Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ristin Dwi Ramdani

Nim : 2214314201097
Prodi : S1 keperawatan C
Mata Kuliah : Pendidikan dan Promosi Kesehatan

KLIEN SEBAGAI PESERTA DIDIK

● Klien
Klien adalah orang yang memperoleh bantuan, orang yang membeli sesuatu
atau memperoleh layanan.
● Pendidikan Kesehatan Bagi Klien
Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dalam keperawatan
pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk intervensi keperawatan yang
berguna untuk membantu klien baik individu. keluarga, kelompok, dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran.
● Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan
1. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.
2. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan
kesehatan yang ada.
4. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar
pada kesehatan (dirinya).
5. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan
mencegah penyakit menular.
6. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga dan
masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang bermakna
terhadap derajat kesehatan masyarakat
● Fungsi Pendidikan Kesehatan
Sebagai pembangkit kesadaran klien akan kekeliruan yang sebelumnya telah
menjadi gaya hidup dan kebiasaan serta sebagai pemicu keinginan untuk
mengubahnya. Pendidikan kesehatan berperan penting dalam membantu klien
mengontrol kesehatan mereka sendiri dengan mempengaruhi serta menguatkan
keputusan atas tindakan sesuai dengan diri mereka sendiri.
● Metode Pendidikan Kesehatan
a. Konsultasi
b. Diskusi kelompok terarah
c. Pemutaran film, pemasangan papan reklame, dan pidato
d. Ceramah
e. Demonstrasi
● Proses Pendidikan Kesehatan
1. Persoalan masukan (input)
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan menyangkut sasaran
belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok atau masyarakat
yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya.
2. Proses
Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan(perilaku)pada
diri subjek belajar tersebut.dalam proses ini terjadi pengaruh Timbal
balik Antara berbagai faktor,antara lain:subjek belajar,pengajar(pendidik
atau fasilitator) metode dan teknik belajar,alat bantu belajar,dan materi atau
bahan yang dipelajari.
3. Keluaran(output)
kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar.Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar ini kedalam kelompok besar,yakni:
1. Faktor Materi (bahan mengajar),lingkungan,instrumental,dan subjek
belajar.
2. Faktor Instrumental. Perangkat keras(hardware)seperti perlengkapan
belajar dan alat-alat peraga,dan perangkat lunak (software)seperti
fasilitator belajar,metode belajar,organisasi.

● Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan


Ruang lingkup pendidikan kesehatan memandang dari berbagai dimensi
1. Sasaran
yang menjadi sasaran dari pendidikan kesehatan diantaranya :
a) Individu
b) Kelompok
c) Masyarakat.
2. Tempat pelaksanaan
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat
diimplementasikan pada berbagai setting (tempat).Perbedaan setting akan
memunculkan beragam karakteristik sasarannya.
a. Sekolah, pendidikan kesehatan bisa diwujudkan pada lingkungan
sekolah.Sasarannya yaitu siswa/siswi, Pelaksanaannya dapat
diintegrasikan ke dalam program unit kesehatan sekolah (UKS).
b. Fasilitas kesehatan,pendidikan kesehatan dapat direalisasikan di
sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik kesehatan, atau
pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Sasarannya adalah pasien dan
keluarganya.
c. Tempat kerja, pendidikan kesehatan diaplikasikan di lingkungan kerja.
Sasarannya adalah buruh, pegawai, atau karyawan.
● Standar Untuk Pendidikan Klien
a. Klien/keluarga diberi pendidikan yang dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk memberikan keuntungan
penuh dari intervensi kesehatan yang dilakukan oleh institusi.
b. Organisasi merencanakan dan mendorong pengawasan dan koordinasi
aktivitas dan sumber pendidikan klien/keluarga.
c. Klien/keluarga mengetahui kebutuhan belajar mereka, kemampuan, dan
kesiapan untuk belajar.
d. Proses pendidikan klien/keluarga bersifat interdisiplin sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan.
e. Klien/keluarga mendapatkan pendidikan yang spesifik sesuai dengan hasil
pengkajian kemampuan dan kesiapannya.
f. Informasi mengenai instruksi pulang yang diberikan pada klien/keluarga
diberikan institusi atau individu tertentu yang bertanggung jawab terhadap
kesinambungan perawatan klien.
● Manajemen Pembelajaran Dalam Strategi Pendidikan Kesehatan.
Strategi pendidikan kesehatan akan lebih optimal bila perawat menerapkan proses
manajemen. Proses manajemen yang digunakan:
1. Perencanan
Perawat dapat berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk membentuk
tim yang mampu mengubah perilaku dan meyakinkan masyarakat tentang upaya
kesehatan
2. Pelaksanaan
Perawat dan tim yang telah dibentuk melakukan upaya pendidikan kesehatan
3. Penilaian
Perawat dan tim kesehatan menilai seberapa jauh pendidikan kesehatan yang
diberikan telah mencapai hasil sesuai yang diharapkan
4. Tindak Lanjut
Kegiatan memantapkan pendidikan kesehatan sehingga dapat berlanjut dengan
baik. pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan kesehatan hendaknya
memperhatikan :
1. Proses belajar
Mencakup kegiatan latihan dalam memperoleh tingkah laku baru. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar, yaitu:
a. Kondisi belajar
Kondisi belajar adalah suatu learning station yang menimbulkan perubahan
perilaku dari individu. Kondisi belajar, terbagi dalam kondisi eksternal dan
kondisi internal.
b. Tujuan belajar
1) Mendapatkan pengetahuan
2) Menanamkan konsep dan keterampilan
3) Membentuk sikap
c. Feedback yang diberikan
Umpan balik atau feedback yang diberikan bermanfaat untuk
perkembangan peningkatan pengetahuan dari peserta didik
d. Kemampuan peserta didik
Kemampuan peserta didik akan berkorelasi positif terhadap pencapaian
hasil belajar.
e. Motivasi
Motivasi mempengaruhi pembelajaran peserta didik
f. Perhatian
Proses belajar akan berjalan dengan baik bila peserta didik memiliki
perhatian terhadap apa yang dipelajari. Sebagai pendidik, penting bagi
perawat untuk memahami factor-faktor yang mempengaruhi perhatian,
1) Faktor internal: Minat, kelelahan dan karakteristik pribadi.
2) Faktor eksternal Intensitas stimulus, jenis/sifat stimulus, keragaman
stimulus dan cara penyajian.
g. Persepsi
Persepsi peserta didik mempengaruhi terhadap belajarnya
h. Memori
Proses perilaku yang meliputi encoding (pencatatan), storage
(penyimpanan) dan retrival (mengingat kembali)
i. Lupa
Hilangnya informasi yang dicatat dan disimpan dalam jangka panjang.
j. Retensi
Apa yang tertinggal dan mampu diingat kembali setelah individu
mempelajari sesuatu. Individu yang belajar, setelah beberapa waktu akan
mengalami kondisi banyak melupakan apa yang dipelajari dan apa yang
diingat berkurang jumlahnya.
k. Transfer
Aplikasi atau pemindahan pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap
atau respons lain dari suatu situasi ke situasi lain.
2. Kegiatan belajar
Perawat harus membuat kondisi dan stimulus agar peserta didik mau belajar
mandiri dan merubah perilaku sehat atas kemauan sendiri. Kegiatan belajar
individu meliputi:
Mendengar, menulis, dan mencatat,membaca,mengingat berpikir dan
latihan/praktik.
3. Peserta didik
Peserta didik dipandang sebagai orang dewasa, sehingga pengelolaan
proses belajar yang digunakan harus sesuai dengan kondisi peserta didik
Prinsip-prinsip peserta didik kesehatan
1. Berfokus pada klien
Pendidikan kesehatan hendaknya diberikan berdasarkan pengangkajian
adanya kebutuhan klien yang spesifik.
2. Holistic
Pendidikan kesehatan hendaknya diberikan dengan memandang klien
sebagai manusia yang holistic
3. Negosiasi
Pendidikan Kesehatan diberikan melalui proses pembelajaran dengan
kesepakatan bersama antara perawat dengan klien
4. Interaktif
Pendidikan kesehatan hendaknya diberikan melalui proses yang dinamis
dan interaktif
5. Pertimbangan umur
Pendidikan kesehatan yang diberikan hendaknya memperhatikan umur klien
agar kemampuan dan perilaku yang akan dibentuk melalui pendidikan
kesehatan dapat dicapai.
● Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan
Faktor dalam pendidikan kesehatan yang perlu dipertimbangkan:
a. Tingkat pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah seseorang
menerima informasi yang didapatnya.
b. Tingkat sosial ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, kemungkinan semakin
mudah pula menerima suatu informasi.
c. Adat Istiadat
Perihal adat istiadat tidak boleh diabaikan, mengingat keberadaannya masih
dijadikan pedoman hidup bagi klien.
● Konsep dan Teori Belajar Mengajar
a. Konsep Belajar
Belajar merupakan aktivitas, baik fisik maupun psikis yang menghasilkan
perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu yang belajar dalam
bentuk kemampuan yang relatif konstan dan bukan disebabkan oleh
kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara sebagai hasil dari
terbentuknya respons utama.
b. Pengertian Mengajar
Belajar dan Mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat
hubungan yang erat sekali. Bahkan keduanya terjadi kaitan dan interaksi
satu sama lain.kedua kegiatan itu saling mempengaruhi dan saling
menunjang satu sama lain. Mengajar berarti partisipasi dengan pelajar
dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan,
bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi, mengajar adalah suatu
bentuk belajar sendiri.
● Domain Pendidikan
Menurut Bloom kategori perilaku individu ada tiga domain yang kaitannya
dengan tujuan pendidikan, yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective), dan
psikomotor (psychomotor). Teori Bloom kemudian berkembang dan
dimodifikasi sebagai alat pengukuran pendidikan kesehatan.
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan dihasilkan setelah seseorang melakukan pengamatan
terhadap suatu objek tertentu. Tingkat pengetahuan didalam domain
kognitif memiliki enam tingkatan.
1. Mengetahui (know),tingkat terendah di domain kognitif, seseorang
mengingat kembali (recall) pengetahuan yang telah dipelajari.
2. Memahami (comprehension), tingkat yang lebih tinggi dari hanya
sekedar tahu. Pada tingkat ini pengetahuan dipahami dan diinterpretasi
secara benar oleh individu tersebut.
3. Aplikasi (application), dimana individu tersebut dapat menggunakan
pengetahuan yang telah dipahami dan diinterpretasi secara benar
ke dalam situasi yang nyata di kehidupannya.
4. Analisis (analysis), kemampuan individu tersebut untuk menjelaskan
keterkaitan materi tersebut dalam komponen yang lebih kompleks dalam
suatu unit tertentu.
5. Sintesis (synthesis), kemampuan individu untuk menyusun formulasi
yang baru dari formulasi yang sudah ada.
6. Evaluasi (evaluation), dimana individu mampu untuk melakukan
penilaian terhadap materi yang diberikan.
b. Sikap (attitude)
Sikap digunakan sebagai predictor dari perilaku yang merupakan respons
seseorang ketika menerima stimulus dari lingkungannya.
1. Menerima (receiving), terjadi jika individu tersebut memiliki kemauan
untuk memperhatikan stimulus yang diterima.
2. Merespon (responding), terjadi jika individu telah memberikan reaksi
yang tampak pada perilakunya terhadap stimulus yang diterima.
3. Menghargai (valuing), terjadi jika individu mulai memberikan
penghargaan pada stimulus yang diterima dan meneruskan stimulus
tersebut pada orang yang lainnya.
4. Bertanggung jawab (responsible), terjadi jika individu telah menerima
segala konsekuensi dari pilihannya dan bersedia untuk bertanggung jawab.
c. Praktik atau Tindakan (practice)
1. Respon terpimpin (guided response), dilakukan oleh individu dengan
mengikuti panduan yang ada sesuai urutan yang benar dalam panduan
tersebut.
2. Mekanisme (mechanism), dilakukan oleh individu tanpa melihat panduan
karena sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan.
3. Adopsi (adoption), dilakukan oleh individu yang sudah melakukan
dengan baik sehingga perilaku tersebut dapat dilakukan modifikasi sesuai
kondisi.
● Klien Sebagai Peserta Didik Dan Kebutuhan Pendidikan Kesehatan Klien
Mendapatkan edukasi atau pengarahan sangat diperlukan. Pemberian edukasi
biasanya oleh orang yang lebih tahu dan berpengalaman mengenai apa yang
akan dibutuhkan, bagaimana dan apa yang harus dilakukan nantinya. Pemberian
edukasi memiliki tujuan-tujuan tertentu bergantung pada kebutuhan peserta didik
tersebut.menjelaskan bahwa tujuan dari diberikannya edukasi kepada klien
adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar klien secara komprehensif melalui
upaya integrasi berbagai konsep, teori, dan teknikal. menurut Potter dan Perry
(2009), edukasi yang diberikan pada klien memiliki tiga tujuan, yaitu
Pemeliharaan, promosi kesehatan, dan pencegahan penyakit, Pemulihan
kesehatan, dan Adaptasi klien terhadap gangguan fungsi. Apabila proses
pemberian edukasi sementara berlangsung atau diskusi telah selesai, peserta
didik diharapkan dapat merespons secara positif baik secara verbal maupun non
verbal seperti berkomentar secara aktif dalam menanggapi pertanyaan dan
pernyataan yang diberikan oleh pemberi edukasi dan mengangguk-anggukan
kepala . Informasi tidak akan didapat dan tidak akan dipahami oleh klien apabila
terdapat rintangan atau hambatan pada saat proses pengedukasian berlangsung.
Belajar harus terus menerus dilakukan. Istilahnya belajar sepanjang hayat,
merupakan suatu konsep tentang belajar terus menerus dan
berkesinambungan.Dalam hubungan dengan belajar sepanjang hayat terdapat
tugas- tugas perkembangan, yaitu:
1. Tugas perkembangan dewasa awal, seperti memilih pasangan hidup,
bertanggung jawab sebagai warga Negara, dan berupaya mendapat
kelompok sosial yang sesuai dan tepat.
2. Setengah baya, seperti mengisi waktu luang dengan berbagai kegiatan,
menjadi wargaNegara yang baik, dan menyesuaikan diri dengan perubahan
fisik dan umur.
3. Orang tua, seperti menyesuaikan diri dengan penurunan fisik, penurunan
kesehatan, dan menyesuaikan diri sebagai duda atau janda.
Kebutuhan kesehatan klien merupakan kebutuhan yang berpatokan pada
kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan manusia klien merupakan unsur- unsur
yang dibutuhkan oleh manusia/klien dalam mempertahankan keseimbangan
fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan
tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat sampai sakit.
Hierarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan
prioritas,yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis (physiological needs),seorang yang beberapa
kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya
untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu. Manusia memiliki
delapan macam eliminasi urin dan fekal,kebutuhan istirahat dan tidur,
kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual.
b. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (safety and security needs)
kebutuhan yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman dari berbagai
aspek, baik fisiologis maupun psikologis yang mengancam diri.
c. Kebutuhan rasa cinta memiliki dan dimiliki (love and belonging needs)
memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan yang
berarti dengan orang lain kehangatan, persahabatan,serta mendapat tempat
atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
d. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need), meliputi perasaan tidak
bergantung pada orang lain, kompeten, serta penghargaan terhadap diri
sendiri dan orang lain.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization), meliputi
kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan
memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri, tidak
emosional, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi.
● Evaluasi Pendidikan Kesehatan Klien
1. Evaluasi Aspek Psikomotor Klien
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, narasumber akan mengevaluasi
beberapa aspek yaitu evaluasi belajar klien, evaluasi aspek psikomotor dan
evaluasi mengajar intervensi keperawatan. Tujuannya adalah mengevaluasi
pencapaian tujuan pendidikan yang telah diberikan.
Evaluasi aspek psikomotor dapat dilakukan dengan mengobservasi
bagaimana klien melakukan suatu prosedur di rumah.Evaluasi ini jauh lebih
kompleks dibandingkan dengan evaluasi kognitif dan biasanya hanya
ditentukan dengan skala sikap.Dari hasil observasi ini, kita bisa mengetahui
apakah perlu dilakukan modifikasi pendidikan kiranya tujuan tidak tercapai,
atau kiranya sudah tercapai adakah yang mesti dikembangkan.
Keberhasilan pendidikan kesehatan dapat dievaluasi dari berbagai aspek
yaitu, input, proses, output, outcomes dan impact serta komponen pertanyaan
seperti what, where, when, why, dan how. Hasil dari evaluasi ini juga dapat
dijadikan acuan sebagai bahan rencana tindak lanjut bagi narasumber
terhadap penerima.Rencana tindak lanjut ini dapat meningkatkan
pengetahuan penerima materi dan mencapai aspek domain psikomotor paling
tinggi yaitu aspek adopsi.
● Evaluasi Belajar Klien
Evaluasi dapat sesuai dengan macam-macam klien, yaitu:
a. Evaluasi Individu
Tolak Ukur yang dapat mengevaluasi seorang individu bisa jadi
bermacam-macam bergantung pada kasusnya. ada lima tolak ukur yang bisa
dinilai secara umum yaitu:
1. Self-Efficacy
Kepercayaan seorang individu mengenai kemampuannya untuk
melaksanakan atau menjalankan sesuatu.Biasanya, hal ini spesifik
terhadap suatu kasus atau perilaku.Untuk itu, tolak ukur ini
berbeda-beda sesuai dengan kondisi tertentu.
2. Kebutuhan Mengetahui Sebuah Informasi
Kebutuhan untuk mengetahui sebuah informasi biasanya tinggi akan
permintaan terhadap klien-klien dengan level depresi atau kecemasan
yang lebih tinggi.Kebutuhan akan informasi ini juga berkurang
setelah masa penyakit membaik.
3. Kepercayaan
Kepercayaan klien terhadap suatu kondisi dapat mempengaruhi proses
asuhan keperawatan. Contohnya adalah The Menopause Representations
Questionnaire yang mengukur pengetahuan individu mengenai identitas,
konsekuensi, dan persepsi mengenai kontrol dan penyembuhan.
4. Manajemen Diri
Pengukuran tolak ukur manajemen diri adalah Heart Failure
Questionnaire yang menilai bagaimana perilaku seseorang dengan
penyakit jantung dan apa yang mereka lakukan saat gejalanya datang.
Hasilnya Orang yang lebih berpengalaman pada kesehariannya
mencoba untuk mengurangi konsumsi sodium.Hal ini contoh penilaian
manajemen diri yang baik.
● Evaluasi Komunitas
Perawat komunitas akan mengukur apakah rencana asuhan keperawatan yang
telah dibuat membuahkan hasil yang dilakukan pada fase evaluasi ini. Komunitas
Maupun Perawat,mengukur keberhasilan ini berdasarkan objektif yang tercapai.
Perawat memiliki tanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil ini,namun, dengan
berkolaborasi dengan anggota komunitas serta tenaga kesehatan lain, akan
membuat hasil evaluasi yang lebih valid
Frekuensi penilaian evaluasi juga tergantung akan situasi, seberapa cepat
perubahan diharapkan, dan objektifnya. Contoh, seseorang yang berdarah akan
membutuhkan evaluasi dengan interval yang singkat,sementara perubahan
perilaku komunitas akan berjalan perlahan dan membutuhkan metode evaluasi
jangka panjang. Interval evaluasi berbeda-beda tergantung apakah objektifnya
jangka pendek atau jangka panjang
● Evaluasi Keluarga
Fungsi evaluasi ini untuk menilai bagaimana keluarga berespon terhadap rencana
asuhan keperawatan dan apakah intervensi itu berhasil. Tujuan dan objektif yang
spesifik terhadap suatu kasus akan mempermudah hasil evaluasi dibandingkan
evaluasi yang umum. Kriteria Yang digunakan untuk mengevaluasi hasil
intervensi dengan tolak ukur simpel adalah seperti perubahan berat badan,
peningkatan kapasitas paru-paru dari program olahraga, Sementara itu, hasil dari
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit lainnya tidak semudah itu untuk
diukur atau dinilai, namun harus tetap dilakukan dalam tahapan asuhan
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai