N DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN (GASTROENTERITIS AKUT)
DI RUANG ANYELIR RSUD WALED CIREBON
Disusun oleh :
Kelompok : 1
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah
dengan kasus gangguan pada sistem pencernaan (GEA), makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu komponen tugas pada mata kuliah STASE ANAK Program
Studi Profesi Ners STIKes Indramayu.
Makalah ini mencoba memaparkan tentang penatalaksanaan asuhan
keperawatan pada Pasien dengan gangguan pada sistem pencernaan (GEA).
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
dari semua pihak demi perbaikan dan penambahan wawasan kami di masa yang akan
dating.
Demikian akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya terima kasih
Penyusun
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian ..................................................................................... 6
B. Etiologi ......................................................................................... 6
C. Patofisiologi ................................................................................. 8
D. Manifestasi klinis ......................................................................... 9
E. Penatalaksanaan Medis ................................................................. 9
F. Komplikasi .................................................................................... 9
G. Pengkajian ..................................................................................... 11
H. Pemeriksaan Penunjang ................................................................ 12
I. Analisa Data .................................................................................. 13
J. Daftar Diganosa Keperawatan Prioritas ........................................ 16
K. Intervensi Keperawatan ................................................................. 17
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ...................................................................................... 20
B. Analisa Data ................................................................................... 29
C. Diganosa Keperawatan Prioritas .................................................... 32
D. Intervensi Keperawatan .................................................................. 34
E. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi........................................ 39
F. Catatan Perkembangan ................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastroenteritis atau diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan,
tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Menurut Suharyono
(2008) gastroenteritis akut didefinisikan sebagai buang air besar dengan tinja yang
cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari
14 hari. Sedangkan menurut Priyanto (2008) gastroenteritis kronik yaitu yang
berlangsung lebih dari 14 hari. Gastroenteritis atau diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi. Dari penyebab gastroenteritis yang terbanyak adalah
gastroenteritis infeksi. Gastroenteritis atau diare infeksi dapat disebabkan virus,
bakteri, dan parasit.
Menurut Word Health Organization (WHO), di negara maju walaupun sudah
terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden gastroenteritis
atau diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari
5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang
berobat ke praktek umum menderita gastroenteritis atau diare infeksi. Tingginya
kejadian gastroenteritis di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan
waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni,
Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan
Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC) (Sinaga, 2009).
Di Indonesia dari 2.812 pasien gastroenteritis atau diare yang disebabkan
bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Jawa,
Sumatra yang dianalisa dari 2004 s/d 2005. Menurut Mary Phillips (2010) penyebab
terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V.
Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan
Salmonella paratyphi A.
Jika hal ini tidak segera ditangani, maka akan mengancam keselamatan klien
misalnya, jika terjadi dehidrasi akan menyebabkan syok hipovolemik, serta dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan hai ini disebabkan oleh makanan yang tidak
dapat diserap oleh usus secara maksimal dan kurangnya asupan makanan yang masuk
ke dalam tubuh. Oleh karena itu peran perawat dalam menangani klien dengan
gangguan gastroenteritis adalah dengan memonitor intake dan output klien, monitor
tanda-tanda vital, monitor asupan makanan dan diet klien, menyarankan pada klien
4
untuk banyak minum, menjaga personal hygiene, dan menjaga lingkungan agar tetap
nyaman dan tenang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada An. N yang mengalami Gastroenteritis
Akut di ruang Anyelir RSUD Waled Cirebon Tahun 2019.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada An. N dengan gangguan sistem
pencernaan (gastroenteritis akut).
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada An. N dengan gangguan sistem pencernaan
(gastroenteritis akut).
b. Menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas pada An. N
dengan gangguan sistem pencernaan (gastroenteritis akut).
c. Merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa yang
didapatkan pada An. N dengan gangguan sistem pencernaan
(gastroenteritis akut).
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada An. N dengan gangguan
sistem pencernaan (gastroenteritis akut).
e. Melaksanakan dokumentasi keperawatan pada An. N dengan gangguan
sistem pencernaan (gastroenteritis akut).
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Etiologi GEA
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyakit utama diare. Infeksi enternal ini meliputi :
b. Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Acromonas dan sebagainya.
c. Infeksi virus : Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
d. Infestasi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),
Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas
hominis), Jamur (Candida albicans)
6
e. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Bronkopneunomia, Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berusia dibawah usia 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.
b. Malabsorbsi lemak.
c. Malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
7
C. Patofisiologi
8
D. Manifestasi Klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair
dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makinlama makin berubah
kehijau-hijauan karena tercampur dengan cairan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
lecet dan kemerahan karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang beasal dari laktosa yang tidak
dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelumatau sesudah
diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor
kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan
mulut serta kulit tampak kering.
E. Komplikasi GEA
Ada beberapa komplikasi yang lazim muncul pada klien dengan gastroenteritis
menurut (Betz 2009), diantaranya :
1. Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
2. Syok hipovalemik yang terdekompensasi (hipotensi, asidosis metabolic,
perfusi sistemik buruk)
3. Kejang demam
4. Bakterimia.
5. Tidak nafsu makan
6. Mual
7. Sakit perut
8. Nyeri otot dan sendi
9
yang hilang melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal
Water Losses).
- Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL (Concomitant water losses) (Suharyono dkk.,
1994 dalam Wicaksono, 2011)
Ada 2 jenis cairan yaitu:
1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh
WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L,
Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit yang dikandung
meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80
mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005). Ada beberapa
cairan rehidrasi oral:
- Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3
dan glukosa, yang dikenal dengan nama oralit.
- Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-
komponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan
yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak
lengkap.
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai
cairan rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan
parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan evaluasi:
- Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
- Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994 dalam
Wicaksana, 2011).
2. Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare
akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari
tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada :
Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses
berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi
lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare
pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic
untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin
500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal),
10
Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-
14 hari oral atauIV).
3. Obat Anti Diare
Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat
(lomotil). Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 – 4
mg/ 3 – 4x sehari dan lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok obat
tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan
sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi
diare.
G. Pengkajian GEA
1. Anamnesa : Identitas Pasien (nama, umur, alamat, pendidikan, suku bangsa,
agama), identitas penanggung jawab (nama, umur, alamat, pendidikan,
hubungan dengan pasien).
2. Keluhan utama
Buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan frekunsi sering dan konsistensi
encer.
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
dan diare.
b. Feses cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
c. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi.
d. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare.
e. Apabila klien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi mulai tampak.
f. Diuresis terjadi oliguria.
4. Riwayat kesehatan meliputi:
a. Riwayat imunisasi.
b. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat obatan
c. Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya.
5. Riwayat nutrisi
a. Asupan makanan
b. Keluhan nyeri abdomen.
c. Distensi abdomen, mual, muntah.
d. Berat badan biasanya turun.
11
6. Pola eliminasi
a. Frekuensi defekasi sering.3 kali sehari
b. Feses cair, mengandung lendir dan darah.
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: baik, sadar (tanpa dehidrasi). Gelisah, (dehidrasi ringan
dan sedang). Lesu, lungkai atau tidak sadar, tidak ada urine (dehidrasi
berat).
b. Berat badan: klien diare dengan dehidrasi biasanya mengalami penurunan
berat badan: dehidrasi ringan: bila terjadi penurunan berat badan 5%.
c. Dehidrasi : sedang bila terjadi penurunan berat badan 5-10%. Dehidrasi
berat bila terjadi penurunan berat badan 10-15%.
d. Kulit : Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan pemeriksaan
turgor kulit, inspeksi kulit perianal apakah terjadi iritasi.
e. Mulut/lidah : Mulut dan lidah biasanya tanpa dehidrasi. Mulut dan lidah
kering (dehidrasi ringan sampai sedang). Mulut dan lidah sangat kering
(dehidrasi berat).
f. Abdomen : kemungkinan mengalami distensi, kram, nyeri dan bising usus
yang meningkat.
12
dalam porsi yang lebih sedikit, namun sering. Agar gejala tidak makin
memburuk, hindari mengonsumsi susu, yogurt, kopi, alkohol, keju, serta
makanan pedas, berserat tinggi, atau tinggi lemak.
Untuk membantu mengganti cairan tubuh yang hilang, penderita dapat
mengonsumsi oralit. Larutan ini mengandung elektrolit dan mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh. Meskipun oralit dapat dibeli secara bebas, pastikan
selalu mengikuti petunjuk pemakaian atau tanyakan dahulu kepada dokter.
Jika diperlukan, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan
gejala yang disebabkan oleh gastroenteritis. Jenis obat yang diberikan adalah:
1. Antibiotik, seperti amoxillin, jika gastroenteritis disebabkan oleh infeksi
bakteri.
2. Antijamur, seperti nistatyn, untuk menangani gastroenteritis yang
disebabkan infeksi jamur.
3. Loperamide, untuk meredakan diare.
J. Analisa Data
Masalah
No Data Senjang Etiologi
Keperawatan
1. DS : Faktor makanan (makanan Diare
Nyeri / Kram abdomen basi, beracun, alergi
Bab cair >4 x/hari makanan)
DO : ↓
Frekuensi peristaltik ↓
13
Masalah
No Data Senjang Etiologi
Keperawatan
dengan mukosa usus
↓
Penyerapan makanan, air,
elektrolit terganggu
↓
Diare
2. DS : GEA Hipovolemia
Merasa lemas ↓
Merasa haus Output cairan dan elektrolit
DO : berlebihan
14
Masalah
No Data Senjang Etiologi
Keperawatan
Sulit tidur Penyerapan makanan, air,
Bersikap protektif elektrolit terganggu
DO : ↓
Sulit tidur ↓
Fokus pada diri sendiri
Muka tampak pucat
↓
Frekuensi nafas meningkat
Ansietas
Frekuensi nadi meningkat
6. DS : GEA Defisit
Menanyakan masalah ↓ Pengetahuan
yang dihadapi Hospitalisasi Tentang
DO : ↓ Manajemen
Menunjukkan perilaku Kurang informasi Proses
tidak sesuai anjuran ↓ Penyakit
Menunjukkan persepsi Persepsi yang salah
yang keliru terhadap ↓
masalah Defisit pengetahuan
K. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan malabsorpsi dibuktikan dengan
Ds: Nyeri / Kram abdomen, Bab cair >4 x/hari
15
Do: Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam, Feses lembek atau cair,
Frekuensi peristaltik meningkat, Bising usus hiperaktif
2. Hipovolemia berhubungan dengan intake cairan dibuktikan dengan
Ds: Merasa lemas, Merasa haus
Do: Nadi teraba lemah, Turgor kulit menurun, Membrane mukosa kering,
Berat badan turun tiba – tiba, Frekuensi nadi meningkat, Hematrokit
meningkat
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
dibuktikan dengan
DS : Kram / nyeri abdomen, Nafsu makan menurun
DO : Bising usus hiperaktif, Membrane mukosa pucat, Diare, Berat badan
menurun minimal 10% di bawah rentang ideal
4. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dibuktikan dengan
DS : Mengeluh nyeri di bagian abdomen
DO : Tampak meringis, Nafsu makan berubah, Sulit tidur, Bersikap protektif
Frekuensi nadi meningkat
5. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri dibuktikan
dengan
DS : Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, Merasa
bingung, Anoreksia
DO : Tampak gelisah, Sulit tidur, Muka tampak pucat, Frekuensi nafas
meningkat, Frekuensi nadi meningkat
6. Defisit pengetahuan tentang manajemen proses penyakit berhubungan
dengan kurang terpapar informasi
DS : Menanyakan masalah yang dihadapi
DO : Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, Menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap masalah
L. Intervensi Keperawatan
16
No Perencanaan Keperawatan
Dx Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Setelah dilakukan 1. Identifikasi
I penyebab 1. Untuk menentukan
tindakan keperawatan diare diagnosa dan
selama ...x... diharapkan menentukan intervensi
diare teratasi. awal
Kriteria hasil : 2. Ambil sample feses untuk
2. Untuk pemeriksaan
- Pasien tidak merasa kultur
penunjang
lemas 3. Anjurkan menghindari
3. Laktosa merupakan
- Turgor kulit normal makanan pembentuk gas,
gejala intoleransi, yang
pedas, dan mengandung
dapat menyebabkan
laktosa
nyeri diperut, mual
hingga diare
17
No Perencanaan Keperawatan
Dx Tujuan Rencana Tindakan Rasional
selama …x… jam kalori dan jenis nutrient nutrisi yang
diharapkan nutrisi pasien dibutuhkan pasien
terpenuhi. 2. Dengan memberikan
Kriteria hasil : 2. Berikan suplemen
suplemen makanan
- Berat badan normal makanan
dapat membantu
- Nafsu makan untuk meningkatkan
bertambah asupan makanan pada
pasien
3. Untuk membantu
3. Ajarkan diet yang dalam pemenuhan
diprogramkan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
4. Agar nutrisi pasien
4. kolaborasi dengan ahli
terpenuhi secara
gizi untuk pemberian
adekuat
nutrisi yang adekuat
Setelah dilakukan 1. Identifikasi
4. lokasi, 1. Untuk menentukan
tindakan keperawatan karakteristik, durasi, diagnosa awal dan
selama …x… jam frekuensi, dan intensitas intervensi yang
diharapkan nyeri dapat nyeri diberikan
teratasi. 2. Berikan kompres hangat 2. Untuk membantu
Kriteria hasil : meredakan nyeri
- TTV dalam batas 3. Jelaskan strategi 3. Dapat dilakukan
normal meredakan nyeri dengan cara tehnik
- Meringis berkurang napas dalam untuk
membantu
18
No Perencanaan Keperawatan
Dx Tujuan Rencana Tindakan Rasional
teratasi. yang memicu kecemasan yang menyebabkan
Kriteria hasil : ansietas terjadi
- Pasien tampak 3. Latih tehnik relaksasi 3. Untuk mengurangi
tenang ansietas
- TTV dalam batas
normal 4. Kolaborasi pemberian
4. Untuk meredakan
antiansietas, jika perlu
ansietas
Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Untuk
6. menambah
tindakan keperawatan kemampuan menerima pengetahuan pasien
selama ...x… jam informasi terkait penyakitnya
diharapkan defisit 2. Sediakan materi dan 2. Sebagai penambah
pengetahuan tentang media pendidikan wawasan
manajemen proses kesehatan
penyakit dapat teratasi 3. Anjurkan menghindari 3. Jajanan yang tidak
Kriteria hasil : makanan jajanan yang sehat dapat
- Dapat memahami tidak sehat (misalnya berpengaruh bagi bagi
informasi yang mengandung pemanis tubuh kembang anak
diberikan buatan, pewarna buatan,
- Memahami tentang pengawet, penyedap)
cara penanganan
diare 4. Agar kebutuhan nutrisi
4. Kolaborasi pemberian
pasien terpenuhi
gizi yang seimbang
19
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. BIODATA
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama Pasien : An. N
Umur : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Belum sekolah
Agama : Islam
Pekerjaan : Belum berkerja
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Status Perkawinan : Belum kawin
Diagnosa Medis : GEA (Gastro Enteritis Akut)
Alamat : Dusun Margamulya RT/RW 05/02 Pabedilan
Cirebon
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. C
Umur : 42 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun Margamulya RT/RW 05/02 Pabedilan
Cirebon
20
Hubungan Keluarga : Bapak Kandung
1. Keluhan Utama
Bapak Pasien mengeluh An. N BAB > 4 kali dalam sehari
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit An. N muntah 3 kali,
BAB >4 kali/hari dengan konsistensi cair dan berbusa, warnanya kuning, makanan
yang terakhir dikomsumsi An. N yaitu seblak. Pasien mengatakan nyeri di bagian
perut, nyeri dirasakan melilit, An.N saat ditanya nyeri dari (1-10) menggunakan Face
Pain Rating Scale An.N memilih angka 6 (Sedang), nyeri berlangsung selama 2 menit
dan berkurang jika An.N berbaring di tempat tidur nyeri dirasakan hilang timbul, An.
N tampak meringis dan mengerutkan dahi.
21
IV. STRUKTUR KELUARGA
Keterangan
: laki-laki
: perempuan
: hubungan keluarga
: pasien
: tinggal serumah
V. RIWAYAT IMUNISASI
Hepatitis : Lengkap
DPT : Lengkap
Polio : Lengkap
BCG : Lengkap
Campak : Lengkap
22
memasang menggambar dengan 1 nama dengan
kancing baju kaki lengkap
VIII. KELUARGA
Klien, adalah anak yang diharapkan : Ya
Dukungan keuarga lain : Ada
Tempat tinggal anak : Rumah
Anak dirawat oleh : Nenek.
Interaksi orangtua-anak
Berkunjung : Ya
Kontak mata : Ya
Menyentuh : Ya
Berbicara : Ya
Menggendong : Ya
Ekspresi wajah : Ya
23
No
Pola Kehidupan Sehari Hari Saat Sehat Saat Sakit
.
6) Keluhan Tidak ada Nafsu Makan Menurun, mual
24
No
Pola Kehidupan Sehari Hari Saat Sehat Saat Sakit
.
1) Periode 5-7 jam/hari 5-7 jam/hari
2) Kualitas Nyenyak Nyenyak
3) Kebiasaan sebelum Tidak ada Tidak ada
tidur
4) Perasaan saat bangun Segar Segar
tidur
5) Keluhan Tidak ada Tidak ada
4. Pola Aktivitas dan Hygiene
a. Personal Hygiene
1) Mandi
a) Frekuensi 2 x/hari 1 x/hari
b) Sarana Memakai sabun, air Air bersih, kain
2) Gosok gigi
a) Frekuensi 2 x/hari Belum pernah
b) Sarana Pasta gigi, sikat gigi -
3) Keramas
a) Frekuensi 1.2 x/minggu Belum pernah
b) Sarana -
4) Kuku Shampo
a) Frekuensi potong Belum pernah
kuku 1x/minggu
b) Kebersihan kuku Bersih, pendek
5) Berhias bersih, pendek Tidak pernah
6) Keluhan tidak pernah Tidak ada
tidak ada
X. DATA PSIKOLOGIS
1. Pola Kognisi dan persepsi sensori
a. Status mental : Sadar
b. Orientasi : Baik (waktu, tempat, orang)
c. Keadaan emosional : Stabil
d. Bicara : Baik
25
e. Bahasa yang digunakan : Jawa
f. Kemampuan membaca : Belum bisa membaca
g. Kemampuan interaksi : Baik
h. Pengetahuan tentang penyakitnya : Tidak mengetahui
i. Respon klien terhadap penyakitnya : Tidak terkaji
m. Tanda-tanda vital
1) RR : 24 X /menit
2) S : 36 ,9̊ C
3) N : 150 x/menit
4) TD : 90/60 mmHg
2. Kepala/Leher
a. Fontanel anterior : Tegas
b. Sutura sagitalis : tepat
c. Gambaran wajah : Simetris
3. Sistem pernapasan
Inspeksi : pernafasan hidung, bentuk dada : normal, bentuk tulang
belakang : normal, warna kulit : sawo matang, pergerakan dada :
Simetris, frekuensi nafas: 24x/menit, irama napas : regular, kedalam
napas : dalam
26
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dada, tidak ada pembengkakan dada
Perkusi
Terdengar bunyi sonor
Auskultasi
Terdengar bunyi vesikuler
4. Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, mukosa bibir kering, tidak terdapat
sianosis, irama jantung regular, CRT 2 detik, nadi teraba lemah, akral teraba
hangat.
5. Sistem persyarafan
Fungsi penciuman baik, bentuk hidung normal, penglihatan pasien normal
reflek pupil baik, gerakan bola mata atas dan bawah baik, reflek mengunyah
baik, wajah tampak simetris, lidah pasien kotor dan tampak simetris, fungsi
pendengaran baik, fungsi menelan baik, fungsi pengecapan baik, orientasi
tempat waktu dan orang baik, reflek patella baik.
6. Sistem penglihatan
Bola mata terlihat simetris, sclera mata anikterik, pupil refleks cahaya pupil
cepat, pupil : miosis 2 mm, reflek pandang normal, tidak terdapat strabismus
(mata juling).
7. Sstem pendengaran
Bentuk telinga kiri dan kanan: simetis, fungsi pendengaran baik,
pembengkakan telinga : tidak ada.
8. Sistem perkemihan dan Genitalia
Distensi kandung kemih tidak ada, tidak terpasang kateter, BAB >4x/hari,
konsistensi cair berbusa, terdapat lendir, BAB berwarna kuning. Pasien
mengatakan perih/nyeri di bagian anus saat BAB, anus tampak lecet dan
merah.
9. Sistem pencernaan
Inspeksi:
Mulut pasien tampak kotor, bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, lidah
kotor, terdapat caries gigi (2 buah pada gigi geraham kanan dan kiri), tidak
terdapat tonsillitis, refleks mengunyah baik, refleks menelan baik, nyeri
menelan tidak ada, bentuk abdomen simetris, tidak ada lesi, tidak ada
27
kemerahan, skala 6 nyeri sedang (1-10) menggunakan face pain rating scale,
pasien tampak memegangi area perut, pasien tampak meringis dan
mengerutkan dahi. Pasien mengeluh mual, pasien tampak sering menelan
ludah
Auskutasi:
Bising usus 15 x permenit
Palpasi:
Tidak terdapat pembengkakan, terdapat nyeri tekan lepas dan tidak ada
distensi abdomen
Perkusi:
Pada kuadran 1, 2, 3 terdengar bunyi tympani, pada kuadran 4 terdengar
bunyi dullness
10. Sistem muskuloskletal
Ektremitas atas:
Tidak ada edema, tidak ada fraktur, Kekuatan otot atas 4 | 4, terpasang cairan
infus jenis Futrolit 500 cc 20 tpm pada ekstremitas dextra.
Ekremitas bawah:
Tidak ada edema, tidak ada fraktur, Kekuatan otot bawah 4 | 4
X. DATA PENUNJANG
28
3 Trombosit 373 150 – 400 mm3 Normal
4 Leukosit 8,6 5 - 13 mm3 Normal
5 MCV 74,7 73 – 89 mikro m3 Normal
6 MCH 26,2 24 – 30 pg Normal
7 MCHC 35,0 32 – 36 g / dl Normal
8 Eritrosit 6,00 4,1 – 5,3 mm3 Normal
9 RDW CV 13,6 11,6 – 14,6 % Normal
10 RDW SD 36,2 29 – 46 fl Normal
11 Basofil 1 0–1% Normal
12 Eosinofil 0 2- 4 % ↓
13 Neutrophil batang 0 3- 5 % ↓
14 Neutrophil segmen 72 50 – 80 % Normal
15 Limfosit 23 20 – 40 % Normal
16 Monosit 4 2–8% Normal
Sekresi dan Ekskresi
Faeses Rutin
1 Warna Kuning Kuning Normal
2 Konsistensi Cair Lembek Normal
3 Lendir Positive Negative Normal
4 Darah Negative Negative Normal
Mikroskopis
1 Lekosit 2-4/LPB
2 Eritrosit 0-1/LPB
3 Amoeba Negative
4 Telur Cacing Negative
5 Sisa Makanan Positive
6 Lain-lain Negative
7 Benzidin Test (F) Negative Negative Normal
XI. PENGOBATAN
Cara
No Nama obat Dosis Waktu Ket
pemberian
Futrolit 36 cc / jam per 12 IV Membantu
29
XII. ANALISA DATA
Tanggal Data senjang Masalah
Penyebab / etiologi
jam (Ds & Do ) keperawatan
05-11-19 DS :. Bapak pasien mengatakan Faktor makanan (makanan Diare
08.00 WIB An.N BAB >4 kali/hari dengan basi, beracun, alergi
konsistensi cair dan berbusa, makanan)
feses berwarna kuning ↓
DO : Masuk ke dalam tubuh
Hasil Laboratorium : ↓
BU 15x/menit Mencapai usus halus
1) Lendir positive ↓
2) Warna kuning Menstimulus dinding usus
3) Sisa makanan positive halus
↓
Peningkatan isi (rongga)
lumen usus
↓
Hiperperistaltik
↓
Peningkatan percepatan
kontak makanan dan air
dengan mukosa usus
↓
Penyerapan makanan, air,
elektrolit terganggu
↓
Diare
05-11-19 DS : Bapak pasien mengatakan GEA Hipovolemia
08.00 WIB sebelum masuk rumah sakit ↓
An.N muntah 3 kali, BAB >4 Output cairan dan
kali/hari elektrolit berlebihan
DO : ↓
1) Mata tampak cekung Dehidrasi
2) kelembaban kulit : kering ↓
3) Konsumsi air minum : < 300 Sirkulasi darah menurun
ml/hari ↓
30
Tanggal Data senjang Masalah
Penyebab / etiologi
jam (Ds & Do ) keperawatan
4) Mukosa bibir kering Merangsang hipotalamus
5) Turgor kulit tidak elastis ↓
6) Turgor kulit menurun Hipovolemia
7) Nadi 150x/menit
8) Nadi teraba lemah
9) TD : 90/60 mmHg
Antropometri : defekasi
↓
BB sebelum sakit : 14 kg
Intake tidak adekuat
BB saat sakit : 12 kg
↓
Tinggi badan :96 cm Defisit nutrisi
IMT : 18
Lingkar kepala : 47 cm
Lingkar dada : 54 cm
Lingkar perut : 48 cm
Biokimia :
Hb : 13,1 gr %
Clinical :
Keadaan : lemas
Kekuatan otot ekstremitas atas
dan bawah : 4 / 4
N : 150 x/menit, teraba lemah
TD : 90/60 mmHg
Gigi : karies 2 buah (geraham
kanan 1, kiri 1)
Diet :
31
Tanggal Data senjang Masalah
Penyebab / etiologi
jam (Ds & Do ) keperawatan
Nafsu makan menurun
BB badan menurut sebelum ke
RS dan saat di RS, < 2 hari
05-11-19 Hiperperistaltik Nyeri Akut
08.00 WIB DS : Pasien mengatakan nyeri di ↓
menurun ↓
32
Tanggal Data senjang Masalah
Penyebab / etiologi
jam (Ds & Do ) keperawatan
Asam lambung meningkat
↓
Mual
Antropometri :
Biokimia :
Hb : 13,1 gr %
Clinical :
Keadaan : lemas
33
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah : 4 / 4
N : 150 x/menit, teraba lemah, TD : 90/60 mmHg
Gigi : karies 2 buah (geraham kanan 1, kiri 1)
Diet :
Makanan yang terakhir di makan sebelum ke rumah sakit : seblak
Nafsu makan menurun
BB badan menurut sebelum ke RS dan saat di RS < 5 hari
34
XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN
35
No. Dx Tanggal Perencanaan Keperawatan
Kep. Jam Tujuan Rencana Tindakan Rasional
jam diharapkan tidak terjadi 2. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan 2. Untuk meningkatkan keseimbangan cairan
hivopolemia. 3. Anjurkan pasien untuk banyak minum tubuh.
Kriteria hasil : 3. Dengan minum banyak dapat membantu
Kriteria IR ER untuk meningkatkan cairan dalam tubuh
Tanda tanda 5 2
4. Kolaborasi pemberian cairan intravena 4. untuk pergantian cairan sesuai derajat
vital dalam
hipovalemi dan kehilangan cairan
batas normal
Membran 5 1
mukosa baik
Turgor kulit 4 1
baik
Pengisian 5 2
kapiler <3
detik.
05-11-2019 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi
3 1. Untuk mengetahui adanya penurunan BB
08.00 wib keperawatan selama 3 x 24 yang berlebih
jam, diharapkan nyeri dapat 2. Monitor asupan makanan 2. Untuk memantau intake pasien
36
No. Dx Tanggal Perencanaan Keperawatan
Kep. Jam Tujuan Rencana Tindakan Rasional
teratasi. 3. Monitor BB 3. Untuk memantau perkembangan BB pasien
Kriteria hasil : 4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi 4. Agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
Kriteria IR ER protein pasien
Tidak terjadi 5 2
5. Ajarkan diet yang diprogramkan 5. Agar pasien mendapatkan jadwal makan
penurunan
teratur dan sesuai dengan kebutuhan tubuh
BB
Asupan gizi 5 1
seimbang
05-11-2019 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1. Untuk menentukan diagnosa awal dan
4
08.00 wib keperawatan selama 3 x 24 frekuensi, skala nyeri dan intensitas nyeri intervensi yang diberikan
jam, diharapkan nyeri dapat 2. Identifikasi reaksi non verbal 2. Memastikan bahwa pasien merasakan nyeri
teratasi. 3. Berikan teknik non farmakologis (kompres 3. Untuk membantu meredakan nyeri
Kriteria hasil : hangat) 4. Dapat dilakukan dengan cara tehnik napas
Kriteria IR ER 4. Jelaskan strategi meredakan nyeri dalam untuk membantu meringankan nyeri
5. Kolaborasi pemberian analgetik 5. Untuk membantu meredakan nyeri
37
No. Dx Tanggal Perencanaan Keperawatan
Kep. Jam Tujuan Rencana Tindakan Rasional
TTV dalam 5 2
batas normal
Meringis 5 1
berkurang
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor penyebab mual
5 05-11-2019 1. Untuk mengakaji diagnosis awal sebagai
keperawatan selama 1 x 24
08.00 wib penentuan tindakan/penanganan
jam, diharapkan nausea 2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab 2. Untuk mengurangi ketidaknyamanan pada
teratasi. mual pasien
Kriteria hasil : 3. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup 3. Dengan memperbanyak istirahat dapat
Kriteria IR ER mengurangi ketegangan pada inflamasi
Berat badan 4 1
lambung
normal 4. Kolaborasi pemberian antiemetik
Napsu makan 5 1 4. Dapat mengurangi mual muntah
bertambah
38
XV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Dx Tanggal Implementasi Keperawatan Tanggal Evaluasi
Kep. Waktu Waktu
39
DS : -
DO : terpasang cairan infus jenis Futrolit 500 cc 20 tpm pada
ekstremitas dextra.
40
kering, Konsumsi air minum : 100 ml/4 jam
tidak elastis, Turgor kulit menurun, Nadi 150x/menit, Nadi
Mukosa bibir kering, Turgor kulit tidak
teraba lemah, TD : 90/60 mmHg
08.35 elastis, Turgor kulit menurun, Nadi
2. Memberikan asupan cairan sesuai kebutuhan
146x/menit, Nadi teraba lemah, TD : 90/70
DS : -
mmHg
DO : pasien minum air putih 100 ml
08.35 A : Masalah belum teratasi
3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum
P : Lanjutkan intervensi
DS : -
DO : bapak pasien tampak membantu pasien untuk minum air
08.36 4. Kolaborasi pemberian cairan intravena
DS : -
DO : terpasang cairan infus jenis Futrolit 500 cc 20 tpm pada
ekstremitas dextra.
41
P : lanjutkan intervensi
pagi makan hanya dua sendok
08.31 Do : -
3. Memonitor BB
DS : -
09.00 DO : BB : 12 kg
4. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
DS : -
09.05 DO : pasien tampak menolak
5. Mengajarkan diet yang diprogramkan
DS : bapak pasien mengatakan minta untuk didampingi dalam
pelaksanaannya
DO : -
4 05-11.19 05-11.19 S : Pasien mengatakan nyeri sedikit
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, skala
08.30 14.00 berkurang, An.N saat ditanya nyeri dari (1-
nyeri dan intensitas nyeri
10) menggunakan Face Pain Rating Scale
DS : Pasien mengatakan nyeri di bagian perut, nyeri dirasakan
An. N memilih angka 4 (Sedang)
melilit, An.N saat ditanya nyeri dari (1-10) menggunakan Face
O : pasien tampak kooperatif
Pain Rating Scale An. N memilih angka 6 (Sedang), nyeri
A : masalah belum teratasi
berlangsung selama 2 menit dan berkurang jika An.N berbaring
P : lanjutkan intervensi
di tempat tidur nyeri dirasakan hilang timbul
42
DO : -
08.30 2. Mengidentifikasi reaksi non verbal
DS : -
DO: Pasien tampak meringis dan mengerutkan dahi, Pasien
tampak memegangi area perut
08.35 3. Memberikan teknik non farmakologis (kompres hangat)
DS : -
DO : pasien tampak diberikan kompres air hangat oleh ibunya
08.40 4. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
DS : -
DO : pasien tampak berlatih nafas dalam
10.00 5. Berkolaborasi pemberian analgetik
DS : -
DO : telah dberikan santagesik 150 mg iv pukul 10.00
5 05-11-19 05-11-19 S : pasien mengatakan mual berkurang
1. Mengdentifikasi faktor penyebab mual
08.30 08.30 O : pasien tampak terjaga
DS : pasien mengatakan mual dirasa muncul tiba-tiba terutama
A : masalah teratasi sebagian
saat mencium bau yang makanan yang tidak disukai pasien
P : lanjutkan intervensi
DO : -
08.30 2. Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual
43
DS : -
DO : menjauhkan makanan yang tidak disukai oleh pasien
08.35 3. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
DS : bapak pasien mengatakan akan mengikuti instruksi petugas
kesehatan
DO : pasien tampak terjaga
10.00 4. Berkolaborasi pemberian antiemetik
DS : -
DO : diberikan ondansetron 2 mg pukul 10.00
44
DS : Bapak pasien mengatakan An.N BAB >4 kali/hari dengan konsistensi cair dan berbusa, feses
berwarna kuning
DO : Hasil Laboratorium : Lendir positive, Warna kuning
10.02 3. Memberikan asupan cairan oral
DS : -
DO : telah diberikan air putih 200 ml
10.00 7. Kolaborasi pemberian obat zink syrup
DS : -
DO : diberikan zink syrup 20 mg pukul 10.00
14.00 E:
S: - Keluarga pasien mengatakan BAB sudah berkurang
2x sehari.
O: - Konsistensi lembek
A: - Masalah teratasi sebagian
P: - Intervensi dilanjutkan
R:-
2 06-11-19 S : - Bapak pasien mengatakan bahwa anaknya masih lemas Kelompok 1
09.00 O : - Keadaan umum pasien masih lemas
A : - Masalah teratasi sebagian
P : - Lanjutkan intervensi nomor 1, 2
45
I :
09.10 1. Mengobservasi tanda dan gejala hipovolemia
DS : -
DO : Mata tampak cekung, kelembaban kulit : kering, Konsumsi air minum : 200 ml/3 jam, Mukosa bibir
sedikit lembab, Turgor kulit tidak elastis, Turgor kulit menurun, Nadi 132x/menit, Nadi teraba kuat, TD :
100/70 mmHg
09.15 2. Menganjurkan pasien untuk banyak minum
DS : -
DO : bapak pasien tampak membantu pasien untuk minum air
14.00 E : S: Bapak pasien mengatakan anaknya masih lemas
O: Keadaan umum pasien lemah
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
R : - Menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih
3. 06-11-19 S: Bapak pasien mengatakan anaknya makan buah-buahan (pisang) Kelompok 1
09.00 O: Pasien tampak menghabiskan 1 buah pisang
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
I: Lanjutkan intervensi
09.10 1. Memonitor BB
46
2. Mengajarkan diet yang diprogramkan
14.00
E: S: Bapak pasien mengatakan anaknya sudah menghabiskan 2 buah pisang dan mau makan bubur ½ porsi
- BB 12 kg
P: Intervensi dilanjutkan
R: - Lanjutkan intervensi 4
47
O: Skala nyeri 2 Ringan (1-10)
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
R: Lanjutkan Intervensi
1. Berikan obat santagesik 150 mg (IV)
5. 6-11-19 S : Pasien mengatakan mual berkurang Kelompok 1
09.00 O : Pasien tampak terjaga
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
I: Lanjutkan intervensi
10.00 1. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
2. Berkolaborasi obat ondansentron 2 mg
14.00 E: S: pasien mengatakan sudah tidak mual
O: Keadaan umum pasien tampak membaik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
R: -
48
No. Dx Tanggal Tanda Tangan
Catatan Perkembangan II
Kep. Jam Nama Jelas
1 07-11-19 S: - Bapak pasien mengatakan An. N sudah BAB 1 kali lembek Kelompok 1
09.00 O : Konsistensi lembek
A : - Diare teratasi
P : - Masalah teratasi
I : - Intervensi dihentikan
E:-
R : Pasien pulang
2 07-11-19 S : - Bapak pasien mengatakan bahwa anaknya sudah tidak lemas Kelompok 1
09.00 O : - Keadaan umum pasien membaik
A : - Masalah teratasi
P : - Intervensi dihentikan
I : - Hentikan intervensi
E: -
R : - Pasien pulang
3. 07-11-19 S: Bapak pasien mengatakan anaknya mau makan bubur 1 porsi Kelompok 1
09.10 O: Pasien tampak menghabiskan bubur 1 porsi
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
I: Lanjutkan intervensi
49
09.30
1. Mengajarkan diet yang diprogramkan
14.00
E: S: Bapak pasien mengatakan anaknya sudah menghabiskan bubur 1 porsi
- BB 12 kg
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
R: - Lanjutkan intervensi
1. Pasien pulang
4. 7-11-19 S: Pasien mengatakan nyeri sudah tidak nyeri dibagian perutnya Kelompok 1
09.00 O: Keadaan pasien tampak membaik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
I: Hentikan intervensi
E: -
R: Pasien pulang
5. 7-11-19 S : Pasien mengatakan sudah tidak mual lagi
09.00 O : Pasien tampak terjaga
A : Masalah teratasi
50
P : Intervensi dihentikan
I: - Hentikan intervensi
E: -
R: Pasien pulang
51
DAFTAR PUSTAKA
52