OLEH :
EMI INDRAYATI P07120521008
DIRA DWIYUWINDRIANI P07120521023
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Ny “R”
2) Tgl Lahir : 21 Juli 1963
3) Umur : 59 Tahun
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMK Sederajat
7) Pekerjaan : tidak bekerja
8) Alamat : Purworejo
9) Diagnosa Medis : Post traumatical cerebral infark, fr.
Costae, fr. clavikula
10) No. RM : 02.00.xx.xx
11) Tanggal Masuk RS : 21 Februari 2022
b. Penanggung Jawab / Keluarga
1) Nama : Tn. “A”
2) Umur : 35 Tahun
3) Pendidikan : SMK Sederajat
4) Pekerjaan : wiraswasta
5) Alamat : Purworejo
6) Hubungan dengan pasien : lain-lain
7) Status perkawinan : Menikah
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Pasien dengan kesadaran apatis dan terpasang trakeostomi sulit dikaji.
2)Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk RS: pasien mengalami kecelakaan bersama anaknya
dan tidak sadarkan diri
b) Riwayat kesehatan pasien:
Pasien mengalami kecelakaan bersama anaknya, pasien jatuh ke
kanan. Pasien lalu dibawa ke RS Palang Biru, disana pasien
mengeluh nyeri dada kanan dan bahu kanan. Lalu dilakukan
Pemeriksaan X Ray kepala didapatkan fraktur clavikula kanan dan
multiple fraktur tulang costa kanan. Pasien dirujuk ke RUD
Purworejo. Sore hari di RSUD Purworejo, pasien muntah 2 kali,
anggota gerak kanan lemah, semakin lama semakin tidak bisa
digerakkan. Pasien tidak mampu komunikasi. Lalu akhirnya pasien
dirujuk ke RS Sarjito untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
dan lengkap.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu: pasien tidak memiliki riwayat
hipertensi, DM, Jantung.
b.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram
Keterangan :
Laki-laki Tinggal serumah Pasien
Perempuan
Meninggal
Pisah
3. Pemeriksaan Fisik
a. Airway: terdengar suara ronchi, pasien sering batuk Karena penumpukan
secret, batuk tidak efektif, napas paten.
b. Breathing : dinding dada simetris, pasien terpasang PDT TT on T-Piece
3 lpm, tidak ada otot bantu napas.
c. Circulation : pasien terpasang infus di tangan kiri dengan cairan Nacl
0,9% 40 tetes / menit, TD:100/86 mmHg, nadi teraba 77 x/menit, akral
teraba hangat S: 36, warna kulit agak pucat, CRT <2 detik, irama jantung
Sinus ritme, bunyi jantung terdengar S1 S2 tunggal.
d. Disability : kesadaran apatis, GCS (E4VxM2), verbal tidak terkaji, pupil
isokor (+3 +3).
e. Exposure: terdapat luka decubitus lecet kemerahan sekitar 2 cm di
punggung, terpasang NGT, terpasang kateter dengan keluaran urine 1300
cc/8 jam.
4. Pengkajian B6
a. Breathing : Jalan napas terdapat sekret, napas paten, terpasang PDT TT
on T-Piece 3 lpm, terpasang trakeostomi.
b. Blood : TD: 100/86 mmHg, nadi teraba 77 x/menit, eritrosit 3,34, Hb
10,2, hematocrit 31,5.
c. Brain: kesadaran apatis, GCS (E4VxM2), pupil isokor (+3 +3), tidak ada
muntah, pasien tidak gelisah, tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan
intra kranial.
d. Bladder : terpasang kateter dengan produksi urin 1300 cc/8 jam
e. Bowel : pasien BAB melalui pampers.
f. Bone : pasien tampak lemah, ADL dibantu total, kekuatan otot
ekstremitas atas 4/3, ekstremitas bawah 4/3.
5. Balance cairan (8-3-2022) per 8 jam
Intake:
- Sonde 650 cc/8 jam
- Infus 150 cc / 8 jam
Total: 800 cc/8 jam
Output:
- Urine 1300 cc / 8 jam
- IWL: 10XBB/24 jam
= 10 x 55 / 24 = 22,9 cc/ jam
183 cc/8 jam
Total = 1483 cc/8jam
- Urine output: 1300/55/8 = 2,95 cc (lebih)
- BC = Intake – output
800-1483 = -683 cc
6. Kesehatan Fungsional (11 Pola Gordon)
a. Nutrisi- metabolik
Pasien diberikan diit sonde 6 x 150 cc / 24 jam melalui NGT.
b. Eliminasi
Pasien terpasang DC dengan produksi urin 550 cc/ 8 jam dengan konsistensi
normal dan tidak ada kelainan urine.
c. Aktivitas / latihan
Pasien dibantu dalam pemenuhan ADL
a) Skala Ketergantungan
Nilai Skor
No Fungsi Skor Uraian
Hari I Hari Hari III
II
1. Mengendalikan 0 Takterkendali / tak teratur 0 0 0
rangsang defekasi (perlu pencahar)
(BAB) 1 Kadang-kadang tak
terkendali
2 Mandiri
3 Mandiri
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
1 Mandiri
Total Skor 0 0 0
7.
8. Terapi
9. Hasil Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL
FiO2 0.50
Temp 37,3
Ph 7,41
Pco2 37,6
Po2 110,6
SO2 99,5
PEMERIKSAAN HASIL
GDS 195
Natrium 134,5
Kalium 4,49
Clorida 99,0
ANALISA DATA
Diagnosa I: resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan cedera kepala
IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa, 8 Maret 2022 S: -
Pukul 09.00 O:
- Memoonitor tanda/gejala - Tekanan darah: 148/98 mmHg
peningkatan TIK - MAP (114 mmHg)
- Memonitor status pernapasan - Pola napas regular, 21 x / menit
Pukul 12.00 - Kesadaran apatis, GCS E2V4M6
- Mengelola terapi paracetamol, - Nadi 84 x/menit
phenytoin, ceftazidime, - S: 36,7
acetylsistein, sucralfat. - Pasien sering mengigau
- Menghitung balance cairan - Pasien tampak gelisah
Intake:
- Sonde 650 cc/8 jam
- Infus 150 cc / 8 jam
Total: 800 cc/8 jam
Output:
- Urine 1300 cc / 8 jam
- IWL: 10XBB/24 jam
= 10 x 55 / 24 = 22,9 cc/ jam
= 183 cc/8 jam
Total = 1483 cc/8jam
- Urine output: 1300/55/8 = 2,95 cc
(lebih)
- BC = Intake – output
800-1483 = -683 cc
A: tujuan belum tercapai
P: lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa, 8 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor pola napas - Pola napas teratur
- Memonitor bunyi napas tambahan - Adanya bunyi napas tambahan
- Memonitor sputum gurgling
- Memberi posisi semi fowler 30 o
- Sputum berwarna coklat
- Melakukan suction - Pasien tampak nyaman, gelisah
- Memberikan oksigen melalui nasal berkurang dengan posisi semifowler
kanul 3 lpm - Respirasi 18x/menit
A: tujuan belum tercapai
P: lanjutkan intervensi
Rabu, 9 Maret 2022 S:
Pukul 12.00 O:
- Memonitor pola napas - Pasien batuk
- Memonitor bunyi napas tambahan - Pola napas cepat
- Memonitor sputum - Sputum berwarna coklat, setelah
- Memberi posisi semi fowler 30 o
suction pasien tampak nyaman
- Melakukan suction - Pasien nyaman dengan posisi
Memberikan oksigen melalui nasal kanul 3 semifowler
lpm - Gelisah menurun
- Respirasi 21x/menit
A: tujuan tercapai sebagian
P: lanjutkan intervensi
Kamis, 10 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor pola napas - Pola napas teratur
- Memonitor bunyi napas tambahan - Adanya bunyi napas tambahan
- Memonitor sputum - Sputum berwarna coklat
- Memberi posisi semi fowler 30o - Pasien tampak batuk
- Melakukan suction - Gelisah berkurang
- Memberikan oksigen melalui nasal A: tujuan tercapai sebagian
kanul 3 lpm P: lanjutkan intervensi
- Lakukan suction secara berkala
- Monitor pola napas
- Modifikasi intervensi jika
memungkinkan untuk melepas
trakeostomi
IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa, 8 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor tingkat kemandirian - Pasien tidak sadar dengan skala
- Menyiapkan kebutuhan pasien ketergantungan total
sebelum mandi (sabun, minyak -Pasien tampak bersih setelah mandi
telon, set oral hygiene, baju, selimut, -Mulut pasien bersih setelah oral
dan seprai) hygiene
- Memandikan pasien A: tujuan belum tercapai
- Melakukan oral hygiene P: lanjutkan intervensi
Rabu, 9 Maret 2022 S:
Pukul 12.00 O:
- Memonitor tingkat kemandirian - Pasien tidak sadar dengan skala
- Melakukan oral hygiene ketergantungan total
- Mulut pasien bersih setelah oral
hygiene
A: tujuan belum tercapai
P: lanjutkan intervensi
Kamis, 10 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor tingkat kemandirian - Pasien tidak sadar dengan skala
- Menyiapkan kebutuhan pasien ketergantungan total
sebelum mandi (sabun, minyak - Pasien tampak bersih setelah mandi
telon, set oral hygiene, baju, selimut, - Mulut pasien bersih setelah oral
dan seprai) hygiene
- Memandikan pasien A: tujuan belum tercapai
- Melakukan oral hygiene P: lanjutkan intervensi
Diagnosa IV: Resiko Infeksi berhubungan dengan Efek prosedur infasiv dan
peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa, 8 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor tanda dan gejala infeksi - Pasien tidak sadar terpasang infus,
local dan sistemik NGT, Kateter
- Memandikan pasien dan oral - Luka decubitus kemerahan dan
hygiene lecet.
- Merawat luka decubitus - Kulit tampak kering
- Memberikan perawatan kulit agar - Tidak ada tanda tanda alergi pada
tetap lembab antibiotic
Pukul 12.00 A: tujuan belum tercapai
- Mengelola pemberian antibiotic P: lanjutkan intervensi
- Mencuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan
Rabu, 9 Maret 2022 S:
Pukul 12.00 O:
- Memonitor tanda dan gejala infeksi - Pasien tidak sadar terpasang infus,
local dan sistemik NGT, Kateter
- Mengganti lokasi infus - Tidak ada tanda-tanda infeksi pada
- Melakukan oral hygiene infus, kateter, dan ngt
- Memberikan perawatan kulit agar - Kulit tampak kering
tetap lembab - Tidak ada tanda tanda alergi pada
- Mengelola pemberian antibiotic antibiotic
- Mencuci tangan sebelum dan A: tujuan belum tercapai
sesudah tindakan P: lanjutkan intervensi
Kamis, 10 Maret 2022 S:
Pukul 09.00 O:
- Memonitor tanda dan gejala infeksi - Pasien terpasang infus dan Kateter
local dan sistemik - Luka decubitus membaik
- Melakukan oral hygiene - Tidak ada tanda-tanda infeksi pada
- Memandikan pasien infus, kateter, dan ngt
- Merawat luka decubitus - Tidak ada tanda tanda alergi pada
- Mengelola pemberian antibiotic antibiotic
- Mencuci tangan sebelum dan A: tujuan tercapai sebagian
sesudah tindakan P: lanjutkan intervensi
- Monitor tanda dan gejala infeksi
local dan sistemik
- Kelola pemberian antibiotic
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. R dengan diagnose post
traumatic cerebral infark di ruang HCU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tanggal 8-10
Maret 2022, kami mendapatkan pengalaman nyata dalam pemberian asuhan keperawatan
kritis yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawata, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.
Untuk lebih jelasnmya saya uraikan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan pada Ny. R dengan post traumatic cerebral infark
dilakukan dengan baik. Pasien dalam keadaan tidak sadar jadi tidak memungkinkan
untuk dilakukan wawancara. Metode yang digunakan dalam pengkajian adalah
observasi, pemeriksaan fisik, dan bedah rekam medic.
2. Diagnosa
Pada pasien ditemukan empat diagnosa yaitu resiko perfusi serebral tidak efektif,
bersihan jalan napas tidak efektif, deficit perawatan diri dan resiko infeksi.
Diharapkan pengambilan diagnosa ini sudah tepat karena sudah disesuaikan dengan
factor resiko dan keadaan pasien serta acuan dari buku panduan SDKI sehingga dapat
membantu dalam perumusan diagnosa.
3. Intervensi
Dalam merencanakan tindakan keperawatan kepada Ny. R kami merencanakan sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang prioritas dengan kondisi pasien. Factor
pendukung dalam perencanaan yaitu adanya panduan SIKI dan SLKI sehingga
membantu dalam pemberian perencanaan kepada pasien.
4. Implementasi
Pada implementasi asuhan keperawatan, dilakukan dengan mengacu pada
perencanaan yang sudah disusun sebelumnya. Tindakan meliputi observasi, terapeutik
dan kolaborasi pada pasien sesuai intervensi yang sudah disusun.
5. Evaluasi dilakukan sesuai dengan hasil dari implementasi. Hasil evaluasi
dilaksanakan pada pertemuan ke 3. Dari empat diagnosa masalah belum teratasi dan
perlu tindakan tindak lanjut dari rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia