HIRSCHSPRUNG
Tugas ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
Disusun Oleh :
Kelompok 1
2018
i
Kata Pengantar
Puji dan Syukur Penyusun Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
penyakit “HIRSCHSPRUNG”.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Penyusun
ii
Contents
Daftar Isi
Halaman Judul ............................................................................................................................i
Kata Pengantar .......................................................................................................................... ii
Daftar isi ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 6
A. Definisi........................................................................................................................................ 6
B. Penyebab ..................................................................................................................................... 6
C. Tanda dan Gejala ........................................................................................................................ 7
D. Patofisiologi ................................................................................................................................ 8
E. Pathway..................................................................................................................................... 10
F. Komplikasi ................................................................................................................................ 10
G. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................................ 10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................... 12
A. Kasus......................................................................................................................................... 12
B. Pengkajian................................................................................................................................. 12
C. Diagnosa ................................................................................................................................... 21
D. Prioritas Masalah ...................................................................................................................... 21
E. Intervensi .................................................................................................................................. 21
F. Implementasi ............................................................................................................................. 23
G. Evaluasi..................................................................................................................................... 27
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 30
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 30
B. Saran ......................................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit ini harus dicurigai apabila seorang bayi cukup bulan dengan
berat lahir ≥ 3kg yang terlambat mengeluarkan tinja, hal ini juga dapat dialami
oleh bayi yang lahir kurang bulan. Penyakit Hirschsprung dapat berkembang
4
menjadi buruk dan dapat mengancam jiwa pasien, apabila terjadinya
keterlambatan dalam mendiagnosis penyakit ini. Penegakan diagnosis dini
merupakan hal yang sangat penting, agar dapat lebih cepat merujuk pasien ke
dokter spesialis, sehingga pasien memperoleh penanganan yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit Hirschsprung ?
2. Apa penyebab dari penyakit Hirschprung ?
3. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit Hirschprung ?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Hirschsprung ?
5. Bagaimana pathway dari penyakit Hirschsprung ?
6. Apa saja komplikasi yang bisa ditimbulkan dari penyakit Hirschsprung ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari penyakit Hirschsprung ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit Hirschsprung ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan definisi dari penyakit Hirschsprung
2. Menjelaskan penyebab dari penyebab Hirschsprung
3. Menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit Hirschsprung
4. Menjelaskan patofisiologi dari penyakit Hirschsprung
5. Menggambarkan pathway dari penyakit Hirschsprung
6. Menjelaskan komplikasi yang bisa ditimbulkan dari penyakit
Hirschsprung
7. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dari penyakit Hirschsprung
8. Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan kepada penderita
Hirschprung
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hirschsprung (megakolon atau aganglionik kongenital) adalah anomali
kongenital yang mengakibatkan obstruksi mekanik karena ketidakadekuatan
motilitas sebagian usus (Sodikin, 2011). Penyakit Hirschsprung merupakan
ketiadaan (atau, jika ada, kecil) saraf ganglion parasimpatik pada pleksus
meinterikus kolon distal (Sodikin, 2011). Daerah yang terkena dikenal sebagai
segmen aganglionik.
Penyakit Hirschsprung atau Mega Kolon adalah kelainan bawaan
penyebab gangguan pasase usus tersering pada neonatus, dan kebanyakan
terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir 3 Kg, lebih banyak laki – laki dari
pada perempuan. (Arief, 2008).
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel –
sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidak
adaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak
adanya evakuasi usus spontan (Betz, dkk : 2010).
B. Penyebab
Penyebab penyakit Hirschsprung belum diketehui (Sodikin, 2011).
Kemungkinan terdapat keterlibatan faktor genetik. Anak laki-laki lebih
banyak terkena penyakit Hirschsprung dibandingkan anak perempuan (4:1)
(Sodikin, 2011).
Ada berbagai teori penyebab dari penyakit hirschsprung, dari berbagai
penyebab tersebut yang banyak dianut adalah teori karena kegagalan sel-sel
krista neuralis untuk bermigrasi ke dalam dinding suatu bagian saluran cerna
bagian bawah termasuk kolon dan rektum. Akibatnya tidak ada ganglion
parasimpatis (aganglion) di daerah tersebut. sehingga menyebabkan peristaltik
usus menghilang sehingga profulsi feses dalam lumen terlambat serta dapat
menimbulkan terjadinya distensi dan penebalan dinding kolon di bagian
6
proksimal sehingga timbul gejala obstruktif usus akut, atau kronis tergantung
panjang usus yang mengalami aganglion.
7
1. Periode neonatus
Ada trias gejala klinis yang sering dijumpai, yakni pengeluaran mekonium
yang terlambat, muntah bilious (hijau) dan distensi abdomen. Terdapat 90%
lebih kasus bayi dengan penyakit Hirchsprung tidak dapat mengeluarkan
mekonium pada 24 jam pertama, kebanyakan bayi akan mengeluarkan
mekonium setelah 24 jam pertama (24-48 jam). Muntah bilious (hijau) dan
distensi abdomen biasanya dapat berkurang apabila mekonium dapat
dikeluarkan segera. Bayi yang mengonsumsi ASI lebih jarang mengalami
konstipasi, atau masih dalam derajat yang ringan karena tingginya kadar
laktosa pada payudara, yang akan mengakibatkan feses jadi berair dan dapat
dikeluarkan dengan mudah (Kessman, 2008)
2. Periode anak-anak
Walaupun kebanyakan gejala akan muncul pada bayi, namun ada beberapa
kasus dimana gejala-gejala tersebut tidak muncul hingga usia kanak-kanak
(Lakhsmi, 2008). Gejala yang biasanya timbul pada anak-anak yakni,
konstipasi kronis, gagal tumbuh, dan malnutrisi. Pergerakan peristaltik usus
dapat terlihat pada dinding abdomen disebabkan oleh obstruksi fungsional
kolon yang berkepanjangan. Selain obstruksi usus yang komplit, perforasi
sekum, fecal impaction atau enterocolitis akut yang dapat mengancam jiwa
dan sepsis juga dapat terjadi (Kessman, 2008).
D. Patofisiologi
Congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya kerusakan
primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa kolon
distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian
proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau
tidak adanya peristaltik dan tidak adanya evakuasi usus spontan serta spinkter
rectum tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah keluarnya feses secara
normal yang menyebabkan adanya akumulasi pada usus dan distensi pada
saluran cerna. Bagian proksimal sampai pada bagian yang rusak pada Mega
Colon. (Betz, dkk, 2010).
Berdasarkan panjang segmen yang terkena dapat dibedakan 2 tipe yaitu :
8
1. Penyakit Hischprung segmen pendek
Segmen agangilonosis mulai dari anus sampai sigmoid.
2. Penyakit hischprung segmen panjang
Daerah agangilonosis dapat melebihi sigmoid malahan dapat mengenai
seluruh kolon sampai usus halus.
a. Persarafan parasimpatik colon didukung oleh ganglion. Persarafan
parasimpatik yang tidak sempurna pada bagian usus yang aganglionik
mengakibatkan peristaltic abnormal sehingga terjadi konstipasi dan
obstruksi
b. Tidak adanya ganglion disebabkan kegagalan dalam migrasi sel
ganglion selama perkembangan embriologi. Karena sel ganglion
tersebut bermigrasi pada bagian kaudal saluran gastrointestinal (
rectum) kondisi ini akan memperluas hingga proksimal dari anus.
c. Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk
control kontraksi dan relaksasi peristaltic secara normal
d. Penyempitan pada lumen usus, tinja dan gas akan terkumpul dibagian
proksimal dan terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian colon
tersebut melebar (megacolon).
9
E. Pathway
F. Komplikasi
Adapun beberapa penyakit penyerta atau komplikasi yang bisa
ditimbulkan karena penyakit Hirschsprung (Betz, 2010) :
1. Gawat pernapasan (akut)
2. Enterokolitis (akut)
3. Striktura ani (pasca bedah)
4. Inkontinensia (jangka panjang)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan colok dubur
10
Pada pasien hirschprung, pemeriksaan colok dubur sangat penting
dilakukan.pada pemeriksaan ini jari pemeriksa merasakan jepitan karena
lumen rektum yang sempit dan pada waktu ditarik diikuti dengan
keluarnya udara dan mekonium(feses) yang menyemprot
2. Pemeriksaan lain
a. Foto polos abdomen tegak menunjukan usus yang melebar atau
terdapat gambaran obstruktif usus rendah. Pada foto polos, dapat
dijumpai gambaran distensi gas pada usus, tanda obstruksi usus
(Lakhsmi, 2008)
b. Pemeriksaan radiologi menemukan kelainan pada kolon setelah
enemabarium. Radiografi biasa memperlihatkan dilatasi kolom diatas
segmen aganglionik.
c. Biopsi rektal yang dilakukan dibawah anastesi umum
d. Manometri anorektal. Uji dengan balon yang ditempatkan dalam
rektum dan dikembangkan. Pengembangan balon menghambat
sfingter ani interna. Pada penyakit hischprung, efek inhibisi ini tidak
ada jika balon berada dalam usus ganglionik, dapat diidentifikasi
gelombang rektal yang abnormal. Uji ini efektif dilakukan pada masa
neonatus karena dapat diperoleh hasil baik positif palsu maupun
negatif palsu
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
B. Pengkajian
I. BIODATA
IDENTITAS BAYI
Nama : By. S
No.Register : 156xxx
Umur : 3 Hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jebres, Surakarta
Tanggal lahir : 2 April 2018
Diagnosa medis : Hisprung Disease
12
IDENTITAS AYAH
Nama : Tn. I
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jebres, Surakarta
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Kuli Bangunan
IDENTITAS IBU
Nama : Ny. P
Umur : 31 tahun
Alamat : Jebres, Surakarta
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
13
Obat / vitamin yang dikonsumsi : Tablet Fe dan Komix
Riwayat minum jamu : Tidak pernah
Riwayat dipijat : Tidak pernah
Masalah : Ketuban Merembes
C. RIWAYAT PERSALINAN
Cara Persalinan : Normal/ Spontan
Tempat : Polindes
Penolong : Bidan
Usia gestasi : 37-38 minggu
Kondisi Ketuban : Warna Jernih
Letak : Bujur
BB/PB/LK/LD : 3600 gram/55cm/39cm/32cm.
D. RIWAYAT POST NATAL
Pernafasan : Bayi langsung menangis spontan tanpa alat
bantu
Skor APGAR : 1 menit = 7, 5 menit = 9
Trauma Lahir : Tidak ada
E. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
F. RIWAYAT KELUARGA
Tidak Ada keluraga yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun
menular.
14
a. Keadaan Umum
Postur : Normal
Kesadaran : Compos mentis
BB/PB/LK/LD saat ini : 3300 gram/53 cm/ 35 cm/ 32 cm
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 36,2o C
RR : 40 x/menit
b. Kepala dan Rambut
Kebersihan : Cukup
Bentuk Kepala : Normal, simetris
Keadaan Rambut : Hitam, lurus, berketombe
Fontanela Anterior : Lunak
Sutura Sagitalis : Tepat
Distribusi rambut : Merata
c. Mata
Kebersihan : Bersih
Pandangan : Baik, belum terfokus
Sklera : Tidak Icterus
Konjungtiva : Anemis
Pupil : Normal, Reflek cahaya baik, bereaksi bila
ada cahaya.
Gerakan bola mata : Normal, memutar dengan baik
Sekret : Tidak ada
d. Hidung
Pernapasan cuping hidung : Tidak ada
Struktur : Normal
Kelainan lain : Tidak ada
Sekresi : Tidak ada
e. Telinga
Kebersihan : Bersih
Sekresi : Tidak ada
15
Struktur : Normal, simetris
f. Mulut dan Tenggorokan
Kandidiasis : Tidak ada
Stomatitis : Tidak ada
Mukosa Bibir : Kering
Kelainan Bibir dan Rongga Mulut : Tidak ada
Problem menelan : Tidak ada
g. Leher
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
Arteri Karotis : Teraba berdenyut teratur dan kuat
Trachea : Berada di garis tengah
h. Dada atau Thorak (Jantung dan Paru)
Bentuk dada : Simetris, barrel chest
Pergerakan dinding dada : Simetris, tidak terdapat
tarikan intercosta
Tarikan dinding dada (retraksi) : Normal, tidak terdapat
retraksi
Suara pernafasan : Sonor, tidak ada wheezing
dan ronchi
Abnormalitas suara nafas : Tidak ada
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Perkusi : pekak
Palpasi : ict cordis palpable
midclavicula line sinistra
Auskultasi : Suara jantung I, suara
jantung II ; tunggal, kuat, regular, gallop -, murmur –
Kelainan jantung bawaan : Tidak ada
i. Ekstremitas Atas dan bawah
Tonus otot : Cukup
16
Refleks menggenggam : Baik
Warna : Kuku pucat, ekstremitas pucat.
Trauma, deformitas : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
j. Abdomen
Bentuk : destended abdomen
Bising Usus : Normal, 5 x/menit
Benjolan : Tidak ada
Turgor : > 3 detik
Hepar, lien : Tidak teraba
Distensi : Ya, terdapat nyeri tekan.
k. Kelamin dan Anus
Kebersihan : Bersih
Keadaan kelamin luar : Normal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
abnormal
Anus : Normal, hemorrhoid (-)
Kelainan : Tidak ada
l. Integumen
Warna kulit : Kuning kecoklatan
Kelembapan : Kering
Lesi : Tidak ada
Warna Kuku : Pucat
Kelainan : Tidak ada
V. REFLEKS PRIMITIF
1. Rooting Refleks (Refleks mencari)
Baik.Bayi merespon ketika pipi dibelai / disentuh bagian pinggir
mulutnya dan mencari sumber rangsangan tersebut.
2. Sucking Refleks (Refleks menghisap)\
Bayi merespon ketika disusui ibunya atau diberi susu melalui botol.
Namun daya hisap masih lemah.
17
3. Palmar grasp (Refleks menggenggam)
Baik.Jarinya menutup saat telapak tangannya disentuh dan
menggenggam cukup kuat.
4. Tonic neck (Refleks leher)
Baik.Peningkatan tonus otot pada lengan dan tungkai ketika bayi
menoleh ke satu sisi.
5. Refleks Moro / Kejut
Baik. Bayi merespon secara tiba – tiba suara atau gerakan yang
mengejutkan baginya.
6. Reflek Babinski
Cukup baik. Gerakan jari-jari mencengkram saat bagian bawah kaki
diusap.
18
Tgl 17 : IVFD, 8 x 65-70 cc
Output : ± 400 cc
c. Nutrisi
Bentuk atau jenis nutrisi yang diberikan : Cair (ASI dan SF)
Cara pemberian : per oral (OGT)
Frekuensi :
Tgl 19 : 8 x 65-70 cc
Tgl 20 : 8 x 65-70cc
Tgl 21 : 8 x 65-70 cc
d. Eliminasi Urine
Volume urine : ± 300 cc @ pampers
Warna : Kuning jernih
Frekuensi : ± 3-4 x/hari
Cara BAK : Spontan
Kelainan pemenuhan BAK : Tidak ada
e. Eliminasi Alvi
Volume feses : -
Warna :-
Frekuensi :-
Konsistensi :-
Darah / lendir : -
Keluhan : Tidak bisa bab
f. Pola Istirahat
Jumlah jam tidur dalam 24 jam : ± 16-18 jam
Kualitas tidur : Sering terbangun dan rewel
19
1 Minggu, 15 DS: Konstipasi Penyakit ₰
April 2018 Ibu Pasien mengatakan Hirschsprung
08.00 anaknya tidak bisa
BAB
Ibu Pasien mengatakan
anaknya tidak BAB
selama 5 hari
DO:
Perut Pasien tampak
mebesar dan mengeras
TTV
TD: 110/80 mmHg
RR: 20 x/menit
S: 36,5o
N: 110 x/menit
2 Minggu 15 DS: Inkontinesia Penurunan ₰
April 2018 Ibu pasien mengatakan defekasi umum tonus
08.00 anaknya tidak bisa otot
mengeluarkan feses
Ibu pasien mengatakan
seharusnya sudah BAB
DO:
Perut pasien tampak
membesar dan distensi
TTV
TD: 110/80 mmHg
RR: 20 x/menit
S: 36,5o
N: 110 x/menit
3 Minggu,15 DS: Gangguan Gejala terkait ₰
April 2018 Ibu pasien mengatakan rasa nyaman penyakit
20
08.00 anaknya sering menangis
DO:
Pasien terlihat gelisah
Pasien terlihat tidak
rileks
C. Diagnosa
1. Konstipasi berhubungan dengan penyakit hirschsprung (00011)
2. Inkontinesia defekasi berhubungan dengan penurunan umum tonus otot
(00014)
3. Gangguan rasa nyama berhubungan dengan gejala terkait penyakit (00214)
D. Prioritas Masalah
1. Konstipasi berhubungan dengan penyakit hirschsprung (00011)
E. Intervensi
21
terganggu
3. Otot untuk
mengeluarkan feses
ditingkatkan ketidak
terganggu
2. Konstipasi
ditingkatkan ketidak
menunjukkan
22
terganggu
2. Konstipasi
ditingkatkan ketidak
terganggu
F. Implementasi
23
2 5. Menginstruksikan S: Keluarga pasien $
keluarga mengenai mengatakan lebih
prinsip-prinsip saluran mengetahui prinsip-
cerna prinsip saluran cerna
O: Keluarga pasien
tampak mengerti
3 6. Mengidentifikasi S: Ibu pasien $
orang-orang terdekat mengatakan anaknya
klien yang bisa nyaman dengan
membantu klien ibunya
O: pasien terlihat
nyaman dengan
ibunya
1 7. Mengkolaborasikan S: Ibu pasien $
pemberian obat mengatakan anaknya
belum bisa BAB
O: Tampak masuk
obat
3 8. Memeluk dan member S: Ibu pasien $
kenyamanan pada bayi mengatakan anaknya
sering menangis
O: Pasien terlihat
gelisah dan menangis
saat dipeluk
3 9. Menggoyangkan bayi S: Ibu pasien $
dengan cara tepat mengatakan anaknya
belum nyaman
O: Pasien terlihat
masih menangis
3 10. Menginstrusikan S: Keluarga pasien $
keluarga bayi untuk mengatakan bisa
menggunakan teknik teknik menenangkan
24
menenangkan bayi bayi
O: Keluarga tampak
bisa menenangkan
bayi
Senin, 16 1 1. Memonitor tanda dan S: Ibu pasien $
April 2018 gejala konstipasi mengatakan anaknya
14.30 sudah bisa BAB
sedikit
O: Tampak
pembesaran perut
berkurang
2 2. Mengonsultasikan S: Dokter mengatakan $
dengan dokter bayi masih perlu
mengenai penggunaan diberi obat supositoria
supositoria O: Tampak distensi
berkurang
2 3. Memberikan S: Ibu mengatakan $
supositoria dengan cara anaknya sudah bisa
yang tepat BAB
O: Tampak masuk
obat supositoria
1 4. Mengkolaborasikan S: Ibu pasien $
pemberian obat mengatakan anaknya
sudah bisa BAB
O: Tampak masuk
obat melalui selang
infus
3 5. Meluk dan memberi S: Ibu pasien $
kenyamanan pada bayi mengatakan anaknya
mau dipeluk
O: Pasien tampak
nyaman
25
3 6. Menggoyangkan bayi S: Ibu pasien $
dengan cara tepat mengatakan anaknya
tidak menangis lagi
O: Pasien tampak
tidak gelisah dan
menangis
3 7. Menginstrusikan S: Keluarga pasien $
keluarga bayi untuk mengatakan
menggunakan teknik menerapkan teknik
menenangkan bayi menenangkan bayi
O: Pasien tampak
lebih tenang
Selasa, 17 1 1. Memonitor tanda dan S: Ibu pasien $
April 2018 gejala konstipasi mengatakan anaknya
08.30 sudah bisa BAB
O: Tidak tampak
pembesaran perut dan
tidak keras lagi
2 2. Mengonsultasikan S: Dokter mengatakan $
dengan dokter pemberian obat
mengenai penggunaan supositoria bisa
supositoria dihentikan
O: Pasien tampak bisa
BAB
1 3. Mengkolaborasikan S: Ibu pasien $
pemberian obat mengatakan anaknya
sudah bisa
mengeluarkan feses
O: Tampak masuk
obat melalui selang
infus
3 4. Memeluk dan memberi S: Ibu pasien $
26
kenyamanan pada bayi mengatakan anaknya
sudah tidak menangis
dan masih gelisah
O: Pasien tampak
tidak gelisah dan
menangis
3 5. Menggoyangkan bayi S: Ibu pasien $
dengan cara tepat mengatakan anaknya
sudah tenang
O: Pasien terlihat
nyaman
G. Evaluasi
27
tepat
3. Instruksikan keluarga mengenai prinsip-
prinsip saluran cerna
3 S: Ibu pasien mengatakan anaknya sering $
menangis dan gelisah
O: Pasien tampak tidak nyaman
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Peluk dan beri kenyamanan pada bayi
2. Goyangkan bayi dengan cara tepat
Instrusikan keluarga bayi untuk menggunakan
teknik menenangkan bayi
Senin 16 1 S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa $
April 2018 BAB
21.00 O: perut yang membesar dan mengeras
berkurang
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda dan gejala konstipasi
2. Kolaborasikan dengan dokter tindakan
pemberian obat
2 S: Ibu pasien mengatakan anaknya bisa $
mengeluarkan feses
O: Tampak distensi berkurang
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Konsultasikan dengan dokter mengenai
penggunaan supositoria
2. Berikan supositoria dengan cara yang
tepat
3 S: Ibu pasien mengatakan anaknya tidak $
menangis lagi tetapi masih gelisah
28
O: Pasien tampak lebih tenang
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Peluk dan beri kenyamanan pada bayi
2. Goyangkan bayi dengan cara tepat
3. Instrusikan keluarga bayi untuk
menggunakan teknik menenangkan bayi
Selasa 17 1 S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa $
April 2018 BAB
14.00 O: Perut sudah tidak membesar dan keras
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2 S: Ibu Pasien mengatakan anaknya sudah bisa $
mengeluarkan feses
O: Pasien tampak bisa BAB
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3 S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak $
menangis dan gelisah lagi
O: Pasien terlihat nyaman
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Betz, dkk, 2010, Keperawatan Pediatric Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
31