Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Pasien di Rumah


Pendidikan pasien di rumah adalah suatu proses tranformasi pengetahuan,
sikap dan perilaku hidup sehat yang ditujukan pada pasien di rumah dan
keluarganya dalam rangka meningkatkan tanggung jawab pasien dan keluarga
untuk mencapai tujuan perawatan. Pendidikan pada pasien di rumah
merupakan komponen yang sangat penting dalam pelayanan home care.
Pendidikan kepada pasien dirumah dilakukan secara terus menerus baik
ditujukan langsung pada pasien maupun keluarga pasien dalam setiap
sebelum, selama dan setelah interaksi maupun tindakan yang ditujukan
kepada pasien. Pendidikan pada pasien dirumah merupakan salah satu
tindakan untuk memenuhi kebutuhan belajar pasien, memecahkan masalah
akibat ketidaktahuan serta merupakan upaya memenuhi hak pasien atas
informasi tentang penyakitnya, pengobatan, perawatan dan keberadaan dari
sumber pendukung untuk penanganan masalah pasien. Perawat dan tenaga
kesehatan bahwa pendidikan pada pasien di rumah bersifat sangat dinamis
tergantung perkembangan, kebutuhan, kebutuhan pengambilan keputusan,
kemampuan yang dimiliki dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan
kemandirian pasien dan keluarga (Rice,2001).

B. Konsep Tentang Pembelajaran


Konsep dan teori yang digunakan dalam pembelajaran khususnya dalam
pelayanan home care agar proses pembelajaran dapat dilakukan secara
optimal antara lain:
a. Behavioral learning theory
Teori ini di publikasikan oleh Guthtrie, Skinner dan Thorndike yang
mengacu pada model stimulus-respon dimana penguatan sangat penting
dalam melakukan modifikasi perilaku. Dalam melakukan pendidikan pada

3
pasien atau keluarga dengan pendekatan model ini harus diperhatikan
beberapa kunci antara lain:
1) Perilaku yang tidak diberikan penguatan biasanya akan menurun
2) Bentuk reward sebagai penguatan berbeda antara satu pasien dengan
pasien lain jadi ketahuilah apa yang disukai pasien sebagai reward.
3) Reward yang teratur dan konsisten diperlukan dalam melakukan
perbaikan pada tahap awal.
4) Jika sudah menunjukkan perubahan perilaku maka pemberian reward
tetap diperlukan.
5) Proses perubahan perilaku bukanlah sebuah hukuman
6) Merubah perilaku yang buruk yang menurut pasien menyenangkan
memerlukan strategi khusus.

b. Cognitive-development learning theory


Model ini dikembangkan oleh Erikson, Koehler, Koffka, Lewin dan
Piaget. Teori ini mengedepankan penghargaan terhadap pengalaman hidup
pasien sebagai salah satu bagian perkembangan kehidupannya yang
mempengaruhi persepsi mereka terhadap proses pembelajaran. Perubahan
persepsi mempengaruhi hasil pemikiran. Motivasi belajar sangat
dipengaruhi oleh kebutuhan, masalah yang ingin dipecahkan, dan stuktur
kognitif yang terbentuk dari pengalaman hidup. Menurut konsep ini belajar
dapat diartikan sebagai suatu proses internal yang berkesinambungan
sebagai bentuk evolusi yang mengarahkan perilaku seseorang. Dari konsep
ini perawat dalam melakukan edukasi hendaknya harus memperhatikan
pengalaman yang dimiliki pasien dan keluarganya dengan demikian
perubahan yang dilakukan harus diupayakan tetap memperhatikan
pengalaman yang ada pasien.

