Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

S DENGAN BERAT BADAN

LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PAVILIUN

RSUD Dr. PIRNGADI

MEDAN

Oleh :

DARUSSALAM
NPM : 15.21.004

PROGRAM STUDI NERS STIKes


DELI HUSADA DELITUA
DELI SERDANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak tahun 1961 who telah mengganti istilah prematur beby low birth winght beby (

bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ) BBLR hal ini dilakukan tidak semua bayi dengan berat

badan kurng dari 2500 gr pada waktu lahir bayi prematur

( prof dr hanifa 20006 ,771.).

Bayi neonatus dengan lahir memiliki berat badan kurang dari 2500 gr atau sampai

dengan 2499 gr ini dikatakan dengan kondisi berat badan bayi lahir renndah ( Azis alimun

2005,189.)

WHO 1979 membagi umur kelahiran 3 kelompok :

pre term : kurang dari 27 minggu lengkap (kurang dari 259 hari )

term ; mulai dari 27 minggu ssampai kurang dari 42 minggu lengkap 259 293 hari

pos term : 42 minggu lengkap lebih 294 hari atau lebih

( prof Dr Hanifa 2010.4)

1.2 Ruang lingkup

Dalam penulisan studi kasus ini penulis membatasi dalam permasalahan saja

disebabkan terbatasya waktu dan kurangya pengetahuan penulis tentang kasus ini batasan masalah

yaitu pa an A dengan berat badan lahir rendah di ruang kencur di RSUD Dr RM djoelham binjai.

1.3 Tujuan penulisan

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum adlah menerapkan asuhan kepda bayi An S dengan berat badan lahir rendah

diruangan kencur RSUD Dr RM djoelham binjai.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mampu melkasanakan pengkajian pada an A dengan berat badan lahir rendah di Ruangan kencur

2. Mampu memutuskan diagnosa keperawatan pada an A . dengan Berat badan llahir rendah di

ruanagn kencur

3. Mampu membuat perencanaan pada an A . dengan berat badan lahir rendah di ruangan kencur

4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada an A dengan bert badan lahir rendah diruanagn

kencur

5. Mampu melaksanakan evaluasi pada an A dengan berat badan lahir rendah di ruang kencur
1.4 Metode penulisan

Metode penulisan yang digunakan penulis dalam menyelesaikan kasus ini yaitu

asuhan keperawatan pada An A . dengan metode deskriftif yaitu metode ilmu yang

menggambarkan keadaan pasien yang sebenarya dengan tehnik pendekatan yang dilakukan

sebagai berikut.

a. Study kepustakaan

1. Wawancara

Yaitu melakukan wawancara langsung kepada pasien atau keluarga dan juga perawat yang ada

diruaangan untuk memperoleh keterangan yang jelas

2. Observasi

Yaitu suatu metode pengamatan lagsung pada pasien

3. Dokumentasi

Yaitu penulis memperoleh data langsung dari pasien dan media record

1.5 Manfaat Penulisan

a. manfaat bagi rumah sakit

hasil kasus ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi rumah sakit dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pad an A dengan berat badan lahir rendah

b.Manfaat bagi Pasien

hasil penulis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pasien sehingga waktu yang akan

mendatang pasien dapat lebih peduli terhadap penyakit dan kesehatanya

c.Manfaat bagi institusi

hasil penulis ini diharapkan menjadi kasus bagi institusi untuk menggetahuai pelaksanaan

asuhan Keperawatan pada pasien Berat badan lahir rendah

d. Manfaat bagi penulis

hasil penulis ini diharapkan dapat memberikan pengalamn secar langsung bagi penulis dalam

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien Berat Badan Lahir Rendah.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Berat Badan Lahir Rendah

2.1.1 Defenisi

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gr

( Ika Pantiawati 2010.1)

Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr tanpa

memandang masa kehamilan ( Atika 2010,1)

Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi yang baru lahir berat badan lahirya pada saat

kehamilan kurang dari 2500 gram ( Hasan Ilmu kesehatan Anak 2007)

BBLR merupakan neonatus yang lahir memiliki berat badankurang dari 2500 gr atau

sampai dengan 2499 gram ( Azis 2005 189)

Istilsh prematuris telah di ganti dengan berat badan lahir rendah kerna terdapat dua

bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500gr yaitu kerna umur

kehamilan kurang dari 27 minggu bertat badan kkurang dari semestinya sekali pun umur cukup

atau kerna kombinasi keduaya ( Ida Bagus 1998,326)

Dahulu neonatus dengan berat badan kurang dari 2500gr disebut prematur pembagian

menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan sehingga lambat laun diketahui

bahwa tingkat morbilitas dan mortalitas pada neonatus tidak hanya bergantung pada berat badan

saja tetapi juga pada tingkat maturitas bayi itu sendiri ( Atika 2010,1)

2.1.2 Etiologi

Semangkin muda usia kehamilan semgkin besar resiko jangka pendek dan jangka

panjang dapat terjadi berikutt ini penyebab terjadinya bayi BBLR

1.faktor ibu

a. Penyakit

mengalami konflikasi kehamilan seperti anemia berat , pendarahan partum hipertensi, preeklamsia

berat ,infeksi kehamilan ( infeksi kandung kemuih dan ginjal) menderita penyakit ginjal , infeksi

menular seksual HIV

b.Usia Ibu dan kondisi Ibu


Angka kejadian prematur tinggi adalah pada usia 26 tahun atau lebih dari 35 tahun, kehamilan

ganda, jarak kehamilan yang terlalu dekat/ pendek kurang dari 1 tahun, mempunyai riwayat BBLR

sebelumya

c. Keadaan Sosial Ekonomi

Kejadian tertinggi terdapat pada golongan ekonomi sosial rendah , mengerjkan aktivtas visik

beberapa jam tanpa istirahat , keadaan gizi kurang baik

d. Sebab lain

Ibu merokok, ibu meminum alkohol , ibu pencandu obat narkotika

2. Faktor janin

 Kelainan kromosom

 Infeksi janin kronik

 Radiasi

 Kehamilan ganda

 Ketuban pecah dini

3. Faktor Plasenta

a.luas permukaan berkurang

b.plasentitis virus ( bakteri virus )

c. tumor

d plasenta yang lepas

e syindrom tranfusi bayi lepas

4. Faktor Lingkungan

a. terkena dehidrsi

b terkena jat beracun

2.1.3 Beberapa istilah dalm BBLR

1. Prematur murni

Prematur murni atau prematur ini mempunyai maksud bahwa neonatus dengan usia kehamilan

kurang dari 37minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan utuk mas kehamilan

atau dapt dikenal dengan neonatus kurang ssesuai dengan mas kehamilan

2. Dismaturitas
Merupakan bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusya untuk masa

kehamilan

2.1.4 Manifestasi Klinis

1. berat badan dari 2500 gr

2. panjang kurang dari 45 cm

3. Lingkaran dada kurang dari 33cm

4. umur kehamilan kurng dari 37 minggu

5. kepala kurang besar

6. kulit tipis transparan rambut lanugo banyak

7 pernafasn tak teratur dapat terjadi apnea

8. ekstrmitas paha abduksi , sendi lutut / kaki relaksasi

9. kepala tidak mampu tegak

10. pernafasan 40-50 kali permenit

11.nadi 100-140 kali permenit

BBLR menunjukan belum sempurnaya organ tubuh keadaan lemah yaitu sbb

1. Tanda –tanda bayi kurang bulan

 Kulit tipis dan mengkilap

 Tulaang rawan telinga sangat lunak kerna belum terbentukdengan sempurna

 Rambut halus lembut masih bnyak ditumbuhi terutama didaerah punggung

 Jaringan payudara terlihat puting berupa titik

 Pada bayi perempuan labia mayor belum menutup

 Pada bayi laki-laki banyak lipatan testis belum turun

 Kadang disertai pernafasan yang tidak teratur

 Aktivitas dan tangisya lemah

 Reflek menghisap dan menelan tidak efektif dan lemah

2. Tanda-tanda bayi kecil untuk masa kehamilan


 Umur bayi dapat cukup atau lebih bulan tetapi beratya kurang dari 2500 gr

 Gairahya cukup aktif tangisya cukup kuat

 Kulit keriput lemah ,kulit tipis

 Bila kurng bulan jarinngn payudara kecil puting kecil, bila cukup bulan payudara dan puting

sesuai masa kehamilan

 Menghisap cukup kuat

(Atika ,2010)

2.1.5 Klasifikasi BBLR

Ada beberapa pengelompokan bayi BBLR yaitu

1. Menurut harapan Hidupya

a.bayi Berat Badan Lhir Rendah BBLR berat lahir 1500-2500 gr

b. bayi BBLR berat badan lahir 1000-1500 gr

c. bayi berat badan lahir ekstrini rendah (BBLER ) berat lahir kurng dari 1000 gr

2. menurut masa gestasinya

a. Prematur murni masa gestasinya kurng dari 37 mminggu dan BB nya sesuai dengan BB untuk

masa gestasi berat atau neonatus kurng bulan sesuai untuk masa kehamilan

b.Dismaturitas bayi dengan lahir BB kurng dari berat badan seharusya untuk mas gestasinya yaitu

berat bayi mengalami pertumbuhan dan merupakan bayi yang kecil untuk kehamilanya ( Atika

2010)

2.1.6.Komliasi

1. hipertermia tanda klinis hipotermia

a. suhu tubuh di bawah normal

b. kulit dingin

c.akral dingin

d. sianosis

2. tanda klinis hipoglikemi

a. gemetar / tremor

b.sianosis

c apatis
d.kejang

e apnea

f. tangis lemah

g.kelumpuhan

h. kesulitan minum

i. terdapt gerakan putar mata

j.keringat dingin

k.hipotermi

l.gagal jantung dan hati jantung

3 pendarahan intra carnial tanda dan gejala pendarahan intr carnial

a.kegagalan umum bergerak normal

b. tonus otot menurun

c.pucat dan sianosis

d. latarsi

e.apnea

f. kegagalan menatak / menyusu dengan baik

g. munta yang kuat

h. tangis bernada tinggi dan tajam

i.kejang

j kelumpuhan

k.pada sebagian kecil penderita mungkin tidak ditemukan manipestasi klinik satupun

2.1.7 Pencegahan

Sulit untuk menentukan tindakan pencegahan pada kasus BBLR kerna umurnya

terjadi kasus ini BBLR yang bersifat multi faktorial beberapa tindakan pencegahan yang sudah

dijelaskan sebelumnya dan kalia ini akan diperjelas adpaun pencegahan sebagai berikut

1. Mendorong kesehatan remaja putri

2. Mengusahakan ibu hamil semua dapat mendpatkan perawatan antenatal yang konferhensip

3. Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan mengkonsusmsi makanan yang lebih sering atau lebih

banyak mengandung nutrisi

4. Menghentikan kebiasaan merokok menjauhan obat-obatan terlarang dan alkohol pada ibu hamil
5. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama selam akehamilan dan

dimulai sejak umur kehamilan muda

6. Kurangi kegiatan yang melelahkan serta fisik selama kehamilan,beristirahat yang cukup dan tidur

lebih awal dari biasanya.

( Atikah, 2010,10 )

2.1.8. Penatalaksanaan

Pada umum nya sama dengan perawatan neonatus umum nya sperti pengaturan suhu

lingkungan,makanan, menjaga infeksi dan lain-lain akan tetapi oleh karna bayi mempunyai

problemeatik yang agak berbedan dengan bayi lain nya.maka harus diperhatikan hal-hal berikut

ini :

1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin serta menemukan gangguan pertumbuhan

misal nya dengan pemeriksaan ultra sonografi

2. Memeriksa kadar gula darah ( true glukosa ) dengan dextrostik di atasi

3. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori

( hanifa ,2006,78 )

Menurut ika pantia wati 2010 penatalaksanaan bayi dengan BBLR yaitu :

Pemberian nutrisi yang adekuat.

a. Apabila daya hisap belum baik bayi di coba menetes sedikit demi sedikit

b. Apabila bayi belum siap /biasa pemberian ASI cukup dengan pipet

c. Apabila bayi belum ada refleks menghisap dan menelan harus di pasang selang penduga. Sonde

fooding.

2.1.9. Pragnosis Bayi BBLR

Pragnosis BBLR ini tergantung pada berat ringannya masalah parienatal misalnya masa

gestasi ( mangkin rendah masa gestasi semangkin rendah berat bayi mangkin tinggi angka

kematian asfiksia/iskemia otak , sindrom gangguan pernafasan pendarahan intraventikuler

displasia perkumpulan retrorental fibroplasia , infeksi gangguan metabolik ( asidosis hipoglikemi

) pragnosis ini juga tergantung dengan keadaan sosial ekonomi pendidikan orang tua dan

perawatan pada saat kehamilan persalinan danpost natal 9 pengaturan suhu lingkungan resistasi

makanan , mencegah infeksi mengatasi gangguan pernafasan asfiksia hipoglikemi dll).


( Hanifa 2006)

2.1.10 Cara perawatan bayi dalam incubator

Merupakan perawatan bayi dengan dimasukan kedalam alat alat yang membantu

terciptanya lingkungan cukup dengan suhhu yang normal terdapat dua cara yaitu :

 Inkubator tertutup

1. pembatas harus selalu tertutup dan dibuka harus dalam keadaan tertentu

2. tinddakan keperawatan dilakukan melalui hidung

3. bayi harus dalam keadaan tanpa baju ( mempermudah observasi )

4. pengaturan panas disesuaikan dengan BB dan kondisi tubuh

5. pengaturan oksigen selalu di observasi

6. inkubator harus dilakukan pada ruangan yang hangat 27oc

 Inkubator tertutup

1. pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan pada bayi

2. meberikan lampu pemanas untuk mengimbaangkan suhu normal

3. membungkus dengan selimut hangat

4. didnding keranjang ditutup dengan klien mencegah aluran udara

5. kepala harus ditutup kerna bayi panas yang hilang dari kepala

6. pengaturan suhu incubator disesuaikan dengan berat badan

( Azis alimun 2005 ,191-192)

2.2 Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah hal yang paling penting pada pasien dalam aspek

penelitian pencatatan kesehatan yang mencakup pengkajian ,diagnosa keperawatan , perencanaan

dan penatalaksanaan ddan evaluasi.

2.2.1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dari ujung kakai hingga ujung rambut meliputi semua sistim

pada bayi pengkajian dimulai dari anamnese dan pemeriksaan fisik lakukan pemeriksaan dengan

teliti semua aspek berikut :


1. Kulit keriput penuh lanugo ,pada dahipelipi, telinga dan dagu lemak jaringan sedikitt / tipis

2. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari

3. Pada bayi laki-laki testis belum turun

4. Pada bayi perempuan labia lebih menonjol

5. Gerakan bayi pasif dan bayi hanya merintih walaupun lapar bayi tidak menangis , bayi lebih

banyak tidur

6. Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipertermi

7. Umur kehamilan sama dengan kurang dari 37 minggu

8. Berat badan sama dengan atau kurnag dari 200 gr

9. Panjang badan sama dengan atau ukuran 46 cm lingkaran kepala sama dengan atau kurang dari 33

cm

10. Rambut lanugo masih banyak

11. Jaringan lemak sub kutan tipis atau kurang

12. Tulang rawan daun terlinga belum sempurna pertumbuhanya

13. Tumit mengkilap telapak kaki tipis

14. Genetelia belum sempurna labia mayor belum tertutup dan labia mayor klitoris menonjol pada

bayi perempuan , testis belum turun dalam sakrotum pigmentasi dan ruge pada sakrotum kurang (

pada bayi laki-laki )

15. Tonus otot lemah sehingga bayi belum aktif dan pergerakan lemah

16. Fungsi saraf yang belum dan kurng aktif dan tangis lemah

17. Jariangan kelenjer mamaemasih kurang akibat pertumbuhan jaringan dan otot masih kurang.

18. Vernik kaseosa tidak ada / sedikit

( Atikah 68-87)

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia

(status kesehatan dan perubhan pola ) dari individu atau kelompok dimana perawat sebagai

akuntabites dapat mengidentivikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status

kesehatan , menurunkan , membatasi, dan mencegah dan mengubah ( cerpenito 2000)

Pada teori diagnosa keperawatan yang ditemukan yang sering muncul pada kasus

BBLR
1. ketidak efektifan jalan nafas b/d imaturitas neuro muskuler

2. ketidak efektifan pengatruran suhu b/d imaturitas pengaturan suhu dan keterbatasan lemak sub

kutan

3. resiko infeksi b/d imaturitas kekebalan tubuh

4. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d imaturitas efek menghisap

5. resiko kerusakn integritas kulit b/d lemak sub kutan minimal

( Atikah 2010,87)

2.2.3 Intervensi / perencanaan

Perencanaan / intervensi adalah perencanaan meliputi perkembgan strategi desain

mengkoreksi masalah yng telah di identifikasi pada diagnosa keperawatan ( Nursalam 2007 )

1. DX ketidak efektipan pola nafas b/d imaturitas neouro muskuler

Itervensi

 Beri posisi yang teratur yang hiperfleksi

 Obserrvasi adanya devisi atau tanda- tanda disteres pernafasan

 Beri suction

 Gunakan tehnik suction yang tepat

 Gunakan asisten saat menggunakan sucton

 Cegah posisi terendegelemburg

 Observasi distres respirasi misal refleksi, takipnu, sianosis

 Jaga suhu lingkungan tetap normal

Rasionalisasi

 Posisi hiper pleksi dapat mengurangi takipnue

 Untuk mencegah dan mendeteksi adnya sianosis apnu

 Mengurangi akumulasi sekret dari naso paring trakea dan ET

 Kerna dengan suction tidak tepat dapat menimbulkan infeksi kerusakan jaringan nafas serta

pendarahan intra muskuler

 Dengan asisten yang mampu memberikan oksigenisasi dengan cepat saat melepas insersi kateter

 Dapat meningkatkan leb dan menurunkan kapssitas paru seta menekan difragma

 Untuk menjaga suhu


2. DX 2 Ketidak efektifan pengaturan suhu b/d imaturitas pengaturan suhu dan keterbatasan lemak

sub kutan

Intervensi

 Letakan bayi di inkubator atau memakai pakaian yang cukup hangat serta penutup kepala

 Monito suhu aksila secara teratur

 Monitor adaya tnda hipertermia ( warna kemeraha ,kringatologi)

 Monitor glukosa serum

 Monitor tanda – tanda sianosis

Rasionalisasi

 Untuk mengatur suhu tubuh agar tetap normal

 Untuk memantau suhu

 Mendeteksi adanya peningkatan suhu tubuh

 Memastikan bayi dalam kondisi normal

3. DX 3. Resiko infeksi b/d imaturitas kekebalan tubuh

Intervensi

 Mengalihkan semua petugas kesehatan mencuci tanagn sebelum melakukan intervensi memakai

masker

 Mengalihkan semua alat- alat yang digunakan dalam keadaan bersih

 Menganjurkan ibu memakai gaun sebelum masuk ruangan

 Menganjurkan ibu mencuci tangan sebelum kontak dngan bayi

 Menganjurkan ibu untuk mengelap payudara dengan air sebelum menyusui bayi

 Membatasi waktu berkunjung

Rasionalisasi

 Meminumalkan kemungkinan pemaparan mikro organisme penyebab infeksi

4. DX 4 ketidak seimbangan nutrisi kurng dari kebutuhan tubuh b/d imaturitas refleks menghisap

Intervensi

 Kaji kesiapan untuk menghisap puting susu ibu serta kemampuan untuk bernafas saat itu

 Mengikuti prosedur untuk meningkatkan volume dan konsentrasi vormula


 Menambah dengan pasi apa bila asupan asi masih kurang

Rasionalisasi

 Mengetahuai kemampuan bayi untuk menatak

 Mencegah intoleransi pada bayi

 Mencegah kekuranagn nutrisi

5. DX 5 resiko kerusakan integritas kulit b/d keterbatasan lemak sub cutan

Intervensi

 Segera ganti popok bayi bila basah

 Berikan pakaian yang lembut dan menyerap keringat

 menjaga kebersihan bayi

 Memonitor tanda- tanda lecet atau kemerahan pada saat pemakaian untuk mengganti popok bayi

Rasionalisasi

 Untuk mencegah iritasi

 Menghindari lecet akibat iritasi

 Mengobservasi adanya kerusakan integritas kulit secara dini

( Atikah 2010)

2.2.4 Implementasi / pelaksanaan

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan

yang spesifik. Tujuan dari imlementasi adalah membantu klien untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapakn yang mencakup pengkajian kesehatan pencegahan penyakit pemulihan kesehatan

mempasilitasi

( nursalam 2008 )

1. DX 1 ketidak efektifan pola nafas b/d imaturitas neouromuskuler

Implementasi

 memberi posisi yang teratur yang hiperfleksi

 mengObserrvasi adanya devisi atau tanda- tanda disteres pernafasan

 memBeri suction
 menGunakan tehnik suction yang tepat

 menGunakan asisten saat menggunakan sucton

 menCegah posisi terendegelemburg

 mengObservasi distres respirasi misal refleksi, takipnu, sianosis

 menJaga suhu lingkungan tetap normal

2. DX 2 ketidak efektifan suhu badan b/d imaturitas suhu dan keterbatasan lemak sub kutan

Implementasi

 meletakan bayi di inkubator atau memakai pakaian yang cukup hangat serta penutup kepala

 memonitor suhu aksila secara teratur

 memonitor adaya tnda hipertermia ( warna kemeraha ,kringatologi)

 memonitor glukosa serum

 memonitor tanda – tanda sianosis

3. DX 3. Resiko infeksi b/d imaturitas kekebalan tubuh

Imlementasi

 Mengalihkan semua petugas kesehatan mencuci tanagn sebelum melakukan intervensi memakai

masker

 Mengalihkan semua alat- alat yang digunakan dalam keadaan bersih

 Menganjurkan ibu memakai gaun sebelum masuk ruangan

 Menganjurkan ibu mencuci tangan sebelum kontak dngan bayi

 Menganjurkan ibu untuk mengelap payudara dengan air sebelum menyusui bayi

 Membatasi waktu berkunjung

4. DX 4 ketidak seimbangan nutrisi kurng dari kebutuhan tubuh b/d imaturitas refleks menghisap

imlementasi

 mengKaji kesiapan untuk menghisap puting susu ibu serta kemampuan untuk bernafas saat itu

 Mengikuti prosedur untuk meningkatkan volume dan konsentrasi vormula

 Menambah dengan pasi apa bila asupan asi masih kurang


5. DX 5 resiko kerusakan integritas kulit b/d keterbatasan lemak sub cutan

imlementasi

 Segera ganti popok bayi bila basah

 memerikan pakaian yang lembut dan menyerap keringat

 ,menjaga kebersihan bayi

 Memonitor tanda- tanda lecet atau kemerahan pada saat pemakaian untuk mengganti popok bayi

2.2.5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang

menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan rencana, uintervensi, implementasi dan

evaluasi tahap ini untuk memonitor peroses yang telah dilakukan

Evaluasi

Pola nafas efektif

DX2 suhu tubuh efektif ( normal)

DX3 tidak adanya kelaianan dan tanda- tanda infeksi

DX4 nutrisi seimbang sehingga bayi sudah mampu menghisap dengan baik

DX5 tidak adaya tanda – tanda iritasi pada kulit


BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1. identitas pasien

Nama pasien : An.S

Jenis kelamin : perempuan

Umur : 28 minggu

Agama : islam

Ruang/ kamar : raflesia/ vapiliun

Alamat : perumahan si kapung

Nama ayah : Tn.A

Alamat : perumahan si kapung

Hubungan dengan pasien : sebagai orang tua

Diagnosa : BBLR

3.1.2 keluhan utama

Bayi baru lahir jam 22: 00 wib ditolong oleh bidan keluan tidak segera menangis,

siannosis, BB: 1400 gr, aspiksia kehamilan 28 minggu HR: 146 x/i tem: 36,5oc RR: 46x/i BB:

1400 gr

3.1.3 Riwayat kehamilan dan kelahiran

1.Prenatal

Pada saat itu kehamilan ibu dalam keadaan normal ibu mengatakan tidak ada kelainan

2.intanatal

Ibu melahirkan dengan persalinan normal di RS djoelham dbantu oleh bidan dan perawat yang

berada diruangan

3. Post natal ibu dirawat dirumah sakit djoelham selama lima hari dan BB: 1400Gr

3.1.4 Riwayat masa lalu

Sebelumnya ibu sudah pernah melahirkan bayi BBLR dua kali dan keduanya meninggal
Riwayat masa sekarang

Px sekarang dirawat di rumah sakit RSUD Dr Rm Djoelham binjai di ruangan kencur

dan px dalam incubator dengan terpasang selang NGT dan oksigen

3.1.5 Riwyat keluarga

Keterangan :

:perempuan

:laki-laki

:pasien

:sudah meninggal

:tinggal satu rumah

Keterangan genogram

Ibu px adalah anak kedua dari empat bersaudara dan ayah px adalah anak ke dua dari tujuh

bersaudara dan px merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

3.16.Riwayat pesikososial

Bahasa yang digunakan sehari- hari di lingkungan px adalah bahasa indonesia yang

mengasuh px aalah ibu px dan perawat selama masih dirumah sakit dan px mempunyai hubungan

yang baik dengan keluarga.

Kebutuhan dasar

Nutrisi / makanan

Makanan yng dikonsumsi px adalah susu pormula langsung diberikan ke bayi dan di RS susu

formula px diberikanmelalui NGT 10-15 / jam NGT

Eliminasi

Pola eliminasi tidak ada gangguan px BAK sekitar 6 kali / hari dan BAB 3 x sehari

1. Keadaan saat ini

Diagnosa BBLR merupakan berat badan bayi lahir rendah dan px hanya diam dalam incubator

adapun tindakan keperawatan adalah pemasangan selang NGT pemasangan selang oksigen

pemberian bantuan pernafasan


3.1.7 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : lemh apatis

Berat badan : 1400 gr

Kepala : Simetris dan tidak ditemukan benjolan yang mencurigakan

Mata : mata bersekret dalam keadaan normal dan tidak cekung

Mulut dan lidah : daya hisap (-)

Telinga : tidak ada kelainan

Dada : tidak ada kelainan

Jantung : tidak ada kelainan

Paru- paru : px tampak sesak RR 46 x/i dan terpasang selang oksigen

Abdomen : turgor kulit agak lambat

Anus ; normal tidak ada kelainan

Ekstermitas : sianosis dan tidak ada kelainan

Tanda – tanda vital : T : 36,5oc

BB: 1400 gr

HR: 146x/ i

RR: 46 x/i

Istirahat tidur

Istirahat tidur px tidak terganggu dan px lebih banyak menghabiskan waktu dengan

memejamkan mata

Pengetahuan ibu

Ibu mengetahui ini anak ke tiga dan ibu px mengtakan cemas dengan kondisi anaknya seperti itu

Obat –obatan

O2 ½ -3l/i

IVFD 20 gtt / i –BAK lanjut 8 gtt /i

Inj cefotaxim 100 mg /12 jam ,Neo k 0,3 m

3.1.8 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1. DS: - Imaturitas neouro muskuler Ketidak efektifan jalan nafas


DO: bayi dengan

BBLR

BB : 1400 gr

k/u : bayi sianosis

HR : 140x/i

T : 36,5

RR: 46 x/i

Ketidak efektifan pengaturan

2. DS: - Imaturitas pengaturan suhu dan suhu

keterbatsan lemak sub kutan

DO: penurunan suhu

tubuh T : 35 badan

terasa dingin kulit

keriput penuh lanugo

, jaringan lemak tipis

RR: 46 x/i

BB : 1400gr

DS: ibu px Kurangnya pengetahuan ibu Ansietas

3. mengtakan cemas

dengan kondisi

ankanya

DO: ibu tampak

gelisah

3.1.9 Diagnosa keperawatan

Adapundiagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan dalam analisa data tersebut

adlah :

1. Ketidak efektifan jalan nafas b/d imaturitas neuro muskuler d/d bayi dengan BBLR BB: 1400 gr

,sianosis , HR : 140x/i T: 36,5 RR: 46x/i


2. Ketidak efektifan pengaturan suhu b/d imaturitas pengaturan suhu dan keterbatsan lemak sub

kutan d/d penurunan suhu tubuh badan tersa lemas kulit keriput , penuh lanugo, jaringan lemak

tipis RR: 46x/i BB: 1400 gr T: 35 –oc

3. Ansitas b/d kurang pengetahuan ibu d/d ibu px cemas dengn kondisi anaknya ibu tampak gelisah
PERENCANAAN
NO DATA DIAGNOSA TUJUAN IMP
INTERVENSI RASIONALISASI

1. DS: - Ketidak efektifan Jalan nafa efektif -beri o2 pada px - diharapkan px -beri

jalan nafas b/d ,sianosis tteratasi -kaji ttv mampu bernafas l/i

DO: bayi dengan imaturitas neuro -kolaborasi dengan normal -kaji

BBLR muskuler d/d dengn doktor -diharapkan dapt T :

BB : 1400 gr bayi dengan SP.A dalam mengetahui selalu RR:

k/u : bayi sianosis BBLR BB: 1400 pemberian o2 TTV pasien -berk

HR : 140x/i gr ,sianosis - diharapkan deng

T : 36,5 mempercepat dalam

RR: 46 x/i kesembuhan px o2

2. DS: - Ketidak efektifan Suhu kembali -Kaji tanda vital -diharpkan dapat -Kaji

pengaturan suhu normal secara berkala selalu mengetahui secar

DO: penurunan suhu b/d imaturitas -rawat dalam TTV 140x

tubuh T : 35 badan pengaturan suhu incubator -diharapkan suhu T :

terasa dingin kulit dan keterbatsan -pantau adanya tubuh kembali RR:

keriput penuh lanugo , lemak sub kutan hipotermi normal -raw

jaringan lemak tipis d/d penurunan -mendefekasi incub

RR: 46 x/i suhu tubuh badan adanya peningkatan -mem

BB : 1400gr tersa lemas kulit suhu tubuh hipot

keriput , penuh

lanugo, jaringan

lemak tipis RR:


46x/i BB: 1400

gr T: 35 –oc

3. DS: ibu px Ansitas b/d Ibu tdak cemas -berikan - diharapkan dapat -mem

mengatakan cemas kurang lagi dan ansietas penjelasan pada membantu penje

dengan kondisi pengetahuan ibu teratasi ibu tentang apa pemhaman ibu tenta

anaknya d/d ibu px cemas itu BBLR tentang BBLR BBL

dengn kondisi -berikan - diharapkan dapat -mem

DO: ibu tampak anaknya ibu dorongan kepada membatu ibu agar doro

gelisah tampak gelisah orang tua bahwa tidak cemas dengan orang

kondisi aanknya kondisi anaknya kond

kan membaik - diharapkan dapat kan m

-jelaskan membantu ibu -men

perawatan bayi mengurangi peraw

BBLR pada masalah BBLR BBL

orang tua px tua p

Anda mungkin juga menyukai