Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA NY “R”

DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST TRAUMATIC CEREBRAL INFARK


DIRUANG HCU RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
PADA TANGGAL 8-10 MARET 2022

OLEH :
EMI INDRAYATI P07120521008
DIRA DWIYUWINDRIANI P07120521023

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2022
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA NY.”R”
DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST TRAUMATICAL CEREBRAL INFARK
RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
TANGGAL 7 – 9 MARET 2022

Hari/Tanggal : Senis, 7 Maret 2022


Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang HCU
Oleh : Dira Dwiyuwindriani, Emi Indrayati
Sumber data : Rekam Medik, Perawat.
Metode : observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan bedah rekam medik

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Ny “R”
2) Tgl Lahir : 21 Juli 1963
3) Umur : 59 Tahun
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMK Sederajat
7) Pekerjaan : tidak bekerja
8) Alamat : Purworejo
9) Diagnosa Medis : Post traumatical cerebral infark, fr.
Costae, fr. clavikula
10) No. RM : 02.00.xx.xx
11) Tanggal Masuk RS : 21 Februari 2022
b. Penanggung Jawab / Keluarga
1) Nama : Tn. “A”
2) Umur : 35 Tahun
3) Pendidikan : SMK Sederajat
4) Pekerjaan : wiraswasta
5) Alamat : Purworejo
6) Hubungan dengan pasien : lain-lain
7) Status perkawinan : Menikah
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Pasien dengan kesadaran apatis dan terpasang trakeostomi sulit dikaji.
2)Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk RS: pasien mengalami kecelakaan bersama anaknya
dan tidak sadarkan diri
b) Riwayat kesehatan pasien:
Pasien mengalami kecelakaan bersama anaknya, pasien jatuh ke
kanan. Pasien lalu dibawa ke RS Palang Biru, disana pasien
mengeluh nyeri dada kanan dan bahu kanan. Lalu dilakukan
Pemeriksaan X Ray kepala didapatkan fraktur clavikula kanan dan
multiple fraktur tulang costa kanan. Pasien dirujuk ke RUD
Purworejo. Sore hari di RSUD Purworejo, pasien muntah 2 kali,
anggota gerak kanan lemah, semakin lama semakin tidak bisa
digerakkan. Pasien tidak mampu komunikasi. Lalu akhirnya pasien
dirujuk ke RS Sarjito untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
dan lengkap.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu: pasien tidak memiliki riwayat
hipertensi, DM, Jantung.
b.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram

Keterangan :
Laki-laki Tinggal serumah Pasien

Perempuan
Meninggal
Pisah

3. Pemeriksaan Fisik
a. Airway: terdengar suara ronchi, pasien sering batuk Karena penumpukan
secret, batuk tidak efektif, napas paten.
b. Breathing : dinding dada simetris, pasien terpasang PDT TT on T-Piece
3 lpm, tidak ada otot bantu napas.
c. Circulation : pasien terpasang infus di tangan kiri dengan cairan Nacl
0,9% 40 tetes / menit, TD:100/86 mmHg, nadi teraba 77 x/menit, akral
teraba hangat S: 36, warna kulit agak pucat, CRT <2 detik, irama jantung
Sinus ritme, bunyi jantung terdengar S1 S2 tunggal.
d. Disability : kesadaran apatis, GCS (E4VxM2), verbal tidak terkaji, pupil
isokor (+3 +3).
e. Exposure: terdapat luka decubitus lecet kemerahan sekitar 2 cm di
punggung, terpasang NGT, terpasang kateter dengan keluaran urine 1300
cc/8 jam.
4. Pengkajian B6
a. Breathing : Jalan napas terdapat sekret, napas paten, terpasang PDT TT
on T-Piece 3 lpm, terpasang trakeostomi.
b. Blood : TD: 100/86 mmHg, nadi teraba 77 x/menit, eritrosit 3,34, Hb
10,2, hematocrit 31,5.
c. Brain: kesadaran apatis, GCS (E4VxM2), pupil isokor (+3 +3), tidak ada
muntah, pasien tidak gelisah, tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan
intra kranial.
d. Bladder : terpasang kateter dengan produksi urin 1300 cc/8 jam
e. Bowel : pasien BAB melalui pampers.
f. Bone : pasien tampak lemah, ADL dibantu total, kekuatan otot
ekstremitas atas 4/3, ekstremitas bawah 4/3.
5. Balance cairan (8-3-2022) per 8 jam
Intake:
- Sonde 650 cc/8 jam
- Infus 150 cc / 8 jam
Total: 800 cc/8 jam
Output:
- Urine 1300 cc / 8 jam
- IWL: 10XBB/24 jam
= 10 x 55 / 24 = 22,9 cc/ jam
183 cc/8 jam
Total = 1483 cc/8jam
- Urine output: 1300/55/8 = 2,95 cc (lebih)
- BC = Intake – output
800-1483 = -683 cc
6. Kesehatan Fungsional (11 Pola Gordon)
a. Nutrisi- metabolik
Pasien diberikan diit sonde 6 x 150 cc / 24 jam melalui NGT.
b. Eliminasi
Pasien terpasang DC dengan produksi urin 550 cc/ 8 jam dengan konsistensi
normal dan tidak ada kelainan urine.
c. Aktivitas / latihan
Pasien dibantu dalam pemenuhan ADL
a) Skala Ketergantungan
Nilai Skor
No Fungsi Skor Uraian
Hari I Hari Hari III
II
1. Mengendalikan 0 Takterkendali / tak teratur 0 0 0
rangsang defekasi (perlu pencahar)
(BAB) 1 Kadang-kadang tak
terkendali
2 Mandiri

2. Mengendalikan 0 Takterkendali/ pakai kateter 0 0 0


rangsang
berkemih (BAK) 1 Kadang-kadang tak
terkendali (1x24 jam)
2 Mandiri

3. Membersihkan 0 Butuh pertolongan orang 0 0 0


diri (cuci lain
muka,sisir 1 Mandiri
rambut, sikat gigi)
4.. Penggunaan 0 Tergantung pertolongan 0 0 0
jamban, masuk orang lain
dan keluar 1 Perlu pertolongan pada
(melepaskan , beberapa kegiatan tetapi
memakai celana, dapat mengerjakan sendiri
membersihkan, kegiatan yang lain
menyiram) 2 Mandiri

5. Makan 0 Tidak mampu 0 0 0

1 Perlu ditolong memotong


makanan
2 Mandiri

6. Berubah sikap 0 Tidak mampu 0 0 0


dari berbaring
keduduk 1 Perlu banyak bantuan untuk
bisa duduk ( > 2 orang)
2 Bantuan (2 orang)

3 Mandiri

7. Berpindah / 0 Tidak mampu 0 0 0


berjalan
1 Bisa (pindah) dengan kursi
roda
2 Berjalan dengan bantuan 1
orang
3 Mandiri

8. Memakai Baju 0 Tidak mampu 0 0 0

1 Sebagian dibantu (misal


mengancingkan baju)
2 Mandiri

9. Naik turun tangga 0 Tidak mampu 0 0 0

1 Butuh pertolongan

2 Mandiri

10. Mandi 0 Tergantung orang lain 0 0 0

1 Mandiri

Total Skor 0 0 0

Tingkat Ketergantungan Total 0

Paraf & Nama Perawat dira


KETERANGAN:
20 : Mandiri 5-8 : Ketergantungan berat 9-11 :Ketergantungan Sedang
12-19 : Ketergantungan ringan 0-4 : Ketergantungan total

b) Pengkajian Resiko dekubitus


No. pengkajian Skor
1. Persepsi sensori 3
2. Kelembapan 3
3. Aktifitas 2
4. Mobilisasi 2
5. Nutrisi 2
6. Gesekan dan cubitan 2
Toal skor 14(RT)
Keterangan:
<14 resiko tinggi terjadi decubitus
<12 peningkatan risiko 50 kali lebih besar terjadinya ulkus decubitus
12-13 resiko sedang
>14 resiko kecil
c) Pengkajian resiko jatuh
Kriteria Parameter Nilai Tanggal/waktu
7-3-22 8-3 9-3
Riwayat Kurang dari 3 bulan 25 0
Jatuh
Kondisi Lebih dari satu diagnosa 15 15 15 15
Kesehatan penyakit
Bantuan Ditempat tidur/ butuh 0 0
Ambulasi bantuan perawat/ memakai
kursi roda
Kruk, tongkat,walker 15
Furniture: dinding, meja. 30
Kursi, almari
Terapi Terapi intravena terus 20 20 20 20
IV/antikoagol menerus
an
Gaya Normal/ ditempat tidur / 0 0
Berpindah/ immobilisasi
berjalan
Lemah 10 -
Keterbatasan/terganggu 20 20 20 20
Status Orientasi dengan 0 0
Menta kemampuan sendiri
l
Lupa keterbatasan 15 15 15 15
Total Skor 70
TR : Tidak Risiko (0-24) RR : Risiko TR / RR / RT
Rendah (25-44) RT : Risiko Tinggi
(≥45)
Nama & Paraf Perawat yang melakukan
pengkajian Dira

d. Pola hubungan peran


Pasien tidak dapat menjalankan peran sebagai mana mestinya karena
kondisi yang tidak memungkinkan
e. Keyakinan dan Nilai
Pasien tidak mampu beribadah seperti biasa karena kondisi yang sangat
sulit

7.
8. Terapi

No. Nama Obat Dosis Rute Kegunaan


1. Ceftriaxone 1 gr/8 jam IV Antibiotic yang berguna untuk
pengobatan sejumlah infeksi
bakteri.
2. Paracetamol 40 mg/24 jam IV Obat analgesic dan antipiretik
yang banyak dipakai untuk
meredakan sakit serta meredakan
demam.
3. Omeprazole 100 mg/8 jam IV Untuk menangani penyakit asam
lambung
4. Bisoprolol 1 gr/8jam IV Mengobati angina pectoris,
aritmia, dan gagal jantung.
5. ciprofloxacim 200 mg/8jam PO Antibiotik untuk mengatasi
berbagai jenis infeksi bakteri
6. Fluconazole 10 cc/8 jam PO Untuk mengobati penyakit akibat
infeksi jamur.

9. Hasil Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL
FiO2 0.50
Temp 37,3
Ph 7,41
Pco2 37,6
Po2 110,6
SO2 99,5
PEMERIKSAAN HASIL
GDS 195
Natrium 134,5
Kalium 4,49
Clorida 99,0
ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah


1. Ds: Cedera kepala Resiko perfusi
Do: serebral tidak
- Pasien mengalami efektif
kecelakaan lalu lintas (D.0017 SDKI Hal.
dan tidak sadarkan diri 51)
- kesadaran apatis, GCS
(E4VxM2), pupil isokor
(+3 +3), tidak ada
muntah, pasien tidak
gelisah, tidak ada tanda
tanda peningkatan
tekanan intra kranial.
- Pasien tampak lemah
2. Ds: Hipersekresi jalan Bersihan jalan
Do: napas napas tidak efektif
- Terpasang PDT TT on t- (D.0001 SDKI Hal.
piece 3 lpm. 18)
- Pasien sering batuk
Karena penumpukan
secret, batuk tidak
efektif, napas paten.
- terdengar suara ronchi
3. Ds: Kelemahan Defisit perawatan
Do: diri
- skala ketergantungan (D.0109 SDKI
pasien 0 (total) Hal. 240)

4. Ds: Efek prosedur infasiv Resiko infeksi


Do: dan peningkatan (D.0142 SDKI Hal.
- terpasang PDT TT on t- paparan organisme 304)
piece 3 lpm. pathogen lingkungan
- Terpasang trakeostomi
- Terpasang iv line di
tangan kiri cairan Nacl
0,9%
- terpasang NGT
- terpasang kateter dengan
urine 1300 cc/8 jam
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Hari/ tgl/ No. Diagnosa Perencanaan


jam Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
Selasa 8 1 Resiko perfusi L.02014 SLKI Hal. 86 perfusi serebral Manajemen Peningkatan Tekanan
Maret 2022 serebral tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Intrakranial (1.06194 SIKI Hal. 205)
berhubungan dengan 3x24 jam, diharapkan perfusi serebral meningkat Observasi
cedera kepala dengan kriteria hasil : - Identifikasi penyebab peningkatan
- Tingkat kesadaran meningkat (5) TIK
- Tekanan intra kranial menurun (5) - Monitor tanda/gejala peningkatan
- Sakit kepala menurun (5) TIK (mis. Tekanan darah meningkat,
- Nilai rata-rata tekanan darah membaik (5) tekanan nadi melebar, bardikardia,
- Tekanan darah diastolik membaik (5) pola napas ireguler, kesadaran
- Gelisah menurun (5) menurun)
- Monitor MAP (Mean Arterial
Pressure)
- Monitor status pernapasan.
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Meminimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
- Cegah terjadinya kejang
- Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvulsan, jika perlu
Selasa, 8 2 Bersihan jalan napas L.01001 SLKI Hal. 18 Bersihan jalan napas I.01011 SIKI Hal.186 Manajemen jalan
Maret 2022 tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama napas
berhubungan dengan 3x24 jam bersihan jalan napas meningkat dengan Observasi:
hipersekresi jalan kriteria hasil - Monitor pola napas (frekuensi,
napas - Produksi sputum menurun kedalaman, usaha napas)
- Wheezing menurun - Monitor bunyi napas tambahan (mis.
- Gelisah menurun gurgling, mengi, wheezing, ronchi
- Frekuensi napas 16-20x/menit kering)
- Pola napas teratur dan efektif - Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
Terapeutik:
- Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head tilt dan chin-lift (jaw
thrust jika curiga trauma servical)
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
- Berikan oksigen, jika perlu
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Selasa, 8 3 Defisit perawatan L.11103 SLKI Hal. 81 Perawatan Diri I.11348 SIKI Hal. 36 Dukungan perawatan
Maret 2022 diri berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama diri
dengan kelemahan 3x24 jam perawatan diri meningkat dengan kriteria Observasi
hasil: - Monitor tingkat kemandirian
- Mempertahankan kebersihan mulut Terapeutik
meningkat - Sediakan lingkungan yang terapeutik
- Mempertahankan kebersihan diri meningkat - Siapkan keperluan pribadi
- Damping dalam perawatan diri
hingga mandiri
- Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
- Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Selasa, 8 4 Resiko infeksi L.14137 SLKI Hal 139 tingkat infeksi I.14539 SIKI Hal. 278 Pencegahan infeksi
Maret 2022 berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 Observasi
Efek prosedur jam diharapkan tingkat infeksi dapat berkurang. - Monitor tanda dan gejala infeksi
infasiv dan Dengan kriteria hasil sebagai berikut : local dan sistemik
peningkatan paparan - Kebersihan tangan dan badan meningkat (5) Terapeutik
organisme pathogen - Kemerahan, nyeri, bengkak pada luka - Batasi jumlah pengunjung
lingkungan menurun - Berikan perawatan kulit
- Tidak ada tanda tanda infeksi pada iv line, - Cuci tangan sebelum dan sesudah
kateter, atau ngt. kontak dengan pasien dan
lingkungan
- Pertahankan teknik aseptic
Kolaborasi
- Kelola pemberian antibiotic
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosa I: resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan cedera kepala

IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa, 8 Maret 2022 S: -
Pukul 09.00 O:
- Memoonitor tanda/gejala - Tekanan darah: 148/98 mmHg
peningkatan TIK - MAP (114 mmHg)
- Memonitor status pernapasan - Pola napas regular, 21 x / menit
Pukul 12.00 - Kesadaran apatis, GCS E2V4M6
- Mengelola terapi paracetamol, - Nadi 84 x/menit
phenytoin, ceftazidime, - S: 36,7
acetylsistein, sucralfat. - Pasien sering mengigau
- Menghitung balance cairan - Pasien tampak gelisah
Intake:
- Sonde 650 cc/8 jam
- Infus 150 cc / 8 jam
Total: 800 cc/8 jam
Output:
- Urine 1300 cc / 8 jam
- IWL: 10XBB/24 jam
= 10 x 55 / 24 = 22,9 cc/ jam
= 183 cc/8 jam
Total = 1483 cc/8jam
- Urine output: 1300/55/8 = 2,95 cc
(lebih)
- BC = Intake – output
800-1483 = -683 cc
A: tujuan belum tercapai
P: lanjutkan intervensi

Rabu, 9 Maret 2022 S:


Pukul 12.00 O:
- Memonitor tanda dan gejala TIK - Tekanan darah: 134/88 mmHg
- Memonitor status pernapasan - MAP (103 mmHg)
- Memonitor kesadaran - Pola napas regular, 18 x / menit
- Mengelola terapi - Kesadaran apatis, GCS E2V4M6
- Nadi 90 x/menit
- S: 36,2
- Pasien masih sering mengigau
- Bicara belum jelas
- Pasien tampak gelisah
Intake:
- Sonde 700 cc/8 jam
- Infus 200 cc / 8 jam
Total: 900 cc/8 jam
Output:
- Urine 1000 cc / 8 jam
- IWL: 10XBB/24 jam
= 10 x 55 / 24 = 22,9 cc/ jam
= 183 cc/8 jam
Total = 1183 cc/8jam
- Urine output: 1000/55/8 = 2,27 cc
(lebih)
- BC = Intake – output
900-1183 = -283 cc
A: tujuan belum tercapai
P: lanjutkan intervensi

Kamis, 10 Maret 2022 S:


Pukul 09.00 O:
- Memonitor peningkatan kesadaran - Tekanan darah: 131/78 mmHg
- Memonitor status pernapasan - MAP (95 mmHg)
- Memonitor tekanan darah dan nadi - Pola napas regular, 19 x / menit
- Mengelola terapi - Kesadaran apatis, GCS E4V4M6
- Pasien sudah mulai berbicara
namun masih kurang jelas
- Nadi 84 x/menit
- S: 36,7
- Mengigau berkurang
- Gelisah berkurang
Intake:
- Sonde 650 cc/8 jam
- Infus 300 cc / 8 jam
Total: 950 cc/8 jam
Output:
- Urine 900 cc / 8 jam
- IWL: 10XBB/24 jam
= 10 x 55 / 24 = 22,9 cc/ jam
= 183 cc/8 jam
Total = 1083 cc/8jam
- Urine output: 900/55/8 = 2,04 cc
(lebih)
- BC = Intake – output
950-1083= -133 cc
A: tujuan tercapai sebagai
P: lanjutkan intervensi
- Monitor tingkat kesadaran, status
pernapasan, tekanan darah, dan
nadi
- Modifikasi intervensi, apabila
pasien membaik usulkan pindah
ke bangsal perawatan.
Diagnosa II: bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas

IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa, 8 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor pola napas - Pola napas teratur
- Memonitor bunyi napas tambahan - Adanya bunyi napas tambahan
- Memonitor sputum gurgling
- Memberi posisi semi fowler 30 o
- Sputum berwarna coklat
- Melakukan suction - Pasien tampak nyaman, gelisah
- Memberikan oksigen melalui nasal berkurang dengan posisi semifowler
kanul 3 lpm - Respirasi 18x/menit
A: tujuan belum tercapai
P: lanjutkan intervensi
Rabu, 9 Maret 2022 S:
Pukul 12.00 O:
- Memonitor pola napas - Pasien batuk
- Memonitor bunyi napas tambahan - Pola napas cepat
- Memonitor sputum - Sputum berwarna coklat, setelah
- Memberi posisi semi fowler 30 o
suction pasien tampak nyaman
- Melakukan suction - Pasien nyaman dengan posisi
Memberikan oksigen melalui nasal kanul 3 semifowler
lpm - Gelisah menurun
- Respirasi 21x/menit
A: tujuan tercapai sebagian
P: lanjutkan intervensi
Kamis, 10 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor pola napas - Pola napas teratur
- Memonitor bunyi napas tambahan - Adanya bunyi napas tambahan
- Memonitor sputum - Sputum berwarna coklat
- Memberi posisi semi fowler 30o - Pasien tampak batuk
- Melakukan suction - Gelisah berkurang
- Memberikan oksigen melalui nasal A: tujuan tercapai sebagian
kanul 3 lpm P: lanjutkan intervensi
- Lakukan suction secara berkala
- Monitor pola napas
- Modifikasi intervensi jika
memungkinkan untuk melepas
trakeostomi

Diagnosa III: Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa, 8 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor tingkat kemandirian - Pasien tidak sadar dengan skala
- Menyiapkan kebutuhan pasien ketergantungan total
sebelum mandi (sabun, minyak -Pasien tampak bersih setelah mandi
telon, set oral hygiene, baju, selimut, -Mulut pasien bersih setelah oral
dan seprai) hygiene
- Memandikan pasien A: tujuan belum tercapai
- Melakukan oral hygiene P: lanjutkan intervensi
Rabu, 9 Maret 2022 S:
Pukul 12.00 O:
- Memonitor tingkat kemandirian - Pasien tidak sadar dengan skala
- Melakukan oral hygiene ketergantungan total
- Mulut pasien bersih setelah oral
hygiene
A: tujuan belum tercapai
P: lanjutkan intervensi
Kamis, 10 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor tingkat kemandirian - Pasien tidak sadar dengan skala
- Menyiapkan kebutuhan pasien ketergantungan total
sebelum mandi (sabun, minyak - Pasien tampak bersih setelah mandi
telon, set oral hygiene, baju, selimut, - Mulut pasien bersih setelah oral
dan seprai) hygiene
- Memandikan pasien A: tujuan belum tercapai
- Melakukan oral hygiene P: lanjutkan intervensi

Diagnosa IV: Resiko Infeksi berhubungan dengan Efek prosedur infasiv dan
peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan

IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa, 8 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor tanda dan gejala infeksi - Pasien tidak sadar terpasang infus,
local dan sistemik NGT, Kateter
- Memandikan pasien dan oral - Luka decubitus kemerahan dan
hygiene lecet.
- Merawat luka decubitus - Kulit tampak kering
- Memberikan perawatan kulit agar - Tidak ada tanda tanda alergi pada
tetap lembab antibiotic
Pukul 12.00 A: tujuan belum tercapai
- Mengelola pemberian antibiotic P: lanjutkan intervensi
- Mencuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan
Rabu, 9 Maret 2022 S:
Pukul 12.00 O:
- Memonitor tanda dan gejala infeksi - Pasien tidak sadar terpasang infus,
local dan sistemik NGT, Kateter
- Mengganti lokasi infus - Tidak ada tanda-tanda infeksi pada
- Melakukan oral hygiene infus, kateter, dan ngt
- Memberikan perawatan kulit agar - Kulit tampak kering
tetap lembab - Tidak ada tanda tanda alergi pada
- Mengelola pemberian antibiotic antibiotic
- Mencuci tangan sebelum dan A: tujuan belum tercapai
sesudah tindakan P: lanjutkan intervensi
Kamis, 10 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor tanda dan gejala infeksi - Pasien terpasang infus dan Kateter
local dan sistemik - Luka decubitus membaik
- Melakukan oral hygiene - Tidak ada tanda-tanda infeksi pada
- Memandikan pasien infus, kateter, dan ngt
- Merawat luka decubitus - Tidak ada tanda tanda alergi pada
- Mengelola pemberian antibiotic antibiotic
- Mencuci tangan sebelum dan A: tujuan tercapai sebagian
sesudah tindakan P: lanjutkan intervensi
- Monitor tanda dan gejala infeksi
local dan sistemik
- Kelola pemberian antibiotic
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. R dengan diagnose post
traumatic cerebral infark di ruang HCU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tanggal 8-10
Maret 2022, kami mendapatkan pengalaman nyata dalam pemberian asuhan keperawatan
kritis yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawata, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.
Untuk lebih jelasnmya saya uraikan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan pada Ny. R dengan post traumatic cerebral infark
dilakukan dengan baik. Pasien dalam keadaan tidak sadar jadi tidak memungkinkan
untuk dilakukan wawancara. Metode yang digunakan dalam pengkajian adalah
observasi, pemeriksaan fisik, dan bedah rekam medic.
2. Diagnosa
Pada pasien ditemukan empat diagnosa yaitu resiko perfusi serebral tidak efektif,
bersihan jalan napas tidak efektif, deficit perawatan diri dan resiko infeksi.
Diharapkan pengambilan diagnosa ini sudah tepat karena sudah disesuaikan dengan
factor resiko dan keadaan pasien serta acuan dari buku panduan SDKI sehingga dapat
membantu dalam perumusan diagnosa.
3. Intervensi
Dalam merencanakan tindakan keperawatan kepada Ny. R kami merencanakan sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang prioritas dengan kondisi pasien. Factor
pendukung dalam perencanaan yaitu adanya panduan SIKI dan SLKI sehingga
membantu dalam pemberian perencanaan kepada pasien.
4. Implementasi
Pada implementasi asuhan keperawatan, dilakukan dengan mengacu pada
perencanaan yang sudah disusun sebelumnya. Tindakan meliputi observasi, terapeutik
dan kolaborasi pada pasien sesuai intervensi yang sudah disusun.
5. Evaluasi dilakukan sesuai dengan hasil dari implementasi. Hasil evaluasi
dilaksanakan pada pertemuan ke 3. Dari empat diagnosa masalah belum teratasi dan
perlu tindakan tindak lanjut dari rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai