bakar
3. Neutopeni
4. Limfoma
5. Divertikulitis, perforasi usus
6. Adanya benda asing dalam tubuh seperti kateter.
(Ayu, 2007)
C. PATOFISIOLOGI
Terjadi infeksi lokal
Bakteri berkembangbiak
Absorbsi oksigen
Pembuluh darah
membesar
Oksigen di dalam
darah berkurang Tekanan darah
rendah
D. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
a. Periksa jalan nafas dari sumbatan benda asing (padat, cair).
b. Potensi jalan nafas, meletakan tangan di atas mulut atau hidung.
2. Breathing
a. Perubahan pernafasan (rata-rata, pola, dan kedalaman). RR > 22 X / menit,
b. Inspeksi: Pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan
diafragma.
3. Circulating
warna dan kelembaban, turgor kulit, warna kulit, CR >3
4. Disability : berfokus pada status neurologi
a. Kaji tingkat kesadaran pasien, tanda-tanda respon mata, respon motorik dan
tanda-tanda vital.
b. Inspeksi respon terhadap rangsang, masalah bicara, kesulitan menelan,
kelemahan atau paralisis ekstremitas, perubahan visual dan gelisah.
5. Exposure
a. Kaji keseluruhan kondisi fisik pasien. (Doengus, 2000)
E. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Pemeriksaan fisik
Pasien nampak tegang, wajah menahan sakit, lemah. Kesadaran kompos mentis,
GCS : 4-5-6, T 120/80 mmHg, N 98 x/menit, S 374 0C, RR 20 X/menit.
2. Abdomen.
Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati teraba 2 jari bawah iga,dan limpa tidak
membesar, perkusi bunyi redup, bising usus 14 X/menit.
3. Ekstremitas
Mampu mengangkat tangan dan kaki. Kekuatan otot ekstremitas atas 4-4 dan
ekstremitas bawah 4-4., akral dingin dan pucat.
4. Integumen.
Kulit keriput, pucat. Turgor sedang
Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Aru W. Dkk. i.2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Carpenito, LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktek Klinis, Edisi
6. Jakarta: EGC
Dellinger R. P. et all. 2012. Surviving Sepsis Campaign. International Guidelines for
Management of Severe Sepsis and Septic Shock.