Anda di halaman 1dari 9

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny T DENGAN

RISIKO PERILAKU KEKERASAN

DI ARIMBI RSJ GRHASIA DIY

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Jiwa

Disusun Oleh :

Sofia Lestari

P07120521105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny T DENGAN

RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ARIMBI RSJ GRHASIA DIY”

guna memenuhi tugas mandiri Stase Jiwa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Tahun 2021/2022

Yogyakarta, Agustus 2022

Diajukan Oleh :

Sofia Lestari

P07120521105

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Ns. Tri Widyastuti H, M.Kep., Sp.Kom Ns. Pudji Hastuti, S.Kep


RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Tanggal/Jam Pengkajian : 16 Agustus 2022/ pukul 09.30 WIB

Metode pengkajian : Wawancara, observasi dan rekam medis

Diagnosa medis : F 25.0

A. PENGKAJIAN UMUM
1. Identitas klien
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pengasih Kulon Progo
Umur : 39 Tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin

Pendidikan terakhir : SMP


Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

No RM : 0046XXX
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 42 Tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pengasih Kulon Progo
Hub. Dengan klien : Suami
Alasan dibawa ke rumah sakit

Sejak 1 minggu klien mengalami peningkatan gejala , pasien sering marah –


marah ,mengamuk, marah –marah dan bicara kasar dengan anak, tidak mau minum
obat. Makan minum dan mandi masih mau.

Riwayat gangguan jiwa sebelumnya

Pasien mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2011 , dan opname di RSJ Grhasia
sudah 5 kali. Biasanya pasien mendapatkan terapi injeksi haloperidol 1 bulan sekali di
Puskesmas setempat. Tetapi pasien susah diajak kontrol , terakhir mendapatkan
injeksi bulan Juli 2022

Kondisi saat pengkajian

Pasien tampak ceria, kooperatif, komunikasi koheren dan inkoheren . TD : 118 / 69


mmhg , N : 111 x/mnt , SB : 36,5 , SPo2 : 98 %

B. PENGKAJIAN DATA FOKUS


DS :
Klien mengatakan : tak bunuh kamu
DO:

 Dari hasil rekam medic didapatkan klien masuk RS karena marah-marah dan
bicara kasar dengan anak, membanting barang-barang, mengamuk, sulit
minum obat.
 Dari hasil rekam medic dulunya klien pernah dirawat 5x di RS karena riwayat
yang sama.
 Kondisi saat ini pasien stabil, kooperatif makan, mandi mandiri, suka
menolong dan menemani pasien lain, tetapi kadang-kadang masih mengatakan
ancaman membunuh. :
C. OBAT- OBATAN

Nama Indikasi Kontraindikasi Efek Samping


Injeksi obat antipsikotik yang Pasien yang Terjadi reaksi
Lodemer 5 mengandung Haloperidol. mempunyai riwayat ekstrapiramidal
mg/ 24 jam Lodomer digunakan untuk hipersensitifitas (hipertonia otot/gemetar)
mengatasi gejala psikosis terhadap haloperidol Gangguan pencernaan
pada gangguan mental, Keadaan koma (susah buang air besar)
seperti skizofrenia dan Parkinsonisme. Xerostomia (Mulut kering
taurete sindrom (penyakit akibat produksi kelenjar
neuropsikiatrik yang ludah yang berkurang)
membuat penderita Berat badan bertambah
mengucapkan atau
melakukan gerakan spontan
tanpa bisa mengontrolnya).
Clozapine 25 Skizofrenia atau untuk Demensia, penyakit - Pusing
mg ½-0-1 mengurangi resiko perilaku hati dan ginjal,ibu - Denyut jantung yang
bunuh diri hamil dan menyusui lambat
- Pingsan
- Kejang

Depacote ER Epilepsi, mania (kelainan Penderita denga - Mual


250 mg 0-0 1 psikiatri dimana penderita riwayat alergi terhadap - Muntah
merasakan senang dan Depakote atau sodium - Sakit kepala
seolah memiliki energy divalproat, gangguan - Lemas
besar dan tidak pernah fungsi hati, ginjal dan - Tangan bergetar
capai yang telah pankreas (tremor)
mengganggu aktivitas - Nyeri perut
sehari-harinya), migran - Diare
atau sakit kepala - Pandangan kabur
- Gejala flu dan
demam
- Penurunan berat
badan

Haloperidone digunakan untuk mengatasi Pasien yang Terjadi reaksi


5 mg 0-0-1 gejala psikosis pada mempunyai riwayat ekstrapiramidal
gangguan mental, seperti hipersensitifitas (hipertonia otot/gemetar)
skizofrenia dan taurete terhadap haloperidol Gangguan pencernaan
sindrom (penyakit Keadaan koma (susah buang air besar)
neuropsikiatrik yang Parkinsonisme. Xerostomia (Mulut kering
membuat penderita akibat produksi kelenjar
mengucapkan atau ludah yang berkurang)
melakukan gerakan spontan Berat badan bertambah
tanpa bisa mengontrolnya).
D. POHON MASALAH

Efect risiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan

Core Problem risiko perilaku kekerasan

Causa Putus obat, ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah

E. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS MASALAH PENYEBAB


1 DS: Resiko Perilaku Putus obat,
Klien mengatakan : tak kekerasan ketidakmampuan
bunuh kamu mengendalikan
dorongan marah
DO:
- Dari hasil rekam medic
didapatkan klien masuk
RS karena marah-marah
dan bicara kasar dengan
anak, membanting
barang-barang,
mengamuk, sulit minum
obat.
- Dari hasil rekam medic
dulunya klien pernah
dirawat 5x di RS karena
riwayat yang sama.
- Kondisi saat ini pasien
stabil, kooperatif makan,
mandi mandiri, suka
menolong dan menemani
pasien lain, tetapi
kadang-kadang masih
mengatakan ancaman
membunuh.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Perilaku Kekerasan berhubungan putus obat, ketidakmampuan mengendalikan dorongan
marah ( D. 0132 ).

G. INTERVENSI
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
Resiko Perilaku kekerasan Setelah dilakukan Tindakan Manajemen pengendalian marah
berhubungan dengan putus obat, keperawatan 2 x 24 jam Kontrol ( I.09290 )
ketidakmampuan mengendalikan diri meningkat ( L.09076 ) Observasi
dorongan marah dengan kriteria :  Identifikasi penyebab
( D. 0132)  Verbalisasi ancaman /pemicu kemarahan
kepada orang lain cukup  Identifikasi harapan
menurun ( 4 ) perilaku terhadap
 Verbalisasi umpatan ekspresi kemarahan
cukup menurun ( 4 )  Monitor potensi
 Perilaku menyerang agresi tidak
cukup menurun ( 4 ) konstruktif
 Perilaku merusak melakukan Tindakan
lingkungan sekitar sebelum agresif
cukup menurun ( 4 )  Monitor kemajuan
 Perilaku agresif dengan membuat data
menurun ( 5 ) , jika perlu
 Bicara ketus menurun Terapeutik
( 5)  Gunakan pendekatan yang
tenang atau meyakinkan
 Fasilitasi mengekspresikan
marah secara adaptif
 Cegah kerusakan fisik akibat
ekspresi marah
 Cegah aktivitas pemicu
agresi
 Lakukan kontrol eksternal
( misal pengekangan dan
seklusi )
 Dukung menerapkan strategi
pengendalian marah dan
ekspresi amarah adaptif
 Berikan penguatan atas
keberhasilan penerapan
strategi pengendalian marah
Edukasi
 Jelaskan makna ,fungsi
marah, frustasi dan respon
marah
 Anjurkan meminta bantuan
perawat atau keluarga
selama ketegangan
meningkat
 Ajarkan strategi untuk
mencegah ekspresi marah
maladaptif
 Ajarkan metode untuk
memodulasi pengalaman
emosi yang kuat , tehnik
relaksasi , jurnal, aktivitas
penyaluran energi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat jika perlu

Sofia
H. IMPLEMENTASI

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


Resiko Perilaku kekerasan 16 -8-2022 , JAM 11.00 Jam 12.00
berhubungan dengan -mengidentifikasi penyebab /pemicu S:
ketidakmampuan kemarahan -Pasien mengatakan paham tentang
mengendalikan dorongan -Monitor vitalsign cara mengendalikan marah yang
marah ( D. 0132 ) - Mengajari cara mengenali marah dan diajarkan
mengendalikan marah secara fisik O:
-pasien tampak tenang dan mau
mengikuti arahan petugas
- TD : 118/69 mmhg , N : 96 x/mnt
A: resiko perilaku kekerasan belum
tercapai
P:
-Monitor keadaan umum pasien
Ajarkan cara mengendalikan marah
dengan komunikasi yang asertif

Sofia

Anda mungkin juga menyukai