ILEUS
A. Definisi
Ileus
(kelumpuhan)
adalah
saluran
suatu
kondisi
gastrointestinal
hipomotilitas
tanpa
disertai
sering
disebut
dengan
ileus
paralitik.Obstruksi
mekanis
atau
fungsional
yang
segera
memerlukan
abdominal
diprediksi.
Usus
fungsi
dalam
kecil
beberapa
mengikuti
pola
biasanya
jam.
yang
mendapatkan
Aktivitas
dapat
kembali
regains
lambung
dalam 1-2 hari dan usus besar aktivitas regains 3-5 hari
(Person, 2006).
B. Etiologi
Walaupun predisposisi ileus biasanya terjadi akibat
pascabedah abdomen, tetapi ada faktor predisposisi lain
yang
mendukung
peningkatan
resiko
terjadinya
hipomagnesemia,
metabolik
hipernatremia,
ileus,
coumarin,
(misalnya
anemia,
atau hiposmolalitas)
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Trauma (misalnya: patah tulang iga, cedera spina)
7. Bilier dan ginjal kolik
8. Cedera kepala dan prosedur bedah saraf
9. Inflamasi intra abdomen dan peritonitis
10.
Hematoma retroperitoneal.
C. Manifestasi Klinis
D. Klasifikasi
1. Ileus Obstruktif
Ileus
obstruktif
adalah
suatu
penyumbatan
akut seperti
akibat
intusepsi,
pada hernia
karsinoma
tumor
yang
polipoid
stragulata atau
melingkari.
dan
neoplasma
Misalnya
stenosis,
(peristaltik)
ada
sumbatan.
usus
Ileus
yang
menghilang,
paralitik
adalah
disini
istilah
dengan
nyeri
sebagai
keluhan
utama
karena
pasien
yang
tidak
terjadi
dapat
karena
buang
suplai
air
saraf
besar.
ototnom
mengalami
sehingga
paralisis
tidak
Contohnya
endokrin
mampu
dan
peristaltik
mendorong
amiloidosis,
seperti
isi
terhenti
sepanjang
distropi
diabetes
usus
otot,
mellitus,
usus.
gangguan
atau
gangguan
E. Patofisiologi
Menurut
beberapa
hipotesis,
ileus
pascabedah
perkembangan
bahwa
ileus.
laparotomi,
Model
penetrasi,
tikus
dan
telah
kompresi
seperti
yang
Kalsitonin-peptida,
ditunjukkan
nitrit
oleh
oksid,
imonohistokimia.
peptida
vasoaktif
disama
artikan
dengan
pseudo-obstruksi
atau
merujuk
pada
merupakan
jelas
ileus
dua
kolon.
entitas
terbatas
pada
Namun,
kondisi
yang
berbeda.
usus
besar,
ini
jelas
Pseudo-obstruksi
sedangkan
ileus
terlibat
dalam
pseudo-obstruksi
biasanya
terjadi
penyakit
ekstarintestinal
farmakologi,
pada
sepsis,
lanjut
dan
usia
serius
klasik,
dengan
atau
gambaran
trauma.
ketidakseimbangan
yang
Agen
elektrolit
mekanik
dapat
disebabkan
oleh
adhesi,
velvulus,
obstruksi
perforasi
yang
jelas,
(Loktus,
2012).
Ileus
Pseudo-obstruksi
Anamnesis
Nyeri
abdomen
ringan,
kembung,
mual,
muntah,
obstipasi,
konstipasi
Nyeri
kram
abdominal,
mual,
muntah,
anoreksia,
obstipasi,
konstipasi
Obstruksi mekanik
usus
Nyeri
kram
abdominal,
mual,
muntah, anoreksia,
obstipasi,
konstipasi
Pemeriksaa
n fisik
abdomen
Bising
hilang,
distensi,
timpani
Borborygmi,
timpani,
gelombang
peristaltic,
Borborygmi,
gelombang
peristaltic,
Ileus
usus
Pseudo-obstruksi
bising
hiperaktif
hipoaktif,
distensi,
usus
atau
nyeri
Obstruksi mekanik
usus
bising
usus
bernada
tinggi,
distensi,
nyeri
tekan local
Foto polos
abdomen
Tabel
Dilatasi
usus
kecil
&
usus
besar,
elevasi
diafragma
tekan local
Dilatasi
isolasi
pada
usus
besar,
elevasi diafragma
Perbedaan
Dari
Ileus,
Pseudo-Obstruksi,
Obstruksi Usus Mekanik (Mukherjee, S, 2008).
dan
6. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium,
(indikasi
dari
peningkatan
dehidrasi),
kadar
leukositosis,
Haemoglobin
peningkatan
ini
radiologi
mempunyai
suatu
dengan
barium
enema.
peran
terbatas
pada
klien
dengan
obstruksi
usus
halus.
Pengujian
enema
rendah
yang
tidak
dapat
pada
pemeriksaan
USG.
Pemeriksaan
foto
polos abdomen.
Pemeriksaan
ini
akan
MRI.
Teknik
ini
digunakan
untuk
telah
angiografi.
digunakan
internal,
Angiografi
untuk
intususepsi,
mesenteric
mendiagnosis
volvulus,
adanya
malrotation,
F. Penatalaksanaan
1. Dekompresi dengan pipa lambung.
2. Pemasangan infus untuk koreksi keseimbangan cairan dan
elektrolit juga keseimbangan asam basa.
3. Koreksi bedah, tindakan bedah yang di lakukan sesuai
dengan kelainan patologinya.
4. Antibiotika profilaksis atau
proses patologi penyebabnya.
G. Komplikasi
1. Nekrosis usus.
2. Perforasi
usus
dikarenakan
terapeutik
obstruksi
tergantung
yang
sudah
sehingga
terjadi
peradangan
atau
rongga
infeksi
yang
tidak
usus
pendek
dengan
malabsorpsi
malnutrisi.
7. Pneumonia aspirasi dari proses muntah.
8. Gangguan elektrolit, refluk muntah
akibat
distensi
abdomen.
dapat
Muntah
dan
terjadi
mengakibatkan
ileus
terdiri
atas
pengkajian,
anamnesis
keluhan
utama
yang
lazim
didapatkan
adanya
intervensi
bedah,
kondisi
klinik
preoperatif,
pengetahuan
praoperatif,
dan
mobilisasi
dini
penyakit
sistemik
adanya
pasien
yang
klinis.
lemah.
biasa
TTV
Pada
survei
didapatkan
umum
adanya
pasien
dengan
terlihat
perubahan.
Pada
laboratorium
untuk
mendeteksi
adanya
mendeteksi
adanya
dilatasi
gas
berlebihan
dari
: Kesulitan ambulasi
b. Sirkulasi
Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi (tanda syok)
c. Eliminasi
Gejala
Distensi
abdomen,
ketidakmampuan
defekasi
dan Flatus
Tanda
muntah
berwarna
hitam
dan
fekal,
membran
Tanda
f. Pernapasan
Gejala
Tanda
selang
nasogastrik
diberikan
untuk
yang
mendukung
nasogastrik
untuk
memfasilitasi
Panjang
selang
ke
saluran
penggunaan
resolusi
gastrointestinal
selang
ileus.
tidak
yang
mendasari,
terutama
hipokalemia,
ini
didiagnosis
dan
diperbaiki,
(Mukherjee, 2008).
Cara
lainnya
adalah
menghentikan
obat
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
ileus,
(Cali,
2000).
Penggunaan
narkotika
pasca
operasi
dapat
(OAINS).OAINS
menurunkan
mengurangi
jumlah
mioelektrik
dari
dapat
peradangan
narkotika
elektroda
menurunkan
local
yang
dan
digunakan.
ditempatkan
pada
ileus
dengan
Studi
usus
yang
kelemahan
diberikan
OAINS
ketorolac
digunakan
morfin,
mencakup
namun
disfungsi
dipertimbangkan
dengan
penggunaan
agen
asupan
oral
dan
fungsi
usus
yang
mengandalkan
dari
laporan
pasien
(Mukherjee,
2008).
b. Terapi Diet
Umumnya, menunda intake makan oral sampai tanda
klinis
ileus
menghalangi
enteral
berakhir.Namun,
pemberian
secara
kondisi
nutrisi
hati-hati
ileus
tidak
enteral.Pemberian
dan
dilakukan
secara
bentuk
pemulihan
awal
laparoskopi
pemberian
dari
makanan
ileus
colectomy.19
pasca
pasien
palsu
pada
bedah
yang
fase
setelah
menjalani
ditetapkan
ke
grup
permen
karet
dan
untuk
sehari
intake
dari
oral.
pasca
operasi
Terjadinya
flatus
pertama
lebih
pagi
cepat
sampai
dalam
di kelompok control
konvensional
pada
praktek
klinik
usus
dan
meningkatkan
ileus
pasca
bedah,
didapat,
ternyata
tidak
ada
perbedaan
yang
jejunum,
tersebut,
atau
(Waldhausen,
usus
antara
kelompok
1990).Walaupun
begitu,
saat
manfaat
ini
belum
supositoria
terdapat
dan
studi
enema
yang
untuk
lambung
namun
belum
ileus.Metoklopramid,
terbukti
sebuah
bermanfaat
antagonis
bagi
dopaminergik,
bahwa
pemberian
obat
ini
dapat
benar-
farmakologis
opioid
yang
antagonis
dianjurkan
selektif,
adalah
misalnya
darah,
sekunder
dari
penurunan
hidrasi,
keperawatan
actual/resiko
tinggi
syok
asuhan
intervensi
informasi
keperawatan
masalah
dapat
pasien
nyeri,
gastroenteritis.
kecemasan
disesuaikan
pada
dan
Untuk
pemenuhan
intervensi
masalah
pasien diverticulitis.
1. Konstipasi b.d. hipomotilitas/kelumpuhan intestinal.
Tujuan : Dalam waktu 5x24 jam terjadi perbaikan konstipasi.
Kriteria evaluasi :
1. Laporan pasien sudah mampu flatus dan keinginan untuk melakukan
BAB.
2. Bising usus terdengar normal, frekuensi 5-25 x / menit.
3. Gambaran foto polos abdomen tidak terdapat adanya akumulasi gas
di dalam intestinal.
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji
factor Walaupun predisposisi ileus biasanya terjadi
predisposisi
terjadinya ileus.
untuk
mendapat
intervensi
status
cairan.
ileus
gangguan
semakin
parah
elektrolit.
Peran
karena
perawat
terjadi
harus
melaporkan
apabila
didapatkan
adanya
Evaluasi
secara
berkala
laporan
pasien
flatus
dan
tentang
kolaborasi
periksa
perbaikan
dengan
ileus.
medis
tentang
Hasil
evaluasi
kondisi
harus
Pasang
medis.
Pemasangan selang nasogastrik dilakukan untuk
selang
nasogastrik.
menurunkan
keluhan
kembung
dan
distensi
teknik
jam
dari
pengeluaran
pada
selang
yang
tidak
nasogastrik.
Walaupun
terdapat
studi
berhubungan
peningkatan
ileus.
dengan
Dalam
sebuah
mengevaluasi
studi
pasien,
seromuskular
ditempatkan
gastrointestinal
resolusi
non-randomized
elektroda
bipolar
di
saluran
setelah
segmen
laparotomi.
10
hari
pertama,
dan
yang
lainnya
24
ada
perbedaan
yang
signifikan
dari
tetap
pembentukan
bermanfaat
atelektasis,
dalam
mencegah
obstruksi
vena
Opioid
antagonis
selektif.
Alvimopan
mencegah
ini
ditunjukkan
ileus
post
untuk
operatif
membantu
reseksi
usus,
cairan
tubuh
(Maron, 2008).
2. Resiko
ketidakseimbangan
cairan
tubuh
b.d.
keluar
tidak
mengeluh
pusing,
membrane
mukosa
lembap,
kulit normal.
2. TTV dalam batas normal.
3. CRT < 3 detik, urin > 600 ml/hari.
4. Laboratorium : Nilai elektrolit normal.
INTERVENSI
RASIONAL
Monitoring
status Jumlah
dan
tipe
cairan
cairan
membrane
(turgor
kulit,
mukosa,
urine
output).
ditentukan
dari
Penurunan
volume
pengganti
status
cairan
cairan.
mengakibatkan
pada
produksi
merupakan
Kaji
keadaan
turgor
sumber
kehilangan
cairan.
urin
tanda-tanda
hipovolemik.
Kehilangan
cairan
<
600
ml/hari
terjadinya
darimuntah
syok
dapat
Dokumentasikan
intake
juga
akan
meningkatkan
resiko
gangguan elektrolit.
Sebagai data dasar dalam pemberian terapi
Monitor
umum.
Hipotensi
TTV
secara
dapat
terjadi
pada
hipovolemi
berkala.
yang
memberikan
terlibatnya
manifestasi
system
melakukan
kardiovaskular
kompensasi
tekanan darah.
Mengetahui
adanya
sianosis,
dan
diaphoresis
perifer
untuk
mempertahankan
sudah
pengaruh
adanya
secara
teratur.
Kolaborasi :
Pertahankan
cairan
pemberian
secara
intravena.
Evaluasi
melakukan
kadar
elektrolit.
control
intake
dan
output
cairan.
Sebagai deteksi awal menghindari gangguan
elektrolit
sekunder
dari
muntah
pada
tubuh
b.d.
pasien peritonitis.
3. Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
nutrisi
dapat
optimal
dilaksanakan.
Kriteria evaluasi :
1.
2.
3.
4.
nutrisi.
Umumnya,
secara oral.
menunda
intake
makanan
oral
nutrisi
parenteral.
Berikan
nutrisi enteral.
Pemberian enteral diberikan secara hatihati
stimulant
permen karet.
dan
lakukan
secara
bertahap
sesuai
karet
bentuk
pemberian
makanan
palsu
setelah
laparoskopi
colectomy.
19
secara
ke
acak.
grup
10
permen
pasien
karet
yang
dan
intake
dan
output,
anjurkan
untuk
timbang
berat
badan
perawatan
Intervensi
ini
untuk
menurunkan
resiko
mulut.
Kolaborasi
gizi
dengan
ahli
infeksi oral.
Ahli gizi harus terlibat dalam penentuan
mengenai
jenis
komposisi
yang
akan
diberikan
nitrisi
digunakan pasien.
dan
jenis
sesuai
makanan
dengan
yang
akan
kebutuhan
individu.
D. Implementasi
Pelaksanaan asuhan kerawatan merupakan realisasi dari
pada rencana tindakan keperawatan yang telah di terapkan
meliputi
tindakan
idependent,
dependetn,
interdependent.
E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan
keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan motilitas pasien meningkat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dan
dapat teratasi
Tidak terjadi ketidakseimbangan cairan tubuh
Asupan nutrisi tubuh optimal
Pasien tidak mengalami syok hipovolemik
Terjadi penurunan respons kecemasan
Terpenuhinya informasi kesehatan
Nyeri terkontrol atau teradaptasi
konstipasi
DAFTAR PUSTAKA
Asao, T. Et al. Gum Chewing Enhances Early Recovery from
Postoperative Ileus after Laparoscopic Colectomy. J
Am Coll Surg. 195(1):30-2/Juli 2012
Bauer, A.J. dan Boeckxstaens G.E. Mechanisms of
Postoperative Ileus.Neurogastroenterol Motil. 16
Suppl 2:54-60/Oktober 2004
Behm, B. Dan Stollman N. Postoperative Ileus: Etiologies
and Interventions. Clin Gastroenterol Hepatol.
1(2):71-80/Maret 2003
Cali, R.L. et al. Effect of Morphine and Incision Length on
Bowel Function after Colectomy. Dis Colon Rectum.
43(2):163-8/Februari 2000.
Ferraz, A.A. et al. Nonopioid Analgesics Shorten The
Duration of Postoperative Ileus. Am Surg.
61(12):1079-83/Desember 1995
Muttaqin dan Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika