disusun oleh :
Imam. AY
G3A018003
1
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS SNH DI RUANG
RAJAWALI 6A RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
2
B. Resume Asuhan Keperawatan
Pada tanggal 15 November 2018 pukul 16.00 pasien mengeluh
lemas, susah bergerak dan tidak mau makan. Pasien masih dalam kondisi
sadar dan masih dapat diajak berkomunikasi. Pada hari Jumat, 16
November 2018 pasien tidak sadarkan diri terbaring ditempat tidur.
Keluarga membawanya ke IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang. Pasien
terdiagnosa SNH berulang, TD: 221/114 mmHg, nadi 98x/menit, RR: 22
x/menit, suhu: 37o C, SpO2: 98%, dan pada hari Sabtu, 17 November 2018
pukul 16.30 WIB pasien dibawa ke ruang Rajawali 3A untuk mendapatkan
perawatan awal karena ruang 1A penuh dan keluarga bersedia sementara
diruang 3A.
Saat pindah ruangan pasien dalam keadaan lemah, kesadaran
somnolen GCS E2M4V2 . Pasien terpasang infus RL 20 tpm, NGT, DC,
syringe pump nicardipine 2 cc/jam (murni), dan O 2 nasal kanul 3 lpm.
Pasien mendapatkan obat injeksi ranitidine 50 mg / 12 jam IV. Data
penunjang yang dibawa dari IGD yaitu hasil pemeriksaan laboratorium,
MSCT kepala + thoraks dan EKG.
Pada hari Senin, 19 November 2018 pukul 12.00 Ny.S dipindahkan
ke ruang Rajawali 1A-HCU. Kesadaran apatis dengan GCS E3M5V4 ,
terpasang inful RL 20 tpm, NGT, DC, syringe pump nicardipine 2 cc/jam
(murni), dan O2 nasal kanul 3 lpm. Pasien dengan tingkat ketergantungan
total dan resiko jatuh tinggi.
Saat dilakukan pengkajian awal dengan keluarga pasien, pasien
sudah mempunyai penyakit stroke semenjak 10 tahun yang lalu. 3x gejala
stroke tetapi tidak pernah dirawat di RS, Ny.S hanya menjalani
pengobatan rawat jalan. Keluarga pasien mendapatkan orientasi ruangan
(ruangan bed pasien, ruang tunggu keluarga, kamar mandi) dan edukasi
fasilitas kesehatan yang didapatkan di ruangan, serta mempersiapkan
kebutuhan yang digunakan selama perawatan seperti tisu basah, tisu
kering, popok, sabun mandi, serta minyak oles untuk melembabkan tubuh
pasien. Keluarga juga dipaparkan peraturan jam kunjung selama di ruang
3
Rajawali 1A, dan keluarga mengetahui bahwa pasien tidak boleh ditunggu
di dalam ruangan. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak
mempunyai alergi obat ataupun makanan.
Pengkajian awal kepada pasien dengan berfokus pada pengkajian
untuk lansia seperti pengkajian resiko jatuh, pengkajian decubitus,
pengkajian menggunakan Barthel Index, hingga skrining gizi untuk lansia.
Pada pengkajian resiko jatuh pasien mendapatkan skor > 51 dengan
kategori resiko tinggi, resiko tinggi terjadi decubitus, pasien dalam kondisi
total care, serta pasien dalam kondisi nutrisi baik. Gelang pasien sudah
terpasang sejak pasien masuk dari IGD. Perawat memasang label kuning
pada pasien dengan resiko jatuh tinggi serta memasang kertas jadwal alih
baring setiap 2 jam sekali.
Pengkajian ulang dilakukan setelah pasien dan keluarga
mendapatkan orientasi ruangan. Didapatkan TD=170/106 mmHg,
N=117x/menit, RR=24x/menit, S=36,50C, SpO2 99 %. BB pasien 60 kg,
TB 158 cm, IMT= 24 kg/ m2. Berdasarkan pengkajian yang sudah
dilakukan, diagnose keperawatan yang dialami pasien yaitu:
Penurunan kapasitas adaptif intracranial (00049) dengan suspect
SNH (akan dikembangkan). Perumusan diagnose dilakukan pada Senin, 19
November 2018, dari hasil pengkajian data penunjang melalui MSCT
kepala polos yang dilakukan ketika di IGD didapatkan hasil bahwa: Infark
pada perikornu anterior ventrikel lateralis kanan, perikornu posterior
ventrikel lateraliskiri, subkortikal lobus parietal kiri, korona radiata kanan-
kiri, nucleus lentiformis kanan-kiri, crus posterior kapsula interna kanan-
kiri dan thalamus kanan. Tak tampak perdarahan intraparenkim otak. Tak
tampak tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial. Gambaran atrofi
cerebri. Sinusitis maxillaris kanan.
Pasien dalam kondisi lemah dengan kesadaran apatis dengan GCS
E3M5V4. Pasien tidak mengalami nyeri. Intervensi yang dilakukan yaitu
memberikan posisi head up 30o kepada pasien, memberikan terapi oksigen
melalui nasal kanul 3 lpm, monitor hemodinamik, TTV serta GCS pasien,
4
dan membantu ADL pasien. Intervensi kolaboratif yang dilakukan yaitu
memberikan syringe pump nicardipin 2 cc/jam (murni).
Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu hambatan mobilitas fisik
(00085). Dari hasil pengkajian fokus yang dilakukan yaitu pengkajian
ADL menggunakan Bartrhel Index didapatkan bahwa pasien dalam
kategori ketergantungan total dengan skor 2. Data yang mendukung
diangkatnya diagnose ini adalah pasien mengalami kelemahan anggota
tubuh sebelah kanan, rentang gerak terbatas, pasien dalam kondisi total
care, skala decubitus menunjukkan bahwa pasien resiko tinggi terjadinya
trauma tekan, dan pasien dalam kategori resiko jatuh tinggi dengan skor >
51. Intervensi yang dilakukan untuk menangani hambatan mobilitas fisik
yaitu bantu ADL, alih baring setiap 2 jam sekali, lakukan ROM pasif
kepada pasien. Pada perencanaan pulang perawat juga mengedukasi
keluarga untuk tetap mengontrol setiap kegiatan dan aktivitas yang
dilakukan selama di rumah.
5
Index Nilai Keterangan
0 1 2 3
1 : Kadang inkontinensia (maks 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
√ 0 : Inkontinensia (pakai kateter/ terkontrol)
BAK (bowel) 1 : Kadang inkontinensia (maks 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
√ 0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2 orang
Transfer
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
√ 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas
2 : berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
√ 0 : Tergantuan bantuan orang lain
1 : Membutuhakan batuan tapi beberapa hal
Penggunaan toilet
dilakukan sendiri
2 : mandiri
√ 0 : Tidak mampu
Naik turun tangga 1 : Membutuhakan batuan
2 : mandiri
Total score 2 Ketergantungan total
Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Ny.S dari hari pertama sampai
hari ketujuh didapatkan skor 2 yang termasuk dalam kategori
6
ketergantungan total. Untuk pasien rawat inap, menurut Douglas (1984)
standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan kebutuhan perawatan
total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam. Sehingga jumlah kebutuhan
tenaga perawat yang dibutuhkan klien per shift-nya adalah:
Kesimpulan:
1 orang klien dengan tingkat ketergantungan total membutuhkan 1 perawat
dalam setiap shift kerja. Dalam 24 jam 1 klien dibutuhkan 3 perawat.
7
contoh komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan
jaga:
Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: Tgl: Tgl: Tgl: Tgl: Tgl:
8
19/11/ 20/11/ 21/11/ 22/11/ 23/11/ 24/11/
18 18 18 18 18 18
Riwayat Jatuh satu 25 - - - - - -
jatuh: tidak kali atau
termasuk lebih dalam
kecelakaan kurun waktu
kerja atau 6 bulan
rekreasional
Status mental Agitasi/konv 15 - - - - - -
ulsi
Dimensia 15 - - - - - -
Gaya Terganggu 20 20 20 20 20 20 20
Lemah 10 - - - - - -
berjalan
Normal 0 - - - - - -
Alat bantu Benda 30 - - - - - -
jalan sekitar, kursi,
dinding, dll
Kruk, 15 - - - - - -
tongkat,
tripot,dll
Kondisi Diagnosa 15 15 15 15 15 15 15
medis sekunder
Pasien 20 20 20 20 20 20 20
terpasang
infus
Skor total Skore 55 55 55 55 55 55
Kesimpulan Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko
tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk
menciptakan lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga
dapat meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi
mikroorganisme dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung
serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehi
ngga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
9
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan
dan pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup
baik, hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir. Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi
terkait pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendidikan
kesehatan 6 langkah cuci tangan yang diberikan saat pertama kali
orientasi di ruangan.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien
dengan menggunakan the morse fall scale untuk mengukur resiko
jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Ny.S :
10
dinding, dll
Kruk, tongkat, 15 - - -
tripot,dll
Kondisi medis Diagnosa sekunder 15 15 15 15
Pasien terpasang 20 20 20 20
infus
Skor total Skore 55 55 55
Kesimpulan Risiko Risiko Risiko
tinggi tinggi tinggi
Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang(Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)
≥ 51 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny.S didapatkan hasil skore 55
(risiko tinggi), diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada Ny.S yaitu:
11
Orientasi pasien baru 7 menit
Memberikan edukasi
tentang cuci tangan 6
5 menit
langkah dan 5 moment
cuci tangan
Memberikan
paracetamol,
1 menit
allupurinol, aspilet, vit
B1 B6 B12, atorvastatin
Membantu perawatan
diri pasien dan
20 menit
memasang nebulizer
(combivent + bisolvon)
12
Memposisikan klien
1 menit
semifowler
Memberikan makanan
3 menit
melalui NGT
Menghubungi dokter
untuk kelanjutan 3 menit
medikasi
2018
Mengganti NGT 1 menit
Total 80 menit
13
Memandikan pasien dan
30 menit
mengganti pampers
Mengambil sampel
darah BGA dan darah 15 menit
rutin
Total 83 menit
Memposisikan semi
1 menit
fowler
Memberikan makan
3 menit
melalui NGT
Mengganti DC 15 menit
Mengambil sampel
5 menit
kultur darah
Total 85 menit
14
Memposisikan semi
1 menit
fowler
Memberikan makan
3 menit
melalui NGT
Memberikan injeksi
3 menit
melalui IV
24
Mengganti pampers 5 menit
Novem
Melakukan tirah baring 5 menit
ber
2018 Memberi nebulizer 10 menit
Memberikan obat
melalui syringe pump 3 menit
nicardipin
Mengambil sampel
5 menit
kultur darah
Total 83 menit
Memposisikan klien
1 menit
semifowler
Mingg
Memandikan pasien 30 menit
u, 25
Memberikan makanan
Novem 3 menit
melalui NGT
ber
2018 Menghubungi dokter 3 menit
untuk kelanjutan
15
medikasi
Mengambil kultur
3 menit
sputum
Total 79 menit
Memberikan injeksi
2 menit
melalui IV
Memposisikan pasien
1 menit
Senin, semi fowler
26 Memberikan makan
15 menit
Novem melalui NGT
ber Memandikan pasien dan
30 menit
2018 mengganti pampers
Mengambil sampel
5 menit
kultur urin
16
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
2 Siang 80 menit
3 Malam 83 menit
4 Pagi 85 menit
5 Pagi 83 menit
6 Siang 79 menit
F. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Ketergantungan Total
17
8 2,88 2,40 1,60
Total
Tanggal penggu
Tindaka No
Logistik naan
n .
19/ 20/ 21/ 22/ 23/ 24/ 25/ 26/ 27/
11 11 11 11 11 11 11 11 11
Biaya Registrasi
administ 1 pendaftara 1 1
rasi n
rawat Biaya
inap 2 administra 1 1
si
Laborato D-Dimer
3
rium dan Kuantitatif 1 1
pemeriks fibrinogen
4
aan kuantitatif 1 1
diagnosti 5 PPT 1 1
k
6 PTTK 1 1
7 TAT 1 1
8 BGA Gem 1 1
P
18
Elektrolit
9 (K, Na,
Cl) 1 1
1 Hematolog
0 i paket 1 1
1
1 Kalsium 1 1
1 Magnesiu
2 m 1 1
1 Kultur dan 1 2 3
3 senst.darah
cair
Kultur dan
1
senst.sputu
4
m cair 1 1
1 Gula sure
5 trip 1 1
Urine
1
lengkap +
6
sedimen 1 1
Pemberi 1 Spuit disp
an terapi 4 2 4 2 4 8 5 5 34
7 3 ml
obat
melalui 1 Spuit disp
IV line 8 50 ml 2 1 1 1 1 4 1 1 2 14
dan oral 1 spuit 50 cc
9 - cat tip 1 2 3
spuit disp
2 1 ml +
0 needle
(tuberculi) 1 1 2 1 5
2 spuit disp
1 10 ml 1 1 1 3 8 5 1 20
Spuit disp
2
5 ml +
2
needle 5 3 3 2 5 6 24
2 Needle 18
3 g 1 4 1 1 7
Extention
2
tube 75 cm
4
2,5 ml 1 1 1 3
I.V
2
catheter 22
5
(surflo) 2 2 4 4 12
2 Infus set
6 adaptor 1 3 1 5
2 Stomach
7 tube 16 1 2 3
2 Three way
8 stop cock 1 1
2 suction
9 pump/hari 1 1 1 3
3 Hypafix 5 1 1
0 cm x 1 m
19
masker
oksigen
3
non
1
rebreathin
g 1 1
3 Folley
2 catheter 16 1 1
Masker
3
nebulizer
3
adult 1 1
Syringe
3
pump/unit/
4
hari 1 1 1 1 4
Feeding
3
bottle 600
5
ml 1 1
Guedel
3
disp 90
6
mm 1 1
3 Aquabides
7 t 2 2
Oksigen
3
nasal
8
1L/jam 51 192 240 240 240 72 72 144 1251
Aspilet
3 (asetosal)
9 80 mg
tablet 2 1 1 1 5
Nikardipin
4
1 mg/ml
0
injeksi 8 5 5 6 5 6 12 6 13 66
Ranitidin
4
25 mg/ml
1
injeksi 4 2 2 2 4 2 2 18
4 Ringer
2 Lactat 4 1 3 3 4 3 3 21
Sianokoba
4 lamin (Vit
3 B12) 50
mcg tablet 6 3 3 3 6 3 3 27
Tiamin
4 (Vit B1)
4 50 mg
tablet 6 3 3 3 6 3 3 27
Vit B6
4 (piridoksin
5 ) 10 mg
tablet 6 3 3 3 6 3 3 27
Seftriakso
4
n1g
6
injeksi 2 2 2 1 7
4 Kandesart 1 1 1 2 1 1 7
7 an 16 mg
tablet
20
Asam
4 traneksam
8 at 100/ml
injeksi 3 3 1 2 9
Fitomenad
4
ion 10
9
mg/ml inj 2 2 1 2 7
Paracetam
5 ol 10
0 mg/ml
infus 3 1 3 6 2 1 16
Amlodipin
5
besilate 10
1
mg tablet 1 1 2 1 1 6
Concor
5 (Bisoprolo
2 l 2,5 mg)
tablet 1 1 2 1 1 6
5
3 Combivent 4 4 4 4 4 20
Gentamici
5
n 80 mg
4
injeksi 2 1 4 2 2 11
N-asetil
5 sistein (N-
5 ACE) 100
mg/ml 4 4 4 4 4 20
5 Levofloks
6 asin 2 4 2 2 10
Klonidin
5
0,15 mg
7
tablet 1 3 1 1 6
Flukonazo
5
l 2 mg/ml
8
infus 2 1 3
Hidrokloro
5 tiazid
9 (HCT) 25
mg tablet 1 1
Ruang Bed side
6
Perawata monitor/ha
0
n ri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Tingkat
6
ketergantu
1
ngan total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
6 Akomodas
2 i HCU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
6 Kasur
3 dekubitus 1 1
Visite dr.
dokter 6 Hertanto
4 Wahyu
Subagio 1 1 1 1 1 1 6
6 dr. Amin 1 1 1 3
21
5 Husni
6 dr. Rudy
6 Handoyo 1 1 2
6
7 dr. Aditya 1 1
6
8 dr.Thomas 1 1 2
Tindaka 6
n medis Ganti balut
9 besar 1 1
dan
Keperaw 7
atan 0 Nebulizer 3 3 4 4 4 7 25
7 Latihan
1 fisik 1 2 1 1 5
Total
Tindakan No. Logistik Harga Satuan Total Biaya
penggunaan
Registrasi
Biaya 1 1 Rp 30.000 Rp 30.000
pendaftaran
administrasi
Biaya
rawat inap 2 1 Rp 50.000 Rp 50.000
administrasi
D-Dimer
3 1 Rp 215.500 Rp 215.500
Kuantitatif
fibrinogen
4 1 Rp 112.500 Rp 112.500
kuantitatif
5 PPT 1 Rp 63.000 Rp 63.000
6 PTTK 1 Rp 63.000 Rp 63.000
7 TAT 1 Rp 244.500 Rp 244.500
8 BGA Gem P 1 Rp 248.500 Rp 248.500
Elektrolit (K,
9 1 Rp 105.500 Rp 105.500
Laboratorium Na, Cl)
dan Hematologi
10 1 Rp 85.000 Rp 85.000
pemeriksaan paket
diagnostik 11 Kalsium 1 Rp 43.000 Rp 43.000
12 Magnesium 1 Rp 52.000 Rp 52.000
Kultur dan
13 3 Rp 366.000 Rp 1.098.000
senst.darah cair
Kultur dan
14 senst.sputum 1 Rp 366.000 Rp 366.000
cair
15 Gula sure trip 1 Rp 30.500 Rp 30.500
Urine lengkap +
16 1 Rp 70.000 Rp 70.000
sedimen
22
17 Spuit disp 3 ml 34 Rp 792 Rp 26.928
18 Spuit disp 50 ml 14 Rp 5.621 Rp 78.694
spuit 50 cc - cat
19 3 Rp 11.990 Rp 35.970
tip
spuit disp 1 ml
20 + needle 5 Rp 990 Rp 4.950
(tuberculi)
21 spuit disp 10 ml 20 Rp 1.298 Rp 25.960
Spuit disp 5 ml
22 24 Rp 979 Rp 23.496
+ needle
23 Needle 18 g 7 Rp 619 Rp 4.333
Extention tube
24 3 Rp 8.683 Rp 26.049
75 cm 2,5 ml
I.V catheter 22
25 12 Rp 8.355 Rp 100.260
(surflo)
26 Infus set adaptor 5 Rp 7.920 Rp 39.600
Stomach tube
27 3 Rp 15.373 Rp 46.119
16
Three way stop
Pemberian 28 1 Rp 10.165 Rp 10.165
cock
terapi obat suction
melalui IV 29 3 Rp 36.000 Rp 108.000
pump/hari
line dan oral Hypafix 5 cm x
30 1 Rp 9.729 Rp 9.729
1m
masker oksigen
31 1 Rp 24.640 Rp 24.640
non rebreathing
Folley catheter
32 1 Rp 12.100 Rp 12.100
16
Masker
33 1 Rp 27.060 Rp 27.060
nebulizer adult
Syringe
34 4 Rp 36.000 Rp 144.000
pump/unit/hari
Feeding bottle
35 1 Rp 230.175 Rp 230.175
600 ml
Guedel disp 90
36 1 Rp 12.500 Rp 12.500
mm
37 Aquabidest 2 Rp 2.860 Rp 5.720
Oksigen nasal
38 1251 Rp 1.300 Rp 1.626.300
1L/jam
Aspilet
39 (asetosal) 80 mg 5 Rp 110 Rp 550
tablet
40 Nikardipin 1 66 Rp 23.649 Rp 1.560.834
23
mg/ml injeksi
Ranitidin 25
41 18 Rp 1.155 Rp 20.790
mg/ml injeksi
42 Ringer Lactat 21 Rp 7.150 Rp 150.150
Sianokobalamin
43 (Vit B12) 50 27 Rp 46 Rp 1.242
mcg tablet
Tiamin (Vit B1)
44 27 Rp 82 Rp 2.214
50 mg tablet
Vit B6
45 (piridoksin) 10 27 Rp 123 Rp 3.321
mg tablet
Seftriakson 1 g
46 7 Rp 4.483 Rp 31.381
injeksi
Kandesartan 16
47 7 Rp 898 Rp 6.286
mg tablet
Asam
48 traneksamat 9 Rp 1.945 Rp 17.505
100/ml injeksi
Fitomenadion
49 7 Rp 4.767 Rp 33.369
10 mg/ml inj
Paracetamol 10
50 16 Rp 11.610 Rp 185.760
mg/ml infus
Amlodipin
51 besilate 10 mg 6 Rp 93 Rp 558
tablet
Concor
52 (Bisoprolol 2,5 6 Rp 597 Rp 3.582
mg) tablet
53 Combivent 20 Rp 4.550 Rp 91.000
Gentamicin 80
54 11 Rp 3.509 Rp 38.599
mg injeksi
N-asetil sistein
55 (N-ACE) 100 20 Rp 10.000 Rp 200.000
mg/ml
56 Levofloksasin 10 Rp 17.999 Rp 179.990
Klonidin 0,15
57 6 Rp 174 Rp 1.044
mg tablet
Flukonazol 2
58 3 Rp 17.999 Rp 53.997
mg/ml infus
Hidroklorotiazid
59 (HCT) 25 mg 1 Rp 149 Rp 149
tablet
Ruang 60 Bed side 9 Rp 150.000 Rp 1.350.000
24
monitor/hari
Tingkat
61 ketergantungan 9 Rp 63.000 Rp 567.000
Perawatan total
Akomodasi
62 9 Rp 500.000 Rp 4.500.000
HCU
63 Kasur dekubitus 1 Rp 36.000 Rp 36.000
dr. Hertanto
64 6 Rp 220.000 Rp 1.320.000
Wahyu Subagio
65 dr. Amin Husni 3 Rp 220.000 Rp 660.000
Visite dokter dr. Rudy
66 2 Rp 220.000 Rp 440.000
Handoyo
67 dr. Aditya 1 Rp 220.000 Rp 220.000
68 dr.Thomas 2 Rp 220.000 Rp 440.000
Ganti balut
Tindakan 69 1 Rp 36.000 Rp 36.000
besar
medis dan
70 Nebulizer 25 Rp 29.500 Rp 737.500
Keperawatan
71 Latihan fisik 5 Rp 50.000 Rp 250.000
TOTAL Rp 18.638.569
I. Discharge planning
a. Tahap Pengkajian
Kriteria pasien yang dilakukan perencanan pemulangan
(Discharge Planning) saat assessment awal :
b. Pasien lanjut usia > 60 tahun ( )
c. Pasien dengan gangguan anggota gerak (√ )
d. Pasien dengan kebutuhan pelayanan (√ )
25
kesehatan medis / keperawatan yang
berkelanjutan ( misalnya penyakit
kronis, pasien dengan rawat luka yang
lama, dll)
e. Pasien yang dinilai akan memerlukan (√ )
bantuan dalam aktifitas sehari-hari
dirumah
f. Lain-lain, (sebutkan) ……………… -
Ny. S umur 53 tahun dengan diagnosa medis stroke non hemoragik
berulang dilakukan perencanaan pemulangan (discharge planning).
Saat assessment awal pasien mengalami penurunan kesadaran dan
gangguan anggota gerak pada bagian kanan. Diperkirakan pasien
membutuhkan bantuan dalam aktivitas sehari-hari selama di rumah,
tentunya dengan bantuan keluarga. Pengelolaan penyakit secara
berkelanjutan diluar RSUP Dr. Kariadi pasien juga memerlukan
controlling terkait dengan pemulihan kondisi pasien. Kebutuhan
lainnya pasien dilatih untuk aktivitas secara mandiri dan berkala dalam
pemenuhan activity daily living. Keluarga diharapkan bisa menjadi
support system selama proses perawatan di rumah, misalnya alih
baring, diajak keluar rumah, pengawasan minum obat dan konsultasi
rehabilitasi medik serta gizi. Pasien juga membutuhkan alat bantu
berjalan seperti kursi roda.
b. Tahap Perencanaan
Diagnosis Utama : SNH
26
( ) Lainnya,
Edukasi gizi yang kompleks (√ ) Konsultasi gizi
( ) Membutuhkan alat bantu makan khusus
( ) Lainnya,
Penanganan nyeri kronis ( ) Konsultasi Tim Nyeri
( ) Edukasi Obat nyeri
( ) Penanganan nyeri secara mandiri
( ) Lainnya,
Pengelolaan penyakit Tujuan :
berkelanjutan diluar RS Agar pasien mampu memenuhi kebutuhan ADL
dalam kehidupan sehari-hari dengan bantuan
anggota keluarga yang tinggal serumah, serta
terapi wicara dilakukan untuk membantu pasien
berbicara seperti sedia kala sebelum sakit
27
Memberikan informasi terkait dengan obat-obatan seperti dosis,
manfaat, efek samping obat yang diberikan kepada pasien saat
pulang.
- Menentukan rencana perawatan untuk mempersiapkan perawatan
kesehatan pasien di rumah sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti:
a. Menganjurkan pasien untuk berlatih menelan
b. Menganjurkan pasien untuk tidak melakukan aktivitas yang
berat
c. Memonitor hemodinamik, minimal melakukan pemeriksaan
rutin seminggu sekali kepada dokter atau perawat
- Mencatat perencanaan/ intervensi sesuai dengan kebutuhan pasien
dalam pendokumentasian
Perawat melakukan dokumentasi atas tindakan keperawatan
yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien dengan
menuliskan nama terang serta tanda tangan sebagai legalitas
dokumen.
c. Tahap Pelaksanaan
- Medication (Obat)
Saat ini pasien pindah ke ruang geriatri lantai dasar, obat yang
dibawa ke ruang geriatric lantai dasar yaitu injeksi omeprazole,
injeksi asam tranexsamat. Jika pasien diizinkan pulang pasien akan
mendapatkan obat pulang yang sudah diresepkan oleh dokter yaitu
obat oral. Perawat ruang geriatric akan menjelaskan kepada
keluarga dan pasien mengenai aturan penggunaan obat termasuk
dosis, kontra indikasi, serta efek samping pemakaian obat.
- Environtment (Lingkungan)
Keluarga Ny. S mengatakan bahwa dirumahnya tinggal bersama
suami serta anak kedua beserta cucu Ny. S. Perawat menganjurkan
kepada anak kandung dan menantu pasien untuk membantu
aktivitas pasien baik selama proses perawatan dirumah sakit
28
maupun setelah pulang di rumah nantinya, memantau saat pasien
mengalami masalah terkait dengan kondisi kesehatanya. Berikan
lingkungan nyaman untuk menunjang proses menstabilkan kondisi
Ny.S. Anjurkan keluarga untuk menyediakan pegangan untuk
berjalan, usahakan kamar pasien dekat dengan kamar mandi.
- Treatment (pengobatan)
Perawat menjelaskan kepada pasien untuk istirahat cukup
selama proses perawatan di rumah sakit. Selain itu, memberikan
saran kepada pasien untuk mengonsumsi obat secara teratur sesuai
waktu dan dosis yang sudah ditentukan serta kontrol tepat waktu.
Anjurkan pasien dan keluarga pasien untuk cek gula darah dan
tensi 1 minggu 2x.
- Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Perawat memberikan edukasi terkait pola hidup sehat pada
pasien baik selama dirumah sakit maupun selama keberlanjutan
perawatan. Kemudian memberikan edukasi berupa informasi
terkait kondisi pasien. Memberikan informasi terkait tindakan
selanjutnya bila ada akan segera di konfirmasi atau pemberian obat
medikasi pasien terkait dosis, waktu, kontraindikasi dan efek
samping dari obat.
- Diet
Ny.S dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, sayur-
sayuran dan buah-buahan serta menghindari makanan yang
mengadung pengawet atau bahan kimia. Anjurkan makan sedikit
dengan sering. Serta anjurkan untuk makan dari makanan yang di
dapat dari gizi selama melakukan perawatan di rumah sakit.
Kurangi makanan yang mengandung gula dan garam yang
berlebihan.
d. Tahap Evaluasi
29
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada
keluarga tentang keadaannya, keluarga mengatakan mengerti apa yang
telah dijelaskan oleh mahasiswa. Keluarga mengatakan bahwa akan
membantu pasien untuk merawat pasien saat perawatan di rumah sakit
maupun di rumah, memantau kondisi kesehatan pasien.
30
10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, √
apabila saya membutuhkan (mandi, makan,
minum obat, BAB dan BAK)
K. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh keluarga dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat, analis, ahli gizi dan fisioterapi.
Komunikasi keluarga Ny.S dengan dokter spesialis dilakukan pada saat
visit dokter, saat itu dokter menjelaskan kondisi klien dan proses terapi
yang dijalani, keluarga klien juga bertanya beberapa hal tentang kondisi
klien. Komunikasi keluarga dan perawat dilakukan setiap jam kunjung,
atau saat kondisi klien membutuhkan bantuan dan kondisi terkait.
31
Ada beberapa hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke keluarga sudah sesuai
dan mudah dimengerti, namun komunikasi yang dilakukan oleh
perawat dan klien terganggu karena klien mengalami penurunan
kesadaran. Pengelolaan kasus terbatas karena hanya diberikan 1 tim
untuk dikelola. Dalam pemberian obat tidak diberikan penjelasan
nama obat dan dosis pada spuit jika obat sudah dioplos sehingga risiko
terjadinya kesalahan waktu, dosis, dan obat yang diberikan. Untuk
perumusan diagnosa keperawatan belum mampu dilakukan secara
optimal karena tidak ada penjelasan secara subyektif dari pasien.
Pengelolaan pasien dalam metode tim tentunya akan mengalami
hambatan, salah satunya adalah keterbatasan tenaga perawat saat
pergantian sift siang dan malam. Hal inilah yang menyebabkan kurang
optimalnya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
jumlah pasien yang tidak sebanding dengan tenaga perawat yang ada.
2. Pendukung
Penulisan SBAR tidak sesuai dengan kondisi yang ada dipasien.
Hemodinamik yang selalu berubah mengakibatkan terputusnya kasus
kelolaan yang telah dilakukan.
32
2) Keluarga yang kooperatif mengungkapkan semua keluhan yang
dirasakan sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan
kondisi klien
3) Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan SOP
yang berlaku di rumah sakit.
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip 6 pemberian obat dengan benar.
3. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan pasien, memberikan dukungan kepada pasien sehingga
mengurangi resiko lebih lanjut pada pasien. Memberikan edukasi
tentang penyakit yang dialami dan mengajarkan cara penanganan
sederhana mengenai kondisi klien yang dapat dilakukan keluarga saat
dirumah.
33