Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS ETIK LEGAL KEPERAWATAN

LAELY WAHYUNITA SEPTIANINGRUM

1802521032

EMERGENCY CARE

03

MATERNITY NURSING

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
ISI
A. KONSEP
1. Pengertian Etik Legal Keperawatan
Etik legal keperawatan merupakan tatanan dari bagaimana
seharusnya perawat bersikap untuk dirinya sendiri dan terhadap
pasiennya,dan etik legal keperawatan diatur dalam kode etik
keperawatan.Aspek dari etik legal keperawatan adalah aspek aturan
keperawatan dalam memberikan pelatihan terhadap keperawatan untuk
menjalankan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan,termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-
undang kode etik keperawatan.

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional


terhadap masyarakat yang merupakan bagian inti dari pelayanan
kesehatan,yang bertumpu pada ilmu dan kiat keperawatan yang
ditunjukan kepada individu ,keluarga, dan masyarakat baik yang sehat
maupun dalam keadaan sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia.Perawat sebagai sebuah profesi dan bagian dari pelayanan
kesehatan tidak hanya membutuhkan kesabaran yang sangat
ekstra.Kemampuan dari perawat itu sendiri untuk ikut mengatasi
masalah-masalah kesehatan tentu juga harus menjadi sikap yang bisa
diandalkan.Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman
tentang batasan-batasan legal etik yang ada dalam praktik
keperawatan.Sama dengan semua aspek keperawatan,pemahaman tentang
implikasi hukum dapat mendukung dan membantu pemikiran kritis
perawat.Perawat wajib memahami hukum untuk melindungi hak dari
pasiennya itu sendiri dari masalah.Seorang perawat tidak perlu takut akan
hukum,tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman mereka
terhadap apa yang masyarakatn harapkan dari penyelenggara pelayanan
kesehatan yang profesional

2. Konsep Moral Dalam Etik Keperawatan


a. Advokasi
Istilah advokasi sering digunakan dalam konteks yang bekaitan
dengan upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang tidak bisa
atau tidak mampu membela diri.Pada dasarnya peran perawat adalah
sebagai advokat dari pasien yaitu memberi informasi dan bantuan
terhadap pasien atas keputusan apapun yang dibuat oleh pasien.Memberi
bantuan terhadap pasien mengandung dua peran yaitu peran aksi dan non
aksi.Peran aksi yaitu memberikan keyakinan terhadap pasien bahwa
mereka memiliki hak dan kewajiban dalam menentukan pilihannya dan
tidak tertekan oleh orang lain.Sedangkan peran non aksi mengandung arti
untuk menahan diri dan tidak mempengaruhi keputusan pasien.
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas bisa dikatakan sebagai konsep yang paling penting
dalam praktik keperawatan.Akuntabilitas mengandung arti dapat
mempertanggung jawabkan segala tindakan dan menerima segala
konsekuensinya.
c. Loyalitas
Loyalitas merupakan konsep yang meliputi peduli,simpati,dan
hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara profesional
berhubungan dengan perawat.
B. ILUSTRASI KASUS
Kasus I
"Oknum Perawat Ini Operasi Pasien Hingga Sarafnya putus"
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten
Pamekasan, Jawa Timur, menyelidiki kasus malapraktik yang diduga
dilakukan oleh Bustami terhadap pasiennya Sudeh (42) hingga
menyebabkan yang bersangkutan lumpuh.Ketua PPNI Pamekasan
Cahyono, Kamis, mengatakan, pihaknya perlu melakukan penyelidikan
dengan minta klarifikasi secara langsung kepada yang bersangkutan, karena
hal itu berkaitan dengan kode etik profesi perawat. Dugaan malapraktik itu
terungkap, setelah keluarga korban melaporkan kepada polisi atas kasus
yang menimpa pasien yang ditangani oknum perawat namun mengaku
dokter spesialis bedah itu. Sebelumnya, pasien berobat ke klinik milik
oknum perawat bernama Bustami itu. Kasus itu, terjadi pada 2012. Saat itu
korban bernama Sudeh (42) datang ke "Klinik Harapan" yang menjadi
tempat praktik oknum itu di rumahnya di Desa/Kecamatan Pakong,
Pamekasan.Ketika itu, korban menderita pusing-pusing. Oleh oknum
perawat itu disarankan agar dibedah karena di bagian punggung
korban.Pada saat itu keluarga korban mengatakan kepada Bustami bahwa
pasien akan dirujuk ke rumah sakit di Pamekasan. Akan tetapi ,Bustami
justru minta agar tidak dioperasi di rumah sakit, sebab dirinya juga bisa
melakukan tindakan medis dan dia sendiri merupakan dokter spesialis
bedah.Atas saran Bustami itu, pasien kemudian dioperasi oleh oknum
perawat itu di klinik setempat. Akan tetapi, setelah operasi ternyata kondisi
pasien tidak sembuh, bahkan pandangan mata kian buram, pendengaran
terganggu, dan kemudian lumpuh.
Kasus II
" Zumi Zola Mengamuk di RSU Jambi Lihat Dokter dan Perawat
Tidur"
Gubernur Jambi Zumi Zola, yang juga artis, mengamuk melihat
perawat dan dokter di RSUD Raden Mattaher tidur saat dia melakukan
inspeksi mendadak (sidak), Jum’at (20/01/2017) dini hari.Dalam sidak itu,
sekitar pukul 01.00 WIB, Zumi Zola ditemani beberapa rombongan tiba di
gedung perawatan kelas III RSUD Raden Mattaher Jalan Letjen Soeprapto,
No31, Telanaipura, Jambi. Ketika memasuki ruangan, Zola mendapati
tempat perawat dan dokter jaga kosong.Kesal dengan apa yang dilihat,
Zumi pun langsung menggedor pintu kamar yang ada di meja penjagaan.
Begitu masuk ke dalam kamar tersebut, Zola mendapati para perawat dan
dokter sedang terlelap tidur.Sang Gubernur pun berteriak membangunkan
mereka. Betapa terkejutnya mereka, saat terbangun, dilihatnya Gubernur
Jambi yang membangunkannya. Lalu, para perawat dan dokter disuruh
keluar kamar dan diminta untuk berbaris di ruang jaga dan Zumi Zola
memarahi mereka dengan nada tinggi.Tidak di ruangan itu saja, Zola
kemudian melanjutkan sidaknya ke gedung perawatan Jantung. Di sana,
ruang jaga juga kosong. Namun, di kamar belakang ruang jaga, pintu
kamar dikunci dari dalam. Zola pun berkali-kali menggedor pintu tersebut
yang akhirnya pintu dibuka.Begitu masuk, Zola menyaksikan para perawat
dan dokter yang terbangun dan terkaget-kaget melihat kehadiran dirinya
ada di depan mata. Ketika mendatangi ruang perawatan lainnya, para
perawat dan dokter sudah ada di ruang jaga. Gubernur Zumi Zola
mengatakan, dirinyamengadakan sidak di RSUD Raden Mattaher lantaran
sering mendapatkan pengaduan dari warga yang mengeluhkan pelayanan
para perawat dan dokter rumah sakit.
Kasus III
" Lagi, Tenaga Medis Ber-Selfie Ria di Ruang Operasi"
Seorang tenaga medis yang diduga seorang perawat di RSIA
Muhaya, Pangkal Pinang berselfie ria di kamar operasi dengan empat
rekannya dan seorang pasien yang sedang dioperasi.Perbuatan tak terpuji
itu kemudian diunggah ke akun Path dengan nama Atiek yang diduga
sebagai salah satu tenaga medis dalam foto yang diunggah. Posting-an itu
kemudian terungkap melalui sebuah screenshoot yang disebarkan di media
sosial Twitter. Tak lupa, ia juga menyantumkan lokasi foto itu diambil,
yaitu di RSIA Muhaya, Pangkal Pinang. Kejadian itu sontak mengundang
reaksi netizen lain. Bahkan akun Twitter Ikatan Dokter Indonesia @PBIDI
pun ikut berkomentar. Menurutnya, upload foto saat bekerja adalah hak
setiap orang, namun kalau pekerjaannya adalah seorang tenaga medis yang
sedang menjalankan tugas operasi menjadi tidak etis dan hentikan.
C. ANALISIS KASUS
Kasus I
Dari kasus diatas dapat dikatakan sebagai kasus malpraktik
keperawatan karena perawat tersebut sudah melakukan hal diluar
kewenangan profesinya dan melakukan kewenangan dari profesi
lain(dokter), selanjutnya perawat tersebut menyebabkan pasien menderita
cedera fisik,dan dari tindakan operasi mandiri yang dilakukan oleh perawat
tersebut menyebabkan pasien harus melakukan pengobatan lagi dalam
jangka waktu yang panjang.Penyelesaian yang bisa dilakukan adalah
sebaiknya para pasien dan keluarga pasien jika sedang sakit alangkah
baiknya langsung pergi kerumah sakit terdekat agar terhindar dari oknum-
oknum yang melakukan malpraktik,karena jika langsung dirumah sakit
sudah terpercaya dokter yang menanganinya.
Kasus II
Dari kasus diatas tentu saja melanggar kode etik tenaga medis
karena sudah sepantasnya tugas tenaga medis untuk melayani pasiennya
saat dibutuhkan.Tidur dan bermalas-malasan di saat jaga sama sekali tidak
mencerminkan bagaimana sikap tenaga medis sesungguhnya yang siap
sedia membantu pasien kapanpun dibutuhkan.Untuk menghilangkan
kebiasan sebagian oknum ini alangakh baiknya dari pihak rumah sakit
menindak tegas kepada tenaga medis yang bermalas-malasan disaat
jaga,dan tentu saja kesadaran dari tenaga medis itu tersebut.Mereka harus
ingat mengapa mereka ingin menjadi tenaga medis ,sudah pasti untuk
membantu masyarakat yang mebutuhkan karena keahlian yang sudah
mereka miliki.
Kasus III
Meski dokter itu tidak mengambil fotonya sendiri, foto itu sangat
tidak pantas karena dianggap sebagai foto selfie yang tak pada tempatnya
dan tak seharusnya dilakukan seorang dokter dan perawat. Tidak wajar jika
petugas medis melakukan foto di depan pasien yang membutuhkan
pertolongan. Jika ada pasien, harusnya memang didahulukan untuk
penindakan medis, Pasien pun memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan
yang baik dan sesuai prosedur.Dari kejadian ini kita dapat menyipulkan
bahwa kegitan tersebut sudah melanggar kode etik dan bisa saja dijatuhi
hukuman karena melanggar privasi dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Cica.2015.Lagi,Tenaga Medis Ber-Selfie Ria di Ruang
Operasi.https://www.bintang.com/lifestyle/read/2389269/lagi-tenaga-
medis-ber-selfie-ria-di-ruang-operasi
Fahrurozi , Nanang.2017.Zumi Zola Mengamuk di RSU Jambi Lihat Dokter dan
Perawat Tidur.https://daerah.sindonews.com/read/1172699/174/zumi-
zola-mengamuk-di-rsu-jambi-lihat-dokter-dan-perawat-tidur-
1484905922
Susanto, Gabriel Abdi.2013.Oknum Perawat Ini Operasi Pasien Hingga Sarafnya
Putus. https://www.liputan6.com/health/read/691951/oknum-perawat-
ini-operasi-pasien-hingga-sarafnya-putus
Priharjo,Robert.2002.Pengantar Etika Keperawatan.Cet.6.Penerbit
Kanisisu.Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai