Anda di halaman 1dari 9

1

LAPORAN PENDAHULUAN

HEMATEMESIS MELENA

Disusun Oleh

Rita Nurhayanti

1911040050

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019
2

1. Latar belakang definisi


Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran
feses atau tinja yang berwarna hitam seperti teh yang disebabkan oleh adanya
perdarahan saluran makan bagian atas. Warna hematemesis tergantung pada
lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar
kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-
merahan dan bergumpal-gumpal (Sjaifoellah Noor Dkk, 2013).
2. Etiologi
Etiologi yang biasa terjadi pada hematemesis melena adalah:
a. Kelainan Esofagus: Varises, Esofagitis
b. Kelainan lambung: Tukak lambung
c. Penyakit darah: Leukimia, dll
d. Penyakit sistemik lainnya: Uremik, dll
e. Pemakaian obat-obatan, alkohol, dll
3. Manifestasi klinis
Tanda gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih
menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi daripada etiologinya.
Didapatkan tanda dan gejala sebagai berikut:
a. Anoreksia, mual, muntah, diare
b. Demam, berat badan turun, lekas lelah
c. Edema
d. Ikterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan
e. Hematomegali, bila terjadi lebih lanjut hati bisa mengecil karena fibrosis.
f. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding. Koput
medusa, wasir, dan varises esophagus.
g. Kelainan endokrin

4. Patofisiologi

Penyebab terjadinya hematemesis melena salah satunya yaitu stress,


rokok, asam lambung dan penyakit lainnya yang dapat mengakibatkan erosi pada
mukosa lambung sampai mencapai mukosa muskularis disertai dengan
kerusakan kemampuan mukosa untuk mensekresi muskus sebagai pelindung. Hal
ini akan menimbulkan peradangan pada sel yang akan menjadi granulasi dan
akhirnya menjadi ulkus dan dapat mengakibatkan hemoragi gastrointestinal.
3

Penyebab hematemesis melena yang lainnya adalah alkohol dan


hipertensi portal berat dan berkepanjangan yang dapat menimbulkan suara
kolateral bypass: melalui vena koronaria lambung ke dalam vena esophagus dan
akan menjadi varises pada vena esophagus. Vena yang melebar dan berkeluk-
keluk terutama terletak di submucosa esophagus distal dan lambung proksimal,
disertai penonjolan tidak teratur mukosa diatasnya ke dalam lumen. Dapat
mengalami ulserasi superficial yang menimbulkan radang, beku darah yang
melekat dan kemungkinan rupture, mengakibatkan hemoragi gastrointestinal.

Gagal hepar sirosis kronik, kematian sel dalam hepar termasuk


penyebab hematemesis melena yang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral pada dinding
abdominal anterior. Dengan meningkatnya tekanan dalam vena ini, maka vena
tersebut menjadi mengembang oleh darah dan membesar. Pembuluh yang
berdilatasi ini disebut varises dan dapat pecah, mengakibatkan hemoragi
gastrointestinal.

Hemoragi gastrointestinal dapat menimbulkan hematemesis melena.


Hematemesis biasanya bersumber di atas ligamen Treitz (pada jungsi
denojejunal). Dari hematemesis akan timbul muntah darah. Muntah dapat
berwarna merah terang atau seperti kopi, tergantung dari jumlah kandungan
lambung pada saat perdarahan dan lamanya darah telah berhubungan dengan
sekresi lambung. Asam lambung mengubah hemoglobin merah terang menjadi
hematin coklat dan menerangkan tentang warna seperti kopi drainase yang
dikeluarkan. Cairan lambung yang berwarna merah marun atau merah terang
diakibatkan dari perdarahan hebat dan sedikit kontak dengan asam lambung.
Sedangkan melena terjadi apabila darah terakumulasi dalam lambung dan
akhirnya memasuki traktus intestinal. Feses akan seperti ter. Feses ter dapat
dikeluarkan bila sedikitnya 60 ml darah telah memasuki traktus intestinal.
4

Pathway

Terbentuknya varises
esophagus, lambung,
pembesaran limfe dan asites

Pembuluh ruptur Sesak

Perdarahan dilambung Penurunan ekspansi paru

Muntah dan berak darah


Pola nafas tidak efektif

Hb menurun>anemis Mual, muntah, dan Kurangnya pengetahuan


Kelemahan
nafsu makan tentang perawatan
menurun
Plasma darah menurun
Intoleransi aktifitas

Resiko syok.

Resiko Perdarahan Cemas


Resiko ketidakefektifan Kebutuhan nutrisi
perfusi jaringan kurang dari kebuuhan
gastrointestinal tubuh
5

6. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

a. Cek darah
b. SGOT, SGPT
c. Albumin
d. Pemeriksaan CHE
e. Pemeriksaan kadar elektrolit
f. Pemeriksaan Kadar gula darah

b. Radiologik

a. USG
b. Esofagus
c. Angiograpi

7. Penatalaksanaan Keperawatan dan Medis

a. Istirahat cukup di tempat tidur


b. Diet rendah protein, rendah garam
c. Antibiotik
d. Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino
esensial berantai cabang dan glukosa
e. Vitamin B kompleks
9. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru
2. Resiko syok hipovolemik dengan faktor Perdarahan dilambung
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Mual, muntah dan nafsu makan menurun (ketidakmampuan memproses
makan)
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Kelemahan
5. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
perawatan penyakitnya
6

10. Intervensi (NCP)


Intervensi
keperawatan
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil (Nursing
(Nursing
keperawatan outcome)
intervention
classication)
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Airway
efektif b.d keperawatan selama 3 x 24 jam, management
Penurunan diharapkan pola nafas efektif. 1. Buka jalan
ekspansi paru Kriteria hasil nafas, gunakan
Respiratory Status: Airway teknik chin lift atau
Patency jaw thrust bila perlu
indikator IR ER 2. Posisikan
1. Frekuensi pasien untuk
pernafasan memaksimalkan
sesuai yang ventilasi
diharapkan 3. Lakukan
2. Bernafas fisioterapi dada
mudah 4. Keluarkan
3. Pengeluaran secret dengan batuk
sputum atau suction
pada jalan 5. Auskultasi
nafas suara nafas, catat
4. Tidak adanya suara nafas
didapatkan tambahan
suara nafas 6. Berikan
tambahan bronkodilator jika
abnormal perlu
7. Monitor
Keterangan: respirasi dan status
1. Keluhan ekstrim O2
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
7

2. Resiko syok Setelah dilakukan tindakan Syok prevention


hipovolemik keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Monitor status
dengan faktor diharapkan syok teratasi sirkulasi BP, warna
Perdarahan Kriteria hasil: kulit, suhu kulit,
dilambung Syok prevention dan TTV
indikator IR ER 2. Monitor tanda
1. Nadi dalam inadekuat
batas yang oksigenasi jaringan
diharapkan 3. Monitor suhu
2. Irama jantung dan pernafasan
dalam batas 4. Pantau nilai
yang diharapkan labor
3. 5. Monitor tanda
dan gejala asites
Keterangan: 6. Monitor tanda
1. Keluhan ekstrim awal syok
2. Keluhan berat 7. Berikan
3. Keluhan sedang vasodilator yang
4. Keluhan ringan tepat
5. Tidak ada keluhan 8. Ajarkan
keluarga dan pasien
tentang tanda dan
gejalany
adatangnya syok
3. Setelah dilakukan tindakan Nutritional
Ketidakseimbanga keperawatan selama 3 x 24 jam, management
n nutrisi kurang diharapkan keseimbangan nutrisi 1. Kaji adanya
dari kebutuhan b.d dapat dipertahankan, dengan alergi makanan
Mual, muntah dan Kriteria hasil: 2. Kolaborasi
nafsu makan Nutritional status dengan ahli gizi
menurun Indicator I E untuk menetukan
(ketidakmampuan R R jumlah kalori an
memproses 1. Adanya nutrisi yang
makan) peningkatan dibutukan pasien
BB sesuai 3. Anjurkan
dengan tujuan pasien untuk
8

2. Mampu meningkatkan
mengidentifika asupan Fe
si kebutuhan 4. Anjurkan
nutrisi pasien untuk
3. Tidak terjadi meningkatkan
penurunan BB konsumsi protein
yang berarti dan Vit.C
5. Berikan
Keterangan: substansi gula
1. Keluhan ekstrim 6. Monitor jumlah
2. Keluhan berat nutrisi dan
3. Keluhan sedang kandungan kalori
4. Keluhan ringan 7. Berikan
5. Tidak ada keluhan informasi tentang
kebutuhan nutrisi

4.Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Activity therapy


aktifitas b.d keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Bantu klien
Kelemahan diharapkan aktifitas pasien untuk
meningkat mengidentifikasi
Kriteria hasil: aktivitas yang
Activity tolerance mampu dilakukan
indikator IR ER 2. Bantu untuk
1. Tanda-tanda vital mengidentifikasika
dalam batas n dan mendapatkan
normal sumber yang sesuai
2. EKG dalam batas dengan
normal kemampuan fisik,
3. Laporan ADLs psikolog dan social
4. Kemampuan 3. Sediakan
bicara saat penguatan positif
latihan bagi yang aktif
Keterangan: beraktivitas
1. Keluhan ekstrim 4. Bantu pasien
2. Keluhan berat untuk
3. Keluhan sedang mengembangkan
4. Keluhan ringan
9

5. Tidak ada keluhan motivasi diri dan


penguatan
5. Monitor respon
fisik,emosi, sosial
dan spiritual
5. Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Anxiety reduction
kurangnya keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Gunakan
pengetahuan diharapkan kecemasan pasien pendekatan yang
tentang perawatan berkurang menenangkan
penyakitnya Kriteria hasil: 2. Dengarkan
Anxiety Control dengan penu
Indicator IR ER perhatian
1. Monitor 3. Identifikasi
intensitas tingkat kecemasan
kecemasan 4. Bantu pasien
2. Menyingkirkan mengenal situasi
tanda kecemasan yang menimbulkan
3. Menurunkan kecemasan
stimulus 5. Dorong pasien
lingkungan untuk
ketika cemas mengungkapkan
4. perasaan,
Keterangan: ketakutan, persepsi
1. Tidak pernah menunjukkan 6. Berikan obat
2. Jarang menunjukkan untuk mengurangi
3. Kadang-kadang kecemasan
menunjukkan
4. Selalu menunjukkan
5. Sering menunjukkan

Anda mungkin juga menyukai