Anda di halaman 1dari 5

Hasil Analisa dari analisa data

1) Cairan rongga pleura sangat sedikit, sekitar 0.3 ml/kg, bersifat hipoonkotik dengan
konsentrasi protein 1 g/dl. Gerakan pernapasan dan gravitasi kemungkinan besar ikut
mengatur jumlah produksi dan resorbsi cairan rongga pleura. Resorbsi terjadi
terutama pada pembuluh limfe pleura parietalis, dengan kecepatan 0.1 sampai 0.15
ml/kg/jam. Bila terjadi gangguan produksi dan reabsorbsi akan mengakibatkan
terjadinya pleural effusion.

2) Sesak nafas adalah keadaan tubuh yang tidak bisa bernafas dengan baik, keadaan
tubuh yang tidak bisa mengatur pernapasan dengan baik akan menyebabkan
penderitanya terengah-engah. Sesak nafas dialami karena disebabkan oleh paru-paru
yang tidak mendapatkan O2 yang cukup sehingga nafas tidak bisa diatur dengan baik.

3) Pada penderita efusi pleura ditandai dengan adanya batuk, sesak nafas , dan nyeri dada
dimana gejala dari efusi pleura sangat beragam dan seringkali bergantung pada
penyakit yang mendasari. Gejala yang paling sering terjadi pada penderita adalah
batuk, sesak napas dan nyeri dada. Batuk pada penderita efusi pleura pada umumnya
ringan dan tidak berdahak. Nyeri dada yang terjadi pada efusi pleura terjadi karena
iritasi pada pleura yang bersifat dari yang ringan sampai berat. Nyeri yang dirasakan
sangat tajam serta memburuk dengan tarikan napas yang dalam. Nyeri dapat
menyebar ke bahu pada sisi yang sama atau di bagian perut atas. Gejala lain yang
bisa terjadi pada penderita efusi pleura diantaranya :
1. Penekanan pada paru-paru.
2. Kesulitan bernapas.
3. Demam.
4. Cegukan.
5. Pernapasan yang cepat.
6. Nyeri pada bagian perut

4) Nyeri Tn.S dengan skala 4 menjelaskna bahwa nyeri yang dirasakan dalam rentan
sedang. Pengelompokan nyeri sendiri terdiri dari
a) Skala nyeri 1-3 berarti Nyeri Ringan (masih bisa ditahan, aktifitas tak terganggu)
b) Skala nyeri 4-6 berarti Nyeri Sedang (menganggu aktifitas fisik)
c) Skala nyeri 7-10 berarti Nyeri Berat (tidak dapat melakukan aktifitas secara
mandiri)

5) Nyeri dada yang terjadi pada efusi pleura terjadi karena iritasi pada pleura yang bersifat
dari yang ringan sampai berat. Nyeri yang dirasakan sangat tajam serta memburuk
dengan tarikan napas yang dalam.

b. Berdasarkan Teori Kebutuhan Dasar Oksigenasi Manusia


1) Penderita dengan hasil Respirasi Rate yang tinggi (28 x/menit) seharusnya menggunakan
alat bantu pernapasan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen,mencegah
terjadinya hipoksia,membantu kelancaran metabolisme,sebagai tindakan pengobatan dan
mengurangi beban kerja alat pernapasan dan jantung.
Karena :
Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan di antara dua lapisan
pleura (membran yang memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian dalam).
1) Pada kondisi pernapasan yang cepat perlu dilakukan pemberian O2 yaitu merupakan
tindakan memberikan oksigen kedalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan
alat bantu oksigen.
2) Pemberian oksigen pada pasien tersebut daapat melalui 2 sistem yaitu melalui system
aliran rendah dan system aliran tinggi.
3) Pada pasien Tn. S, mengeluh sesak nafas dengan RR : 28x /menit sehingga klien
seharusnya menggunakan alat bantu pernapasan berupa masker sederhana atau
masker rebreathing. Berdasarkan metode pemberian oksigen :
a) Sistem aliran rendah
(1) Kateter nasal: aliran 1 – 6 L/mnt, konsentrasi O2 24% – 44%.
(2) Kanula nasal: aliran 1 – 6 L/mnt, konsentrasi O2 24% – 44%
(3) Masker sederhana: aliran 5 – 8 L/mnt, konsentrasi O2 40 – 60%
(4) Masker rebreathing: aliran 8 – 12 L/mnt, konsentrasi O2 60 – 80%
(5) Masker non rebreathing: aliran 8 – 12 L/mnt, konsentrasi O2 mencapai 99%
b) Sistem aliran tinggi, contoh: masker ventury, aliran udara 4–14 L/mnt dengan
konsentrasi 30 – 55%.
Rumus Pemberian O2
MV = VTxRR
Keterangan:
MV= Minute Ventilation, udara yang masuk ke sistem pernapasan setiap menit
VT= Volume Tidal, 6-8 ml/kg bb
RR= Respiration Rate

Tn.S : BB :45 kg , RR :28x/menit


MV= VTxRR
= (45 kg x (6-8 ml)) x 28
= 7560-10020ml/mnt
= 7-10 L/menit
Maka kesimpulannya , Tn. S harus menggunakan alat bantu pernapasan masker sederhana
atau masker rebreathing dengan konsentrasi O2 40-60 %.

4) masker
sederhana
atau masker
rebreathing
digunakan
pada penderita
dengan indikasi
klien yang
bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantumasker sederhana atau masker
rebreathing untuk memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak).
(Suparmi, 2008:67)
masker sederhana atau masker rebreathing mengalirkan oksigen dengan aliran sedang,
hanya 5-8 dan 8-12 L/menit.
Sedangkan berdasarkan perhitungan pemberian O2 bagi Tn.S,klien membutuhkan O2 7-
10 L/menit. Maka tidak akan efektif apabila klien hanya diberikan O2 melalui nasal
kanul karna belum mencukupi kebutuhan O2 yang dibutuhkan klien sehingga klien
masih mengalami sesak nafas.
5) Fungsi terapi oksigen adalah untuk memberikan transport oksigen yang adekuat di dalam
darah sehingga mengurangi kerja pernafasan dan menurunkan stress pada otot jantung
(Brunner and Suddarth, 2007).
6) Oksigen dengan konsentrasi tinggi harus diberikan pada pasien yang mengalami cedera
gawat , insufisiensi respirasi, syok atau trauma.Karena pada pasien-pasien ini hantaran
oksigen ke jaringan terhambat oleh pertukaran gas paru yang tidak cukup, volume
sirkulasi yang kurang

C. Berdasarkan Teori Asuhan Keperawatan


1) Pada analisa data terdiri atas pengelompokan data, pengelompokan data adalah
mengelompokkan data-data klien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami
permasalahan kesehatan atau keperawatanberdasarkan kriteria
permasalahannya.Setelah data di kelompokkan maka perawat dapat
mengidentifikasi masalah keperawatan klien dan merumuskannya.

2) Berdasarkan asuhan keperawatan ini, pengelompokan data sudah dilakukan


dengan mengelompokan data sesuai dengan masalah klien.

3) Masalah pertama yaitu Pola napas tidak efektif b.d penumpukan cairan pada
rongga pleura.Menurut SDKI, Pola nafas tidak efektif. Dari data subjektif dan
objektif didapatkan bahwa klien sesak nafas hal ini akibat dari terjadinya
penumpukan cairan di efusi pleura

1) Masalah pertama yaitu gangguan rasa nyaman yang disebabkan oleh gejala
terkait penyakit.
Menurut SDKI, Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan.. Menurut analisa yang kami lakukan dari data yang diperoleh,
klien mengatakan nyeri di bagian dada kiri, dengan skala nyeri 4, nyeri nyut-nyutan
tdan nyeri hilang timbul. Pada data tersebut didapatkan data subjektif dan obyektif
dan dari data tersebut dijadikan sebagai bukti atau acuan dalam penentuan
masalah. Dimana masalah yang dialami klien adalah perasaan tidak nyaman yang
disebabkn karena nyeri,dimana nyeri yang dialami nya merupakan gejala dari
penyakit / diagnose medis dari klien yaitu Efusi Pleura.Maka dapat dikatakan
bahwa penyebab yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman pada klien adalah
nyerinya.
Nyeri Akut kategori : Psikologis, Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan D. 0077 : dan
Faktor yang menjadi penyebab nyeri akut adalah :
1. Agen pencedera fisiologis (mis,inflamasi, Iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (mis, terbakar, bahan kimia iritan
3. Agen pencedera fisik (mis, abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan )

Anda mungkin juga menyukai