Kelompok 5:
Agni 88842200
Buana Maya Gumilang 8884220041
Luli 88842200
Mayla 88842200
Rista 88842200
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan, karena atas kehendak-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengembangan Program Pendidikan Kesehatan
Klien Menggunakan Acuan Health Belief Model”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata
kuliah Promosi dan Pendidikan Kesehatan.
Penulis mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu
berupa sehat fisik maupun pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas pendidikan promosi kesehatan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Serang,
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4
A. Kesimpulan...............................................................................................................13
B. Saran ........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pengkajian dapat dimanfaatkan untuk lebih mengenal gaya belajar suatu populasi,
dengan mengukur mengenal gaya belajar menggunakan multiple intelligences of
learning. Pengkajian tipe ini membantu penyaji memahami metode pilihan seseorang
dalam belajar seperti gerakan, lisan, visual, intrapersonal, matematis logika, dengan
musik atau secara natural. Tujuan dari pengkajian ini adalah diperolehnya informasi dari
individu, keluarga atau kelompok tentang kondisi kesehatan, dan berbagai hal yang dapat
mempengaruhi proses pelaksanaan pendidikan kesehatan. Metode yang dapat dilakukan
dengan pengamatan langsung, wawancara dan mempelajari data yang telah ada. Setelah
itu aspek yang dikaji adalah riwayat keperawatan, faktor budaya, faktor ekonomi, dan
gaya belajar.
2. 4 Media Pembelajaran
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk
memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi.
Berikut jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan:
1. Media cetak: booklet, leaflet, flyer, flip chart, rubrik, poster
2. Media elektronik: televisi, radio, video, slide, film strip
3. Media papan, papan yang dipasang di tempat tempat umum dapat di pakai dan diisi
dengan pesan pesan atau informasi informasi kesehatan.
Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran
Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran alat
peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan
Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan contoh
yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir atau salah
pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.
Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.
2.5 Implementasi Pendidikan Kesehatan Klien
Perawat perlu fleksibel dalam mengimplementasikan berbagai rencana pengajaran karena
perencanaan mungkin membutuhkan perbaikan. Mengimplementasi rencana mengajar
memerlukan keterampilan personal seperti teknik komunikasi. Perawat dapat memfasilitasi
proses belajar klien melalui pendekatan yang ramah dan hangat. Penampilan sikap perawat
memiliki efek yang besar dibandingkan dengan faktor yang lain. Dibawah ini adalah petunjuk
yang dapat membantu perawat ketika mengimplemensikan rencana Pengajaran.
1. Waktu yang optimal untuk masing-masing sesi bergantung pada klien yang belajar.
Sebagian klien Memilih Waktu terbaik untuk belajar pada pagi hari, sebagian harinya untuk
sore hari. Jika memungkinkan tanyakan pada klien untuk membantu memilih waktu yang
terbaik.
2. Kecepatan dalam setiap sesi juga mempengaruhi belajar. Perawat hendaknya sensitif
terhadap berbagai tanda bahwa langkah-langkah mengajar terlalu lambat atau cepat. Jika
klien nampak bingung atau tidak memahami materi ketika ditanya mungkin hal itu karena
perawat mengajar terlalu cepat. Jika klien tampak bosan dan kehilangan perhatian,
kecepatan, atau langkah-langkah mungkin terlalu lambat atau periode waktu belajar terlalu
lama sehingga klien merasa lelah.
3. Keadaan lingkungan dapat menurunkan atau membantu belajar. Lingkungan yang bising
akan mengurangi konsentrasi sedangkan lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan
belajar.
4. Alat bantu belajar dapat membantu perkembangan belajar dan mampu Memfokuskan
perhatian klien.
5. Melakukan pengulangan Materi dari yang tidak diketahui ke yang diketahui dan hubungan
dilihat secara logis.
6. Menggunakan bahasa orang awam yang dapat meningkatkan komunikasi.
b. Evaluasi Komunitas
Perawat akan mengukur apakah rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat
membuahkan hasil yang dilakukan pada fase evaluasi ini. Komunitas maupun perawat,
mengukur keberhasilan ini berdasarkan objektif yang tercapai. Perawat memiliki tanggung
jawab sepenuhnya terhadap hasil ini, namun, dengan berkolaborasi dengan anggota
komunitas serta tenaga kesehatan lain, akan membuat hasil evaluasi yang lebih valid.
Rencana asuhan keperawatan yang melibatkan diagnosis keperawatan, ekspektasi hasil,
dan intervensi, membutuhkan data mengenai bagaimana komunitas tersebut merespon
terhadap rencana asuhan keperawatan yang dibuat. Hasil dari respon tersebut
dibandingkan antara sebelum dan sesudah intervensi. Perbandingan ini akan memberikan
gambaran mengenai seberapa efektif rencana asuhan keperawatan tersebut, frekuensi
penilaian evaluasi juga tergantung akan situasi, seberapa cepat perubahan diharapkan, dan
objektifnya.
c. Evaluasi Keluarga
Fungsi dari evaluasi ini adalah untuk menilai bagaimana keluarga merespon terhadap
rencana asuhan keperawatan dan apakah intervensi ini berhasil. Tujuan dan objektif yang
spesifik terhadap suatu kasus akan mempermudah hasil evaluasi dibandingkan evaluasi
yang umum. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi hasil intervensi dengan tolak
ukur simpel adalah seperti perubahan berat badan, peningkatan kapasitas paru-paru dari
program olahraga, Sementara itu, hasil dari promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
lainnya tidak semudah itu untuk diukur atau dinilai, namun harus tetap dilakukan dalam
tahapan asuhan keperawatan. Saat menilai faktor-faktor seperti kepercayaan, perspektif
pribadi, atau peran dalam suatu hubungan, perawat harus mengevaluasi berdasarkan
pendapat keluarga tersebut apakah mereka merasa intervensi itu berhasil atau tidak.
Setelah itu, data yang diperoleh dari keluarga digunakan untuk dibandingkan dengan
informasi saat awal pengkajian untuk dapat menentukan apakah ada perubahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya proses dan kebutuhan pembelajaran pendidikan kesehatan pada tiap
tiap individu, keluarga, masyarakat itu berbeda-beda. Pendidikan kesehatan
merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien
baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai
perawat pendidik. Adapun media pengajaran yang dapat digunakan ialah melalui
teks, media audio, media visual, media proyeksi gerak, benda-benda
tiruan/miniature, dan manusia. Sehingga dapat mempermudah proses dan
memenuhi pendidikan kesehatan pada tiap tiap individu, keluarga, maupun
masyarakat.
B. Saran
Sebagai individu harus selalu melakukan kegiatan belajar mengajar, tak hanya
pada saat usia muda saja. Apabila ingin melakukan, menerapkan, atau mempelajari
suatu hal pada diri sendiri ataupun pada orang lain, maka harus mengetahui
terlebih dahulu mengenai suatu hal tersebut, kemudian memahaminya, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar yang ingin dilakukan dapat
terlaksana ataupun tersampaikan dengan baik dan berguna bagi kehidupan maupun
kehidupan orang lain yang telah diajari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Davies, M dan Wendy Macdowall, (2004). Health Promotion Theory. New York: London
School Of Hygiene Medicine, hal: 173-175.
2. Friedman, M.M., (1998). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC, hal:
266-267.
3. Notoatmodjo, S., (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, hal: 205- 207, 213-215
4. Mowen & Minor, (2002). Perilaku Konsumen. Edisi Kelima. Jilid 2. Terjemahan. Jakarta:
Penerbit Erlangga, hal:229
5. Koizer (2010) Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. 5th edn. Jakarta.
6. Wulandari, C. et al. (2019) ‘Upaya Peningkatan Status Kesehatan Kelompok Rentan
dengan Pendekatan Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat’, Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 5(2), p. 167. doi:
10.22146/jpkm.29999.