Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN, KLIEN SEBAGAI PESERTA

DIDIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN KLIEN

Disusun Oleh: Kelompok IV


1. Ela Cahyati (338STYC23)
2. Ardianyah ()
3. Imrah Putri (345STYC23)
4. M. Fauzi (351STYC23)
5. Lili Anisa (349STYC23)
6. I Kadek Kresna ()
7. Sony Satriawan (378STYC23)
8. Rosita (375STYC23)

Dosen Pebimbing : Aswati, S.kep.Ners.MPd

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN NERS
TAHUN AKADEMIK
2024

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-NYA, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas akademik yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Pendidikan dan promosi Keperawatan di STIKES YARSI MATARAM.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan makalah ini. Kami juga
ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan
inspirasi selama proses penulisan.
Makalah ni membahas tentang Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran
Klien Sebagai Peserta Didik Dan Kebutuhan Pendidikan Kesehatan Klien. kami
berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang bermanfaat
bagi pembaca. Kami sadar makalah ini belum sempurna,oleh karna itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
kontribusi kecil dalam peningkatan ilmu pengetahuan. Terima kasih kepada semua
yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam setiap langkah perjalanan kita.

Mataram,13 Maret 2014

Kelompok IV

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………iii
BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………..1
A. Latar Belakang………………………………………………….1
B. Tujuan…………………………………………………………..1
BAB II: PEMBAHASAN………………………………………………2
A. Pengertian Klien………………………………………………..2
B. Pengertian Pendidikan Kesehatan……………………………...2
C. Tujuan Pendidikan……………………………………………..3
D. Standar Untuk Pendidikan klien……………………………….3
E. Domain Pengajaran…………………………………………….4
F. Prinsip Pembelajaran Dasar …………………………………...5
G. Kebutuhan Kesehatan Klien…………………………………...6
BAB III: PENUTUP …………………………………………………..7
A. Kesimpulan…………………………………………………….7
B. Saran…………………………………………………………...7
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami
pemuktahiran dan pekembangan-perkembangan ilmu yang mencuri perhatian
masyarakat dunia. Seiring dengan itu banyak pula masalah-masalah yang tentunya
mampu membuat derajat kesehatan manusia menurun. Dengan adanya masalah-
masalah tersebut maka status kesehatan masyarakat juga mengalami degradasi, maka
pada masa sekarang status kesahatan menjadi suatu keharusan yang harus
dipertahankan bagi setiap orang. Satus kesehatan bisa didapat jika seorang
masyarakat/klien dapat dengan melalui suatu Pendidikan Kesehatan. Dimana
pendidikan kesehatan ini mencakup semua instasi kesehatan. Status kesehatan dapat
diketahui dengan mengetahui Kebutuhan Dasar Manusia. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang klien sebagai sebagai peserta didik dan kebutuhan dasar klien.

B. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana berkomunikasih yang baik dengan klien
2. Memahami bagaimana menjadikan klien sebagai peserta didik
3. Mengetahui kebutuhan pendidikan kesehatan klien

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Klien
Menurut KBBI (2001) Klien adalah orang yang memperoleh bantuan, orang
yang membeli sesuatu atau memperoleh layanan. Sedangkan menurut fundamental
keperawatan (Potter; Perry) Klien ialah orang yang mencari pelayanan kesehatan dan
anggota keluarga atau orang yang berarti bagi orang yang mencari pelayanan
kesehatan tersebut.
Dalam keperawatan, yang menjadi klien bisa saja individunya itu sendiri
maupun keluarga atau kerabatnya. Jenis jenis klien yang disebutkan dalam Neuman
System Model juga bisa dalam bentuk individu maupun kelompok. Klien sebagai
individu yaitu seseorang yang mendapatkan asuhan keperawatan. Klien sebagai
keluarga ialah keluarga tersebut yang diberikan asuhan keperawatan/apabila seorang
anggota dari keluarga tersebut mengalami suatu penyakit atau kelemahan pada
tubuhnya yang mengakibatkan ia tidak dapat memberikan keterangan secara jelas
kepada perawat maka ia dibantu oleh keluarganya. Sedangkan klien sebagaik
kelompok atau masyarakat ialah klien yang ruang lingkupnya lebih luas daripada
keluarga.

B. Pengertian Pendidikan Kesehatan


Dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran,
yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Pelaksanaan pendidikan
kesehatan dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah-
langkah sebagai berikut : pengkajian kebutuhan belajar klien, penegakan diagnose
keperawatan, perencanaan pendidikan kesehatan, implementasi pendidikan kesehatan,
evaluasi pendidikan kesehatan, dan dokumentasi pendidikan kesehatan (Suliha, 2002).

2
Pendidikan kesehatan merupakan tindakan mandiri perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatan derajat kesehatan masyarakat
melalui kegiatan pembelajaran sehingga dari yang tidak tahu jadi tahu,yang tidak mau
jadi mau dan yang tidak mampu menjadi mampu untuk menjaga dan mempertahankan
kesehatannya atau mencegah terjadinya penyakit dan tingkat keparahan sakit pada
dirinya dan proses pemulihan kesehatan dari sakit untuk mencapai kesehatan yang
optimal.

