Makalah Seminar
Disusun Oleh :
1. Shiffa Arrizqi G2A016051
2. Dhia Ramadhani G2A016052
3. Shinta Mayang S G2A016053
4. Lia Anis Syafaah G2A016054
5. Muflikhatul U. G2A016055
6. Qurrata A’yun G2A016056
7. Tiara Widya H. G2A016057
8. Nihayatuzzulfah G2A016058
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Cardio Pulmonal Arrest”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat I di Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..
A. Definisi……………………………………………………………..
B. Etiologi……………………………………………………………..
C. Patofisiologi………………………………………………………..
D. Manifestasi Klinik…………………………………………………
E. Penatalaksanaan……………………………………………………
F. Pengkajian Fokus dan Pemeriksaan Penunjang……………………
G. Pathways Keperawatan…………………………………………….
H. Diagnosa Keperawatan…………………………………………….
I. Fokus Intervensi dan Rasional…………………………………….
A. Kesimpulan………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
Tujuan khusus :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Cardio Pulmonal Arrest
2. Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi Cardio Pulmonal Arrest
3. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi Cardio Pulmonal Arrest
4. Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi Cardio Pulmonal Arrest
5. Mahasiswa dapat menjelaskan penatalaksanaan Cardio Pulmonal Arrest
6. Mahasiswa dapat menjelaskan pengkajian keperawatan Cardio Pulmonal
Arrest
7. Mahasiswa dapat menjelaskan pathway keperawatan Cardio Pulmonal
Arrest
8. Mahasiswa dapat menjelaskan diagnosa keperawatan Cardio Pulmonal
Arrest
9. Mahasiswa dapat menjelaskan intervensi dan rasional keperawatan Cardio
Pulmonal Arrest
C. Metode Penulisan
Pada penulisan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Cardio
Pulmonal Arrest” ini, penulis hanya menggunakan metode penulisan dengan
literatur saja. Dengan metode literatur ini penulis mencari berbagai sumber
pada buku maupun buku elektronik yang bersangkutan dengan judul tersebut.
D. Sistematika Penulisan
E. Penatalaksanaan
Untuk henti jantung, langkah-langkah berikut harus diikuti:
1. Lakukan CPR (resusitasi kardiopulmoner) dan pantau irama jantung.
2. Berikan 1 mg epinefrin dengan infus atau endotrachial tube (tabung
pernapasan), dan ulangi setiap 3 - 5 menit. Anda juga dapat memberikan
vasopresin 40U, tetapi hanya sekali saja.
3. Lanjutkan CPR dan minum obat sampai irama jantung kembali normal atau
pasien dinyatakan meninggal.
(Maya Shapland, 2019)
Selain itu menurut Irfani, Qonita I (2019) aspek dasar pertolongan pada
henti jantung mendadak adalah bantuan hidup dasar (BHD), aktivasi sistem
tanggap darurat, RJP sedini mungkin, serta dengan defibrilasi cepat
menggunakan defibrillator eksternal otomatis atau automatic external
defibrillator (AED). BHD di menit-menit awal dapat meningkatkan angka
bertahan hidup sebanyak 4% dan pada pasien napas spontan sebesar 40%.
Jika pernapasan tidak normal atau tidak bernapas tetapi dijumpai denyut
nadi, berikan bantuan napas setiap 5-6 detik. Nadi pasien diperiksa setiap
2 menit. Hindari bantuan napas yang berlebihan, selama RJP
direkomendasikan dengan volume tidal 500- 700 mL, atau terlihat dada
mengembang.
Setelah kompresi dada, lepaskan tekanan dinding dada secara penuh, tanpa
melepas kontak tangan penolong dengan sternum korban (full chest recoil),
ulangi dengan kecepatan minimum 100 kali per menit. Durasi kompresi dan
release harus sama.
5. Bantuan Pernapasan
Tujuan primer bantuan napas adalah untuk mempertahankan oksigenasi
yang adekuat dengan tujuan sekunder untuk membuang CO2. Setelah
melakukan kompresi dada, buka jalan napas korban dengan head tilt –
chin lift baik pada korban trauma ataupun non- trauma. Bila terdapat
kecurigaan atau bukti cedera spinal, gunakan jaw thrust tanpa mengekstensi
kepala saat membuka jalan napas (Gambar 6).
Penolong memberikan bantuan pernapasan sekitar 1 detik (inspiratory
time), dengan volume yang cukup untuk membuat dada mengembang,
hindari pemberian bantuan napas yang cepat dan berlebihan karena dapat
menimbulkan distensi lambung beserta komplikasinya seperti regurgitasi
dan aspirasi. Lebih penting lagi, ventilasi berlebihan juga dapat
menyebabkan naiknya tekanan intratorakal, mengurangi venous return, dan
menurunkan cardiac output.
1. Pengkajian Fokus
Menurut Hakim, DDL.(2013), pengkajian pada pasien dengan henti jantung
adalah sebagai berikut:
a. Identitas Klien
Hal yang perlu dikaji pada identitas klien yaitu nama, umur,
suku/bangsa, agama, pendidikan, alamat, lingkungan tempat tinggal.
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
a) Alasan masuk rumah sakit
b) Waktu kejadian hingga masuk rumah sakit
c) Mekanisme atau biomekanik
d) Lingkungan keluarga, kerja, masyarakat sekitar
2) Riwayat penyakit dahulu
a) Perawatan yang pernah dialami
b) Penyakit lainnya antara lain DM, Hipertensi, PJK
3) Riwayat penyakit keluarga
Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga dari anak yang
mengalami penyakit jantung.
2. Pengkajian Primer
1) Airway / Jalan Napas
Pemeriksaan / pengkajian menggunakan metode look, listen, feel.
1) Look
Lihat status mental, pergerakan/pengembangan dada, terdapat
sumbatan jalan napas/tidak, sianosis, ada tidaknya retraksi pada
dinding dada, ada/tidaknya penggunaan otot-otot tambahan.
2) Listen
Mendengar aliran udara pernapasan, suara pernapasan, ada bunyi
napas tambahan seperti snoring, gurgling, atau stidor.
3) Feel
Merasakan ada aliran udara pernapasan, apakah ada krepitasi,
adanya pergeseran / deviasi trakhea, ada hematoma pada leher,
teraba nadi katotis atau tidak.
2) Breathing / Pernapasan
Pemeriksaan / pengkajian menggunakan metode look, listen, feel.
1) Look
Nadi karotis / tidak, frekuensi pernapasan tidak ada dan tidak
terlihat adanya pergerakan dinding dada, kesadaran menurun,
sianosis, identifikasi pola pernapasan abnormal, periksa
penggunaan otot bantu.
2) Listen
Mendengar hembusan napas
3) Feel
Tidak ada pernapasan melalui hidung / mulut
3) Circulation / Sirkulasi
1) Periksa denyut nadi karotis dan brakhialis pada klien, kualitas dan
karakternya.
2) Periksa perubahan warna kulit seperti sianosis.
4) Disability
Pengkajian kesadaran dengan metode AVPU meliputi :
1) Alert (A)
Klien tidak berespon terhadap lingkungan sekelilingnya / tidak sadar
terhadap kejadian yang menimpa.
2) Respon Verbal (V)
Klien tidak berespon terhadap pertanyaan perawat.
3) Respon Nyeri (P)
Klien tidak berespon terhadap respon nyeri.
4) Tidak Berespon (U)
Tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeri.
3. Pengkajian penunjang
Menurut American Heart Association (2010), hal yang perlu dikaji untuk
menunjang diagnosa adalah sebagai berikut:
a. Monitor jantung dan EKG
b. perlu menguji penyebab (misalnya, ekokardiografi, rontgen dada, atau
ultrasonografi dada)
Diagnosis henti jantung pada temuan klinis terdapat apnea, denyut nadi,
dan tidak sadar. Tekanan arteri tidak dapat diukur. Pupil membesar dan
menjadi tidak reaktif terhadap cahaya setelah beberapa menit.
Monitor jantung mungkin menunjukkan ventrikel fibrilasi (VF),
takikardia ventrikel (VT), atau asistol. Terkadang ada ritme perfusi
(misalnya, bradikardia ekstrem); ritme ini dapat mewakili aktivitas listrik
pulseless sejati (PEA, atau disosiasi elektromekanis) atau hipotensi ekstrem
dengan kegagalan mendeteksi denyut nadi.
Pasien dievaluasi untuk kemungkinan penyebab yang dapat diobati;
bantuan memori yang berguna adalah "Hs dan Ts":
a. H: Hipoksia, hipovolemia, asidosis (ion hidrogen), hiperkalemia atau
hipokalemia, hipotermia, hipoglikemia
b. T: Tablet atau konsumsi toksin, tamponade jantung, tension
pneumothorax, trombosis (pulmonary embolus atau myocardial
infarction), trauma
Etiologi
Infark miokard
Emboli paru
Aneurisma dekans
Kerusakan sistem kelistrikan di jantung
Koping keluarga
tidak adekuat
Dukacita
H. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan
(D.0005).
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardial (D.0008).
3. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan gangguan aliran darah
sekunder akibat penurunan aliran arteri dan/atau vena (D.0009).
(Tim Pokja SDKI PPNI, 2017)
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan henti jantung atau cardiac arrest adalah
hilangnya fungsi jantung secara mendadak untuk mempertahankan sirkulasi
normal darah. Temuan klinis pada henti jantung terdapat apnea, denyut nadi, dan
tidak sadar. Tekanan arteri tidak dapat diukur. Pupil membesar dan menjadi tidak
reaktif terhadap cahaya setelah beberapa menit. Penanganan yang dilakukan
pada pasien dengan henti jantung adalah melakukan CPR dan pemantauan irama
jantung hingga kembali normal. Pengkajian utama menggunakan pengkajian
ABCD. Diagnosa yang mungkin muncul Pola nafas tidak efektif, Penurunan
curah jantung, Perfusi perifer tidak efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Pangaribuan, R., Tua Siagian, M., Sirait, A., Program Studi Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat, A., & Pasca Sarjana Universitas Sari Mutiara Medan,
D. (2017). PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP
PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) (Studi Eksperimen Pada
Perawat Pelaksana di Rumah Sakit TK. II Putri Hijau Medan Tahun 2017).
3(1), 101–108.
Thygerson,Alton L. (2006) First aid, CPR, and AED. 5th Ed. American College of
Emergency Physicians, London W67pA. Jones and Bartlett Publisher
International. http// books.google.co.id. Diunduh 20 Januari 2011
Maya Shapland, 2019. Cardiovascular Emergencies: Identification & Nursing
Intervention. online. diakses pada 24 oktober 2019 di
https://study.com/academy/lesson/cardiovascular-emergencies-identification-
nursing-intervention.html
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Indikator Diagnostik). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Tindakan Keperawatan). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
American Heart Association (AHA), 2010, Adult Basic Life Support: Guidelines
for CPR and Emergency Cardiovascular Care,
http://circ.ahajournals.org/content/122/18_suppl_3/S685, diakses online 24
Oktober 2019.
Iskandar, dkk. (2008). Ancaman Henti Jantung Lebih Tinggi Laki-Laki. Artikel.
http//www. Klikdokter.com. Diunduh 24 Oktober 2019
Smeltzer, S. C., Bare, B, G., Hinkle, J.L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner and
Suddarth’s textbook of medicinal surgical nursing (12th ed). Philadelphia :
Lippincolt Williams & Wilkins
Irfani, Qonita I. 2019. Bantuan Hidup Dasar. Jurnal CDK-277. vol. 46 no. 6.
Diunduh 2 novenber 2019 di www.kalbemed.com