Disusun Oleh :
Lia Anis Syafa’ah
G3A020069
2. Etiologi
Faktor penyebab asma bronchial menurut Wijaya & Putri (2013)
adalah sebagai berikut :
a. Alergen
Bila tingkat hiperaktivitas bronkus tinggi diperlukan jumlah alergen
yang sedikit untuk menimbulkan serangan asma.
b. Infeksi saluran pernafasan
Infeksi saluran pernafasan biasanya disebabkan oleh virus respiratory
synchyhal virus (RSV) dan virus para influenza.
c. Iritasi
Iritasi dapat di sebabkan oleh hairspray, minyak wangi, asap rokok, bau
asam dari cat dan polutan udara, air dingin dan udara dingin.
d. Refleks gastroesopagus
Iritasi trakeobronkheal karena isi lambung dapat memperberat penyakit
asma.
e. Psikologis
Hal ini dapat memicu stress yang akan menurunkan respon tubuh
sehingga mudah terjadi inflamasi pada bronkus yang akan
menimbulkan asma bronkiale (Muttaqin, 2008).
3. Tanda Gejala
Menurut Putri & Sumarno (2013) manifestasi klinik untuk asma
bronkial adalah sesak nafas mendadak disertai inspirasi yang lebih pendek
dibandingkan dengan fase ekspirasi dan diikuti oleh bunyi mengi
(wheezing), batuk yang disertai serangan sesak nafas yang kumat-kumatan.
4. Patofisiologi
Asma timbul karena seseorang yang atopik (alergik) akibat pemaparan
allergen. Alergen yang masuk tubuh akan ditangkap oleh makrofag dan
selanjutnya akan merangsang pembentukan IgE. IgE akan segera diikat
oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan basofil yang ada dalam
sirkulasi. Ikatan tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan
terjadi perubahan dalam sel yang menurunkan kadar cAMP. Kadar cAMP
yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel berupa histamin dan
kinin. Akibat dari bronkospasme akan terjadi penyempitan bronkus dan
percabangannya sehingga akan menimbulkan rasa sesak ,nafas berbunyi
(wheezing) dan batuk yang produktif. Tanda gelaja tersebut merupakan
tanda dari asma bronkiale (Muttaqin, 2008).
5. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mubarak, Chayatin, dan Susanto (2015) pemeriksaan
diagnostik pada pasein asma bronchial yaitu :
a. Pemeriksaan laboratorium dapat dilihat leukosit dengan netrofil yang
meningkat menunjukkan adanya infeksi, eosinofil darah meningkat >
250/mm3.
b. Pemeriksaan radiologi pada asma bronchial akan ditandai dengan
adanya hiperinflasi paru-paru diafragma mendatar (wijaya & putri,
2013)
c. Uji kulit dilakukan untuk menunjukan adanya antibody IgE
hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.
6. Pathways
2. Pengkajian Sekunder
a. Demografi
Pengkajian dilakukan pada pasien asma bronkial menurut Wijaya
& Putri (2013) dan Priscilla, Karen, Gerene (2016) meliputi :
1) Identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin ras dll
2) Informasi dan diagnosa medik yang penting
3) Data riwayat kesehatan
4) Riwayat kesehatan dahulu : pernah menderita penyakit asma
sebelumnya, menderita kelelahan yang amat sangat dengan sianosi
pada ujung jari.
5) Riwayat kesehatan sekarang
a) Biasanya klien sesak nafas, batuk-batuk, lesu tidak bergairah,
pucat tidak ada nafsu makan, sakit pada dada dan pada jalan nafas
b) Sesak setelah melakukan aktivitas / menhadapi suatu krisis
emosional
c) Sesak nafas karena perubahan udara dan debu
d) Batuk dan susah tidur karena nyeri dada.
6) Riwayat kesehatan keluarga
a) Riwayat keluarga yang mengalami asma
b) Riwayat keluarga positif menderita penyakit alergi, seperti rinitis
alergi, sinustis, dermatitis, dan lain-lain
b. Pemeriksaan Fisik
1) Pola aktivitas dan latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian,
eliminasi,mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik
tangga.
2) Pola istirahat tidur
Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur, kualitas dan
kuantitas jam tidur
3) Pola nutrisi – metabolic
a) Berapa kali makan sehari
b) Makanan kesukaan
c) Berat badan sebelum dan sesudah sakit
d) Frekuensi dan kuantitas minum sehari
4) Pola eliminasi
a) Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
b) Nyeri
c) Kuantitas
5) Pola kognitif perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
6) Pola konsep diri
a) Gambaran diri
b) Identitas diri
c) Peran diri
d) Ideal diri
e) Harga diri
7) Pola seksual – reproduksi
Adakah gangguan pada alat kelaminya.
8) Pola peran hubungan
a) Hubungan dengan anggota keluarga
b) Dukungan keluarga
c) Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
9) Pola nilai dan kepercayaan
a) Persepsi keyakinan
b) Tindakan berdasarkan keyakinan
c. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan diagnostik meliputi volume ekspirasi paksa, kecepatan
aliran ekspirasi puncak, gas darah.
3. Diagnosa Keperawatan Utama
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
napas
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
c. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
Luaran Intervensi
Luaran utama : bersihan jalan Manajemen Jalan Napas
napas (L.01001) Observasi
Ekspektasi meningkat dengan - Monitor pola napas
kriteria hasil : (frekuensi, kedalaman,
- Wheezing menurun usahan napas)
- Dispnea menurun - Monitor bunyi napas
- Ortopnea menurun tambahan (mis. Wheezing)
- Sianosis menurun - Monitor sputum (jumlah,
- Frekuensi napas membaik warna, aroma)
- Pola napas membaik Terapeutik
- Posisikan semi fowler atau
Luaran tambahan : fowler
- Kontrol gejala - Berikan minum hangat
- Pertukaran gas - Lakukan fisioterapi dada,
- Respons alergi lokal jika perlu
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Pemantauan Respirasi
Observasi
- Monitor frekuensi, irama,
kedalaman, dan upaya
napas
- Monitor pola napas
(bradipnea, takipnea)
- Monitor adanya sumbatan
jalan napas
- Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
- Auskuktasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor AGD
Terapeutik
- Atur interveal pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Luaran Intervensi
Luaran utama : pertukaran Pemantauan Respirasi
gas (L.01003) Observasi
Ekspektasi meningkat dengan - Monitor frekuensi, irama,
kriteria hasil : kedalaman, dan upaya
- Dispnea menurun napas
- Bunyi napas tambahan - Monitor pola napas
menurun (bradipnea, takipnea)
- Napas cuping hidung - Monitor adanya sumbatan
menurun jalan napas
- PCO2 membaik - Palpasi kesimetrisan
- PO2 membaik ekspansi paru
- Takikardia membaik - Auskuktasi bunyi napas
- pH arteri membaik - Monitor saturasi oksigen
- Sianosis membaik - Monitor AGD
- Pola napas membaik Terapeutik
Luaran tambahan : - Atur interveal pemantauan
- Keseimbangan asam basa respirasi sesuai kondisi
- Konservasi energi pasien
- Perfusi paru - Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Terapi Oksigen
Observasi
- Monitor kecepatan aliran
oksigen
- Monitor posisi alat terapi
oksigen
- Monitor aliran oksigen
secara periodik dan
pastikan fraksi yang
diberikan cukup
- Monitor efektifitas terapi
oksigen (mis. Oksimetri,
analisa gas darah), jika
perlu
- Monitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan
atelektasis
Terapeutik
- Bersihkan sekret pada
mulut, hidung dan trakea,
jika perlu
- Pertahankan kepatenan
jalan napas
- Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
- Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
Edukasi
- Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan oksigen di
rumah
Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
- Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
Luaran Intervensi
Luaran utama : pola napas Manajemen Jalan Napas
(L.01001) Observasi
Ekspektasi meningkat dengan - Monitor pola napas
kriteria hasil : (frekuensi, kedalaman,
- Kapasitas vital meningkat usahan napas)
- Dispnea menurun - Monitor bunyi napas
- Penggunaan otot bantu tambahan (mis.
napas menurun Wheezing)
- Pernapasan cuping - Monitor sputum (jumlah,
hidung menurun warna, aroma)
Terapeutik
Luaran tambahan : - Posisikan semi fowler
- Berat badan atau fowler
- Keseimbangan asam basa - Berikan minum hangat
- Konservasi energi - Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Pemantauan Respirasi
Observasi
- Monitor frekuensi, irama,
kedalaman, dan upaya
napas
- Monitor pola napas
(bradipnea, takipnea)
- Monitor adanya sumbatan
jalan napas
- Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
- Auskuktasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor AGD
Terapeutik
- Atur interveal pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
PENCATATAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT ( Di Ruang IGD )
Riwayat Kesehatan :
Mengeluh sesak nafas sejak 4 jam yang lalu. 3 tahun terakhir anak sering sesak.
Keluarga pasien mengatakan anaknya memiliki riwayat asma. Karena kondisi
lingkungan yang dingin, dalam 1 bulan ini sudah terjadi 4x serangan, namun
membaik dengan obat inhalasi di RS. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan nadi:
110x/menit, RR: 40x/menit, T:37 C, SpO2 : 89% retraksi dinding dada, ekspirasi
memanjang dan wheezing pada kedua lapang paru.
Denyut:
( ) lemah
( ) kuat
( ) tak kuat
TD:
Ektremitas:
( ) hangat
( ) dingin
Warna kulit:
( ) cyanosis
( ) pucat
( ) kemerahan
Jika ya:
( ) muka
( ) tangan atas
( ) tungkai
( ) anasarka
Warna:
( ) kuning jernih
( ) Kuning kental
( ) merah
( ) putih
Rasa sakit:
( ) ya
( ) tidak
Keluhan sakit
pinggang:
( ) ya
( ) tidak
BAB: x/hari.
Diare:
( ) ya
( ) tidak
( ) berdarah
( ) cair
( ) berlendir
Dissability: (-) (-) (-)
Tingkat kesadaran:
(V) cm
( ) apatis
( ) somnolen
( ) sopor
( ) soporocoma
( ) koma
Pupil:
( ) isokor
( ) unisokor
( ) moosis
( ) midriasis
Reaksi terhadap
cahaya:
Ka:
( ) positif
( ) Nigatif
Ki :
( ) positif
( ) Nigatif
GCS: E M V=
Terjadi
( ) kejang
( ) pelo
( ) kelumpuhan
/kelemahan
( ) mulut mencong
( ) afasia
( ) disathria
Nilai kekuatan otot:
Refleks Babinsky :
Patella :
Bisep/trisep:
Brudynsky :
1. Identitas klien
Nama : An. W
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : Asma Bronkhial
3. Pengkajian fokus
a. Airway :
( ) Benda asing.
( ) Darah
(V) Bronkospasme
( ) Sputum
( ) Lendir
d. Dissability:
Kesadaran : composmentis
Pemantauan Respirasi
Observasi
- Monitor frekuensi, irama,
kedalaman, dan upaya
napas
- Monitor pola napas
(bradipnea, takipnea)
- Monitor adanya sumbatan
jalan napas
- Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
- Auskuktasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor AGD
Terapeutik
- Atur interveal pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Pemantauan Respirasi
Observasi
- Monitor frekuensi, irama,
kedalaman, dan upaya
napas
- Monitor pola napas
(bradipnea, takipnea)
- Monitor adanya sumbatan
jalan napas
- Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
- Auskuktasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor AGD
Terapeutik
- Atur interveal pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
5. Implementasi keperawatan
6. Respon pasien
Waktu Evaluasi
11 November 2020 S:
Jam 12.00 - Pasien mengatakan sesak berkurang
- Pasien gelisah saat di berikan terapi
nebulizer, namun gelisah hilang setelah
terapi nebulizer selesai dilakukan
O:
- Nafas cuping hidung (-)
- Wheezing sinistra & dekstra berkurang
- RR = 25 x/ menit
- SpO2 : 93%
- Kesadaran : composmentis
A:
Masalah bersihan jalan tidak efektif belum
teratasi
P:
- Ulangi intervensi pemberian nebulizer
bronkodilator per 8 jam
- Posisikan semi fowler
- Berikan terapi oksigen
7. Kesimpulan:
Pasien pindah ke ruang rawat inap karena masalah keperawatan belum
teratasi sehingga perlu dilakukan intervensi/tindakan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA