Disusun Oleh:
Kelompok 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana berkat karunia beliau kita semua
masih diberi kesehatan, sehingga bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat
beserta salam tidak lupa tercurah limpahkan kepada jungjunan kita yakni Nabi
Muhammad SAW, tidak lupa kepada keluarga nya, sahabat nya, serta kita sebagai
pengikut nya mudah-mudahan setia sampai akhir jaman.
Makalah ini memang jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan
kesalahan di dalam nya. Untuk itu kami sebagai penyusun makalah ini meminta
saran dan kritik untuk kami memperbaiki nya.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Definisi Asma...........................................................................................4
B. Etiologi......................................................................................................4
C. FAKTOR PENCETUS............................................................................5
D. PATOFISIOLOGI...................................................................................6
E. Komplikasi...............................................................................................7
F. Klasifikasi....................................................................................................7
G. TANDA DAN GEJALA..........................................................................9
H. Gambaran Klinik....................................................................................9
BAB III LAPORAN KASUS ASMA....................................................................12
A. Kasus.......................................................................................................12
B. Anamnesa...............................................................................................12
C. Klinis.......................................................................................................14
BAB IV PENUTUP...............................................................................................22
A. Kesimpulan............................................................................................22
B. Implikasi Keperawatan.........................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang bersifat kronis.
Kondisi ini disebabkan oleh peradangan saluran pernapasan yang
menyebabkan hipersensitivitas bronkus terhadap rangsang dan obstruksi pada
jalan napas. Gejala klinis dari penyakit asma yang biasanya muncul berupa
mengi (wheezing), sesak napas, sesak dada dan batuk yang bervariasi dari
waktu ke waktu dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi. Gejala Gejala
tersebut biasanya akan memburuk pada malam hari, terpapar alergen (seperti
debu, asap rokok) atau saat sedang mengalami sakit seperti demam (Global
Initiative of Asthma 2018) Asma merupakan masalah kesehatan yang banyak
ditemukan di masyarakat dan memiliki angka kesakitan dan kematian yang
tinggi. Asma tidak hanya menyerang anak-anak melainkan seluruh kelompok
usia. Saat ini diperkirakan sebanyak 235 juta orang menderita asma didunia
(WHO 2017). Berdasarkan laporan WHO Desember 2016, tercatat pada tahun
2015 sebanyak 383.000 orang meninggal karena asma. Berdasarkan laporan
Riset Kesehatan Dasar Nasional pada tahun 2018 jumlah pasien asma di
Indonesia sebesar 2,4 % (Balitbangkes 2018).
Masalah yang sering dialami pada pasien asma adalah sesak napas. Sesak
napas ini terjadi karena obstruksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh
menebalnya dinding saluran napas yang ditimbulkan oleh peradangan dan
edema yang dipicu oleh pengeluaran zat histamine, tersumbatnya saluran napas
oleh sekresi berlebihan mukus kental, hiperresponsitivitas saluran napas yang
ditandai oleh konstriksi hebat saluran napas kecil akibat spasme otot polos di
dinding saluran napas (Sherwood 2012). Obstruksi bertambah berat saat
melakukan ekspirasi karena fisiologis pernapasan menyempit pada fase
tersebut. Diameter bronkiolus lebih banyak berkurang pada saat ekspirasi
daripada selama inspirasi karena terjadi peningkatan tekanan dalam paru
selama ekspirasi paksa sehingga menekan bagian luar bronkiolus dan
1
2
alveoli dan kapiler yang berdampak pada proses difusi (Sudoyo 2010). Difusi
adalah perpindahan O2 dan CO2 yang melintasi membrane alveolus kapiler
(Bararah 2013). Proses difusi akan mengalami hambatan sehingga terjadi
hipoksemia. Hipoksemia merupakan suatu keadaan yang menggambarkan
terjadinya penurunan oksigen dalam darah. Hipoksemia akan menyebabkan
hiperkapnia dan apabila hiperkapnia tidak ditangani akan bertambah buruk dan
menyebabkan asidosis respiratorik atau gagal napas (Sudoyo 2010). Penurunan
arus puncak ekspirasi memberikan dampak serius tehadap sistem pernapasan.
Penurunan terhadap APE perlu untuk diminimalisir untuk mengurangi
dampaknya. Untuk meminimalisir dampak dari penurunan APE, diperlukan
suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan volume udara saat ekspirasi.
Meningkatkan volume udara ekspirasi memerlukan kekuatan dari otot otot
pernapasan terutama otototot ekspirasi untuk melakukan ekspirasi maksimum
dan mengontrol sesak napas, sehingga perlu dilakukan latihan pernapasan
(Potter and Perry 2010).
B. Rumusan masalah
“Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dewasa Asma dengan masalah
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dewasa asma dengan
masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Tujuan Khusus
- Mengetahui definisi dari asma beserta jenisnya
- Mengetahui etiologi dan patofisiologi dari asma
- Mengerti tanda dan gejala dari asma
- Memahami nursing pathway dari asma
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Asma
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat berulang namun reversible,
dan di antar episode penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi
yang lebih normal ( Syilvia A.price ).
Asma dibedakan jadi dua jenis :
1. Asma Bronkial
Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap
rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan
lain penyebab alergi. Gejala kemunculannya sangat mendadak, sehingga
gangguan asma bisa dating secara tiba-tiba. Jika tidak mendapat pertolongan
secepatnya,risiko kematian bisa dating. Gangguan asma bronkial juga bisa
muncul lantaran adanya radang yang menyebabkan penyempitan saluran
pernafasan bagian bawah. Penyempitan ini akibat berkerutnya otot polos
saluran pernafasan, pembengkakan saluran selaput lender, dan pembentukan
timbunan lender yang berlebihan.
2. Asma Kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung, Gejala asma kardial
biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak nafas yang hebat. Kejadian
ini disebut nocturnal paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat
penderita sedang tidur.
D. Etiologi
Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum diketahui
dengan pasti penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukan dasar gejala asma
yaitu inflamasi dan respons saluran napas yang berlebihan yang ditandai
dengan adanya kalor ( napas karena vasolidasi ), tumor ( esudasi plasma dan
5
6
edema ), dolor ( rasa sakit karena rangsangan sensori ), dan function laesa
( fungsi yang terganggu ). Dan yang harus disertai dengan infiltrasi sel-sel
radang. ( Sudoyo Aru dkk )
Sebagai pemicu timbulnya serangan – serangan dapat berupa infeksi
( infeksi virus RSV ), iklim ( perubahan mendadak suhu , tekanan udara ),
inhalan ( debu, kapuk, tungau, sisa-sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk
sari, bau asap,uap cat ), makanan ( putih telur, susu sapi,kacang tanah, coklat,
biji-bijian,tomat ), obat, ( aspirin ), kegiatan fisik ( olahraga berat, kecapaian,
tertawa terbahak – bahak ) dan emosi .
E. FAKTOR PENCETUS
F. PATOFISIOLOGI
Asma akibat alergi bergantung kepada respon IgE yang dikendalikan oleh
liimfosit T dan B serta diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan molekul
IgE yang berkaitan dengan sel mast. Sebagian besar alergen yang mencetuskan
asma bersifat airborne dan agar dapat 15 menginduksi keadaan sensitivitas,
alergen tersebut harus tersedia dalam jumlah banyak untuk periode waktu
tertentu. Akan tetapi, sekali sensitivitasi telah terjadi, klien akan
memperlihatkan respons yang sangat baik, sehingga kecil alergen yang
mengganggu sudah dapat menghasilkan eksaserbasi penyakit yang jelas. Obat
yang paling sering berhubungan dengan induksi episode akut asma adalah
aspirin, bahan pewarna seperti tartazin, antagonis betaadrenergik, dan bahan
sulfat. Sindrom pernafasan sensitif-aspirin khususnya terjadi pada orang
dewasa, walaupun keadaan ini juga dapat dilihat pada masa kanak-kanak.
Masalah ini biasanya berawal dari rhinitis vasomotor perennial yang diikuti
oleh rhinosinusitis hiperplastik dengan polip nasal. Baru kemudian muncul
asma progresif. Klien yang sensitif terhadap aspirin dapat didesentisasi dengan
pemberian obat setiap hari. Setelah menjalani bentuk terapi ini, toleransi silang
juga akan terbentuk terhadap agen anti-inflamasi non-steroid lain. Mekanisme
8
G. Komplikasi
H. Klasifikasi
Klasifikasi Asma Menurut GINA, tahun 2017 Klasifikasi asma
berdasarkan tingkat keparahannya dibagi menjadi empat yaitu :
1. Step 1 (Intermitten)
Gejala perhari bisa setiap hari, serangan asma diakibatkan oleh aktivitas.
Exaserbasi: Duduk tegak ketika bernapas, hanya dapat mengucapkan kata per
kata, RR 30x/menit, biasanya menggunakan retraksi dinding dada ketika
bernapas. Gejala malam ≥ 1X dalam 12 seminggu. Fungsi paru PEF atau
PEV1 Variabel PEF 60%-80% atau > 30%
sampai sedang: mengi atau batuk tanpa distress berat, dapat berbicara atau
mengobrol secara normal, nilai aliran pendek lebih dari 50% nilai terbaik. 2)
Sedang sampai berat: mengi atau batuk dengan distress, berbicara dalam
kalimat atau frasa pendek, nilai aliran puncak kurang dari 50% dan beberapa
derajat saturasi oksigen jika diukur dengan oksimetri nadi. Didapatkan nilai
saturasi 90% - 95% jika diukur dengan oksimetri nadi perifer. 3) Berat,
mengancam nyawa: Distress pernapasan berat, kesulitan berbicara, sianosis,
lelah dan bingung, usaha respirasi buruk, sedikit mengi (silent chest) dan
suara napas lemah, takipnea, bradikardi, hipotensi, aliran puncak kurang dari
30% angka prediksi atau angka terbaik, saturasi oksigen kurang dari 90%.
Jika diukur dengan oksimetri perifer.
J. Gambaran Klinik
1. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
1) Batuk berdahak ( + ) kental berwana putih
2) Ronchi ( + ) di lobus apeks anterior dekstra & sinistra
3) Wheezing (+),
4) Ig E naik
5) Ttv : Frekuensi nafas 30x/ menit
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah : kadar Hb : 11 gr/dl
c. Pemeriksaan EEG ( untuk mengetahui aktifitas kelistrikan dari otak
untuk mendeteksi adanya kelainan otak.
d. Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak floe rate meter
e. Uji reversibilitas ( dengan bronkodilator )
f. Uji provokasi bronkus
g. Uji alergi untuk menilai ada tidaknya alergi
12
13
2. Fathway
14
BAB III
LAPORAN KASUS ASMA
A. Kasus
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Nama : Tn.C
Umur : 30 Th
Ttl : Tasikmalaya, 20 april 1991
Jenis kelamin : L.
Agama : Islam
Status perkawainan : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
No CM : 103055XX
15
16
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Pasien mengeluh sesak
b) Riwayat penyakit sekarang
Tanda-tanda vital :
2. Analisa Data
Ronchi wheezing
2. DS : B1 (Breathing) Ketidakefektifan
DO :
pola nafas
- TTV
menunjukan Kontraksi otot polos
frekuensi napas
30 x/menit ,
- irama irregular, Brocncho spasme
- CRT < 2
- wheezing (+),
Saluran pernafasan menyempit
Ventilasi terganggu
Dipsnea,tachipnea, penggunaan
otot bantu nafas
Definisi
Penyebab
Penyebab
21
pada anak dengan kasus morbili di ruang mawar RSUD Pasar Rebo
Jakarta Timur.
C=Comparison
Dalam jurnal ini tidak ada jurnal pembanding antara jurnal satu dengan
jurnal yang lain hanya ada satu jurnal saja.
O=Outcome
Dari observasi dalam penelitian ini juga diketahui bahwa penderita
asma yang teratur dalam penggunaan inhaler memiliki hasil Asthma
Control Test (ACT) yang lebih terkontrol dibandingkan dengan penderita
asma yang tidak teratur dalam pengggunaan inhaler.
T=Time
Penelitian ini diambil dari bulan November 2015 sampai dengan April
2016 (selama 6 bulan terakhir).
Jurnal 2 :
5. Sebutkan terapi medis pada kasus penyakit diatas, dan jelaskan efek
samping terapi yang perlu di monitor oleh perawat !
Terapi medis
Pemberian obat kortikosteroid
Efek samping yang perlu di monitor oleh perawat :
- Inhalasi kortikosteroid mempunyai efek sistemik yang lebih ringan
dibandingkan kortikosteroid oral, tetapi telah dilaporkan adanya efek
samping. Dosis inhalasi yang lebih tinggi selama periode yang
panjang dapat memacu supresi adrenal, sehingga setiap pasien yang
menggunakan dosis tinggi harus dimonitor secara ketat penggunaan
kortikosteroidnya, terutama pada kondisi yang dapat menyebabkan
stres (misal operasi).
- Monitor pemberian dosis inhalasi agar tidak melebihi dosis yang
diperlukan untuk pasien asma karena kepadatan mineral tulang
menurun pada saat penggunaan inhalasi dosis tinggi jangka lama yang
menyebabkan pasien mengalami osteoporosis
24
6. Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi
7. Isu etik :
Akibat perawat terlambat memberikan informed consent dan tindakan
nebulizer sehingga pasien tersebut memgalami sesak
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
b. Menghindari kelelahan.
M. Implikasi Keperawatan
26
27
28