Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Rahmi Zikri 2011316009


Putri Prihandini 2011316028
Rizki Cahaya Putri 2011316044
Windi Wahyuni 2011316045

Dosen Pembimbing:
Ns. Lili Fajria, S.Kep, M.Biomed

S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020

i
KATA  PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta inayahnya kepada kita semua. Sholawat  dan  salam  tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW atas segala limpahan  rahmat dan karunia yang telah diberikan,
sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam makalah ini kami
akan menjelaskan tetang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hiperemesis
Gravidarum.
Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan bermanfaat kepada kita semua, khususnya bagi para mahasiswa. Kami sadar
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan mempunyai
banyak kekurangan, semoga dapat di maklumi. Terima kasih.

Padang, 31 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 2
C. MANFAAT 2
BAB II KERANGKA TEORI 3
A. TINJAUAN TEORITIS 3
1. Pengertian Kehamilan 3
2. Pengertian Hiperemesis Gravidarum 4
3. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum 4
4. Etiologi 5
5. Tanda Gejala 6
6. Patofisiologi 8
7. Penatalaksanaan 9
8. Komplikasi 11
9. WOC Hiperemesis Gravidarum 13
B. ASUHAN KEPERAWATAN 15
1. Pengkajian 15
2. Diagnosa Keperawatan 19
3. Rencana Keperawatan 20
BAB III PENUTUP 25
A. KESIMPULAN 25
B. SARAN 25
DAFTAR PUSTAKA 26

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah
dengan intesitas sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.
Mual dan muntah meurpakan gejala umum,mulai dari rasa tidak enak
sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal
morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Mual dan
muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh
emosi penderita yang tidak stabil ( Kusmiyati, Yuni,2008 ).
Pada dasarnya,hiperemesis gravidarum merupakan gangguan
yang yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang
lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-
80% primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual dan
muntah,namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari 1.000
kehamilan.
Dari faktor faal atau fisiologis, kehamilan menyebabkan terjadinya
peningkatan volume plasma sekitar 30%, eritrosit meningkat sebesar 18%
dan hemoglobin bertambah 19%. Peningkatan tersebut terjadi mulai
minggu ke-10 kehamilan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa
bertambahnya volume plasma lebih besar daripada sel darah
(hipervolemia) sehingga terjadi pengenceran darah. Hemoglobin menurun
pada pertengahan kehamilan dan meningkat kembali pada akhir
kehamilan. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya volume plasma
tetapi tidak sebanding dengan penambahan sel darah dan
hemoglobin.Sehingga zat besi dibutuhkan untuk meningkatkan sintesa
hemoglobin.( Rohman,2002).
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada
wanita di mana masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya kehamilan normal yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Pengawasan antenatal

1
2

memberikan manfaat bagi ibu hamil dan ditemukannya berbagai


masalah/kelainan yang menyertai kehamilan secara dini.
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering terjadi pada
kehamilan muda. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, bisa setiap saat dan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama sekitar 10 minggu. Perasaan
mual disebabkan meningkatnya kadar hormon estrogen dan hCG dalam
serum. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa ,terbentuknya korion
dan plasenta inilah salah satu penyebab hormon estrogen dan hCG dalam
serum meningkat.
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang
berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
penugasan mata kuliah Keperawatan Maternitas selain itu makalah ini
dibuat untuk memahami definisi dari hiperemesis gravidarum, mengetahui
asuhan keperawatan teoritis pada pasien dengan hiperemesis gravidarum.
C. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Hiperemesis Gravidarum diantaranya adalah pembaca dan penulis
makala lebih memahami dan dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan hiperemesis gravidarum sehingga diharapkan
pelayanan yang diberikan dapat dilakukan secara holistik.
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin


yang sedang tumbuh didalam tubuhnya (pada umumnya didalam
rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9
bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai
melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang
perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik
kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin (Deswani
dkk, 2018).
Menurut Cunningham (2013) ada beberapa tanda-tanda kehamilan
yaitu sebagai berikut:
a. Tanda dan gejala kehamilan pasti

1) Terdengar denyut jantung janin (DJJ)

2) Pada pemeriksaan USG terlihat ada kantung kehamilan,


ada gambaran embrio
b. Tanda dan gejala tidak pasti

1) Amenore / terlambat haid

2) Nausea (mual), anoreksia (tidak nafsu makan), emesis


(muntah) dan hipersaliva
3) Sering buang air kecil

4) Sembelit

5) Payudara menegang

c. Tanda dan gejala mungkin

1) Rahim membesar

3
4

2) Tanda hegar yaitu meluasnya daerah isthmus yang


menjadi lunak, sehingga pada pemeriksaan vaginal corpus
uteri seolah terpisah dengan bagian serviks (kehamilan 6
sampai 8 minggu)
3) Tanda chadwick yaitu tanda kebiruan pada serviks, vulva
dan vagina
4) Tanda piskacek yaitu pembesaran uterus kesalah satu arah
sehingga menonjol jelas kearah pembesaran tersebut
5) Braxton hicks yaitu bila uterus dirangsang (diraba) maka
akan mudah berkontraksi
6) Ballotement positif

7) Tes urin kehamilan positif


2. Pengertian Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang terjadi


pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.
Keluhan muntah kadang- kadang begitu hebat dimana segala apa
yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton
dalam urin bahkan seperti gejala penyakit apendisitis, pielititis,
dan sebagainya (Prawirohardjo, 2016).
3. Klasifikasi hiperemesis gravidarum

Secara klinis,hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan


yaitu :

a. Tingkat 1

Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap


makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri
epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan
sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah
sistolik menurun, mata cekung dan lidah kering, turgor kulit
5

menurun, dan urin sedikit tetapi masih normal.


b. Tingkat 2
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, nadi cepat dan lebih dari 100 – 140
kali per menit, subfebril, tekanan darah sistolik kurang dari 80
mmHg, apatis, kulit
pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin
dan berat badan cepat menurun.

c. Tingkat 3

Walaupun kondisi tingkat 3 sangat jarang, yang mulai terjadi


adalah gangguan kesadaran (delirium – koma), muntah
berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam
urin (Prawirohardjo,2016).
4. Etiologi

Mual dan muntah mempengaruhi >50% kehamilan. Kebanyakan


perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi
dengan diet dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester
pertama. Kejadian hiperemesis gravidarum ini belum diketahui
dengan pasti (Prawirohardjo, 2016). Tetapi beberapa faktor
predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Faktor adaptasi dan hormonal

Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi


hiperemesis gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang
lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia,
wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada hamil
kembar dan hamil molahidosa. Sebagian kecil primigravida
belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan
korionik gonadotropin, sedangkan pada hamil kembar dan
molahidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu
6

tinggi dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum.


b. Faktor psikologis

Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis


gravidarum belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita
yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan
hubungan dengan suami, dan diduga dapat menjadi faktor
penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum. Dengan
perubahan suasana rumah sakit penderitaanya dapat
berkurang sampai menghilang.

c. Faktor alergi

Pada kehamilan, ketika diduga terjadi invasi jaringan villi


korialis yang masuk kedalam peredaran darah ibu, maka
faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian
hiperemesis gravidarum (Manuaba, 2014)
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, dan lain-lain
(Ayu, 2016)
5. Tanda dan gejala

Menurut Ayu (2016), batas mual dan muntah berapa banyak pada
hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang
mengatakan bila lebih dari 10 kali muntah. Akan tetapi, apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Berikut tanda dan gejala hiperemesis gravidarum
menurut tingkatannya yaitu :
a. Tingkatan I (ringan)

1) Mual muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan


umum penderita
2) Ibu merasa lemah

3) Nafsu makan tidak ada

4) Berat badan menurun


7

5) Merasa nyeri pada epigastrium

6) Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit

7) Tekanan darah menurun

8) Turgor kulit berkurang

9) Lidah mengering

10) Mata cekung

b. Tingkatan II (sedang)

1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis

2) Turgor kulit mulai jelek

3) Lidah mengering dan tampak kotor


4) Nadi kecil dan cepat

5) Suhu badan naik (dehidrasi)

6) Mata mulai ikterik

7) Berat badan turun dan mata cekung

8) Tekanan darah menurun, hemokonsentrasi,


oliguria, dan konstipasi
9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

c. Tingkatan III

1) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari


somnolen sampai koma)
2) Dehidrasi hebat

3) Nadi kecil, cepat dan halus

4) Suhu badan meningkat dan tekanan darah menurun

5) Terjadi komplikasi fatal pada saluran susunan saraf yang


dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala
nistagmus, diplopia dan penurunan mental
8

6) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.


Menurut Nugroho (2011) ada beberapa tanda dan gejala
hiperemesis gravidarum yaitu :
1) Takikardi, hipotensi, vertigo

2) Mual dan muntah, perdarahan pada mukosa mulut

3) Oliguria

4) Pucat, kulit kering, turgor jelek

5) Membran mukosa kering

6) Penurunan berat badan

7) Kelemahan, bingung

8) Merasa haus

9) Na,K,Cl, protein menurun

10) Uric acid, blood urea nitrogen meningkat

6. Patofisiologi

Menurut Runiari (2010), rasa mual dan muntah terjadi karena


adanya peningkatan hormon HCG dalam tubuh ibu. Selain karena
peningkatan hormon, faktor psikologis juga dapat mengakibatkan
mual dan muntah karena terjadinya peningkatan asam lambung.
Akibat mual dan muntah, ibu menjadi tidak nafsu makan sehingga
tubuh ibu kekurangan nutrisi yang menyebabkan ibu mengalami
penurunan berat badan dan kelemahan. Selain itu, karena terjadi
peningkatan asam lambung, jika tidak dapat diatasi maka akan
menyebabkan terjadinya iritasi pada lambung yang memberi efek
nyeri pada epigastrium.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena
muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstrasel dan
plasma berkurang. Natrium dan klorida dalam darah akan turun.
Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi akibatnya
9

aliran darah ke jaringan menurun. Jika aliran darah ke jaringan


otak menurun, maka akan terjadi hipoksia pada ibu yang akan
menyebabkan ibu mengalami penurunan kesadaran
Pada kasus berat, perubahan terjadi akibat malnutrisi dan
dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen dan
penurunan klorida dalam darah. Kekurangan nutrisi dan cairan
terus menerus akan berakibat juga pada janin. Hal ini akan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan
janin (Cunningham, 2013).
7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu hamil dengan HEG


menurut Ayu (2016) adalah sebagai berikut:
a) Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan


dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses fisiologis. Hal itu dapat
dilakukan dengan cara :
1) Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda
dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
2) Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari
dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering.
3) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat
4) Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak

5) Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan


terlalu panas atau terlalu dingin
6) Usahakan defekasi teratur
b) Terapi dan perawatan di Rumah Sakit

1) Terapi obat-obatan
10

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak


berkurang maka diperlukan pengobatan.
a. Tidak memberikan obat yang terotogen

b. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital

c. Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan


B6

d. Antihistaminika seperti dramamine, avomine

e. Pada keadaan berat anti emetik seperti diklomin


hidrokhoride atau khlorproazine
2) Isolasi

Penderita disediakan kamar yang tenang tetapi cerah dan


peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau
perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk.
Untuk cairan, diberikan cairan parenteral yang cukup
elektrolit, kerbohidrat dan protein dengan glukosa 5%
dalam cairan gram fisiologis sebanyak 2 sampai 3 liter
sehari. Bila perlu ditambahkan dengan kaliumdan vitamin
khususnya vitamin khususnya vitamin B1 dan B6 serta
obat anti emetik dan antihistamin.
3) Terapi psikologi

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal


yang wajar, normal dan fisiologis. Meyakinkan penderita
bahwa penyakit dapat dapat disembuhkan dan dihilangkan
masalah atau konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini. Berikan edukasi pada ibu mengenai
tanda-tanda kehamilan yang sering muncul sehingga ibu
memiliki persiapan mental dan tidak stres. Anjurkan ibu
untuk tetap tenang dan istirahat yang cukup. Ajarkan ibu
teknik napas dalam untuk mengurangi kecemasannya.
Selain memberikan edukasi pada pasien, keluarga juga
11

perlu diberikan edukasi terutama suami agar selalu


menemani dan mendukung pasien. Sehingga pasien
memiliki rasa nyaman dan semangat untuk sembuh.
4) Terminasi kehamilan

Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan


mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan
psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan
demikianperlu pertimbangan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus
terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak
tidak boleh dilakukan terlalu cepat dan dipihak lain tidak
boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ
vital.
c) Terapi alternatif

Adapun cara alternatif yang dapat dilakukan untuk membantu


penurunan mual dan muntah pada ibu hamil yaitu dengan
aromaterapi essensial lemon. Menurut Wardani, Mukhlis dan
Pratami (2019) menyatakan bahwa terapi ini mampu
menurunkan frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil. Hal
ini disebabkan karena baunya yang menyegarkan, membantu
memperbaiki atau menjaga kesehatan,
membangkitkan semangat, menenangkan jiwa dan membantu
proses penyembuhan.
d) Discharge planning

Menurut Nurarif (2015) sebelum pasien diizinkan pulang,


akan lebih baik memberikan pendidikan kesehatan agar HEG
tidak terjadi kembali.
1) Menjalani diet seimbang yang terdiri dari protein,
karbohidrat, vitamin, dan mineral seperti buah-buahan
12

dan sayuran
2) Jangan konsumsi makanan dan minuman yang dapat
memicu mual pada ibu
3) Minum sekurang-kurangnya 8 gelas/hari untuk
mencegah dehidrasi
4) Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup

5) Menganjurkan pasien untuk tidak cemas dan tidak takut


akan kondisi kehamilannya
6) Selalu konsumsi vitamin yang diresepkan oleh dokter

7) Selalu rutin dalam melakukan pemeriksaan kehamilan


8. Komplikasi

Menurut Niwang Ayu (2016) terdapat beberapa


komplikasi dari hiperemesis gravidarum sebagai
berikut :
a. Dehidrasi

b. Ikterik

c. Takikardi

d. Alkalosis

e. Kelaparan

f. Menarik diri, depresi

g. Ensefalopati Wernicke yang ditandai dengan adanya


nistagmus, diplopia
h. Suhu tubuh meningkat
i. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan
hubungan keluarga
WOC HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Primigravida, multigravida, Faktor psikologis : stres, cemas, Riwayat gangguan pencernaan


molahidatidosa, hamil kembar khawatir, kurang pengetahuan

HCG dan estrogen meningkat Asam lambung meningkat

Merangsang mual dan muntah

Cemas akan kondisi tubuhnya Ansietas


HEG
dan janin

Intake menurun Output


meningkat

Tidak nafsu makan dehidrasi

Cl dan Na darah menurun


Asupan makanan kurang

Cairan ekstrasel hemokonsentrasi


dan plasma
13
Berat badan HCl meningkat Energi Penurunan
turun menurun nutrisi ke janin
14

Defisit nutrisi Iritasi Risiko gangguan


lambung kelemahan pertumbuhan janin

Turgor kulit
buruk
Nyeri Intoleransi Risiko
epigastrium aktivitas prematur

Mukosa bibir
kering hipoksia
Nyeri akut Risiko BBLR

Intake cairan
menurun Penurunan
kesadaran
Risiko cedera
pada janin

Sumber:

Ratnawati, Ana. 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hiperemesis Gravidarum. Jakarta : Salemba Medika
15

B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Definisi pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan
data, mengelompokkan data, dan menganalisis sehingga didapatkan
masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu (Ratnawati, 2017).
b. Tujuan
Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran secara terus
- menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawat
merencanakan asuhan keperawatan.
c. Pengumpulan data
Menurut Ratnawati (2017), langkah pertama dalam pengkajian keperawatan
adalah mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah
sebagai berikut :
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku, diagnosis medis. Wanita usia <20 tahun atau >35 tahun
merupakan faktor predisposisi terjadinya HEG selama kehamilan.
2) Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan dengan
pasien serta alamat penanggung jawab.
3) Data riwayat kesehatan
Data riwayat kesehatan yang diperlukan yaitu :
a) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan
oleh ibu sesuai gejala-gejala HEG seperti: Mual dan muntah yang
terus-menerus, merasa lemah, ibu merasa haus, terasa asam dimulut,
konstipasi, dan demam. Selain itu, ibu juga bisa mengalami
penurunan berat badan, turgor kulit yang buruk dan gangguan
elektrolit serta terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung dan
ikterus.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu yang ditemukan, antara lain yaitu
Kemungkinan ibu pernah mengalami HEG sebelumnya atau ibu
16

pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran


cerna yang menyebabkan mual dan muntah.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga atau
ada anggota keluarga yang pernah mengalami HEG sebelumnya.
4) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang ditemukan pada ibu dengan HEG antara lain:
a) Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun
b) Siklus 28-30 hari
c) Lamanya 5-7 hari
d) Banyaknya 2-3 kali ganti pembalut / hari
e) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala,
dan muntah
5) Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan di usia muda.
6) Riwayat kehamilan dan persalinan
Riwayat kehamilan dan persalinan yang ditemukan pada ibu dengan
hiperemesis gravidarum antara lain :
a) Hamil muda : ibu pusing, mual, dan muntah serta tidak nafsu
atau makan
b) Hamil tua: pemeriksaan umum terhadap ibu menenai kenaikan
berat badan, tekanan darah, dan tingkat.
7) Pola aktivitas sehari-hari
a) Pola makan
Produksi kelenjar saliva yang meningkat pada trimester 1, ibu hamil
sering mengeluh mual dan muntah yang berlebih sehingga asupan
makanan yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil trimester 1 harus
lebih ditingkatkan lagi karena untuk mencegah kekurangan nutrisi.
b) Pola aktivitas atau istirahat
Biasanya pada ibu hamil yang menderita hiperemesis gravidarum
aktivitasnya terganggu, pekerjaan sehari-hari tidak mampu
dilakukan maksimal karena keadaannya semakin lemah.
c) Pola eliminasi
Biasanya ibu hamil akan mengalami konstipasi dan sering kencing.
17

8) Pemeriksaan fisik
a) Keadaaan umum
Ibu hamil mengalami mual dan muntah yang berlebihan, badan
lemas, tidak ada nafsu makan, pusing dan nyeri pada ulu hati.
b) Kesadaran
Klien dengan HEG tingkat ke tiga akan mengalami penurunan
kesadaran.
c) Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital pada ibu hamil dengan HEG tidak stabil.
Pernapasan cepat, suhu tubuh meningkat, tekanan darah menurun
dan frekuensi nadi meningkat.
d) Head to toe
(1) Kepala
Pada umumnya ibu hamil dengan HEG tidak menunjukkan
gangguan pada kepala serta pertumbuhan rambut
(2) Wajah
Yang perlu diperhatikan adalah mengenai warna kulit dan
ekspresi wajah klien
(3) Mata
Klien dengan HEG memiliki mata tampak cekung, konjungtiva
anemis, ikterus dan jika tidak tertangani bisa mengalami
perdarahan retina
(4) Mulut
Klien dengan HEG akan mengalami hipersaliva, gangguan pada
rongga mulut berupa lidah kotor dan nafas bau
(5) Leher
Dikaji adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
(6) Payudara
Pada areola mamae dan puting susu akan menghitam, biasanya
payudara akan membesar, tegang, dan sakit.
(7) Abdomen
Dari awal kehamilan hingga kehamilan 16 – 24 minggu,
pembesaran perut belum kelihatan.
(8) Ekstremitas
18

Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai


9) Data psikologis
Riwayat psikologis sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan
jiwa ibu sehubungan dengan prilaku terhadap kehamilan. Data psikologi
yang kemungkinan ditemukan adalah:
a) Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan
kegagalan persalinan, mudah menagis, serta kekecewaan dapat
memperberat mual dan muntah.
b) Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung
pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari
keluarga dan perawat (Ratnawati, 2017).
10) Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi,
namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke
bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang
dimiliki
11) Data penunjang
Data penunjang yang didapatkan dari hasil laboratorium adalah
pemeriksaan darah dan urin.
a) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah adalah nilai hemoglobin dan hematokrit yang
meningkat menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan
dehidrasi.
b) Pemeriksaan urin
Pemeriksaan urinalis yaitu urine yang sedikit dan konsentrasi yang
tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton didalam urin
(Ratnawati, 2017).
c) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan
dan untuk mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar atau
kehamilan molahidatidosa (Prawirohardjo, 2016).
19

2. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian yang telah dilakukan maka ada beberapa kemungkinan
diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI (2017) yang dapat dilakukan :
1) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makanan.
2) Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan muntah.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
4) Ansietas berhubungan dengan krisis situsional

3. Rencana/ Intervensi Keperawatan

Tabel 2.1 Diagnosis Dan Rencana Keperawatan SDKI,


SLKI, SIKI

No Diagnosis
Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)
Keperawatan
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi :
berhubungan dengan intervensi keperawatan Observasi
kurang asupan selama 3 x 24 jam 1) Identifikasi
makanan maka status nutrisi dan status nutrisi
status menelan 2) Identifikasi
Definisi: asupan Membaik dengan intoleransi makanan
nutrisi tidak cukup kriteria hasil : 3) Identifikasi
untuk memenuhi a. Status nutrisi makanan yang
kebutuhan 1) Porsi makanan disukai
metabolisme yang dihabiskan 4) Monitor asupan
meninkat makanan
Gejala dan tanda 2) Frekuensi makan 5) Monitor berat badan
mayor: meningkat 6) Monitor hasil
1) Berat badan 3) Nafsu makan laboratorium
menurun meningkat Terapeutik
minimal 10% b. Status menelan 1) Sajikan makanan
dibawah 1) Reflek menelan sdecara menarik dan
rentan ideal meningkat suhu yang sesuai
2) Kemampuan 2) Berikan makanan
Gejala dan tanda mengunyah yang tinggi serat
minor: meningkat 3) Berikan makanan
1) Nafsu makan 3) Muntah menurun tinggi kalori dan
menurun tinggi protein
2) Bising usus 4) Berikan suplemen
hiperaktif makanan bila perlu
3) Membran Edukasi
mukosa 1) Anjurkan posisi
pucat duduk, jika mampu
2) Anjarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1) Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan, jika
21

perlu
2) Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu.

1. 2. Risiko Setelah dilakukan Manajemen cairan :


ketidakseimbangan intervensi keperawatan Observasi
elektrolit selama 3 x 24 jam 1) Monitor status hidrasi
berhubungan dengan maka keseimbangan (frekuensi nadi,
muntah cairan meningkat tekanan darah,
dengan kriteria hasil : kelembaban mukosa,
Definisi: berisiko 1) Asupan cairan turgor kulit)
mengalami meningkat 2) Monitor hasil
perubahan kadar 2) Keluaran urin pemeriksaan
serum elektrolit meningkat laboratorium urin
3) Kelembaban mukosa 3) Monitor intake dan
Faktor risiko: bibir membaik output cairan pasien
1) Ketidakseimbanga 4) Tekanan darah Terapeutik
n cairan membaik 1) Catat intake-ouput
2) Gangguan 5) Frekuensi nadi dan hitung balans
metabolise membaik cairan 24 jam
3) Muntah 6) Turgor kulit 2) Berikan asupan cairan
membaik sesuai kebutuhan
3) Berikan cairan
intravena bila perlu
Kolaborasi
4) Kolaborasi pemberian
diuretik

Pemantauan elektrolit :
Observasi
1) Identifikasi
kemungkinan
penyebab
ketidakseimbangan
elektrolit
2) Monitor kadar
elektrolit serum
3) Monitor mual dan
muntah
4) Monitor kehilangan
cairan
5) Monitor tanda dan
gejala hipokalemia
6) Monitor tanda dan
22

gejala hiponatremia
7) Monitor tanda dan
gejala hipokalsemi
Terapeutik
1) Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien
2) Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantuan
2) Informasikan hasil
pemantuan jika perlu

2. 3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen energi :


berhubungan dengan intervensi keperawatan Edukasi
kelemahan selama 3 x 24 jam 1) Monitor kelelahan
maka toleransi aktivitas fisik dan emosional
Definisi: meningkat dengan 2) Monitor pola dan jam
ketidakcukupan kriteria hasil : tidur
energi untuk 1) Kemudahan dalam Terapeutik
melakukan aktivitas melakukan aktivitas 1) Sediakan lingkungan
sehari-hari sehari- hari yang nyaman
meningkat 2) Fasilitasi duduk di sisi
Gejala dan tanda 2) Kekuatan tubuh tempat tidur, jika
mayor: meningkat tidak dapat berpindah
1) Mengeluh lelah 3) Perasaan lemah atau berjalan
2) Frekuensi menurun Edukasi
jantung 1) Anjurkan tirah baring
meningkat 2) Anjurkan melakukan
aktivitas secara
Gejala dan tanda bertahap
minor: Kolaborasi
1) Merasa Lemah 1) Kolaborasi dengan
2) Tekanan darah ahli gizi untuk
berubah meningkatkan nafsu
3) Sianosis makan

3. 4. Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas :


berhubungan dengan intervensi keperawatan Observasi :
krisis situasional selama 3 x 24 jam 1) Monitor tanda-tanda
maka tingkat ansietas ansietas
Definisi: kondisi menurun dengan kriteria Terapeutik
emosi terhadap hasil : 1) Ciptakan suasana
objek yang tidak 1) Perasaan khawatir terapeutik untuk
jelas dan spesifik menurun menumbuhkan
akibat antisipasi 2) Prilaku tegang kepercayaan
23

bahaya yang menurun 2) Temani pasien untuk


dihadapi 3) Tekanan darah mengurangi
normal kecemasan
Gejala dan tanda 4) Anoreksia menurun 3) Pahami situasi yang
mayor: membuat ansietas
1) Merasa 4) Gunakan pendekatan
khawatir akan yang tenang dan
kondisi yang meyakinkan
dialami 5) Motivasi
2) Tampak mengidentifikasi
gelisah/ sulit situasi yang memicu
tidur kecemasan
6) Diskusikan
Gejala dan tanda perencanaan realistis
minor: tentang peristiwa yang
1) Mengeluh akan datang
pusing Edukasi
2) Anoreksi 1) Informasiokan secara
3) Merasa tak faktual mengenai
berdaya diagnosis,
4) Frekuensi pengobatan, dan
nadi pronosis
meningkat 2) Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
3) Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan presepsi
4) Latih terapi relaksasi

Terapi relaksasi :
Observasi
1) Identifikasi penurunan
tingkat energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau
gejala lain yang
mengganggu
kemampuan kognitif
2) Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
3) Monitor respon
terhdap terapi relaksasi
Terapeutik
1) Ciptakan lingkungan
yang nyaman dan
tenang bagi pasien
24

2) Gunakan nada suara


lembut dengan irama
lambat dan berirama
3) Gunakan relaksasi
strategi penunjang
dengan analgetik atau
tindakan medis
Edukasi
1) Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia
2) Anjurkan mengambil
posisi nyaman
3) Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
4) Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
relaksasi
5) Demonstrasi dan latih
teknik relaksasi

Sumber: SDKI (2017), SIKI (2018), SLKI (2019). Jakarta: Dewan


Pengurus PPNI
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hyperemesis Gravidarum adalah memuntahkan segala apa yang dimakan
dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, dan timbul
aceton dalam air kencing. Hyperemesis Gravidarum disebabkan oleh kadar
estrogen yang tinggi dan hipertroidisme yang mungkin disebabkan
peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Menurut berat ringannya
gejala hyperemesis dibagi 3 tingkatan yaitu:
Tingkatan 1 : Ringan, mual muntah sehingga penderita lemah
Tingkatan 2 : Sedang, mual dan muntah yang hebat keadaan penderita lebih
parah
Tingkatan 3 : Berat, keadaan wanita makin menurun dari tingkatan 2
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin
mampu bertahan hidup. Abortus dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Abortus Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa
tindakan)
a. Abortus  imminens
b. Abortus insipiens
c. Abortus inkompletus
d. Abortus kompletus
2.     Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat) 

B. SARAN

Dengan mempelajari dan memahami tentang hyperemesis Gravidarum dan


abortus pada ibu hamil. Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan
keperawatan yang tepat. Kami mohon maaf jika ada kesalahan kata-kata dalam
penulisan makalah ini, penulis juga meminta kritik dan saran agar bisa
memperbaiki
26

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Niwang. 2016. Patologi Dan Patofisiologi Kebidanan.Yogyakarta: Nuha


Medika
Deswani, dkk. 2018. Asuhan Keperawatan Prenatal Dengan Pendekatan
Neurosains. Malang : Wineka Media
Edisi 2. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Ayu dkk. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB
Ratnawati, Ana. 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.
Ratnawati, Ana. 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press

Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hiperemesis


Gravidarum. Jakarta : Salemba Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(1st ed.). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(1st ed. Cetakan 2). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed. Cetakan 2). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
27

Anda mungkin juga menyukai