Analisis Data
menggerakkan kakinya
DO :
H. Rencana Keperawatan
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d Setelah dilakukan tindakan Airway management Airway management
gangguan neorologis (cidera servikal) keperawatan selama 4 x 60 1. Buka jalan napas dengan 1. teknik jaw thrust
menit diharapkan pola teknik jaw thrust dilakukan karena pasien
nafas dapat kembali normal 2. Posisikan klien pada posisi mengalami fraktur C7
dengan kriteria hasil : yang dapat (indikasi fraktur
Respiratory status : Gas memaksimalkan potensi servikal)
exchange ventilasi 2. posisi yang benar dapat
a. Kepatenan jalan napas 3. Monitor pernafasan dan memaksimalkan fungsi
dengan RR 16-20 sttaus oksigen ventilasi
x/menit Anaphylaxis Management 3. untuk mengetahui tanda
b. Saturasi oksigen 1. Bangun dan pertahankan – tanda penurunan
normal dengan nilai kepatenan jalan napas saturasi oksigen
SpO2 90-100% 2. Berikan oksigen pada Anaphylaxis Management
Mechanical Ventilation aliran tinggi 10-15L/m 1. menjaga kepatenan jalan
Weaning Response : 3. Monitor tanda – tanda vital napas untuk mencegah
Adult 4. Mulai dengan infus IV terjadinya henti napas
a. Napas spontan dan dengan Normal Saline, 2. oksigen di berikan untuk
teratur lactated ringer’s,atau memaksimalkan saturasi
b. Tidak menggunakan plasma volume expander oksigen pasien agar
bantuan tulang rusuk 5. Monitor tanda dan gejala kembali normal
Neurological status : syok (kesulitan 3. TTV penting untuk
Autonomic nafas,aritmia memantau indikasi shock
a. Tekanan darah sistolik jantung,hipotensi,dll) maupun indikasi lain
& diastolik normal Vital Sign Monitoring 4. Pemberian infus
yaitu ≤120/80 mmHg 1. Monitor TTV secara dilakukan untuk
b. Suhu normal 36,5-37,2 berkala memberikan cairan yang
°C 2. Monitor pulse oxymetry cukup bagi tubuh
c. Perfusi jaringan perifer 3. Monitor pola napas tidak 5. Mencegah terulangnya
normal CRT < 2 detik normal shock
Vital Sign Monitoring
1. TTV penting untuk
mengetahui status
perkembangan pasien
dan kemungkinan
bahaya muncul seperti
shock
2. Untuk mengetahui
tingkat saturasi oksigen
3. Mempertahankan pola
napas tetap normal
4. Risiko Cedera b.d. Imobilitas Fisik Setelah dilakukan 1. Monitor respon klien 1. Untuk mengetahui
intervensi keperawatan terhadap prosedur tingkat kesadaran klien.
selama 3x24 jam, 2. Pasang necolar 2. Untuk mengurangi risiko
diharapkan klien tidak 3. Pasang pembatas pada cedera tambahan dan
mengalami cedera dengan tempat tidur klien untuk imobilisasi leher
kriteria hasil: dari klien agar tidak
a. Tingkat kesadaran terjadi cedera atau nyeri
klien meningkat tambahan
normal (13-15). 3. Untuk menjaga patient
b. Klien dapat melakukan safety pasien dan untuk
mobilitas mengurangi risiko jatuh
dari pasien.