Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DEHIDRASI SEDANG

Dosen Pembimbing :
Riska Rohmawati, S.Kep., Ns., M.Tr.Kep

Oleh :
Nuur Kumala Sari Dewi (1120019160)

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat
dan petunjuk dari-Nya saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul
Keperawatan Gawat Darurat : Asuhan Keperawatan pada Dehidrasi Sedang. Laporan ini
dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan WOC dan asuhan keperawatan kasus dari dehidrasi
sedang, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah praktek klinik keperawatan gawat darurat.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan
pendahuluan ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca agar laporan pendahuluan ini lebih sempurna lagi dan dapat lebih
meningkatkan pengetahuan bagi pembaca.
Terimakasih dan semoga laporan pendahuluan ini memberikan manfaat positif bagi pembaca
dan kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb
Surabaya, 13 Juli 2020

Penulis
WOC

muntah/diare tidak makan/minum luka bakar

alkalosis metabolik masuknya air peningkatan


sangat terbatas permeabilitas

Hcl naik reabsorbsi tubulus ginjal protein plasma >>

volume ECF (natrium vol ECF ( Na dan chlor) tekanan osmotik plasma
dan air)

sodium depletion hipertoni volume intravaskuler


(kematian natrium)

hipotoni ekstraseluler air keluar dari sel air keluar bersama


protein plasma
terhambatnya pengeluaran
hormon antideuretik

ginjal mengeluarkan
air berlebih

cairan plasma dan


cairan interstisium

resiko/kerusakan berkurangnya volume


integritas kulit cairan tubuh

penurunan cairan turgor kulit menurun dehidrasi


intestinal

penurunan volume darah ginjal hospitalisasi


pembagian darah peningkatan filtrasi anak dirawat
tidak merata cairan di RS

gangguan sirkulasi deuresis osmotik ansietas

perkusi jaringan meningkat rewel, lesu, lemah

syok hipovolemik penurunan koping keluarga

hipotensi, BB menurun stimulasi otot poliuria

kekurangan volume cairan rangsangan haus

metabolisme sel menurun polidipsi

produksi energi metabolik kekurangan volume cairan

kelemahan otot penurunan fungsi sel saraf dehidrasi hipotonik

keletihan pengecilan jaringan otak penurunan osmolalitas


ekstraseluler

hemoragi sel membengkak

koma osmosis air kedalam sel

gangguan ventilasi letargi/kejang


spontan
resiko ketidakefektifan
(Nurarif dan Kusuma, 2015) perfusi jaringan otak
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Nama Mahasiswa : Nuur Kumala Sari Dewi RS : RSI Ahmad Yani SBY
NIM : 1120019160 Ruangan : UGD
Tanggal Pengkajian : 4 Juli 2020 Jam : 17.00

A. IDENTITAS
Pasien Penanggung Jawab
Nama : Ny. S Nama : Tn. R
Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pedagang Pekerjaan : swasta
Status Pernikahan : menikah Status Pernikahan : menikah
Alamat : kemlaten 12C/14 Alamat : Kemlaten 12C/14
Diagnosa Medis : dehidrasi sedang Hubungan saudara : suami
No. RM : 377xxx
Tanggal Masuk : 4 Juli 2020

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
muntah dan diare
2. Riwayat Penyakit Sekarang
kemarin siang tiba-tiba gliyeng dan sakit perut dibuat tidur, saat bangun masih gliyeng
kemudian muntah 2x diare 3x dibawa ke puskesmas diberikan obat vertigo tetapi tetap
gliyeng setelah pulang dari puskesmas diare lagi 3x, sampai tadi pagi diare 2x kemudian
siang pusing dibawa ke UGD muntah 2x di UGD, kemudian MRS (pasien mengatakan
kalau bangun/duduk gliyeng dan mual).
3. Riwayat Penyakit Dahulu
pasien mengatakan pernah menderita kolesterol dan batu empedu tinggi.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
pasien mengatakan ayah menderita diabetes mellitus.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
keadaan umum pasien terlihat lemah, pasien merasa haus meningkat dan
pengeluaran urine berkurang.
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/78 mmHg
Denyut Nadi : 100 kali/menit
Suhu : 37,5 °C
Respiratory Rate : 20 kali/menit
SpO2 : 99 %
Pergerakan dada  Simetris         
 Tidak simetris
Pemakaian otot bantu napas  Tidak ada
Ada, jenis:
Suara nafas  Vesikuler  Wheezing  Ronchi
Lokasi:
Batuk  Produktif  Tidak produktif
Sputum  Ada, jelaskan:
 Tidak ada
Breathing
Alat bantu napas  Tidak ada
(B1)  Ada
 Masker sederhana
 Nasal
 Sungkup balon
 BVM
 Junction rees 
 Ventilator
 Nasofaring
 Orofaring
Lain – lain tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan.
Suara jantung  S1 S2 tunggal
 S3
 S4
 Gallop
 Murmur
Irama jantung  Aritmia
 Atrial flutter
 Atrial fibrilasi
 VT with pulse
Bleeding
 Ventrikel fibrilasi
(B2)
 Asystol/ PEA
CRT  ≤ 2 detik
 > 2 detik
JVP  Normal
 Meningkat
CVP  Ada, nilai =
 Tidak ada
Akral  Hangat, kering, merah
 Dingin, lembab, pucat
Edema  Ada, lokasi:
 Tidak ada
Lain-Lain tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan.
Tingkat kesadaran Kualitatif
 Composmentis
 Apatis
 Delirium
 Somnolen
 Sopor
 Koma
Kuantitatif (GCS)
E:4 V:5 M:6
Skala AVPU
 Alert
 Voice
 Pain
Brain  Unconscious
(B3) Reaksi pupil  Isokor
 Anisokor
Cyanosis  Ya  Tidak
Hipoksia  Ya  Tidak
Reflek fisiologis  Ada  Tidak ada
Reflek patologis  Brudzinki
 Babinski
Meningeal sign  Ada  Tidak ada
Parestesia  Tidak
 Ada, lokasi :
Gangguan nervous I - XII Sebutkan : tidak ada gangguan.
Lain – lain tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan.
Minum  Jenis : air putih dingin, teh hangat, air putih
 Jumlah : di rumah sakit sudah minum + 600 ml
Urine  Jumlah : belum BAK selama di rumah sakit
 Warna : terakhir BAK dirumah jam 9 pagi, warna
kuning pekat.
Bladder IWL 1.500 ml
(B4)
Keseimbangan cairan  Input : 600 ml
 Output : 0
Kateter  Ada, jenis : Hari ke :
 Tidak ada
Kesulitan BAK  Ya  Tidak
Lain-lain pengeluaran urine berkurang.
Bowel Mukosa bibir  Kering  Lembab
(B5) Lidah  Kotor  Bersih
Keadaan gigi  Lengkap
 Gigi palsu
Nyeri telan  Ya  Tidak
Abdomen  Distensi
 Tidak distensi
Peristaltik usus  Normal
 Menurun
 Meningkat
Nilai : 20x permenit
Mual  Ya  Tidak
Muntah  Tidak  Ya, jumlah/frekuensi : kemarin 2x,
tadi siang di UGD muntah lagi 2x.
Hematemesis  Tidak  Ya, jumlah/frekuensi:
Melena  Ya  Tidak
Terpasang NGT  Ya  Tidak
Diare  Tidak  Ya, jumlah/frekuensi : kemarin
6x, tadi pagi di rumah 2x.
Konstipasi  Ya, sejak :
 Tidak
Ascites  Ya  Tidak
Lain-lain Pasien mengeluh muntah, diare, dan lemas
Turgor  Baik  Buruk (kering)
Perdarahan kulit  Ada  Tidak ada
Icterus  Ya  Tidak

Bone
Pergerakan sendi  Bebas  Terbatas
(B6) Fraktur  Ada  Tidak ada
Jenis:
Lokasi:
Luka  Ada  Tidak ada
Lain-lain tidak ada keluhan dan tidak ada masalah
keperawatan.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium = tanggal 4 Juli 2020
Parameter Result Ref. range
WBC 7,3 x 10^3 /uL 4,0 – 10,0
Lymph# 2,0 x 10^3 /uL 0,8 – 4,0
Mid# 0,5 x 10^3 /uL 0,1 – 1,5
Gran# 4,8 x 10^3 /uL 2,0 – 7,0
Lymph% 26,9% 20,0 – 40,0
Mid% 6,7% 3,0 – 15,0
Gran% 66,4% 50,0 – 70,0

HGB 14,8 g/dL 11,0 – 16,0

RBC 5,23 x 10^6 /uL 3,50 – 5,50


HCT 45,7% 37,0 – 54,0
MCV 87,5 fL 80,0 – 100,0
MCH 28,2 pg 27,0 – 34,0
MCHC 32,3 g/dL 32,0 – 36,0
RDW-CV 13,0% 11,0 – 16,0
RDW-SD 42,6 fL 35,0 – 56,0

PLT 276 x 10^3 /uL 150 – 450


MPV 8,3 fL 6,5 – 12,0
PDW 15,3 9,0 – 17,0
PCT 0,229% 0,108 – 0,282

2. Rontgen
tidak dilakukan pemeriksaan.
3. USG
tidak dilakukan pemeriksaan.
4. EKG
tidak dilakukan pemeriksaan.

E. TERAPI MEDIK
di rumah kalau kolesterol tinggi minum kolestat dan analsik, dirumah sakit
ondancentron 2x4 mg (IV) pukul 15.00 dan 21.00, santagesik 1 amp (IV) waktu di
UGD pukul 15.00, ranitidin 2x1 mg (IV) pukul 9.00 dan 16.00, lapibal 1x1 mg (IV)
pukul 16.00, analsik 2x1 mg (p.o) pukul 12.00 dan 18.00, betahistin 2x24 (p.o) pukul
12.00 dan 18.00.
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. S No. RM : 377xxx


Umur : 32 Th/Bln Ruang : UGD

No. Data (Ds/Do) Etiologi Masalah


1. Ds : pasien mengatakan kemarin
siang tiba-tiba gliyeng dibuat
tidur, saat bangun masih
gliyeng kemudian muntah 2x
dibawa ke puskesmas
diberikan obat vertigo tetapi muntah
Risiko
tetap gliyeng. Sampai tadi
ketidakseimbangan
siang pusing dibawa ke UGD
cairan
muntah 2x di UGD,
kemudian MRS. trauma
Do :
a. konjungtiva anemis.
b. kulit pucat.
c. membran mukosa pucat.
2. Ds : pasien mengatakan kemarin
siang tiba-tiba sakit perut
dibuat tidur, saat bangun
kemudian diare 3x dibawa ke
puskesmas setelah pulang
dari puskesmas diare lagi 3x.
Sampai tadi pagi diare 2x
kemudian siang dibawa ke bakteri pada air
UGD, lalu MRS.
Diare
Do :
a. defekasi lebih dari tiga kali
dalam 24 jam. iritasi usus
b. feses lembek atau cair.
c. urgency
d. nyeri/kram abdomen.
e. frekuensi peristaltik
meningkat.
f. bising usus hiperaktif.
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S No. RM : 377xxx


Umur : 32 Th/Bln Ruang : UGD
No. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko ketidakseimbangan cairan b.d muntah  trauma.
2. Diare b.d bakteri pada air  iritasi usus.
Intervensi
Standar Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi
No. Keperawatan Keperawatan Keperawatan
Indonesia (SDKI) Indonesia (SLKI) Indonesia (SIKI)
1. Risiko Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan
Ketidakseimbangan (L.03020) (I.03098)
Cairan (D.0036)
a. Definisi a. Definisi
Kategori : Fisiologis Ekuilibrium antara Mengidentifikasi
volume cairan di dan mengelola
Subkategori : Nutrisi ruang intraselular dan keseimbangan cairan
dan Cairan ekstraselular tubuh. dan mencegah
a. Definisi komplikasi akibat
b. Ekspektasi ketidakseimbangan
Berisiko Meningkat
mengalami cairan.
penurunan, c. Kriteria Hasil b. Tindakan
peningkatan atau 1) Asupan cairan 1) Observasi
percepatan 2) Membran mukosa a) Monitor status
perpindahan lembap hidrasi (akral,
cairan dari Skala 1 : menurun kelembapan
intravaskuler, Skala 2 : cukup mukosa, turgor
interstisial atau menurun kulit, dan
intraselular. Skala 3 : sedang tekanan
Skala 4 : cukup darah).
b. Faktor Risiko meningkat
Trauma/perdarah b) Monitor berat
Skala 5 : badan harian.
an. meningkat c) Monitor berat
c. Gejala dan Tanda 3) Dehidrasi badan sebelum
1) Konjungtiva Skala 1 : dan sesudah
anemis. meningkat dialisis.
2) Kulit pucat. Skala 2 : cukup 2) Terapeutik
3) Akral dingin, meningkat a) Berikan
basah, dan Skala 3 : sedang asupan cairan,
pucat. Skala 4 : cukup sesuai
4) Tangan dan menurun kebutuhan.
kaki terasa Skala 5 : menurun b) Berikan cairan
dingin. 4) Tekanan darah intravena, jika
e. Kondisi Klinis 5) Mata cekung perlu.
Terkait 6) Turgor kulit 3) Kolaborasi
Perdarahan 7) Berat badan Kolaborasi
Skala 1 : pemberian
memburuk diuretik, jika
Skala 2 : cukup perlu.
memburuk
Skala 3 : sedang
Skala 4 : cukup
membaik
Skala 5 : membaik
Pencegahan Perdarahan
Status Cairan (L.03028) (I.02067)
a. Definisi a. Definisi
Kondisi volume Mengidentifikasi
cairan intravaskuler, dan menurunkan
interstisiel, dan/atau risiko atau
intraseluler. komplikasi stimulus
yang menyebabkan
b. Ekspektasi perdarahan atau
Membaik risiko perdarahan.
c. Kriteria Hasil b. Tindakan
1) Membran mukosa 1) Observasi
lembap a) Monitor tanda
Skala 1 : menurun dan gejala
Skala 2 : cukup perdarahan.
menurun b) Monitor berat
Skala 3 : sedang badan harian.
Skala 4 : cukup c) Monitor berat
meningkat badan sebelum
Skala 5 : dan sesudah
meningkat dialisis.
2) Berat badan 2) Terapeutik
3) Perasaan lemah a) Perhatikan bed
rest selama
Skala 1 : perdarahan.
meningkat b) Hindari
Skala 2 : cukup pengukuran
meningkat suhu rektal.
Skala 3 : sedang 3) Edukasi
Skala 4 : cukup a) Jelaskan tanda
menurun dan gejala
Skala 5 : menurun perdarahan.
8) Tekanan darah b) Anjurkan
9) Turgor kulit meningkatkan
10) Berat badan asupan cairan
Skala 1 : untuk
memburuk menghindari
Skala 2 : cukup konstipasi.
memburuk c) Anjurkan
Skala 3 : sedang meningkatkan
Skala 4 : cukup asupan
membaik makanan dan
Skala 5 : membaik vitamin K.
d) Anjurkan
segera melapor
jika terjadi
perdarahan.
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi
pemberian
obat
pengontrol
perdarahan,
jika perlu.
b) Kolaborasi
pemberian
produk darah,
jika perlu.
2. BAB : IV Eliminasi fekal Manajemen diare
(L.04033) (I.03101)
Kategori : Fisiologis
Sub Kategori :
Nutrisi dan cairan Definisi: Definisi:
Kode : D.0020 Proses defekasi normal Mengidentifikasi dan
yang disertai dengan mengelola diare dan
pengeluaran feses dampaknya
Diare mudah dan
konsistensi,frekuensi
serta bentuk feses Tindakan
Definisi: normal
Observasi
Pengeluaran feses
1. Identifikasi
yang sering,lunak Ekspektasi: Membaik penyebab diare (mis.
dan tidak berbentuk Inflamasi
gastrointestinal,iritas
Kriteria Hasil: i intestinal,proses
Penyebab infeksi,malabsorpsi,
1. Kontrol pengeluaran ansietas,stress,efek
Fisiologis: feses obat-
1. Inflamasi Keterangan: obatan,pemberian
gastrointestinal botol susu)
1 = Menurun 2. Identifikasi
2. Iritasi
gastrointestinal 2 = Cukup Menurun pemberian makanan
3. Proses infeksi 3. Identifikasi gejala
4. Malabsorpsi 3 = Sedang invaginasi
(mis.tangisan
4 = CukupMeningkat
Psikologis: keras,kepucatan
5 = Meningkat pada bayi)
1. Kecemasan 4. Monitor
2. Tingkat stress 2. Keluhan defekasi warna,volume,freku
tinggi lama dan sulit ensi,dan konsistensi
Situasional 3. Mengejan saat tinja
1. Terpapar defekasi 5. Monitor tanda dan
kontaminan 4. Distensi abdomen gejala hipovolemia
2. Terpapar toksin 5. Teraba massa pada (mis.takikardia,nadi
3. Penyalahgunaan rektal teraba
laksatif 6. Urgency lemah,tekanan darah
4. Penyalahgunaan 7. Nyeri abdomen turun,turgor kulit
zat 8. Kram abdomen turun,mukosa mulut
5. Program kering, CRT
pengobatan (agen melambat,BB
tiroid,analgesic,pe Keterangan: menurun)
lunak 1 = Meningkat 6. Monitor iritasi dan
feses,ferosulfat,an ulserasi kulit di
tasida,cimetidine 2 = CukupMeningkat daerah perianal
dan antibiotik) 7. Monitor jumlah
6. Perubahan air dan 3 = Sedang pengeluaran diare
makanan 4 = Cukup Menurun 8. Monitor keamanan
7. Bakteri pada air penyiapan makanan.
5 = Menurun Terapeutik
1. Berikan asupan
Gejala dan Tanda cairan oral
Mayor ( mis.larutan garam
9. Konsistensi feses
a. Subjektif (tidak 10. Frekuensi defekasi gula,oralit,pedialyte,
tersedia) 11. Peristaltik usus renalyte)
b. Objektif 2. Pasang jalur
1. Defekasi intravena
Keterangan: 3. Berikan cairan
lebih dari
tiga kali 1 = Memburuk intravena (mis.ringer
dalam 24 jam asetat,ringer laktat)
2. Feses lembek 2 = CukupMemburuk jika perlu
atau cair 4. Ambil sampel darah
3 = Sedang untuk pemeriksaan
4 = Cukup Membaik darah lengkap dan
Gejala dan Tanda elektrolit
Minor 5 = Membaik 5. Ambil sampel feses
dan kultur, jika perlu
a. Subjektif Edukasi
1. Urgency 1. Anjurkan makanan
2. Nyeri/kram porsi kecil dan
abdomen sering secara
b. Objektif bertahap
1. Frekuensi 2. Anjurkan
peristaltik menghindari
meningkat makanan pembentuk
2. Bising usus gas,pedas dan
hiperaktif mengandung laktosa
3. Anjurkan
Kondisi Klinis melanjutkan
Terkait pemberian ASI
Kolaborasi
1. Kanker kolon 1.Kolaborasi pemberian
2. Diverticulitis obat antimotilitas
3. Iritasi usus (mis.
4. Crohn’s disease Loperamide,difenok
5. Ulkus peptikum silat)
6. Gastritis
2.Kolaborasi pemberian
7. Spasme kolon
8. Kolitis ulseratif obat
9. Hipertiroidisme antispasmodic/spas
10. Demam typoid molitik
11. Malaria ( mis.papaverin,ekstr
12. Sigelosis ak
13. Kolera belladonna,mebeveri
14. Disentri ne)
15. Hepatitis
3.Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses
(mis.atapulgit,smekit
,kaolin-pektin)
TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S No. RM : 377xxx


Umur : 32 Th/Bln Ruang : UGD
Tanggal/Jam No. Dx. Tindakan Keperawatan Paraf
4 Juli 2020 1. a. Memonitor status hidrasi (akral, kelembapan mala
17.15 mukosa, turgor kulit, dan tekanan darah).
R/ tekanan darah pasien 100/78 mmHg.
17.30 2. b. Mengidentifikasi penyebab diare.
R/ pasien mengatakan tiba-tiba sakit perut.
17.45 1. c. Memonitor berat badan harian.
R/ BB pasien ketika MRS = 50 kg.
18.10 2. d. Mengidentifikasi pemberian makanan.
R/ selama di RS, pasien makan makanan RS.
18.25 1. e. Menghindari pengukuran suhu rektal.
R/ biasanya di ukur dengan termometer axilla.
18.35 2. f. Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering
secara bertahap.
R/ awalnya pasien masih tidak nafsu makan.
4 Juli 2020 1. a. Memonitor status hidrasi (akral, kelembapan mala
19.00 mukosa, turgor kulit, dan tekanan darah).
R/ mukosa bibir pasien pucat.
19.05 2. b. Mengidentifikasi penyebab diare.
R/ mungkin dari bakteri pada air.
19.50 1. c. Memonitor berat badan harian.
R/ pasien mengatakan BB sebelum sakit 60 kg.
20.10 2. d. Mengidentifikasi pemberian makanan.
R/ pasien tidak nafsu makan.
20.25 1. e. Menghindari pengukuran suhu rektal.
R/ pasien mengatakan tidak pernah mengukur
suhu dengan termometer rektal.
20.30 2. f. Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering
secara bertahap.
R/ pasien dianjurkan untuk makan dalam
keadaan hangat.
4 Juli 2020 1. a. Memonitor status hidrasi (akral, kelembapan mala
21.00 mukosa, turgor kulit, dan tekanan darah).
R/ turgor kulit pasien kering.
21.10 2. b. Mengidentifikasi penyebab diare.
R/ pasien mengatakan diare berulang kali.
21.20 1. c. Memonitor berat badan harian.
R/ berat badan pasien masih 50 kg.
21.30 2. d. Mengidentifikasi pemberian makanan.
R/ pasien hanya makan sedikit dari porsinya.
21.40 1. e. Menghindari pengukuran suhu rektal.
R/ pasien tidak mau diukur dengan rektal.
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. S No. RM : 377xxx


Umur : 32 Th/Bln Ruang : UGD
Tanggal/Jam No. Dx. Catatan Perkembangan Paraf
4 Juli 2020 1. S : pasien mengatakan kemarin siang tiba-tiba mala
18.40 gliyeng dibuat tidur, saat bangun masih
gliyeng kemudian muntah 2x dibawa ke
puskesmas diberikan obat vertigo tetapi tetap
gliyeng. Sampai tadi siang pusing dibawa ke
UGD muntah 2x di UGD, kemudian MRS.
O:
a. Asupan cairan (skala 2)
b. Membran mukosa lembap (skala 2)
c. Dehidrasi (skala 3)
d. Tekanan darah (skala 2)
e. Mata cekung (skala 3)
f. Turgor kulit (skala 2)
g. Berat badan (skala 3)
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

18.45 2. S : pasien mengatakan kemarin siang tiba-tiba


sakit perut dibuat tidur, saat bangun kemudian
diare 3x dibawa ke puskesmas setelah pulang
dari puskesmas diare lagi 3x. Sampai tadi pagi
diare 2x kemudian siang dibawa ke UGD, lalu
MRS.
O:
a. Kontrol pengeluaran feses (skala 2)
b. Keluhan defekasi lama dan sulit (skala 3)
c. Mengejan saat defekasi (skala 3)
d. Distensi abdomen (skala 3)
e. Teraba massa pada rektal (skala 3)
f. Urgency (skala 2)
g. Nyeri abdomen (skala 2)
h. Kram abdomen (skala 3)
i. Konsistensi feses (skala 2)
j. Frekuensi defekasi (skala 2)
k. Peristaltik usus (skala 3)
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
4 Juli 2020 1. S : pasien mengatakan kalau bangun/duduk mala
20.35 gliyeng dan mual, tidak nafsu makan, merasa
lemas serta tidak kuat untuk beraktivitas.
O:
a. Asupan cairan (skala 3)
b. Membran mukosa lembap (skala 3)
c. Dehidrasi (skala 4)
d. Tekanan darah (skala 3)
e. Mata cekung (skala 4)
f. Turgor kulit (skala 3)
g. Berat badan (skala 4)
A : masalah belum teratasi.
P : intervensi dilanjutkan.

20.40 2. S : pasien mengatakan sudah diare berulang kali


dan merasa badannya lemas.
O:
a. Kontrol pengeluaran feses (skala 3)
b. Keluhan defekasi lama dan sulit (skala 4)
c. Mengejan saat defekasi (skala 4)
d. Distensi abdomen (skala 4)
e. Teraba massa pada rektal (skala 4)
f. Urgency (skala 3)
g. Nyeri abdomen (skala 3)
h. Kram abdomen (skala 4)
i. Konsistensi feses (skala 3)
j. Frekuensi defekasi (skala 3)
k. Peristaltik usus (skala 4)
A : masalah belum teratasi.
P : intervensi dilanjutkan.
4 Juli 2020 1. S : pasien mengatakan sedikit lebih enakan mala
21.45 setelah diinjeksi dan diberi cairan infus.
O:
a. Asupan cairan (skala 4)
b. Membran mukosa lembap (skala 4)
c. Dehidrasi (skala 5)
d. Tekanan darah (skala 4)
e. Mata cekung (skala 5)
f. Turgor kulit (skala 4)
g. Berat badan (skala 5)
A : masalah teratasi sebagian.
P : intervensi dilanjutkan.

21.50 2. S : pasien mengatakan ingin istirahat dan tidur,


karena merasa sakit perut diarenya sudah sedikit
berkurang.
O:
a. Kontrol pengeluaran feses (skala 3)
b. Keluhan defekasi lama dan sulit (skala 4)
c. Mengejan saat defekasi (skala 4)
d. Distensi abdomen (skala 4)
e. Teraba massa pada rektal (skala 4)
f. Urgency (skala 3)
g. Nyeri abdomen (skala 3)
h. Kram abdomen (skala 4)
i. Konsistensi feses (skala 3)
j. Frekuensi defekasi (skala 3)
k. Peristaltik usus (skala 4)
A : masalah teratasi sebagian.
P : intervensi dilanjutkan.
EVALUASI
Nama Pasien : Ny. S No. RM : 377xxx
Umur : 32 Th/Bln Ruang : UGD
Tanggal/Jam No. Dx. Evaluasi Paraf
4 Juli 2020 1. S : pasien mengatakan masih mual tetapi sudah mala
21.55 tidak muntah.
O:
a. Asupan cairan (skala 4)
b. Membran mukosa lembap (skala 4)
c. Dehidrasi (skala 5)
d. Tekanan darah (skala 4)
e. Mata cekung (skala 5)
f. Turgor kulit (skala 4)
g. Berat badan (skala 5)
A : masalah teratasi sebagian.
P : intervensi dilanjutkan.

22.00 2. S : pasien mengatakan sudah tidak sering BAB lagi.


O:
a. Kontrol pengeluaran feses (skala 3)
b. Keluhan defekasi lama dan sulit (skala 4)
c. Mengejan saat defekasi (skala 4)
d. Distensi abdomen (skala 4)
e. Teraba massa pada rektal (skala 4)
f. Urgency (skala 3)
g. Nyeri abdomen (skala 3)
h. Kram abdomen (skala 4)
i. Konsistensi feses (skala 3)
j. Frekuensi defekasi (skala 3)
k. Peristaltik usus (skala 4)
A : masalah teratasi sebagian.
P : intervensi dilanjutkan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction Jogja.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda NIC-NOC dalam Berbagai Kasus. Jogjakarta: Mediaction
Jogja.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai