NIM : 203213217
Tgl/ Jam : 21 Juni 2023, 07.00 Wita Tanggal MRS : 10 Juni 2023
Riwayat penyakit saat ini : Pada tanggal 2 September pukul 12.00 pasien diantar
keluarga karena tidak sadar. Keluarga pasien mengatakan sudah beberapa hari pasien tirah baring
di rumah dan masih bisa komunikasi sedikit-sedikit namun lama lama sering mengalami
penurunan kesadaran. Keluhan sesak nafas sejak beberapa hari, batuk berdahak dan tidak bisa
mengeluarkan dahak, dan pasien sering demam, mual, muntah dan pusing sebelumnya. Riwayat
stroke kelemahan anggota gerak kiri, pasien sudah terpasang sonde dan kateter urine.
Riwayat Pengobatan : Riwayat stroke kelemahan anggota gerak kiri. Pada 15 Mei
2023 MRS di RSPAL selama 2 minggu karena stroke.
Riwayat penyakit sebelumnya dan Riwayat penyakit keluarga: Stroke + Hipertensi + Diabetes
Melitus
1
Jalan Nafas : Paten Tidak Paten
Tidak
Oksigenasi : ... ... lt/mnt Nasal kanul Simpel mask Non RBT mask RBT Mask
Tidak ada
Drainase : -
Kondisi trakeostomi:
Keterangan:
2
Masalah Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Gangguan pertukaran gas
Pucat : Ya Tidak
Sianosis : Ya Tidak
Diaphoresis: Ya Tidak
Riwayat Kehilangan cairan berlebihan: Diare Muntah Luka bakar Tidak ada
CVP: 16 mmHg
keterangan: … …
BLOOD
3
Kesadaran: Composmentis Delirium Somnolen Apatis Koma
keterangan: … …
BRAIN
keterangan: … …
4
Keluhan : Mual Muntah Sulit menelan
TB : 163cm BB : 65kg
Keterangan
BOWEL
5
Deformitas : Ya Tidak Lokasi ... ...
Makan/minum :0 1 2 3 4
6
(MuMasalah Keperawatan: Hipervolemia dan Intoleransi Aktivitas
skul
oskl
7
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/Tgl/
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Interprestasi
Jam
Keterangan:
1. Hb dan HT pasien berada dibawah batas normal yang menjadi salah satu tanda dari masalah
keperawatan hipervolemia dan adanya anemia
2.
8
TERAPI
9
antagonis kalsium guna
menurunkan hipertensi serta
mencegah stroke, penyakit jantung
dan penyakit ginjal
10
Lembar Observasi
Jam Tensi RR HR SUHU MAP SPO2 CVP Resp Mode FIO2 Input (cc) Output (cc)
08.00 163/101 14 105 37,5 - 93% 16 Ventilator 50% -
09.00 202/134 23 101 36,4 - 100% 16 Ventilator 50% - -
9
22.00 160/102 24 95 36.9 99% 11 Ventilator 50%
10
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITIS
Data Diagnosa
No Etilogi
Subyektif & Obyektif Keperawatan
11
3. DS: Gangguan mekanisme Hipervolemia b.d
regulasi gangguan mekanisme
Pasien dispnea regulasi d.d pasien
DO: dispnea, edema pada
ekstremitas, CVP
- Edema pada daerah meningkat 16 mmHg,
ekstremitas bawah Hb menurun 11, HT
menurun 33.10,
(kedua kaki)
terdengar suara naas
- Hemoglobin = 11 tambahan gurgling
- Hematokrit = 33.10 dan ronchii, oliguria,
- Oliguri (pada saat intake lebih banyak
dari output.
pengkajian urine
tampung pasien
0cc)
- CVP meningkat
(16 mmHg)
- Intake lebih
banyak dari
output.
12
RENCANA KEPERAWATAN KRITIS
13
lelap 2. Posisikan pasien semi kepatenan jalan nafas
- Frekuensi nafas membaik (RR fowler atau fowler 2. R/membantu paruparu
20), tidak adanya takipnea dan 3. Berikan pasien minum meringankan beban dan
bradipnea hangat meningkatkan kapasitas
- Pola nafas membaik dalam 4. Lakukan fisioterapi dada residu paru
rentan normal atau regular bila perli 3. R/ memabantu
5. Lakukan tindakan suction melembabkan jalannafas
kurang dari 15 detik dan melegakan pasien saat
6. Lakukan hiperoksigenasi bernafas
sebelum melaksanakan 4. R/ membantu melunturkan
tindakan suction sekret yang menghalangi
7. Berikan pasien oksigen jalan nafas
sesuai dengan kebutuhan 5. R/ membantu
pasien membersihkan jalann nafas
Edukasi dengan menghuisap sekret
1. Anjurkan asupan cairan 6. R/agar tidak terjadi
2000ml/hari bila tidak ada hipoksemia pada pasien saat
kontraindikasi suction
Kolaborasi 7. R/membantu mencukupi
14
1. Kolaborasi pemberian kebutuhan oksigen dan
bronkodilator mukolitik menaikan saturasi oksigen
ekspektoran Edukasi
1. R/ melembabkan membran
mukosa agar sekret tidak
menghalangi jalan nafas
Kolaborasi
1. R/ membantu mengencerkan
sekret dan melonggarkan
jalan nafas
Gangguan Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen Ventilasi SIKI: Manajemen Ventilasi
Pertukaran Gas keperawatan selama 3x24 jam Mekanik Mekanik
diharapkan respons ventilasi Observasi Observasi
mekanik meningkat dengan 1. Periksaindikas ventilator 1. R/ memonitor apakah pasien
kriteria hasil: mekanik misal perlu dilakukan penyapihan
- FiO2 memenuhi kelelahan otot nafas, ventilator atau tidak
kebutuhan dan sesuai disfungsi neurologis, 2. R/mengetahui efek
dengan nilai normal yang asidosis respiratorik. ventilator apakah
dibutuhkan , semakin 2. Monitor efek ventilator memperbaiki oksigenasi
15
rendah pengunaan FiO2 terhadap status oksigenasi atau malah memperparah
maka semakin baik fungsi misal bunyi paru, X ray oksigenasi
parunya paru, AGD, Respon 3. R/ mengetahui kriteria
- Tingkat kesadaran pasien subyektif pasien kapan ventilator psien harus
meningkat dengan 3. Monitor kriteria perlunya disapih
harapan dari yang penyapihan ventilator 4. R/ mengetahui tanda awal
awalnya stupor menjadi 4. Monitor efek negatif komplikasi buruk dari
Ccompos mentis ventilator misal deviasi pemasangan ventilator
- Saturasi oksigen pasien trakea, barotrauma, 5. R/mentukan mode ventilator
dalam batas normal (95- penurunan curah jantung, yang dipilih serta kebutuhan
100%) dan tidak emfisema subkutan oksigenasi seperti PEEP dan
membutuhkan alat bantu 5. Monitor gejala peningkatan FiO2 pada pasien sesuai
ventilasi mekanik dan pernafasan misal dengan kebutuhan
oksigenasi peningkatan denyut jantung 6. R/membantu
- Tidak ada sekresi jalan atau pernafasan, mempertahankan kepatenan
nafas saat di suction tidak peningkatan tekanan darah, jalan nafas dan
terdapat sputum atau diaforesis, perubahan status mempertahankan saturasi
sekret mental oksigen
- Tidak ada suara nafas 6. Monitor kondisi yang Terapeutik
16
tambahan, suara nafas meringankan tekanan 1. R/ agar mencegah terjadinya
normal oksigen aspirasi
- Pasien tidak terlihat Terapeutik 2. R/membantu mencegah
gelisah, pasien bisa 1. Atur posisi kepala 45-60° terjadinya masalah
tertidur dengan tenang untuk mencegah aspirasi dekubitus pada pasien
2. Reposisi pasien setiap 2 3. R/membantu membersihkan
jam bila perlu jalan nafas dan
3. Laksanakan oral hygiene mengurangi risiko infeksi
secara rutin 4. R/ membantu
4. Lakukan tindakan suvtion membersihkan jalan nafas
sesuai kebutuhan dengan penghisapan sekret
5. Ganti sirkui ventilator tiap 5. R/ mencegah terjadinya
24 jam sesuai SOP infeksi nosokomial
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemilihan 1. R/Memberikan oksigen
metode ventilator misal sesuai kebutuhan agar tidak
kontrol volume, kontrol terjadi hiperoksigenasi dan
tegangan aau tekanan paru memperburuk keadaan
2. Kolaborasi pemberian 2. R/membantu saat
17
sedasi dan analgesik sesuai pemasangan ETT dan
dengan kebutuhan tindakan keperawatan
3. Kolaborasi penggunaan PS 3. R/ membantu menyesuaikan
atau PEEP untuk ventilator dengan perubahan
meminimalkan pada membran alveolus
hiperventilasi alveolus
Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen Hipervolemia SIKI: Manajemen Hipervolemia
keperawatan diharapkan Observasi Obervasi
keseimbangan cairan meningkat 1. Periksa tanda dan gejala 1. R/ mengetahui sejauh mana
dengan kriteria hasil : hipervolemia misal tingkat keparahan dari
- Asupan Cairan meningkat ortopnea, dispnea, edema, hypervolemia
sesuai dengan kebutuhan peningkatan CVP, adanya 2. R/mengetahui penyebab
- Keluaran urin normal/ 0,5 suara nafas tambahan hipervolemia dan tindakan
– 1 cc/kg BB 2. Identifikasi penyebab guna mengatasi
- Keselembapan membran hipervolemia hipervolemia
mukkosa meningkat atau 3. Monitor status 3. R/mengetahui keberhasilan
membran mukosa lembab hemodinamik misal dan tindakan berikutnya
- Tidak ada edema pada frekuensi jantung, tekanan yang harus dilakukan
kedua ekstremitas bagian darah, MAP & CVP 4. R/mengetahui tingkat
18
bawah apabila tersedia keparahan dari hipervolemia
- Tekanan darah dalam 4. Monitor intake dan output 5. R/mengetahui nilai
batas normal cairan pemeriksaan penunjang
(120/70mmHg) 5. Monitor tanda guna menegakan diagnose
- nadi dalam batas normal hemokonsentras misal 6. R/mengetahui apakah perlu
(80 – 100x/menit) kadar natrium, dilakukan transfusi albumin
- HB dalam batas normal BUN, Hematokrit dan berat dan protein
(12-15) jenis urine 7. R/ menyesuaikan dengan
- Ht dalam batas normal 6. Monitor tanda intake dan output guna
37,0-47,0 peningkatran tekanan menegakan diagnosa
- CVP dalam batas normal onkotik plasma misal 8. R/ monitor efek samping
(1-6 mmHg) peningkatan kadar protein agar tidak menjadi semakin
dan albumin 9. parah dan terjadi komplikasi
7. Monitor kecepatan tetesan Terapeutik
infus secara ketat 1. R/ mengetahui berat badan
8. Monitor efek samping guna mengetahui keparahan
deuretik misal hipotensi hipervolemia
ortostatik, hipo kalemia dan 2. R/ membatasi asupan cairan
hiponatermia dan garam agar tidak
19
Terapeutik memperparah hipervolemia
1. Timbang berat badan setiap 3. R/ membantu
hari pada jam yang sama meringngankan sesak dan
2. Batasi asupan cairan dan beban kerja jantung pada
garam pasien guna mengurangi
3. Tingkatkan kepala tempat edema
tidur 30-40° Edukasi
Edukasi 1. R/ melakukan assesment
1. Anjurkan melapor apabila awal agar tidak semakin
haluaran urine kurang dari parah tingkat hipervolemia
0,5cc/kgBB/jam 2. R/ mengetahui apakah
2. Anjurkan melapor apabila hipervolemia membaik atau
BB bertambah selama semakin buruk
setiap hari 3. R/ mengajarkan keluarga
3. Ajarkan cara mencatat agar mampu merawat dan
input dan output cairan mengenali masalah
serta bagaimana hipervolemia
perhitungan balance cairan Kolaborasi
Kolaborasi 1. R/ membantu keberhasilan
20
1. Kolaborasi pemberian tindakan keperawatan dan
deuretik mengeluarkan sisa
2. Kolaborasi kehilangan metabolisme cairan dalam
kalium akibat terapi tubuh
deuretik 2. R/ memberikan kalium agar
3. Kolaborasi pemberian tidak terjadi hipokalemia
CRRT bila perlu pada pasien
3. R/ pemberian CRRT agar
membantu meringankan
edema pada pasien
Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen SIKI: Manajemen Hiperglikemia
kadar glukosa keperawatan diharapkan Hiperglikemia Observasi
1. Guna mengetahui penyebab
darah kestabilan kadar glukosa darah Observasi
hiperglikemi dan melakukan
meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kemungkinan pencegahan serta tindakan
selanjutnya
- Kadar glukosa dalam penyebab hiperglikemia
2. Mengetahui penyebab pasti
darah membaik 2. Identifikasi situasi yang peningkatan insulin dan
menghindari faktor
- GDA dalam batas normal menyebabkan kebutuhan pencetus
80-120 mg/dL insulin meningkat 3. Mengetahui
perkembangan dari terapi
- Kesadaran meningkat 3. Monitor kadar glukosa darah yang diberikan dan
21
- Mulut tidak kering 4. Monitor tanda dan gejala pencegahan
ketidakstabilan kadar
- Jumlah urin normal hiperglikemia (poliuri,
glukosa darah
poldipsi, polifagia, malaise , 4. Melakukan pencegahan
dan screening awal
pandangan kabur, sakit
hiperglikemia
kepala) 5. Untuk mengetahui
keseimbangan cairan pada
5. Monitor intake dan output
pasien
cairan 6. Mengetahui apakah
pasien mengalami
6. Monitor keton urun, kadar
ketoasidosis diabetic atau
analisa gas darah, elektrolit, Khonk
Terapeutik
TD
7. Guna mencegah hipoglikemia
Terapeutik 8. Untuk mencegah dekobitus
dan hipotensi
7. Berikan asupan cairan oral
Edukasi
8. Fasilitasi ambulasi jika 9. Agar keluarga mengetahui
nilai normal kadar glukosa
hipotensi ortostatik
darah dan mampu
Edukasi melakukan tindakan
pencegahan
9. Ajarkan keluarga monitor
ketidakstabilan kadar
kadar glukosa darah secara glukosa darah
10. Agar keluarga mengerti
mandiri
dosis, rute dan kapan
10. Ajarkan keluarga pegolaan pemberian terapi insulin
22
diabetes (misalkan Kolaborasi
11. Guna membantu
penggunaan insulin, obat oral,
menstabilkan kadar
monitor asupa cairan) glukosa darah
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian insulin
23
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KRITIS
No Evaluasi
Hari/Tgl Implementasi Paraf
Dx Proses
21 Juni 2023 12 - Melakukan close suction DS: -
07.00-12.00 ETT dan suction Mulut DO :
sputum kuning kemerahan - Kesadaran Stupor
- Melakukan fisioterapi - GCS 3 1 3
dada - Pupil Isokhor
- Melakukan Nebul - RR : 13x/menit dengan bantuan ETT sambung
ventilator dengan ventolin ventilator PEEP 5 FiO2 50%
1ml - Nadi 114x/menit
- Melakukan oral hygiene - Suhu 37.5°C
- Secret kuning merah kental dengan produksi
banyak
- Mukosa bibir kering
24
positif 1550 cc
- TD : 161/101
- N : 97x/menit
- CVP didapatkan hasil di titik 11
4 - Cek GDA pada pasien DS:
- Memberikan Diit cair CDM DO:
200ml
- Melakukan oral hygiene - GDA 160 mg/dL
- GCS 313
- Mukosa bibir
kering
22 Juni 2023 1.2 - Melakukan Observasi TTV DS:-
20.00 – 07.00 dan KU pasien DO:
wita - Melakukan Suction ETT
dan suction mulut - TD : 139/93mmHg
- sputum berwarna kuning - Suhu 36.6°C
kental dengan produksi - Nadi 116x/menit
banyak - RR 20x/menit dengan bantuan ETT sambung Vntilator
- Melakukan fisioterapi dada PEEP 5 FiO2 50%
dan melakukan nebule - SPO2 98%
ventolin 1ml - GCS 3 X 3
- Mengatur posisi kepala 45-
- Sputum berwarna kuning kental dengan produksi
60 derajat
- Melakukan oral hygiene banyak
- Mukosa bibir bersih dan lembab
3 - Melakukan pengukuran DS: -
urine tampung
25
- Melakukan pengukuran DO:
CVP - Edema pada kedua kaki
- Memberikan terapi injeksi
- oliguria, urine 50 cc
IV per CVC distal
- Perimperan 4mg - Balance cairan positif 1450 cc
- Transamin 500ml/h - CVP pada titik 10
Syringpump
- Vit K 1mg
-
4 - Cek GDA pada pasien DS:-
- Memberikan terapi injeksi DO:
Novorapid 6ui SC
- Memberikan Diit cair CDM - GDA 168 mg/dL
200ml - GCS 313
- Melakukan oral hygiene - Mukosa bibir
kering
23 Juni 2023 12 - Melakukan suction ETT DS: -
14.00 – 20.00 dan suction mulut DO:
wita cairan kemerahan - TD : 136/87mmHg
- Melakukan fisioterapi dada - Suhu 37°C
Memberikan nebul - Nadi 98x/menit
bisolvon + midatro - RR 20x/menit dengan bantuan ETT sambung
- Melakukan oral hygiene Ventilator PEEP 5 FiO2 50%
- Mengatur posisi kepala 45- - SPO2 99%
60 derajat
- GCS 313
- Kesadaran Stupor
26
- CVP = 12
- stoksel banyak dari ETT dan mulut
- mukosa bibir bersih dan lembab
27
EVALUASI KEPERAWATAN KRITIS
O:
3 Hipervolemia S:-
O:
28
4. Ketidakstabilan Kadar S:-
Glukosa Darah
O:
29