Anda di halaman 1dari 28

APLIKASI TERAPI SWEDISH MASSAGE UNTUK MENURUNKAN

TINGKAT NYERI PADA NY. U DENGAN ISCHIALGIA DI RUANG


SADEWA 2 RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun Oleh :
Lia Anis Syafaah
G3A020069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era modern ini manusia dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan
ekonomi demi kelangsungan hidup. Karena masih rendahnya pendidikan di
Indonesia, banyak orang setelah selesai jenjang pendidikan SMA melamar
pekerjaan sebagai pegawai pabrik. Pegawai pabrik tidak jarang harus bekerja
lembur agar mendapatkan hasil yang ditargetkan serta menghasilkan upah yang
sesuai. Tetapi dengan pekerjaan yang terforsir tersebut, banyak pegawai pabrik
yang tidak memperhatikan kesehatan serta keselamatan saat bekerja. Misalnya
posisi duduk yang salah dan dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan
sakit dan nyeri punggung bawah atau yang di kenal dengan nama Low Back
Pain (LBP). Sering kali orang yang terindikasi LBP dapat disertai dengan
kesemutan yang menjalar hingga ke kaki yang disebut sebagai Ischialgia.
Ischialgia merupakan penyakit kelainan pada nervus ischiadicus yang
ditandai nyeri hebat pada punggung bawah dan penjalarannya hingga pada
bagian kaki sehingga melemahkan fungsi kaki dalam aktivitas sehari-hari
seperti duduk, berjalan dan berpindah tempat. Ischialgia dapat disebabkan
beberapa penyakit yang mendasarinya seperti misalnya hernia diskus, stenosis
tulang punggung, piriformis syndrome, tumor maupun trauma. Ischialgia
(sciatica) adalah dimana syaraf ischiadikus yang berasal di sepanjang tungkai
mengalami iritasi merupakan contoh nyeri akar saraf yang relatif sering terjadi
(Archard et al., 2008).
Terdapat beberapa masalah pada penyakit LBP, diantaranya merupakan
anamnesa. Sakit pinggang yang dikemukakan seseorang penderita harus
ditentukan dahulu arti yang dimaksud penderita. Jenis sakit pinggang harus
digambarkan oleh penderita sendiri. Dan untuk itu penderita harus diberi waktu
dan istirahat cukup. Keluhan nyeri yang tidak menentu adalah hal yang
membingungkan, tetapi dengan memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis nyeri
tentunya kita dapat menggolongkan jenis nyeri tersebut (Sidharta, 2012).
Perubahan anatomi progresif yang terjadi secara alamiah pada daerah
lumbosakral dalam waktu yang lama dapat menimbulkan masalah pada
punggung bawah. Saat menginjak usia 50 tahun, lebih dari 95% manusia akan
mengalami perubahan pada lumbosakral seperti penyempitan ruang diskus,
pengerasan diskus, ataupun marginal sklerosis yang identik dengan spondilosis.
Pada usia lanjut sering ditemukan gambaran spondilosis meskipun tidak ada
keluhan nyeri punggung bawah (Valat dkk, 2010).
Spondylosis adalah terbentuknya osteofit pada tepi vertebrae yang
berbatasan dengan discus. Spondylosis ini termasuk penyakit degenerasi yang
proses terjadinya secara umum disebabkan oleh berkurangnya kekenyalan
discus yang kemungkinan menipis dan diikuti dengan lipatan ligamentum
disekeliling corpus vertebrae, seperti ligamentum longitudinal, selanjutnya
pada lipatan ini terjadi pengapuran dan terbentuk osteofit (Prasodjo, 2002).
Keluhan yang sering ditemukan dalam klinik antara lain : nyeri punggung
bawah, nyeri daerah pantat, rasa kaku atau terik pada punggung bawah, nyeri
yang menjalar atau seperti rasa kesetrum yang dirasakan dari pantat menjalar
ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana yang
terjepit. Selain itu dapat juga rasa nyeri ditimbulkan setelah melakukan
aktifitas yang berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau
banyak berdiri dan berjalan, dan rasa nyeri juga sering diprovokasi karena
mengangkat barang yang berat. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan
mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah atau tungkai bawah yang
disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut (Yanuar, 2002).
Berbagai metode terapi Back exercise telah dikembangkan diantaranya adalah
terapi swedish massage, yang secara teoritis dapat mengurangi tekanan beban
tubuh (articular weigh-bearing stress) pada sendi facet vertebra dan
meregangkan fasia dan otot- otot dorsolumbal, sehingga bermanfaat untuk
memulihkan mobilitas atau fleksibilitas lumbal pada kasus nyeri Ischialgia
(Weinstein dkk, 2006). Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan aplikasi evidence based practice nursing
pemberian swedish massage pada pasien dengan ischialgia di ruang Sadewa 2
RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaporkan pengelolaan kasus dan aplikasi evidence based practice nursing
pemberian swedish massage pada pasien dengan ischialgia di ruang Sadewa
2 RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan adalah diharapkan penulis mampu :
a. Mendeskripsikan konsep ischialgia.
b. Mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan ischialgia.
c. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan ischialgia.
d. Mahasiswa mampu menerapkan evidence based practice nursing swedish
massage pada pasien dengan ischialgia.
e. Melakukan evaluasi hasil aplikasi evidence based practice nursing.

C. Metode Penelitian
1. Metode Kepustakaan
Yaitu dengan mengumpulkan referensi dari beberapa buku seperti buku
keperawatan kegawadaruratan, sdki, siki, slki dll.

2. Metode Internet
Yaitu bersumber dari internet yang relevan dengan asuhan keperawatan
kegawadaruratan keracunan dan overdosis dan berbagai jurnal.

D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Konsep Dasar terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, penatalaksanaan,
pengkajian, pathways, intervensi dan
rasional.
BAB III Resume Askep terdiri dari pengkajian fokus, diagnosa
keperawatan, pathways keperawatan kasus,
fokus intervensi (dengan rasionalnya)
BAB IV Aplikasi Jurnal terdiri dari identitas klien, data fokus,
Evidence Based Nursing diagnosa keperawatan, EBN yangditerapkan
Riset analisa sintesa alasan penerapan EBN dan
landasan teori tentang penerapan EBN
BAB V Pembahasan terdiri dari justifikasi pemilihan tindakan
berdasarkan EBN, mekanisme penerapan
EBN pada kasus, hasil yang dicapai,
kelebihan atau kekurangan atau hambatan
yang ditemui
BAB VI Penutup terdiri dari simpulan dan saran
BAB II
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN
Ischialgia merupakan salah satu manisfestasi dari nyeri punggung bawah
yang dikarenakan karena adanya penjebitan nerves ischiadicus. Ischialgia
adalah nyeri yang menjalar kebawah sepanjang perjalanan akar saraf
ischiadikus. Ischialgia itu sendiri adalah Sebuah gejala yaitu bahwa pasien
merasakan nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar saraf kea rah distal
perjalanan nervus ischiadikus sampai tungkai bawah (Kurniawati 2010).

B. ETIOLOGI/PREDISPOSISI

Ischialgia muncul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana


nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3. Penyebab
ischialgia bisa dibagi dlm:
1. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus
pulposus (HNP).
2. Ischialgia mekanik terbagi atas :
1) Spondiloarthrosis defermans.
2) Spondilolistetik.
3) Tumor caud.
4) Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral.
5) Patah tulang corpus lumbosakral.
6) Patah tulang pelvis, pembengkakan/radang / neoplasma pada alat-
alat dlm rongga panggul sehingga memunculkan tekanan pada
pleksus lumbosakralis.
3. Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:
a. Radikulitis tuberkulosa
b. Radikulitas luetika
c. Adhesi dlm ruang subarachnoidal
d. Penyuntikan obat-obatan dlm nervus ischiadicus
e. Neuropati rematik, diabetik & neuropati lainnya.
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu diantaranya:
kontraksi/ pembengkakan/radang otot-otot daerah bokong, adanya
perkapuran tulang belakang / adanya keadann yg dijuluki dgn Herniasi
Nukleus Pulposus (HNP). Buat mengetahui penyebab pasti butuh
dikerjakan pemeriksaan fisik secara seksama karena dokter, jika butuh
dikerjakan pemeriksaan tambahan radiologi/ Rontgen pada tulang
belakang.

C. PATOFISIOLOGI
Vertebrae manusia tersusun dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, &
koksigis. Bagian vertebrae yg membentuk punggung bagian bawah ialah
lumbal 1-5 denagn discus intervertebralis & pleksus lumbalis serta pleksus
sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yg tersusun dari nervus
iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus
genitofemoralis, & nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari
lumbal4-sakral4 yg tersusun dari nervus gluteus superior, nervus gluteus
inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus
pudendus, & ramus muskularis. Nervus ischiadicus ialah berkas saraf yg
meninggalkan pleksus lumbosakralis & menuju foramen infrapiriformis &
keluar pada permukaan tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks
spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus
perineus komunis & nervus tibialis. Ischialgia muncul dampak perangsangan
serabut-serabut sensorik yg berasal dari radiks posterior lumbal 4 hingga sakral
3, & ini bisa terjadi pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum hingga pada
permukaan belakang tungkai.
Kesalahan postur & sikap bisa menyebabkan cedera pada tulang belakang
yg lama-kelamaan mau menyebabkan proses penulangan, karena karena
adanya proses degenerasi yg terus menerus kian nucleus pulposus mau
terhimpit, sehingga anolus fibrosus mengalami penekanan & kerap kali
menonjol ke bagian lateral. Penonjolan ini membuat dampak penekana pada
medulla spinalis. Jika keadann seperti ini tak segera diobati kian lama –
kelamaan akanmengakibatkan adanya nyeri menjalar pada sepanjang tungkai
karena karena adanya penekanan pada nervus ischiadicus (Ischialgia).
Ischialgia yg disebakan karena beberapa factor etiologi & sindroma yg
biasanya dikenal sebagai sindroma stenois lumbal & entropmentneuritis , nyeri
yg bertolak dari vertebra lumbosakralis sesisi & menjalar sepanjang tungkai
hingga ujung kaki wajib dicurigai sebagai nyeri saraf dampak perangsangan di
dlm Vertebra Lumbosakralis. Nyeri saraf yg bertolak dari tuber

D. MANIFESTASI KLINIK
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti
ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari,
menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang
diringankan dengan menekuk punggung atau duduk. Gejala yang sering
ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
1. Nyeri punggung bawah
2. Nyeri daerah bokong
3. Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
4. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah
bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung
bagian saraf mana yang terjepit.
5. Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri
dan berjalan.
6. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.
7. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan
anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya
otot-otot tungkai bawah tersebut.
8. Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
9. Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks
tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
10. Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi,
miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis
yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi
permanen.
11. Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangka.

E. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan penyakit ischialgia yaitu sebagai berikut :   


1. Obat – obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
2. Program Rehabilitasi Medik.
Program Rehabilitasi Medik bagi penderita  ialah:
7) Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi
manipulasi,    Exercise, dsb.
8) Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
9) Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.
10) Advis:
1) Hindari berlimpah membungkukkan badan.
2) Hindari kerap kali mengangkat barang-barang berat.
3) Segera istirahat jika sudah merasakan nyeri saat berdiri /
berjalan.
4) Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan
& kiri /
memanfaatkan kursi kecil buat menumpu kedua kaki.
5) Saat menyapu / mengepel lantai pergunakan gagang sapu
/ pel yg panjang, sehingga saat menyapu / mengepel
punggung tak membungkuk.
6) Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan
punggung tetap lurus, tapi tekuk kedua lutut buat
menggapai barang tersebut.
7) Lakukan Back Exercise secara rutin, buat memperkuat
otot-otot punggung sehingga mampu menyanggah tulang
belakang secara baik & maksimal.
3. Operasi : di lakukan pada kasus yg berat/ sangat mengganggu aktifitas
dimana dgn obat – obatan & Program Rehabilitasi Medik tak membantu
(Anggraini, 2010).

F. KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN FOKUS

a. Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu,
Riwayat kesehatan keluarga. Yg wajib diperhatiakan dlm anamnesa
diantaranya:
1. Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat,
menekan, dll),  penjalaran nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir,
faktor pencetus, & faktor yg memperberat rasa nyeri.
2. Kegiatan yg memunculkan peninggian tekanan didalam subarachnoid
seperti batuk, bersin & mengedan memprivakasi terasanya ischialgia
diskogenik.
3. Faktor trauma hampir kerap kali diketemukan kecuali pada proses
neoplasma / infeksi
b. Pemeriksaan fisik
Buat mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tak biasanya ahli
fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki
yg mengalami nyeri jika nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 –
70 tataran manusia tersebut dikatakjan positif ischialgia. Tes ini dijuluki
Straight Leg Rising.
a. Inspeksi : Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya skoliosis,
hiperlordosis / lordosis lumbal yg mendatar.
b. Palpasi : Nyeri tekan pada tulang belakang / pada otot-otot di samping
tulang belakang.
c. Perkusi : Rasa nyeri kalau/jika prosesus diketok.
d. KPR ↓ & / APR ↓
e. Laseque, patrick, antipatrick, naffziger.

2. PATHWAYS KEPERAWATAN
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (nerves
ischiadicus terjepit) (D.0077)
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)

4. FOKUS INTERVENSI (DENGAN RASIONALNYA)

DX 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (nerves ischiadicus


terjepit) (D.0077)
Luaran Intervensi
Luaran Utama : Manajemen nyeri (I.08238)
Tingkat nyeri menurun (L.08066)
dengan kriteria hasil : Observasi
a. Kemampuan menuntaskan - Identifikasi lokasi, karakteristik,
aktivitas meningkat durasi, frekuensi, kualitas nyeri
b. Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
c. Meringis menurun Terapeutik
d. Gelisah menurun - Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri
(Aromaterapi, relaksasi otot
progresif)
- Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik

DX 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)


Luaran Intervensi
Luaran utama mobilitas fisik Dukungan mobilisasi (I.05173)
(L.05042) O:
Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi adanya nyeri atau
keperawatan diharapkan mobilitas keluhan fisik lainnya
fisik meningkat dengan kriteria hasil : - Identifikasi toleransi fisik
- Pergerakan ekstremitas melakukan pergerakan
meningkat - Monitor tekanan darah dan
- Kekuatan otot meningkat frekuensi jantung sebelum
- ROM meningkat memulai mobilisasi
- Gerakan terbatas menurun - Monitor kondisi umum selama
- Kelemahan fisik menurun melakukan mobilisasi
T:
- Fasilitasi aktivitas mobilitas
dengan alat bantu (mis. Pagar
tempat tidur)
- Fasilitas melakukan pergerakan,
jika perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
E:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi
dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
Duduk di tempat tidur, duduk di
sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi

BAB III

RESUME ASKEP

A. PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas Klien
Nama : Ny. U
Usia : 46 Tahun
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Semarang
Diagnosa Medis : Ischialgia
Tanggal Masuk : 15 Juni 2021

2. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada punggung bawah menjalar hingga kedua kaki
sampai tungkai. Nyeri terasa panas dan seperti tertusuk-tusuk. Nyeri
bertambah saat bergerak.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis, GCS 15
b. TTV :
TD : 129/75 mmHg
Nadi : 83x/menit
RR : 20x/menit
c. Pengkajian Nyeri :
P : Proses penyakit
Q : Panas dan tertusuk-tusuk
R : Punggung bawah menjalar hingga tungkai kaki
S:5
T : Hilang timbul

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (nerves ischiadicus
terjepit) (D.0077)

C. PATHWAYS KEPERAWATAN KASUS

Spondilosis
lumbalis
ISCHIALGIA

Nervus
ischiadius

Nyeri Akut

D. FOKUS INTERVENSI

DX 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (nerves ischiadicus


terjepit) (D.0077)
Luaran Intervensi
Luaran Utama : Manajemen nyeri (I.08238)
Tingkat nyeri menurun (L.08066)
dengan kriteria hasil : Observasi
e. Kemampuan menuntaskan - Identifikasi lokasi, karakteristik,
aktivitas meningkat durasi, frekuensi, kualitas nyeri
f. Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
g. Meringis menurun Terapeutik
h. Gelisah menurun - Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri
(Aromaterapi, relaksasi otot
progresif, terapi pijat)
- Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
BAB IV
APLIKASI JURNAL EVIDENCE BASED NURSING RISET

A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. U
2. Usia : 46 Tahun
3. Pekerjaan : Buruh
4. Agama : Islam
5. Alamat : Semarang
6. Diagnosa Medis : Ischialgia
7. Tanggal Masuk : 15 Juni 2021

B. DATA FOKUS PASIEN


Data Subjektif :
Pasien mengatakan nyeri pada punggung bawah menjalar sampai kaki
- P : proses penyakit
- Q : tertusuk-tusuk dan panas
- R : punggung bawah menjalar ke kaki
- S:5
- T : hilang timbul

Data Objektif :
- Pasien tampak meringis
- Bersikap protektif (posisi menghindari nyeri)

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN


JURNAL EVIDENCE BASED NURSING RISET YANG
DIAPLIKASIKAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (nerves ischiadicus
terjepit) (D.0077)

D. EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE YANG DITERAPKAN PADA


PASIEN
The effectiveness of Swedish Massage on changes in pain levels of Low Back
Pain (ischialgia)

E. ANALISA SINTESA JUSTIFIKASI / ALASAN PENERAPAN


EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE

ISCHIALGIA
Nervus
ischiadius

Nyeri Akut

Pemberian
terapi

Merangsang
serabut beta

Rangsangan
/impuls

Impuls yang berasal dari serabut beta A lebih dominan, lebih cepat
melepaskan neurotransmiter penghambat (teori gate control)

Gate
menutup

impuls nyeri tidak dapat diteruskan ke korteks serebral untuk


diinterpretasikan sebagai nyeri

Skala nyeri
menurun

F. LANDASAN TEORI TERKAIT PENERAPAN PENERAPAN


EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE
Ischialgia merupakan penyakit kelainan pada nervus ischiadicus yang
ditandai nyeri hebat pada punggung bawah dan penjalarannya hingga pada
bagian kaki sehingga melemahkan fungsi kaki dalam aktivitas sehari-hari
seperti duduk, berjalan dan berpindah tempat. Ischialgia dapat disebabkan
beberapa penyakit yang mendasarinya seperti misalnya hernia diskus, stenosis
tulang punggung, piriformis syndrome, tumor maupun trauma. Ischialgia
(sciatica) adalah dimana syaraf ischiadikus yang berasal di sepanjang tungkai
mengalami iritasi merupakan contoh nyeri akar saraf yang relatif sering terjadi
(Archard et al., 2008).
Terdapat beberapa masalah pada penyakit LBP, diantaranya merupakan
anamnesa. Sakit pinggang yang dikemukakan seseorang penderita harus
ditentukan dahulu arti yang dimaksud penderita. Jenis sakit pinggang harus
digambarkan oleh penderita sendiri. Dan untuk itu penderita harus diberi waktu
dan istirahat cukup. Keluhan nyeri yang tidak menentu adalah hal yang
membingungkan, tetapi dengan memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis nyeri
tentunya kita dapat menggolongkan jenis nyeri tersebut (Sidharta, 2012).
Terapi nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri
punggung bawah adalah terapi panas (hot pack, Short Wave Diathermy, Micro
Wafe Diathermy), terapi (kompres dingin, kompres dingin, pijat es), terapi
listrik (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation, gangguan, dyadinamis),
terapi manipulasi atau peregangan, pijat (pijat Swedia, Pijat olahraga). Swedish
massage secara teoritis dapat mengurangi tekanan beban tubuh (articular
weigh-bearing stress) pada sendi facet vertebra dan meregangkan fasia dan
otot- otot dorsolumbal, sehingga bermanfaat untuk memulihkan mobilitas atau
fleksibilitas lumbal pada kasus nyeri Ischialgia. Swedish massage adalah
manipulasi jaringan tubuh dengan teknik khusus untuk mempersingkat waktu
pemulihan dari ketegangan otot (kelelahan), meningkatkan sirkulasi darah
tanpa menambah beban kerja jantung. (Weinstein dkk, 2006).

BAB V
PEMBAHASAN

A. Justifikasi Pemilihan Tindakan Berdasarkan Evidence Based Nursing


Practice
Ischialgia merupakan salah satu manisfestasi dari nyeri punggung bawah
yang dikarenakan karena adanya penjebitan nerves ischiadicus. Ischialgia
adalah nyeri yang menjalar kebawah sepanjang perjalanan akar saraf
ischiadikus. Ischialgia itu sendiri adalah Sebuah gejala yaitu bahwa pasien
merasakan nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar saraf kea rah distal
perjalanan nervus ischiadikus sampai tungkai bawah (Kurniawati 2010).
Menurut standar intervensi keperawatan indonesia, manajemen nyeri
dapat dilakukan dengan berbagai teknik atau terapi non farmakologi. Adapun
terapi non farmakologi yang dapat menurunkan nyeri yaitu terapi relaksasi,
terapi distraksi, aromaterapi, akupressure, akupuntur, terapi pijat dan masih
banyak terapi lainnya. Terapi yang dapat diberikan pada pasien ischialgia
dengan nyeri yaitu terapi pijat swedish. Swedish massage atau pijat swedish
adalah manipulasi jaringan tubuh dengan teknik khusus untuk mempersingkat
waktu pemulihan dari ketegangan otot (kelelahan), meningkatkan sirkulasi
darah tanpa menambah beban kerja jantung. (Weinstein dkk, 2006). Dengan
diberikannya terapi pijat swedish dapat menghambat impuls nyeri
tersampaikan ke otak. Impuls yang berasal dari pijatan ini dapat lebih
dominan masuk ke otak yang menyebabkan tertutupnya gerbang sehingga
impuls nyeri tidak sampai ke korteks serebral. Secara prosedur, terapi pijat
swedish tidak memberikan efek samping yang berbahaya bagi pasien.
Gerakan pijatan hanya dilakukan pada daerah punggung bawah disekitar
tulang vertebrae saja sehingga tidak menyebabkan pergerakan atau
pergeseran pada vertebrae.

B. Mekanisme Penerapan Evidence Based Nursing Practice Pada Kasus


Pada tanggal 17 Juni 2021 jam 09.00 dilakukan pengkajian awal pada
Ny. U yang didapatkan hasil pasien mengatakan nyeri pada punggung bawah
menjalar sampai kaki. Hasil pengkajian nyeri Ny. U yaitu provokatif
disebabkan karena proses penyakit, quality tertusuk-tusuk dan panas, regio
nyeri di punggung bawah menjalar ke kaki, skala nyeri 5 dan time hilang
timbul. Pasien tampak meringis dan bersikap protektif atau posisi
menghindari nyeri.
Pada tanggal 18 Juni 2021, pasien diberikan terapi pijat swedish dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Menanyakan keluhan utama klien
2. Jaga privasi klien
3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
4. Letakkan peralatan di samping tempat tidur klien
5. Tinggikan kepala tempat tidur dan rendahkan side rail yang berada di
dekat perawat
6. Dekatkan klien ke arah diman perawat berada
7. Minta klien untuk membuka pakaian atas sampai ke bokong, bantu bila
perlu
8. Atur klien ke posisi prone/side lying dengan punggung menghadap ke
arah perawat
9. Tutup bagian tubuh yang lain dengan memakai selimut
10. Letakkan handuk di bawah punggung klien
11. Tuangkan lotion secukupnya di tangan
12. Tuangkan lotion di punggung klien
13. Mulai massage dengan gerakan stroking/effleurage, bergerak dari bokong
menuju bahu dengan gerakan yang kuat, kemudian dari bahu menuju
bokong dengan gerakan yang lebih ringan
14. Ubah gerakan dengan menggunakan gerakan yang sirkuler, khususnya
pada daerah sakrum dan pinggang
15. Ubah gerakan dengan gerakan kneading/petrissage, dimulai dari bokong
menuju bahu dan kembali menuju bokong dengan gerakan stroking
16. Ubah gerakan dengan tehnik friction, dimulai dari bokong menuju bahu.
Ubah gerakan menjadi stroking/effleurage saat bergerak dari arah bahu
menuju bokong dan kemudian ulangi gerakan friction saat menuju bahu
17. Ubahlah gerakan menjadi gerakan tapotement dimulai dari bokong
menuju bahu. Ubah gerakan menjadi gerakan stroking saat bergerak
menuju bokong
18. Lengkapi dengan gerakan stroking beberapa kali
19. Katakan pada klien bahwa anda akan mengakhiri massagenya
20. Bersihkan sisa lubrikasi dari punggung dengan handuk
21. Bantu klien memankai bajunya kembali dan mencapai posisi yang
nyaman
22. Tinggikan side rail dan turunkan kepala tempat tidur

C. Hasil Yang Dicapai


Hasil yang didapatkan setelah dilakukan pemberian terapi pijat swedish
selama 3 hari berturut-turut, pasien mengalami perbaikan pada skala nyeri.
Adapun hasil evaluasi pengkajian nyeri yang didapatkan pada hari ketiga
yaitu sebagai berikut :
Subjektif :
- P : proses penyakit
- Q : tertusuk-tusuk dan panas
- R : punggung bawah menjalar ke kaki
- S:3
- T : hilang timbul

Objektif :
- Pasien tampak lebih rileks

D. Kelebihan Dan Kekurangan Atau Hambatan Yang Ditemui Selama


Aplikasi Evidence Based Nursing Practice
1. Kelebihan
Selain dapat menurunkan keluhan nyeri pada pasien, terapi pijat swedish
juga memberikan manfaat dalam melancarkan aliran darah sehingga dapat
mengurangi stress dan kecemasan pada pasien.

2. Kekurangan
Terapi pijat swedish kurang efektif diterapkan pada pasien dengan skala
nyeri berat karena terapi ini baru memberikan efek setelah 3 hari
penerapan.

DAFTAR PUSTAKA

Archard et al. (2008). Simple Guide: Nyeri Punggung. Dialihbahasakan oleh


Juwalita Surapsari. Editor: Rina Astikawati dan Amalia Safitri. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Kurniawati. (2010). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Ischialgia Dextra
Di Rumah Sakit Dr. Soedjono Magelang. Surkarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi
dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi
dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan
Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Sidharta P. (2012). Text Book: Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. PT Dian
Rakyat. Jakarta. hal. 2-54
Susilo, Rahmat dan Wahyu Harmuningsih. (2018). The effectiveness of Swedish
Massage on changes in pain levels of Low Back Pain in Farmers in
Pasinggangan Village Banyumas. Purwokerto : Universitas
Muhammadiyah Purwokerto

LAMPIRAN ARTIKEL EBN

Anda mungkin juga menyukai