Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Pengembangan Program Pendidikan Kesehatan Klien Menggunakan Acuan Health Belief


Model

Dosen Pengampu: Dedeh Hamidah, S. Kep., M. Kep.

Kelompok 5:
Agni 88842200
Buana Maya Gumilang 8884220041
Luli 88842200
Mayla 88842200
Rista 88842200

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan, karena atas kehendak-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengembangan Program Pendidikan Kesehatan
Klien Menggunakan Acuan Health Belief Model”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata
kuliah Promosi dan Pendidikan Kesehatan.

Penulis mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu
berupa sehat fisik maupun pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas pendidikan promosi kesehatan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Serang,

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................2


1.2 Perumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan ........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4

2.1 Identifikasi Kebutuhan Belajar Klien..........................................................................4


2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan Klien...........................................................................6
2.3 Prinsip, Metode, Teknik, dan Strategi Pendidikan Kesehatan.....................................6
2.4 Media Pembelajaran...................................................................................................8
2.5 Implementasi Pendidikan Kesehatan Klien.................................................................9
2.6 Evaluasi Pendidikan Kesehatan Klien......................................................................11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................13

A. Kesimpulan...............................................................................................................13
B. Saran ........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan atau edukasi pasien adalah bagian utama dari praktek semua kesehatan
professional. Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk
membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik.
Pendidikan kesehatan juga bertujuan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Kegiatan belajar mengajar
merupakan salah satu hal yang penting di dalam dunia kesehatan.Mengajarkan pasien untuk selalu
melakukan hidup sehat tentunya harus dilakukan oleh seorang perawat kepada kliennya. Seorang
perawat sangat berperan sebagai pengajar dengan tujuan untuk meningkatkan gaya hidup sehat
individu melalui pengaplikasian pengetahuan tentang kesehatan, proses perubahan, teori belajar
dan mengajar, dan proses keperawatan serta proses mengajar. Akan tetapi, disisi lain perawat juga
harus tetap senantiasa belajar agar ilmu dan keterampilan yang dimiliki senantiasa dapat
berkembang.
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas
kesehatan masyarakat. Sebagian besar penyakit bermula dari perubahan perilaku yang buruk.
Penurunan kualitas kesehatan masyarakat akibat perilaku kesehatan masyarakat yang buruk ini
kemudian menjadi suatu hal yang sangat krusial bagi petugas kesehatan. Perilaku yang buruk,
rusaknya lingkungan, dan penurunan kualitas kesehatan menjadi siklus yang harus diputus untuk
menciptakan kehidupan masyarakat yang sehat. Melalui teori Health Belief Model mampu
mempelajari perilaku Kesehatan masyarakat yang akan mempermudah pemahaman terhadap
perubahan kualitas Kesehatan masyarakat. Melalui pemahaman dan pengaplikasian teori Health
Belief Model yang baik akan tercipta kualitas Kesehatan masyarakat yang baik pula.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana identifikasi kebutuhan belajar klien?
2. Apa tujuan pendidikan kesehatan klien dan prinsip, metode, teknik, dan strategi
kesehatan?
3. Apa media dari pembelajaran pendidikan kesehatan klien?
4. Bagaimana implementasi pendidikan kesehatan klien?
5. Apa saja evaluasi Pendidikan Kesehatan klien?
1.3 Tujuan
Dengan rumusan masalah diatas, penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan identifikasi kebutuhan pendidikan klien
2. Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan klien dan prinsip, metode, teknik dan strategi
Pendidikan
3. Menjelaskan media pembelajaran pendidikan kesehatan klien
4. Menjelaskan implementasi pendidikan kesehatan klien
5. Menjelaskan evaluasi pendidikan kesehatan klien
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi kebutuhan belajar klien

Pengkajian dapat dimanfaatkan untuk lebih mengenal gaya belajar suatu populasi,
dengan mengukur mengenal gaya belajar menggunakan multiple intelligences of
learning. Pengkajian tipe ini membantu penyaji memahami metode pilihan seseorang
dalam belajar seperti gerakan, lisan, visual, intrapersonal, matematis logika, dengan
musik atau secara natural. Tujuan dari pengkajian ini adalah diperolehnya informasi dari
individu, keluarga atau kelompok tentang kondisi kesehatan, dan berbagai hal yang dapat
mempengaruhi proses pelaksanaan pendidikan kesehatan. Metode yang dapat dilakukan
dengan pengamatan langsung, wawancara dan mempelajari data yang telah ada. Setelah
itu aspek yang dikaji adalah riwayat keperawatan, faktor budaya, faktor ekonomi, dan
gaya belajar.

2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan Klien

Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku masyarakat yang


tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan anggapan bahwa
manusia selalu dapat belajar dan berubah (pada umumnya manusia dalam hidupnya
hidupnya selalu berubah berubah untuk menyesuaikan menyesuaikan diri terhadap
terhadap lingkungan sekitar), perubahan yang terjadi dapat diinduksikan. Pendidikan
kesehatan sangat diperlukan sebagai dasar untuk kegiatan dalam kesehatan masyarakat
menuju masyarakat sehat jasmani, rohani, sosial dan ekonomi.

2.3 Prinsip, metode, teknik dan strategi Pendidikan


2.3.1 Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diketahui adalah:
a. Pendidikan kesehatan bukan hal pelayanan di kelas saja tapi merupakan
kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja dapat dilakukan
Pendidikan kesehatan sepanjang ia dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap
dan perilaku kesehatan.
b. Pendidikan kesehatan pada hakekatnya tidak dapat dipaksakan oleh
seseorang kepada orang lain, akan tetapi individu, kelompok atau masyarakat
tersebutlah yang akan mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya dalam hal
kesehatan dengan sukarela.
c. Pendidik hanya berperan untuk menciptakan suasana agar individu,
kelompok atau masyarakat mengubah sikap dan tingkah lakunya.
d. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil apabila yang di didik (individu,
kelompok, masyarakat) sudah berubah sikap dan tingkah lakunya sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.2 Metode pembelajaran


Metode pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
untuk menyamapaikan pesan kesehatan kepeada masyarakat, kelompok Atau
individu. Di bawah ini akan di uraikan beberapa metode pendidikan individual,
kelompok dan massa.
a) Metode pendidikan individual
Dalam pendidikan kesehatan, metode kesehatan yang bersifat invidual ini
digunakan untuk membina perikalu baru, atau seseorang yang telah mulai
tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu
yang baru saja menjadi aseptor atau ibu hamil yang sedang tertarik terhadap
imunisasi tetanus karena baru saja memperoleh atau mendengarkan
penyuluhan kesehatan.
b) Metode pendidikan kelompok
Dalam memilih metoe pendidikan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.
1. Kelompok besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan
lebih dari 20 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar, antara lain:
Ceramah, Seminar.
2. Kelompok kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 20 orang biasanya diebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil
antara lain: Diskusi kelompok, Role play, Permainan simulasi
3. Metode Pendidikan massa
Metode pendidikan atau massa untuk mengomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya masaa atau
publik, maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Contoh
metode pendidikan massa adalah: Ceramah umum, Pidato dan diskusi,
Simulasi, Sinetron, Tulisan di majalah atau koran.
2.3.3 Teknik dan Strategi Pendidikan Kesehatan
1. Pemberdayaan (empowerment)
Bertujuan untuk memandirikan klien agar mampu memelihara dan meningkatkan
status kesehatannya menjadi lebih baik dengan menggunakan prinsip
pemberdayaan. Petugas kesehatan berperan untuk memfasilitasi klien dalam
meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk memelihara dan
meningkatkan status kesehatannya.
2. Bina Suasana (dukungan sosial)
Menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong klien untuk mau
melakukan perilaku yang dikenalkan, klien akan terdorong untuk mau melakukan
sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun dia berada memiliki opini positif
terhadap perilaku tersebut. Bentuk dukungan sosial: penyuluhan kesehatan.

2. 4 Media Pembelajaran
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk
memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi.
Berikut jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan:
1. Media cetak: booklet, leaflet, flyer, flip chart, rubrik, poster
2. Media elektronik: televisi, radio, video, slide, film strip
3. Media papan, papan yang dipasang di tempat tempat umum dapat di pakai dan diisi
dengan pesan pesan atau informasi informasi kesehatan.
Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
 Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran
 Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran alat
peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan
 Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan contoh
yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir atau salah
pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.
 Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
 Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
 Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
 Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.
2.5 Implementasi Pendidikan Kesehatan Klien
Perawat perlu fleksibel dalam mengimplementasikan berbagai rencana pengajaran karena
perencanaan mungkin membutuhkan perbaikan. Mengimplementasi rencana mengajar
memerlukan keterampilan personal seperti teknik komunikasi. Perawat dapat memfasilitasi
proses belajar klien melalui pendekatan yang ramah dan hangat. Penampilan sikap perawat
memiliki efek yang besar dibandingkan dengan faktor yang lain. Dibawah ini adalah petunjuk
yang dapat membantu perawat ketika mengimplemensikan rencana Pengajaran.
1. Waktu yang optimal untuk masing-masing sesi bergantung pada klien yang belajar.
Sebagian klien Memilih Waktu terbaik untuk belajar pada pagi hari, sebagian harinya untuk
sore hari. Jika memungkinkan tanyakan pada klien untuk membantu memilih waktu yang
terbaik.
2. Kecepatan dalam setiap sesi juga mempengaruhi belajar. Perawat hendaknya sensitif
terhadap berbagai tanda bahwa langkah-langkah mengajar terlalu lambat atau cepat. Jika
klien nampak bingung atau tidak memahami materi ketika ditanya mungkin hal itu karena
perawat mengajar terlalu cepat. Jika klien tampak bosan dan kehilangan perhatian,
kecepatan, atau langkah-langkah mungkin terlalu lambat atau periode waktu belajar terlalu
lama sehingga klien merasa lelah.
3. Keadaan lingkungan dapat menurunkan atau membantu belajar. Lingkungan yang bising
akan mengurangi konsentrasi sedangkan lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan
belajar.
4. Alat bantu belajar dapat membantu perkembangan belajar dan mampu Memfokuskan
perhatian klien.
5. Melakukan pengulangan Materi dari yang tidak diketahui ke yang diketahui dan hubungan
dilihat secara logis.
6. Menggunakan bahasa orang awam yang dapat meningkatkan komunikasi.

2.6 Evaluasi Pendidikan Kesehatan


Tahapan asuhan keperawatan yang terakhir adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk
mengukur keberhasilan intervensi yang dilakukan serta menilai apakah dibutuhkan intervensi
lain. Evaluasi dapat sesuai dengan macam-macam klien, yaitu:
a. Evaluasi individu
Tolak ukur yang dapat mengevaluasi seorang individu bisa jadi bermacam-macam
bergantung pada kasusnya. Terdapat lima tolak ukur yang bisa dinilai secara umum yaitu:
1. Self-Efficacy
Self-efficacy adalah kepercayaan seorang individu mengenai kemampuannya untuk
melaksanakan atau menjalankan sesuatu. Biasanya, hal ini spesifik terhadap suatu
kasus atau perilaku. Untuk itu, tolak ukur ini berbeda-beda sesuai dengan kondisi
tertentu.
2. Kebutuhan mengetahui sebuah informasi
Kebutuhan untuk mengetahui sebuah informasi biasanya tinggi akan permintaan
terhadap klien-klien dengan level depresi atau kecemasan yang lebih tinggi. Hal ini
dibuktikan dari klien yang memiliki diabetes, rheumatoid arthritis, kanker, asma,
osteoporosis, schizophrenia dan beberapa penyakit lainnya, ternyata kebutuhan
informasi sangat diinginkan oleh pasien kanker. Kebutuhan akan informasi ini juga
berkurang setelah masa penyakit membaik.
3. Kepercayaan
Kepercayaan klien terhadap suatu kondisi dapat mempengaruhi proses asuhan
keperawatan. Contohnya adalah The Menopause Representations Questinnaire yang
mengukur pengetahuan individu mengenai identitas, konsekuensi, dan persepsi
mengenai kontrol dan penyembuhan, hal ini bisa mempengaruhi asuhan keperawatan.
Kepercayaan yang tidak benar akan suatu kondisi kelien bisa jadi mempengaruhi
proses penyembuhan klien.
4. Manajemen diri
Contoh pengukuran tolak ukur manajemen diri ini adalah Heart Failure Questionnaire
yang menilai bagaimana perilaku seseorang dengan penyakit jantung dan apa yang
mereka lakukan saat gejalanya datang. Hasilnya adalah orang yang lebih
berpengalaman pada kesehariannya mencoba untuk mengurangi konsumsi sodium.
Hal ini adalah contoh penilaian manajemen diri yang baik.

b. Evaluasi Komunitas
Perawat akan mengukur apakah rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat
membuahkan hasil yang dilakukan pada fase evaluasi ini. Komunitas maupun perawat,
mengukur keberhasilan ini berdasarkan objektif yang tercapai. Perawat memiliki tanggung
jawab sepenuhnya terhadap hasil ini, namun, dengan berkolaborasi dengan anggota
komunitas serta tenaga kesehatan lain, akan membuat hasil evaluasi yang lebih valid.
Rencana asuhan keperawatan yang melibatkan diagnosis keperawatan, ekspektasi hasil,
dan intervensi, membutuhkan data mengenai bagaimana komunitas tersebut merespon
terhadap rencana asuhan keperawatan yang dibuat. Hasil dari respon tersebut
dibandingkan antara sebelum dan sesudah intervensi. Perbandingan ini akan memberikan
gambaran mengenai seberapa efektif rencana asuhan keperawatan tersebut, frekuensi
penilaian evaluasi juga tergantung akan situasi, seberapa cepat perubahan diharapkan, dan
objektifnya.

c. Evaluasi Keluarga
Fungsi dari evaluasi ini adalah untuk menilai bagaimana keluarga merespon terhadap
rencana asuhan keperawatan dan apakah intervensi ini berhasil. Tujuan dan objektif yang
spesifik terhadap suatu kasus akan mempermudah hasil evaluasi dibandingkan evaluasi
yang umum. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi hasil intervensi dengan tolak
ukur simpel adalah seperti perubahan berat badan, peningkatan kapasitas paru-paru dari
program olahraga, Sementara itu, hasil dari promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
lainnya tidak semudah itu untuk diukur atau dinilai, namun harus tetap dilakukan dalam
tahapan asuhan keperawatan. Saat menilai faktor-faktor seperti kepercayaan, perspektif
pribadi, atau peran dalam suatu hubungan, perawat harus mengevaluasi berdasarkan
pendapat keluarga tersebut apakah mereka merasa intervensi itu berhasil atau tidak.
Setelah itu, data yang diperoleh dari keluarga digunakan untuk dibandingkan dengan
informasi saat awal pengkajian untuk dapat menentukan apakah ada perubahan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya proses dan kebutuhan pembelajaran pendidikan kesehatan pada tiap
tiap individu, keluarga, masyarakat itu berbeda-beda. Pendidikan kesehatan
merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien
baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai
perawat pendidik. Adapun media pengajaran yang dapat digunakan ialah melalui
teks, media audio, media visual, media proyeksi gerak, benda-benda
tiruan/miniature, dan manusia. Sehingga dapat mempermudah proses dan
memenuhi pendidikan kesehatan pada tiap tiap individu, keluarga, maupun
masyarakat.

B. Saran
Sebagai individu harus selalu melakukan kegiatan belajar mengajar, tak hanya
pada saat usia muda saja. Apabila ingin melakukan, menerapkan, atau mempelajari
suatu hal pada diri sendiri ataupun pada orang lain, maka harus mengetahui
terlebih dahulu mengenai suatu hal tersebut, kemudian memahaminya, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar yang ingin dilakukan dapat
terlaksana ataupun tersampaikan dengan baik dan berguna bagi kehidupan maupun
kehidupan orang lain yang telah diajari.
DAFTAR PUSTAKA

1. Davies, M dan Wendy Macdowall, (2004). Health Promotion Theory. New York: London
School Of Hygiene Medicine, hal: 173-175.
2. Friedman, M.M., (1998). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC, hal:
266-267.
3. Notoatmodjo, S., (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, hal: 205- 207, 213-215
4. Mowen & Minor, (2002). Perilaku Konsumen. Edisi Kelima. Jilid 2. Terjemahan. Jakarta:
Penerbit Erlangga, hal:229
5. Koizer (2010) Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. 5th edn. Jakarta.
6. Wulandari, C. et al. (2019) ‘Upaya Peningkatan Status Kesehatan Kelompok Rentan
dengan Pendekatan Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat’, Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 5(2), p. 167. doi:
10.22146/jpkm.29999.

Anda mungkin juga menyukai