ss
Di susun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda-tanda
vital sangat dibutuhkan, karena dengan pemeriksaan tersebut kita
dapatmembuat beberapa diagnose tentang apa yang dialami pasien/klien.
Ada beberapa pemeriksaan fisik diantaranya adalah pemeriksaan pernafasa
nadi, tekanan darah dan suhu.
Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien
dalam memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah
danmengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan. Data ini
jugamemberikan sebagian keterangan pokok yang memungkinkan diussunnya
rencana keperawatan. Selanjutnya pengambilan tanda-tanda vital inidilakukan
dengan jarak waktu pengambilan tergantung pada keadaan umumklien.
(Perry, Potter.2005)
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dibentuk
rumusan masalah sebgai berikut :
1. Apa pengertian dari tanda-tanda vital?
2. Apa saja macam-macam tanda-tanda vital ?
3. Berapa jumlah tanda-tanda vital normal?
4. Apa indikasi dilakukan pemeriksan tanda-tanda vital ?
5. Apa tujuan dilakukan pemeriksan tanda-tanda vital?
6. Bagaimana cara melakukan pemeriksan tanda-tanda vital?
C. Manfaat
1. Bagi penulis
Menambah wawasan tentang pemeriksan tanda-tanda vital.
2. Bagi institut pendidikan
Mafaat makalah ini bagi institut adalah mengetajui tingkat kemampuan
mahasiswa sebagai peserta didik pemahaman tentang pemeriksan tanda-
tanda vital.
3. Bagi masyarakat
- Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pemeriksan
tanda-tanda vital.
- Sebagai bahan bacaan untuk mengatahui lebih dalam dan lebih
menyeluruh tentang pemeriksan tanda-tanda vital.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Denyut Nadi
Nadi adalah sensasi aliran darah yang menonjol dan dapat diraba diberbagai
tempat pada tubuh. Nadi merupakan salah satu indicator status indikasi. Nadi
diatur oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatik dan saraf para simpatik.
Untuk memeriksa denyut nadi, kita dapat memeriksanya pada tempat- tempat
berikut ini :
a. Arteri radialis : pada pergelangan tangan
b. Arteri temporalis : pada tulang pelipis
c. Arteri karotis : pada leher
d. Arteri femoralis : pada bagian selangkangan paha
e. Arteri dorsalispedis : pada punggung kaki
f. Arteri popliteal : pada lipatan lutut
g. Arteri brakialis : pada siku bagian dalam
h. Iktuskordis : pada dinding iga 5-7
3. Pernafasan
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara
menggunakan atmosfer dengan darah serta darah dengan sel. Pernafasan
termasuk fentilasi (pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru), difusi
(pergerakan oksigen dan karbon dioksida antata alveoli dan sel darah merah),
dan perfusi (distribusi sel darah merah ke dan dari kapiler paru).
4. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah
yang didorong dengan tekanan dari jantung. Aliran darah mengalir pada
sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Sistol, kontraksi jantung
mendorong darah dengan tekanan tinggi. Diastole, tekanan minimal yang
mendesak dinding arteri setiap waktu.
Normal Abnormal
Suhu 36°-38° C (96.8°-100.4° 40° C (104° F)
F)
Nadi 60-100 denyut/menit <45 denyut/menit,
>130 denyut/menit
Pernapasan 12-20 nafas/menit <10 nafas/menit,
>26 nafas/menit
Saturasi Oksigen 95-100% < 90%
Nadi
60-100 denyut/menit
Tekanan Darah
Persiapan
Prosedur Kerja
Persiapan alat
1. Termometer dalam larutan disinfektan
2. Piala ginjal atau bengkok
3. Buku catatan
4. Alat tulis
Persiapan pasien
Jelaskan pada pasien tentang dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
Cara kerja
Perhatian
Jangan memasang thermometer pada ketiak yang baru dikompres dan ketiak
yang luka.
Sikap
Persiapan alat
Persiapan pasien
Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
Cara kerja
Persiapan alat
Persiapan pasien
Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
Cara kerja
Perhatian
Sikap
Persiapan pasien
Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Letakkan tiga jari tengah diatas arteri tertentu.
3. Hitung frekusensi denyut nadi selama 15 detik kemudian hasilnya
dikalikan empat.
4. Bila nadi tidak teratur, hitung selama satu menit penuh.
5. Amati volume nadi (keras/lemah denyutan).
6. Amati irama nadi (teratur/tidak).
7. Catat frekuensi nadi pada buku catatan.
8. Bila perlu, catat pada volume dan iramanya.
9. Cuci tangan.
10. Buat grafik/kurva pada status pasien dengan tepat dan benar.
Perhatian
1. Pada waktu menghitung denyut nadi, perhatikan pula volume, irama, dan
frekuensi nadi.
2. Jangan menghitung denyut nadi apabila tangan baru saja memegang es.
3. Perhitungan denyut nadi sebaiknya lebih sering dilakukan apabila keadaan
umum pasien kurang baik atau jika diperlukan pada waktu-waktu tertentu;
hasilnya dicatat pada daftar khusus.
4. Jika ada kelainan (hasil yang abnormal) segera laporkan kepada dokter.
Sikap
Cara kerja
1. Cuci tangan
2. Posisikan tangan seperti menghitung denyut nadi
3. Pastikan klien dalam posisi nyaman duduk lebih baik. Rasional:
ketidaknyaman dapat menyebabkan klien bernafas cepat.
4. Menghitung pernapasan dengan menghitung turun naiknya dada sambil
memegang pergelangan tangan. Rasional: memegang tangan pasien bisa
mencegah perubahan kecepatan pernapasan, karena merasa diamati.
5. Observasi siklus pernapasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali ekspirasi).
Rasional: menjamin hitungan mulai dengan siklus pernapasan norml.
6. Hitung frekuensi pernapasan ketika inspirasi pada dada atau perut selama
satu menit penuh. Rasional: menjamin hasil perhitungan lebih akurat.
7. Sebaiknya jangan ajak pasien bicara.
8. Sambil menghitung, perhatikan apakah kedalaman pernapasan dangkal,
dalam, atau normal, apakah irama normal. Rasional: karakter normal
ventilasi dapat menunjukkan perubahan khusus/status penyakit.
9. Catat hasil jumlah,kedalam, irama, dan bunyi napas pada bagan. Laporkan
adanya tanda perubahan pernapasan. Rasional: memberikan data untuk
pengamatan perubahan pada kondisi pasien.
Persiapan pasien
Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
Cara Kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Siapkan alat tensimeter dan stetoskop.
3. Cuci tangan.
4. Siapkan klien: berbaring dengan posisi supinasi.
5. Lengan baju klien digulung.
6. Pasang manset tensimeter setinggi detak jantung atau 2,5 cm di atas fossa
kubiti (jangan terlalu kencang dan jangan terlalu longgar).
7. Tepi bawah manset letakkan 2,5 cm di atas arteri brakialis.
8. Hubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset.
9. Tutup skrup ba;on karet.
10. Buka kunci reservoir.
11. Pasang stetoskop.
12. Ketahui lokasi arteri brakialis dan letakkan bel atau difragma chestpiece di
atasnya.
13. Ukur tekanan darah dengan cara auskultasi.
14. Naikkan tekanan darah dalam manset sambilmeraba arteri radialis sampai
denyutan hilang (tekanan sistolik manual).
15. Tekanan dinaikkan lagi kira-kira 30 mmHg dari tekanan sistolik klien
hasil perabaan manual. Kemudian turunkan perlahan.
16. Tentukan tekanan sistolik dengan mendengarkan bunyi pertama dari
tekanan pembuluh darah.
17. Turunkan tekanan dalam manset dengan kecepatan 4 mmHg/detik sambil
mendengarkan hilangnya bunyi tekanan pembuluh darah (tekanan
distolik).
18. Mengulang tekanan darah sekali lagi dengan air raksa di dalam tensimeter
dan dikembalikan pada angka nol.
19. Kempiskan manset dengan sempurna.
20. Buka manset dari lengan.
21. Bantu klien kembali ke posisi yang nyaman dan tutup kembali lengan atas.
22. Beritahu hasil pada klien.
23. Cuci tangan.
24. Catat di catatan dokumtasi.
Sikap
Febtrina Rizka, Eka Malfasari. 2018. Analisa nilai tanda tanda vital pasien gagal
jantung. Health Care : Jurnal Kesehatan 7(2).
Mubarak.dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 1. Jakarta : Salemba
medika.