DOSEN PEMBIMBING :
Nurul Kamariyah, S. Kep., Ns., M. Kes.
DISUSUN OLEH :
Ani Ardianti 1120021016
Ani Ardianti
a. Usia
b. Status menopause
c. Pengobatan infertilitas
d. Kehamilan
Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua
pada puncak kadar hCG (human chorionic gonadotrpin).
e. Hipotiroid
f. Merokok
g. Ukuran massa
i. Riwayat keluarga
j. Konsumsi alkohol
Wanita obesitas (BMI besar sama 30kg/m2) lebih beresiko terkena kista
ovarium baik jinak maupun ganas. Jaringan lemak memproduksi banyak
jenis zat kimia, salah satunya adalah hormone estrogen, yang dapat
mempengaruhi tubuh. Hormone estrogen merupakan faktor utama dalam
terbentuknya kista ovarium
f. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilitas oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula
akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple
dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang
disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi
dengan menggunakan gonadotropin (FSh dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,
terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.
Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringa
ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang
serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovary ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis
ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari
germ sel primordial. Teratoma berasal tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embryonal; ectodermal, endodermal dan
mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovary pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-
folikel dengan multiple kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam
sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan menjadi problem utama dan
diskusi tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel ini.
g. WOC
ovarium
Infeksi ovarium
Menurunnya ovulasi
Risiko Infeksi
Penurunan kekuatan otot
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu.
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan suatu proses keperawatan yang dilakukan setelah
perencanaan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah langkah keempat
dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk
membantu pasien yang bertujuan mencegah, mengurangi, dan menghilangkan
dampak ataupun respon yang dapat ditimbulkan oleh adanya masalah
keperawatan serta kesehatan. Implementasi keperawatan membutuhkan
fleksibilitas dan kreativitas perawat.
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses
keperawatan terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang
sudah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan. Evaluasi
keperawatan bertujuan menentukan apakah seluruh proses keperawatan
sudah berjalan dengan baik dan tindakan berhasil dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Diyantoro. 2021. Tingkat Keganasan Kista Ovarium pada Pasien di Salah Satu
Rumah Sakit di Surabaya - Unair News.
https://news.unair.ac.id/2021/02/tingkat-keganasan-kista-ovarium-pada-
pasien-di-salaah-satu-rumah-sakit-di-surabaya/. Diakses tanggal 04
Januari 2022
Nugroho, T. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas (askeb 3). Yogyakarta:
Nuha Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik edisi I Cetakan III (Revisi). Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan edisi I Cetakan II. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan edisi I Cetakan II. Jakarta : PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
KESEHATAN REPRODUKSI
A. IDENTITAS
Pasien Penanggung Jawab
Nama : Ny. Y Nama Suami : Tn. A
Umur : 28 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Nikah Status Pernikahan : Nikah
Alamat : Perum Jaya Alamat : Perum Jaya
Maspion Maspion
No. RM : 74xxxx
E. RIWAYAT KEPERAWATAN
1) Riwayat menstruasi
Siklus : [v] Teratur [ ] Tidak teratur
Menarche : kelas 5 SD atau sekitar usai 10 tahun
Banyaknya : ± 50 cc
Lamanya : 6-7 hari
Keluhan : tidak ada keluhan
HPHT : tidak ada
HPL : tidak ada
Diagnosa : Kista Ovarium + KET G1 Pooo Uk 6/7 mgg
3) Genogram
P
X
= Laki-laki
= Perempuan
p = Pasien
xx
= Tinggal serumah
4) Postpartum Sekarang
Riwayat Persalinan : pasien masih hamil anak pertama sekarang
Tidak ada riwayat persalinan
Tiper Persalinan : [ ] Spontan [ ] Bantuan,
Lama Persalinan : Kala I = tidak ada
Kala II = tidak ada
Kala III = tidak ada
Kala IV = tidak ada
5) Rencana Perawatan Bayi
[ ] Sendiri [ ] Orang tua [v] Lainnya, tidak ada
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi:
Breast care : tidak ada
Perineal care : tidak ada
Nutrisi : tidak ada
Senam nifas : tidak ada
KB : tidak ada
Menyusui : tidak ada
6) Riwayat Program KB
Melaksanakan KB : [v] Tidak [ ] Ya, ________________
Menggunakan kontrasepsi sejak : pasien mengatakan tidak menggunakan
kontrasepsi
Keluhan : tidak ada keluhan
7) Riwayat Lingkungan
Kebersihan : pasien mengatakan rumah tempat tinggal pasien
dan keluarga bersih dan asri.
Bahaya : pasien mengatakan lingkungan rumah pasien dan
keluarga memiliki jauh dari lingkungan yang
berbahaya.
Lainnya : pasien mengatakan rumah pasien terdapat halaman
yang berisi tanaman sebagai hiasan dan
mempercantik rumah.
8) Aspek Psikososial
Persepsi pasien tentang keluhan/penyakit
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya seperti apa,
pasien juga tidak mengetahui dimana dapat menemukan informasi tentang
penyakitnya.
Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-
hari?
[v] Ya [ ] Tidak
Jelaskan, pasien mengatakan penyakit yang dirasakan bisa sangat
mengganggu ketika pasien merasa capek yang teramat sangat, jadi pasien
tidak dapat melanjutkan aktivitas yang sedang dilakukan.
Pulmo
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada luka dan edema.
Palpasi : fremitus taktil ka/ki : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : ka/ki : sonor
Auskultasi : [v] vesikuler ka/ki [ ] wheezing [ ] ronkhi
Cor
Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis
Palpasi : ictus cordis : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : batas jantung : redup
Auskultasi : bunyi jantung I (SI): LUP
bunyi jantung II (SII) : DUP
bunyi jantung III (SIII) : LUP DUP
Abdomen
Linea : tidak terdapat linea
Striae : tidak terdapat striae
Luka operasi : terdapat luka operasi laparotomy di tutup kasa
Kontraksi : tidak ada
Lainnya : terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah sebelah
kanan.
Eliminasi alvi
Frekuensi : 1 kali/hari Penggunaan pencahar: tidak ada
Waktu : [v] Pagi [ ] Siang [ ] Sore [ ] Malam
Warna : kuning Darah : tidak ada Konsistensi : padat
Ggn. eliminasi bowel: [ ] Konstipasi [ ] Diare [ ] Inkontinensia bowel
[v] Lainnya, tidak ada
Eliminasi Uri
Frekuensi : 3-5 kali/hari Penggunaan pencahar : tidak ada
Warna : kuning Darah : tidak ada
Ggn. eliminasi bladder : [ ] nyeri saat BAK
[ ] burning sensation
[ ] bladder terasa penuh setelah BAK
[ ] inkontinensia bladder
[v] Lainnya, tidak ada
Riwayat penyakit dahulu : [ ] penyakit ginjal [ ] batu ginjal
[ ] injury / trauma [v] Lainnya, tidak ada
Penggunaan kateter : [ ] Ya [v] Tidak
Warna : [v] normal [ ] hematuria [v] seperti teh
Keluhan : [ ] nokturia [ ] retensi urine
[ ] inkontinensia urine
[v] Lainnya, tidak ada
Ektremitas
Atas : kekuatan otot ka/ki : 5 / 5
ROM ka/ki : aktif
Capillary Refill Time : <2 detik
Bawah : kekuatan otot ka/ki : 5 / 5
ROM ka/ki : aktif
Capillary Refill Time : <2 detik
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
1. Hematologi, tanggal 03 Januari 2022 pukul 09.13 wib
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
WBC 10.5 10^3/uL 5.0 – 10.0
LYMPH 1.8 10^3/uL 0.8-4.00
MID 0.6 10^3/uL 0.1-1.5
GRAN 8.1 10^3/uL 2.0-7.0
LYMPH% 16.7 % 20.0 – 40.0
MID% 5.9 % 3.00-15.00
GRAN% 77.4 % 50.0-70.0
RBC 4.65 10^6/uL Pr : 3.50 – 5.00
HGB 13.7 g/dL Pr : 11.0 – 15.0
HCT 40.5 % Pr : 36.0 – 48.0
MCV 87.3 fL Pr : 76.0 – 96.0
MCH 29.4 Pg 27.0 – 32.0
MCHC 33.8 g/dL 30.0 – 35.0
RDW-cv 13.6 % 0.0 – 16.0
RDW-sd 43.9 fL 46.0 – 59.0
PLT 362 10^3/uL 150 – 400
PDW 15.0 %
MPV 8.1 fL 8.0 – 15.0
PCT 0.293 % 0.108 – 0.282
PPT 15.4 11-18
APTT 32.4 27-42
HASIL ANTIGEN SAR-COV
Negatif
RONTGEN
Foto Thorax AP :
I. TERAPI MEDIK
Inful RL : RD5 = 2 : 2 / 24 jam
Terpasang Dower Catheter
Injeksi santagesik 3x1 gr
Asam mefenamat 3x500 tab per oral
Asam tranexamat 3x1 tab per oral
ANALISA DATA
DO : Gangguan rasa
1. Pasien tampak meringis. nyaman
2. Pasien tampak gelisah.
3. Nafsu makan berubah. Nyeri akut
4. TTV :
TD : 100/76mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36.5oC
5. Palpasi pada area perut
bawah sebelah kanan
terdapat nyeri tekan.
2. DS : Risiko Infeksi
Pasien mengatakan ada luka Port de entry
di bagian perut bagian kanan
bawah. Diskontinuitas
jaringan
DO :
1. Terdapat luka di tutup pada Luka operasi
perut bagian bawah
2. Tidak ada tanda-tanda
infeksi seperti panas,
bengkak, merah tapi terasa
nyeri ( panas ) daerah yang
dioperasi
3. TTV :
TD : 100/76mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36.5oC
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. 03/01/2022
16.10 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima infromasi. Ani
R/ Pasien sudah siap.
16.15 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
R/ Pasien mau menjelaskan.
16.20 3. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
R/ Pasien mau menerima.
16.25 4. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai jadwal.
R/ Pasien bersedia mengikuti.
16.30 5. Memberikan kesempatan untuk bertanya.
R/ Pasien menanyakan hal tidak diketahui.
16.35 6. Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.
R/ Pasien mau mendengarkan.
16.40 7. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
R/ Pasien mau mengikuti.
16.45 8. Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
R/ Pasien dapat mengikuti dengan baik.
EVALUASI
O:
1. Pasien tampak rileks.
2. Pasien tampak tenang.
3. Nafsu makan pasien sudah membaik.
4. Palpasi pada area perut bawah sebelah kanan
terdapat nyeri tekan.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan dirumah.
HE :
1. Jaga perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Minum obat dari dokter.
2. 04/01/2022 S:
16.00 1. Pasien mengatakan tidak merasakan tanda-tanda
infeksi seperti panas dan bengkak
O:
1. Tidak tampak tanda-tanda infeksi seperti
kemerahan sekitar daerah operasi, ataupun bengkak
2. TTV
TD : 108/75 mmhg
Nadi : 86 x/mnt
Suhu : 36,6 oC
RR : 22 x/mnt
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan. Rencana besok KRS jika sudah
tidak ada keluhan. Pro Aff infus dan kateter
HE :
1. Jaga perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Banyak membaca tentang kista ovarium