4
c. Humanistic learning theories
Metode pembelajaran humanistik memberikan cara mendidik
komprehensif dengan memandang pasien dan keluarga sebagai makhluk
yang holistik dari sudut pandang tempat, waktu, bagaimana dan apa yang
menjadi kebutuhan belajar pasien. Elemen dari humanistik learning
theories yang memabantu dalam meningkatkan kemampuan belajar pasien
di rumah adalah :
1) Cinta atau kasih sayang : pasien akan termotivasi belajar bila proses
belajar yang dilakukan sebagai wujud rasa kasih sayang perawat kepada
pasien dan keluarganya. Contoh : kita melatih Range of Motion (ROM)
pasien stroke dengan keras dan disiplin agar pasien tidak mengalami
kontraktur dan bisa cepat berjalan.
2) Kreativitas : Pasien dan keluarga akan termotivasi untuk belajar apabila
kreativitas posistif yang dilakukan dihargai oleh perawat. Contoh : Kita
memberikan dukungan pada keluarga yang sudah berinisiatif
menggunakan botol berisi air hangat untuk mengurangi keluhan nyeri
pada lutut yang menderita rhematik.
3) Perkembangan : Setiap kemajuan yang ditemukan merupakan hadiah
yang patut disyukuri oleh perawat, keluarga dan pasien.
4) Konsep diri : setiap proses belajar yang dilakukan akan optimal, jika
proses belajar tetap memberikan penghargaan terhadap setiap kelebihan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dimiliki oleh pasien dan
keluarga.
5) Otonomi : Proses edukasi akan berdampak positif jika pasien diberikan
kepercayaan dan diberikan kebebasan dalam memilih dan melakukan
aktifitas belajar yang diinginkan.
6) Mengatur diri sendiri : Untuk mewujudkan tujuan proses belajar maka
sebaiknya pasien dan keluarga diberikan kesempatan untuk mengatur
sendiri kegiatan belajar yang dipilih.

d. Social-cognitive learning theories

5
Menurut teori ini proses belajar sangat dipengaruhi oleh bagaimana
cara pasien atau keluarga mendapatkan pengetahuan, nilai-nilai, standar
moral, dan standar perilaku yang ada dilingkungannya. Menurut model ini
kesiapan pasien untuk mulai belajar tentang kesehatan sangat dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Upaya perubahan perilaku akan
semakin kuat jika perubahan didorong oleh faktor internal. Untuk itu
tenaga kesehatan harus memahami faktor internal yang memungkinkan
pasien untuk belajar (Locus of Control). Model ini mungkin tidak banyak
bisa diberlakukan pada pasien lanjut usia dan orang dengan depresi, karena
dengan kasus tersebut justru dukungan dari luar akan lebih berarti.

C. Motivasi Belajar Pasien Home Care


Berdasarkan konsep Self-determination for self care yang menjadi
motivator pasien dan keluarganya dipengaruhi oleh proses penyakit, sumber
daya social dan lingkungan, derajat otonomy, persepsi interpersonal dan
budaya.
a. Disease process : proses penyakit berpengaruh terhadap kemampuan
pasien melakukan perawatan pada dirinya sendiri. Contoh proses belajar
akan berbeda pada pasien dengan stroke yang mengalami quadraplegic
bila dibandingka dengan meraka yang baru terdeteksi diabetes mellitus.
Pasien dengan ketergantungan penuh maka proses pembelajaran dapat
lebih optimal bila ditujukan kepada keluarga atau care giver bila
dibandingkan dengan pasien.
b. Socioenvironmental resourcess: Kondisi sosial dan lingkungan sangat
berpengaruh dalam proses pembelajaran. Pasien yang tinggal pada
keluarga yang memiliki fasilitas lengkap akan lebih mudah melakukan
edukasi terkait pemenuhan kebutuhan dibandingkan pada pasien yang
secara social dan lingkungan terbatas.

c. Interpersonal perception : mengacu pada perbedaan persepsi pasien


terkait konsep sehat dan sakit. Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar
belakang budaya individu tersebut.

6
d. Cultural consideration : Perawat dalam melakukan edukasi hendaknya
memperhatikan faktor etnik, budaya dan kepercayaan yang terkait dalam
penanganan pasien. Jika perawat bisa memahami dan menggabungkan
antara konsep modern dan tradicional yang berbasis budaya pasien, maka
transformasi akan lebih optimal.

D. Prinsip Pendidikan Pasien di Rumah


Secara umum yang menjadi subyek dalam pembelajaran pada pasien yang
dirawat dirumah adalah orang dewasa baik sebagai pasien maupun care giver.
Untuk itu pemahaman tentang pembelajaran orang dewasa sangat penting
dikuasai. Orang dewasa memiliki karakteristik tersendiri yang senantiasa
harus diperhatikan ketika melakukan pembelajaran. Hal yang perlu mendapat
perhatian adalah pengalaman hidup, kondisi sosial ekonomi, tanggung jawab
keluarga, tujuan khusus dan keinginan untuk belajar. Selain itu gaya belajar,
manfaat belajar untuk memecahkan masalahnya dan keterbatasan kondisi
fisik, mental dan kognitif harus diperhatikan.
Orang dewasa akan belajar lebih baik jika apa yang dipelajari menarik dan
berguna untuk dirinya. Proses belajar pada orang dewasa akan lebih cepat jika
mulai dari apa yang dibutuhkannya. Proses belajar pada orang dewasa akan
berjalan lebih cepat apabila dalam proses menggunakan contoh-contoh actual
dan relevan dengan kondisi actual yang dialami oleh pasien.
Mengabaikan dan menolak pengalaman yang dimiliki akan mengurangi
keberhasilan proses belajar. Untuk itu dalam memenuhi kebutuhan belajar
maka perawat hendaknya menerapkan prinsip antara lain:
a. Buat proses pembelajaran secara bertahap dan realistis sesuai dengan
kemampuan, minat dan sumber daya yang ada.
b. Ikutsertakan keluarga untuk berpartisipasi dalam melakukan evaluasi hasil
belajar sesuai dengan tingkat pencapaian yang didapatkan
c. Berusaha memahami perilaku manusia yang kompleks untuk mengetahui
cara yang efektif melakukan pembelajaran.

E. Strategi Pembelajaran di Rumah

7
Strategi terbaik yang dapat dipilihkan untuk melakukan edukasi pada
pasien dirumah antara lain diskusi, storytelling dan demonstrasi. Alat yang
digunakan dapat berupa computer, video, model, audiocassette tape,
pamphlets, poster, foto, cheklist dan karton.
a. Strategi pembelajaran pada kelompok khusus
Strategi pembelajaran secara khusus perlu dirancang dengan baik
sesuai dengan kondisi pasien. Secara umum yang dijadikan ketentuan
dalam menetapkan strategi pembelajaran khusus adalah umur, kondisi fisik
dan psikologis pasien.
1) Pasien lansia
Pasien lansia memiliki karakteristik khsusus sebagai dampak dari
proses menuanya. Akibat proses menua lansia akan mengalami
penurunan fungsi indera yang berdampak pada penurunan kemampuan
menerima stimulus. Penurunan kognitif dan intelegensi mempengaruhi
kemampuan lansia dalam mengintepretasikan informasi, menganalisa
permasalahan dan penurunan daya ingat sehingga akan mempengaruhi
kecepatan proses belajar pasien. :
Cara yang dianjurkan untuk edukasi pada lanjut usia
a) Penyampaian informasi harus pelan
b) Jangan buru-buru mengarapkan respon pasien
c) Waktu yang disiapkan lebih banyak
d) Setiap sesi berikan informasi yang tidak terlalu banyak
e) Ulang informasi secara teratur
f) Gunakan analog
g) Berikan penguatan dengan menunjukkan video hasil rekaman
h) Gunakan kertas biru atau hijau
i) Gunakan kertas yang tidak mengkilap
j) Pastikan kaca mata lansia bersih
k) Huruf yang ukuran lebih besar dan jelas
l) Gunakan kalimat pendek dan sederhana
m) Pastikan muka kita dilihat jelas oleh lansia
n) Kurangi bising disekitar

8
o) Gunakan alat bantu dengar
p) Berikan waktu pada pasien untuk mengulang
q) Gunakan kombinasi teknik verbal, tulisan dan gambar

2) Pasien yang tidak koperatif


Pasien yang telah lama dirawat, finansial kurang, dukungan
keluarga terbatas, pengetahuannya sangat kurang, tidak percaya dengan
pelayanan kesehatan, pasien setelah dirawat tidak mengalami
perubahan yang berarti menyebabkan pasien resisten terhadap semua
edukasi yang diberikan. Pasien biasanya sering menolak kehadiran
perawat. Kondisi ini sering menyebabkan perawat merasa frustasi,
marah, kehilangan harapan dan merasa tidak bermanfaat sehingga
sering menyimpulkan bahwa perawat tidak dihargai. Pada kasus-kasus
seperti ini pasien biasanya sudah tidak kooperatif. Jika pasien sulit
untuk di edukasi maka sebaiknya perawat melakukan kontrak
pembelajaran.

3) Pasien buta huruf


a) Berikan therapy yang sederhana dan jadwal yang mudah
dimengerti
b) Menggunakan waktu dengan menggunakan cuing (waktu dan
situasi) Contoh : minum obat malam -> minum obat selepas
maghrib
c) Gunakan alat pembelajaran yang sederhana
d) Pembelajaran dilakukan pelan-pelan
e) Lebih hangat, jangan menggunakan pendekatan seperti menggurui
4) Pasien dengan gangguan jiwa
Perilaku yang banyak ditemukan pada pasien jiwa seperti,
kecemasan, ketakutan, tidak percaya dan kesalahan dalam melakukan
persepsi sehingga modal utama dari perawat dalam melakukan home
care adalah mempraktekkan komunikasi therapeutic. Langkah-langkah
edukasi pada pasien dengan gangguan jiwa adalah :

9
a) Buat pemeriksaan bukan membuat asumsi sendiri tentang kondisi
pasien
b) Bangun hubungan saling percaya
c) Tunjukkan perilaku yang sikap yang positif
d) Ikut sertakan dan perkuat peran keluarga dalam meningkatkan self
esteem pasien
e) Berbagi tujuan
f) Gunakan alat yang relevan yang bisa membangun keberanian, jelas
dan tidak mengabaikan aspek moral.
g) Hindari informasi dan rangsangan yang berlebihan
h) Seting wajah yang lembut untuk mengurangi stress dan
meningkatkan konsentrasi pasien
i) Berikan informasi secara verbal dan tertulis (jelaskan dan beri
leaflet)
5) Pasien anak-anak
Pada pasien anak-anak terutama pada infant dan toddler serta
preschool harus memperhatikan hal-hal berikut: Disarankan
menggunakan alat-alat seperti boneka, wayang, binatang, dan alat-alat
kesehatan yang digunakan pada kelompok anak-anak.

6) Pasien usia sekolah


Secara umum kemampuan intelektual anak sudah berkembang.
Anak sudah mampu memahami aspek tubuh dan fungsi tubuh, memiliki
pengalaman dan sudah memiliki pandangan tersendiri meskipun masih
sederhana. Kemampuan koping masih belum optimal. Anak harus
diberikan informasi yang benar terutama jenis dan waktu pengobatan
agar pasien lebih taat mengikuti aturan medikasi dan perawatan.

7) Care giver
Care giver adalah orang yang secara langsung dan terus menerus
melakukan kontak dengan pasien. Yang menjadi care giver bisa social

10
worker, perawat, keluarga dan tenaga terlatih lainnya. Edukasi yang
harus diberikan kepada care giver adalah :
a) Peran, fungsi, hak dan kewenangan care giver
b) Cara mengetahui sumber dukungan bagi bagi pasien
c) Teknik komunikasi
d) Penguatan bahwa mereka merupakan bagian yang penting dalam
pelayanan
e) Latihan ketrampilan
f) Sistem kerja, pergantian dan pengalihan pelayanan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

11
Pendidikan pasien dan keluaraga di rumah khususnya untuk individu-
individu yang sedang memerlukan pengobatan dan atau perawatan. Selain itu
promosi kesehatan di tujukan kepada pasien dan keluarga karena keluarga pasien
diharapkan dapat membantu menunjang proses penyembuhan dan pemulihan
pasien.

Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan


penyakit yang dideritanya seperti : penyebab penyakit, cara penularannya (bila
penyakit menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan
sebagainya. Apabila pasien dan keluarganya memahami penyakit yang dideritanya
diharapkan akan membantu mempercepat proses penyembuhan dan tidak akan
terserang oleh penyakit yang sama. Pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam
kesehatan dimaksudkan apabila pasien sudah sembuh dan mereka mampu
melakukan upaya-upaya preventif dan promotive kesehatannya, terutama terkait
dengan penyakit yang telah dialaminya.

12

Anda mungkin juga menyukai