Disusun Oleh:
Kelompok 5
Dosen Pembimbing:
Ns. Lili Fajria, S.Kep, M.Biomed
S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta inayahnya kepada kita semua. Sholawat dan salam tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW atas segala limpahan rahmat dan karunia yang telah diberikan,
sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam makalah ini kami
akan menjelaskan tetang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hiperemesis
Gravidarum.
Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan bermanfaat kepada kita semua, khususnya bagi para mahasiswa. Kami sadar
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan mempunyai
banyak kekurangan, semoga dapat di maklumi. Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 2
C. MANFAAT 2
BAB II KERANGKA TEORI 3
A. TINJAUAN TEORITIS 3
1. Pengertian Kehamilan 3
2. Pengertian Hiperemesis Gravidarum 4
3. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum 4
4. Etiologi 5
5. Tanda Gejala 6
6. Patofisiologi 8
7. Penatalaksanaan 9
8. Komplikasi 11
9. WOC Hiperemesis Gravidarum 13
B. ASUHAN KEPERAWATAN 15
1. Pengkajian 15
2. Diagnosa Keperawatan 19
3. Rencana Keperawatan 20
BAB III PENUTUP 25
A. KESIMPULAN 25
B. SARAN 25
DAFTAR PUSTAKA 26
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah
dengan intesitas sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.
Mual dan muntah meurpakan gejala umum,mulai dari rasa tidak enak
sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal
morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Mual dan
muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh
emosi penderita yang tidak stabil ( Kusmiyati, Yuni,2008 ).
Pada dasarnya,hiperemesis gravidarum merupakan gangguan
yang yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang
lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-
80% primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual dan
muntah,namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari 1.000
kehamilan.
Dari faktor faal atau fisiologis, kehamilan menyebabkan terjadinya
peningkatan volume plasma sekitar 30%, eritrosit meningkat sebesar 18%
dan hemoglobin bertambah 19%. Peningkatan tersebut terjadi mulai
minggu ke-10 kehamilan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa
bertambahnya volume plasma lebih besar daripada sel darah
(hipervolemia) sehingga terjadi pengenceran darah. Hemoglobin menurun
pada pertengahan kehamilan dan meningkat kembali pada akhir
kehamilan. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya volume plasma
tetapi tidak sebanding dengan penambahan sel darah dan
hemoglobin.Sehingga zat besi dibutuhkan untuk meningkatkan sintesa
hemoglobin.( Rohman,2002).
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada
wanita di mana masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya kehamilan normal yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Pengawasan antenatal
1
2
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Kehamilan
4) Sembelit
5) Payudara menegang
1) Rahim membesar
3
4
a. Tingkat 1
c. Tingkat 3
c. Faktor alergi
Menurut Ayu (2016), batas mual dan muntah berapa banyak pada
hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang
mengatakan bila lebih dari 10 kali muntah. Akan tetapi, apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Berikut tanda dan gejala hiperemesis gravidarum
menurut tingkatannya yaitu :
a. Tingkatan I (ringan)
9) Lidah mengering
b. Tingkatan II (sedang)
c. Tingkatan III
3) Oliguria
7) Kelemahan, bingung
8) Merasa haus
6. Patofisiologi
1) Terapi obat-obatan
10
dan sayuran
2) Jangan konsumsi makanan dan minuman yang dapat
memicu mual pada ibu
3) Minum sekurang-kurangnya 8 gelas/hari untuk
mencegah dehidrasi
4) Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
b. Ikterik
c. Takikardi
d. Alkalosis
e. Kelaparan
Turgor kulit
buruk
Nyeri Intoleransi Risiko
epigastrium aktivitas prematur
Mukosa bibir
kering hipoksia
Nyeri akut Risiko BBLR
Intake cairan
menurun Penurunan
kesadaran
Risiko cedera
pada janin
Sumber:
Ratnawati, Ana. 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hiperemesis Gravidarum. Jakarta : Salemba Medika
15
B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Definisi pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan
data, mengelompokkan data, dan menganalisis sehingga didapatkan
masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu (Ratnawati, 2017).
b. Tujuan
Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran secara terus
- menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawat
merencanakan asuhan keperawatan.
c. Pengumpulan data
Menurut Ratnawati (2017), langkah pertama dalam pengkajian keperawatan
adalah mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah
sebagai berikut :
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku, diagnosis medis. Wanita usia <20 tahun atau >35 tahun
merupakan faktor predisposisi terjadinya HEG selama kehamilan.
2) Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan dengan
pasien serta alamat penanggung jawab.
3) Data riwayat kesehatan
Data riwayat kesehatan yang diperlukan yaitu :
a) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan
oleh ibu sesuai gejala-gejala HEG seperti: Mual dan muntah yang
terus-menerus, merasa lemah, ibu merasa haus, terasa asam dimulut,
konstipasi, dan demam. Selain itu, ibu juga bisa mengalami
penurunan berat badan, turgor kulit yang buruk dan gangguan
elektrolit serta terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung dan
ikterus.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu yang ditemukan, antara lain yaitu
Kemungkinan ibu pernah mengalami HEG sebelumnya atau ibu
16
8) Pemeriksaan fisik
a) Keadaaan umum
Ibu hamil mengalami mual dan muntah yang berlebihan, badan
lemas, tidak ada nafsu makan, pusing dan nyeri pada ulu hati.
b) Kesadaran
Klien dengan HEG tingkat ke tiga akan mengalami penurunan
kesadaran.
c) Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital pada ibu hamil dengan HEG tidak stabil.
Pernapasan cepat, suhu tubuh meningkat, tekanan darah menurun
dan frekuensi nadi meningkat.
d) Head to toe
(1) Kepala
Pada umumnya ibu hamil dengan HEG tidak menunjukkan
gangguan pada kepala serta pertumbuhan rambut
(2) Wajah
Yang perlu diperhatikan adalah mengenai warna kulit dan
ekspresi wajah klien
(3) Mata
Klien dengan HEG memiliki mata tampak cekung, konjungtiva
anemis, ikterus dan jika tidak tertangani bisa mengalami
perdarahan retina
(4) Mulut
Klien dengan HEG akan mengalami hipersaliva, gangguan pada
rongga mulut berupa lidah kotor dan nafas bau
(5) Leher
Dikaji adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
(6) Payudara
Pada areola mamae dan puting susu akan menghitam, biasanya
payudara akan membesar, tegang, dan sakit.
(7) Abdomen
Dari awal kehamilan hingga kehamilan 16 – 24 minggu,
pembesaran perut belum kelihatan.
(8) Ekstremitas
18
2. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian yang telah dilakukan maka ada beberapa kemungkinan
diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI (2017) yang dapat dilakukan :
1) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurang asupan makanan.
2) Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan muntah.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
4) Ansietas berhubungan dengan krisis situsional
No Diagnosis
Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)
Keperawatan
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi :
berhubungan dengan intervensi keperawatan Observasi
kurang asupan selama 3 x 24 jam 1) Identifikasi
makanan maka status nutrisi dan status nutrisi
status menelan 2) Identifikasi
Definisi: asupan Membaik dengan intoleransi makanan
nutrisi tidak cukup kriteria hasil : 3) Identifikasi
untuk memenuhi a. Status nutrisi makanan yang
kebutuhan 1) Porsi makanan disukai
metabolisme yang dihabiskan 4) Monitor asupan
meninkat makanan
Gejala dan tanda 2) Frekuensi makan 5) Monitor berat badan
mayor: meningkat 6) Monitor hasil
1) Berat badan 3) Nafsu makan laboratorium
menurun meningkat Terapeutik
minimal 10% b. Status menelan 1) Sajikan makanan
dibawah 1) Reflek menelan sdecara menarik dan
rentan ideal meningkat suhu yang sesuai
2) Kemampuan 2) Berikan makanan
Gejala dan tanda mengunyah yang tinggi serat
minor: meningkat 3) Berikan makanan
1) Nafsu makan 3) Muntah menurun tinggi kalori dan
menurun tinggi protein
2) Bising usus 4) Berikan suplemen
hiperaktif makanan bila perlu
3) Membran Edukasi
mukosa 1) Anjurkan posisi
pucat duduk, jika mampu
2) Anjarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1) Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan, jika
21
perlu
2) Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu.
Pemantauan elektrolit :
Observasi
1) Identifikasi
kemungkinan
penyebab
ketidakseimbangan
elektrolit
2) Monitor kadar
elektrolit serum
3) Monitor mual dan
muntah
4) Monitor kehilangan
cairan
5) Monitor tanda dan
gejala hipokalemia
6) Monitor tanda dan
22
gejala hiponatremia
7) Monitor tanda dan
gejala hipokalsemi
Terapeutik
1) Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien
2) Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantuan
2) Informasikan hasil
pemantuan jika perlu
Terapi relaksasi :
Observasi
1) Identifikasi penurunan
tingkat energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau
gejala lain yang
mengganggu
kemampuan kognitif
2) Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
3) Monitor respon
terhdap terapi relaksasi
Terapeutik
1) Ciptakan lingkungan
yang nyaman dan
tenang bagi pasien
24
A. KESIMPULAN
Hyperemesis Gravidarum adalah memuntahkan segala apa yang dimakan
dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, dan timbul
aceton dalam air kencing. Hyperemesis Gravidarum disebabkan oleh kadar
estrogen yang tinggi dan hipertroidisme yang mungkin disebabkan
peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Menurut berat ringannya
gejala hyperemesis dibagi 3 tingkatan yaitu:
Tingkatan 1 : Ringan, mual muntah sehingga penderita lemah
Tingkatan 2 : Sedang, mual dan muntah yang hebat keadaan penderita lebih
parah
Tingkatan 3 : Berat, keadaan wanita makin menurun dari tingkatan 2
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin
mampu bertahan hidup. Abortus dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Abortus Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa
tindakan)
a. Abortus imminens
b. Abortus insipiens
c. Abortus inkompletus
d. Abortus kompletus
2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(1st ed.). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(1st ed. Cetakan 2). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed. Cetakan 2). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
27