C. Tujuan Pendidikan Klien


Pada dasarnya pendidikan kesehatan ditujukan agar klien dapat meningkatkan,
memperbaiki dan mempertahankan status kesehatannya. Pendidikan pasien/klien yang
komprehensif terdiri dari tiga tujuan, yaitu:
1. Pencegahan penyakit, pemeliharaan serta peningkatan kesehatan
2. Perbaikan kesehatan
3. Koping terhadap gangguan fungsi

D. Standar Untuk Pendidikan Klien


Menurut The Joint Commisson on Accreditation of Healthcare Organization
JCAHO)(1995) (dalam Potter dan Pery, 2005: 337), standar untuk pendidikan
klien/keluarga adalah sebagai berikut:
1. Klien/keluarga diberi pendidikan yang dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk memberikan keuntungan penuh
dari intervensi kesehatan yang dilakukan oleh institusi.
2. Organisasi merencanakan dan mendorong pengawasan dan koordinasi aktivitas
dan sumber pendidikan klien/keluarga.
3. Klien/keluarga mengetahui kebutuhan belajar mereka, kemampuan, dan kesiapan
untuk belajar.
4. Proses pendidikan klien/keluarga bersifat interdisiplin sesuai dengan rencana
asuhan keperawatan.

3
5. Klien/keluarga mendapatkan pendidikan yang spesifik sesuai dengan hasil
pengkajian kemampuan dan kesiapannya.Pendidikan kesehatan meliputi
pemberian obat-obatan, penggunaan alat medis, pemahaman tentang interaksi
makanan/obat dan modifikasi makanan, rehabilitasi, serta bagaimana melakukan
pengobatan selanjutnya.
6. Informasi mengenai instruksi pulang yang diberikan pada klien/keluarga diberikan
institusi atau individu tertentu yang bertanggung jawab terhadap kesinambungan
perawatan klien.

Keberhasilan untuk mencapai stadar di atas tergantung pada keikutsertaan


seluruh tenaga kesehatan profesional.

E. Domain pengajaran
Domain merupakan suatu realisasi definisi dari bidang teknologi
pembelajaran. Domain mewujudkan apa yang dapat dilakukan oleh suatu disiplin
ilmu agar disiplin tersebut mampu memberikan sumbangan langsung dalam bentuk
rumusan praktik yang dilakukan oleh para praktisi. Domain juga berfungsi sebagai
panduan para praktisi dan tenaga ahli untuk bergerak dalam bidang yang dimaksud.

1. Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitif adalah pembelajaran yang mencakup kegiatan
mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif. Jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
a. Ingatan/hafalan (knowledge)
b. Pemahaman (comprehension)
c. Penerapan (application)
d. Analisis (analysis)

4
2. Pembelajaran afektif
Pembelajaran afektif adalah pembelajaran yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Pembelajaran afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam jenjang,
yaitu:
a. Menerima atau memperhatikan
b. Responding (menanggapi)
c. Valuing (menilai/menghargai)
3. Pembelajaran psikomotor
Pembelajaran psikomotor merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu.Menurut simpson (dalam sagala, 2003), pembelajaran
psikomotor terbagi atas beberapa kategori yaitu:
a. Persepsi
b. Kesiapan
c. Penyesuain pada gerak atau adaptasi
d. Respon terbimbing

F. Prinsip pembelajaran dasar


Pembelajaran bergantung dari motivasi seseorang untuk belajar, kemampuan
belajar, serta lingkungan pembelajaran
1. Motivasi untuk belajar
a. Perangkat perhatian
b. Motivasi
c. Adaptasi psikososial terhadap penyakit
d. Partisipasi aktif

5
2. Kemampuan untuk belajar
a. Kemampuan perkembangan
b. Kemampuan fisik
c. Lingkungan belajar

G. Kebutuhan kesehatan klien


Kebutuahan kesehatan klien merupakan kebutuhan yang berpatokan pada
kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan manusia/klien merupakan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh manusia/klien dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis
maupun psikologis.Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat
kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.Hierarki kebutuhan manusia mengatur
kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
3. Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)

Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi


merupakan orang yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang
tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat
pada satu atau lebih dimensi manusia.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sekarang ini didalam praktik perawatan kesehatan untuk seorang pasien, lebih
ditekankan pada pendidikan kesehatan yang berkualitas. Pendidikan untuk klien
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seorang perawat. Selain untuk
kepentingan perawat, pendidikan kesehatan ini juga memiliki peran penting pula bagi
diri si pasien itu sendiri, sebab pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
mengenai diagnosis, prognosis, pengobatan serta akibat dari pengobatan terhadap
dirinya.

B. Saran
Sebagai seorang perawat kita haruslah memahami betul tentang keadaan klien
yang ingin mengetahui tentang dunia kesehatan. Jadi jadilah perawat yang bisa
memberi informasi dunia kesehatan kepada klien/masyarakat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sujanto,Drs. ( 1984 ) ; Psikologi Perkembangan, PT. Aksara Baru, Jakarta.

Aswan Zain, Drs ; Syaiful Bahri Djamarah, Drs ( 2002 ) ; Strategi Belajar Mengajar, Rinka
Cipta, Jakarta.

Lumbantobing, Prof. Dr. S.M. ( 1997 ) ; Anak dengan Mental terbelakang, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai