Anda di halaman 1dari 55

Pemeriksaan

Gynekologi dan Obstetri


Sumber:
JHPIEGO, 2000
Modul Safe Motherhood
Obstetrics Illustrated

Pemeriksaan Gynekologi

Pemeriksaan Abdomen Bawah


Persiapan:
kandung kemih sudah dikosongkan.
daerah perut bawah dan genitalia telah dibersihkan dengan
air dan sabun.
minta pasien untuk membuka celana dalam dan baring di
meja ginekologi.
cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
daerah yang terlihat dari bawah iga hingga tulang pelvis
dan selangkangan.
pembagian daerah abdomen : kuadran kanan atas dan
bawah, kuadran kiri atas dan bawah dengan pusatnya di
umbilicus.

Inspeksi
Lihat kontur abdomen, adakah distensi, bentuk
umbilicus (hernia),
Adakah pembesaran daerah abdomen yang
mengindikasikan adanya kehamilan, tumor,
pembesaran organ atau adanya cairan atau gas.
Periksa warna kulit; kuning, kebiruan atau
kemerahan.
Periksa adanya skar pada abdomen, strech
marks, rashes atau lesi lainnya.

Palpasi
Daerah dengan nyeri diperiksa terakhir.
Gunakan tekanan ringan untuk merasakan gambaran
umum daerah perut.
Gunakan tekanan lebih dalam untuk mendeteksi
bentuk, ukuran, konsistensi, mobilitas dan adanya
nyeri tekan dan nyeri lepas pada massa abdomen.
Adakah defense muskular
Adanya massa atau nyeri tekan di plot pada kuadran
darah abdomen.
Adakah pembesaran kelenjar getah bening inguinal.

Pemeriksaan Genitalia Eksterna.


Persiapan
pasien berbaring pada meja ginekologi atau
ujung meja biasa dengan kain penutup
hingga daerah lutut.
Gunakan sarung tangan DTT.

Prosedur
Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Nyalakan lampu sebagai sumber penerangan daerah
genitalia.
Guakan sarung tangan DTT.
Duduk tepat menghadap genitalia eksterna.
Inspeksi daerah labia, klitoris dan perineum (warna,
deformitas, massa, skar, simetrisitas).
Pisahkan labia mayora dengan dua jari dan inspeksi
labia minora, klitoris, muara urethra, muara vagina
(warna, nyeri tekan, ulcers, nodule, polip).

Periksa discharge dan nyeri pada urethra dan kelenjar skenes


(masukkan jari telunjuk kedalam vagina sedalam dua ruas,
tekan kearah atas dan gerakkan dari dalam kearah luar pada
kedua sisi urethra). Bila didapatkan discharge periksa
pewarnaan gram, GO dan chlamidia.
Periksa kelenjar bartholins masukkan jari telunjuk kedalam
vagina bagian bawah dan periksa daerah basal dari masingmasing labia mayora. (palpasi daerah tersebut dengan jari
telunjuk dan ibu jari adakah pembesaran, kista, abses,
discharge -> gram, GO, chlamidia).
Buka daerah vagina dan minta pasien mengedan, amati
bulging yang dapat terjadi pada daerah anterior dan posterior
vagina.( anterior -> cystocle, posterior -> rectocele, cervix
turun -> prolapsus uteri).
Inspeksi daerah perineum (inflamasi, strecth marks, tears of
the skin).

Skenes dan Bartholine

Pemeriksaan Inspekulo.
Persiapan:
Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Gunakan sarung tangan DTT yang baru.

Prosedur:
Pilih speculum yang paling kecil yang
memungkinkan melihat vagina dan cervik dengan
adekuat.
Tunjukkan speculum kepada pasien dan jelaskan
bahwa akan dilakukan pemeriksaan menggunakan
alat.
Saat memasukkan speculum minta pasien menarik
nafas dalam (membantu relax dan tidak
mengkontraksikan otot vagina).
Masukkan jari telunjuk tangan kiri kedalam vagina
dan tekan bagian bawah vagina lalu masukkan
speculum yang masih tertutup secara vertikal
kedalam introitus vagina.

Setelah speculum masuk, keluarkan jari telunjuk tadi.


Rotasikan speculum kearah horizontal buka dan kunci
speculum setelah menampakkan portio.
Pemeriksaan:
dinding vagina (warna, discharge, abnormalitas).
Cervik dan oue (warna, permukaan, posisi, polip, nodul,
kista, erosi, bleeding, discharge -> gram/GO/chlamidia.)

Buka kunci, tutup speculum, posisikan menjadi


vertical, keluarkan speculum.

Pemeriksaan Bimanual
Persiapan
Sama dengan persiapan pemeriksaan
inspekulo.
Basahkan jari telunjuk dan jari tengah
dengan air bersih.

Pemeriksaan
Serviks: (konsistensi, arah, tebal, dilatasi,
nyeri goyang).
Uterus: posisikan jari pada fornik posterior dan
tangan kiri secara datar diantara pusat dan
simfisis, tekan tangan kiri dan bersamaan
dorong uterus dengan jari tangan kanan yang
berada di dalam vagina, rasakan bentuk dan
ukuran uterus serta posisinya.(bentuk, ukuran,
lokasi, konsistensi, mobilitas, nyeri tekan).

Ovarium: posisikan jari dalam vagina pada forniks


lateral dan tekan dalam, jari tangan kiri tepat
disamping uterus dan tekan kearah bawah, ovarium
normal yang ditekan akan terasa nyeri.
Parametrium: pada saat yang sama memeriksa
ovarium, nilai konsistensi parametrium dan adanya
massa serta nyeri tekan.
Cull de sac: Sebelum mengeluarkan jari dari dalam
vagina, periksa adanya massa dan nyeri daerah cull
de sac (fornik posterior).

Pemeriksaan Rektovaginal
Prosedur
Masukkan pelan-pelan jari tengah kedalam rektum
dan jari telunjuk kedalam vagina, minta psien
menarik nafas dalam untuk merelaksasikan otot
anus.
Nilai septum rektovaginal, permukaan posterior
uterus, adanya massa dan nyeri pada daerah
permukaan uterus dan rektum.
Setelah selesai keluarkan kedua jari pelan-pelan.

Pemeriksaan Obstetri
Kehamilan < 20 minggu

Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
Tinggi fundus (penonjolan supra simfisis)
Hiperpigmentasi (areola mammae, linea nigra) dan striae.
Palpasi
Tinggi fundus uteri
Keadaan dinding perut (massa, cairan bebas, nyeri tekan
abdomen).
Auskultasi
Pada kehamilan 16 20 minggu, mulai dilakukan pemeriksaan
auskultasi (daerah subumbilikus), pegang nadi ibu untuk
membedakannya dengan bunyi aorta.
Bunyi jantung janin didengar selama 1 menit penuh.

Pemeriksaan Genitalia Eksterna


Inspeksi daerah labia, klitoris dan perineum (warna,
deformitas, massa, skar, simetrisitas).
Pisahkan labia mayora dengan dua jari dan inspeksi labia
minora, klitoris, muara urethra, muara vagina (warna,
nyeri tekan, ulcers, nodule, polip).
Periksa discharge dan nyeri pada urethra dan kelenjar
skenes (masukkan jari telunjuk kedalam vagina sedalam
dua ruas, tekan kearah atas dan gerakkan dari dalam
kearah luar pada kedua sisi urethra). Bila didapatkan
discharge periksa pewarnaan gram, GO dan chlamidia.

Periksa kelenjar bartholins masukkan jari telunjuk


kedalam vagina bagian bawah dan periksa daerah
basal dari masing-masing labia mayora. (palpasi
daerah tersebut dengan jari telunjuk dan ibu jari
adakah pembesaran, kista, abses, discharge -> gram,
GO, chlamidia).
Buka daerah vagina dan minta pasien mengedan,
amati bulging yang dapat terjadi pada daerah anterior
dan posterior vagina.( anterior -> cystocle, posterior
-> rectocele, cervix turun -> prolapsus uteri).
Inspeksi daerah perineum (inflamasi, strecth marks,
tears of the skin).

Pemeriksaan Inspekulo
dinding vagina (warna, discharge,
abnormalitas).
Cervik dan oue (warna, permukaan, posisi,
polip, nodul, kista, erosi, bleeding,
discharge -> gram/GO/chlamidia.)

Pemeriksaan Bimanual
Serviks: (konsistensi, arah, tebal, dilatasi, nyeri
goyang).
Uterus: posisikan jari pada fornik posterior dan
tangan kiri secara datar diantara pusat dan simfisis,
tekan tangan kiri dan bersamaan dorong uterus
dengan jari tangan kanan yang berada di dalam
vagina, rasakan bentuk dan ukuran uterus serta
posisinya.(bentuk, ukuran, lokasi, konsistensi,
mobilitas, nyeri tekan). Ballotemen Intoto.

Ovarium: posisikan jari dalam vagina pada


forniks lateral dan tekan dalam, jari tangan kiri
tepat disamping uterus dan tekan kearah bawah,
ovarium normal yang ditekan akan terasa nyeri.
Parametrium: pada saat yang sama memeriksa
ovarium, nilai konsistensi parametrium dan
adanya massa serta nyeri tekan.
Cull de sac: Sebelum mengeluarkan jari dari
dalam vagina, periksa adanya massa dan nyeri
daerah cull de sac (fornik posterior).

Pemeriksaan Obstetri
Kehamilan > 20 minggu

Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
Tinggi fundus uteri.
Hiperpigmentasi (areola mammae, linea nigra) dan
striae.
Bentuk dan simetrisitas dinding abdomen.
Palpasi (Leopold 1,2,3,4)
Auskultasi
Periksa bunyi jantung janin, suara terbesar pada
daerah punggung janin, pegang nadi ibu untuk
membedakannya dengan bunyi aorta.
Bunyi jantung janin didengar selama 1 menit penuh.

Leopold 1
Letakkan sisi lateral jari telunjuk kiri pada puncak fundus
uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan,
fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan
telunjuk tangan kanan dibagian letaral depan kanan dan
kiri, setinggi tepi atas simfisis).
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi
uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap kebagian kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fudus
uteri dan rasakan bagian janin yang ada pada bagian
tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan
menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.

Leopold 2
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada
dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan
pada ketinggian yang sama.
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian
atau bersamaan telapak tangan kiri dan kanan,
kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya
bagian yang rata dan memenjang (punggung) atau
bagian-bagian kecil (ekstrimitas).

Leopold 3
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan
menghadap kebagian kaki ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding
lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada
dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara
lembut dan bersamaan atau bergantian untuk
menentukan bagian terbawah janin (bagian keras,
bulat dan hampir homogen adalah kepala
sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang
simetris adalah bokong).

Leopold 4
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral
kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri
dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
semua jari-jari tangan yang meraba dindin bawah uterus.
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen atau divergen).
Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
pada bagian terbawah janin (bila presentasi kepala,
upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila
presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang
janin).
Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas panggul
kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk melihat seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul.

Pemeriksaan Genitalia Eksterna


Inspeksi daerah labia, klitoris dan perineum (warna,
deformitas, massa, skar, simetrisitas).
Pisahkan labia mayora dengan dua jari dan inspeksi
labia minora, klitoris, muara urethra, muara vagina
(warna, nyeri tekan, ulcers, nodule, polip).
Periksa discharge dan nyeri pada urethra dan kelenjar
skenes (masukkan jari telunjuk kedalam vagina
sedalam dua ruas, tekan kearah atas dan gerakkan dari
dalam kearah luar pada kedua sisi urethra). Bila
didapatkan discharge periksa pewarnaan gram, GO
dan chlamidia.

Periksa kelenjar bartholins masukkan jari telunjuk


kedalam vagina bagian bawah dan periksa daerah
basal dari masing-masing labia mayora. (palpasi
daerah tersebut dengan jari telunjuk dan ibu jari
adakah pembesaran, kista, abses, discharge -> gram,
GO, chlamidia).
Buka daerah vagina dan minta pasien mengedan,
amati bulging yang dapat terjadi pada daerah anterior
dan posterior vagina.( anterior -> cystocle, posterior
-> rectocele, cervix turun -> prolapsus uteri).
Inspeksi daerah perineum (inflamasi, strecth marks,
tears of the skin).

Pemeriksaan Inspekulo
Dinding vagina (warna, discharge,
abnormalitas).
Cervik dan oue (warna, permukaan, posisi,
polip, nodul, kista, erosi, bleeding,
discharge -> gram/GO/chlamidia.)
Selaput ketuban dan warna air ketuban bila
sudah pecah (tes lakmus , LEA)

Pemeriksaan Vaginal Touche


Serviks: (konsistensi, arah, tebal, dilatasi, nyeri goyang).
Dinding vagina (rasakan adanya abnormalitas, massa dan
nyeri tekan).
Raba selaput ketuban (utuh atau sudah pecah).
Raba bagian terbawah janin, konfirmasi pemeriksaan Leopold
(presentasi dan penurunan bagian terbawah janin).
Tentukan denominator dan posisinya terhadap panggul ibu
(bila presentasi kepala tentukan pula adanya molase).
Pada plasenta previa lakukan perabaan fornices untuk
memastikan bagian lunak dari plasenta dan bagian keras dari
kepala janin.
Pemeriksaan vaginal touch untuk menilai kemajuan
persalinan.

Pemeriksaan
Pelvimetri klinik
Bila kehamilan telah memasuki usia 38
minggu, pada primigravida dan
multigravida dengan kepala bayi belum
masuk pintu atas pangul dapat dilakukan
pelvimetri klinis.

Ibu dalam posisi litotomi.


Sisihkan labium mayus ke lateral utuk membuka vulva.
Masukkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan kedalam
introitus vagina.
Pindahkan tangan kiri ke fundus uteri.
Arahkan bagian ventral jari-jari tangan dalam ke simfisis os
pubis, tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis kiri
dan kanan.
Dengan ujung bagian ventral jari-jari dalam, telusuri linea
inominata kiri sejauh mungkin, kemudian lakukan pula pada
bagian kanan dengan cara yang sama.
Letakkan jari dalam pada sekitar pertengahan linea inominata
kiri kemudian geser ke bawah (sejajar sumbu badan ibu)
menelusuri dinding samping panggul untuk menilai arah dan
sudutnya (rata, menyudut kedalam atau keluar).

Menjelang akhir dinding samping panggul (sekitar 5 cm dari


PAP) akan teraba tonjolan tulang kearah dalam jalan lahir dan
berbentuk segitiga, yang disebut spina iskhiadika. Nilai derajat
tonjolan spina kedalam jalan lahir.
Lakukan hal yang sama pada dinding samping panggul bagian
kanan (gunakan bagian atau sisi medial jari tengah) kemudian
nilai distansia interspinarum.
Geser tangan dalam kearah belakang sehingga teraba bagian
tulang yang rata dan mempunyai lekukan ke belakang, bagian
ini disebut dengan skrum. Nilai konkafitas tulang tersebut
dengan menelusurinya kearah atas dan bawah (tepat dibagian
tengah).
Teruskan perabaan bagian tengah sakrum sehingga mencapai
ruas dan bagian ujung tulang koksigis. Nilai inklinasi tulang
tersebut, kedepan (mengarah ke jalan lahir) atau kebelakang.

Pindahkan jari tengah dalam ke linea inominata


kanan kemudian telusuri sejauh mungkin ke belakang
hingga posisi jari mengarah ke tengah (sumbu badan
ibu). Bila ditengah teraba tonjolan tulang ke bagian
dalam jalan lahir (promontorium) maka pindahkan
(jari) tangan kanan ke tangan kiri untuk menentukan
batas atau jarak dari titik tersebut ke ujung jari kanan.
Keluarkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan
sementara jari telunjuk tangan kiri yang menentukan
batas tadi, tetap pada posisinya.
Ambil alat ukur dengan tangan kiri, dekatkan dengan
jari tengah tangan kanan dan batas yang telah dibuat
tadi untuk menentukan konjugata diagonalis yang
kemudian dikonversikan kedalam konjugata vera.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai