Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDEKATAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN

KELOMPOK 6

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu : Ibu Mardiartati,S.Kep.,Ners,M.kep

DISUSUN OLEH :

Fatahilah Wangsa W (88213013) Zia Agnia Tazkia (88213017)

Alamanda Sundayani S (88213014) Nabilah Lubinal Wafa (88213015)

Nurfitri (88213016) Ani Hayati (88213018)

Karnita astianzar (88214031)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA

Antapani, Jl. Terusan Sekolah No. 1-2 Cicaheum, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung,

Jawa Barat 40282

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah melimpahkan segala
Rahmat dan Karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan . Shalawat serta salam kami jungjungkan kepada baginda tercinta yaitu
Nabi Muhammad Saw.

Makalah ini kami susun guna untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
pendidikan dan promosi kesehatan yang berjudul “Pendekatan edukatif dalam peningkatan
derajat kesehatan”.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Maidartati, S.Kep.,Ners,M.kep selaku
Dosen pengampu Pendidikan dan Promosi kesehatan yang telah membekali beribu” ilmu dan
motivasi kepada kami .Terima kasih juga kepada teman-teman yang sudah berkontribusi dan
bekerja keras dalam penyusunan makalah ini sehingga berkat kalian makalah ini dapat selesai
dengan lancar.

Terlepas dari itu Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Maka
dengan demikian kami sangat mengharapkan segala bentuk saran, masukan ataupun kritikannya
guna untuk menyempurnakan makalah ini.

Kami juga beharap semoga dengan adanya tugas makalah ini dapat memberikan
wawasan pengetahuan dan bermanfaat untuk kita semua. Aamiin

Bandung, 24 April 2022

Tim penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 5

BAB II............................................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6

2.1 Pengertian derajat kesehatan ................................................................................................. 6

2.1.1 Faktor yang mempengaruhi ............................................................................................ 6

2.1.2 Faktor yang dapat mempercepat derajat kesehatan ........................................................ 8

2.1.3 Indikator Derajat Kesehatan .......................................................................................... 9

2.2 Pengimpletasian Pendekatan Edukatif Terhadap Derajat Kesehatan .................................. 10

2.2.1 Tahapan Pendekatan Edukatif ...................................................................................... 11

BAB III ......................................................................................................................................... 13

PENUTUP ................................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan dalam pencapaian
keberhasilan program dengan berbagai upaya berkesinambungan, terpadu dan lintas sektor dalam
rangka pelaksanaan kebijakan pembangunan di bidang kesehatan. Derajat kesehatan masyarakat
dimaksud adalah meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, ibu dan
anak, menurunnya angka kesakitan maupun angka kecacatan dan ketergantungan serta
meningkatnya status gizi masyarakat.(Beaglehola,2003).

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat komplek yang saling berkaitan
dengan masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Pemecahan masalah kesehatan masyarakat,
tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah “sehatsakit” atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat

Kesehatan didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun banyak orang
masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan didalam kehidupannya.Masyarakat
memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan undang-undang
dasar 1945. Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah
satunya dengan promosi kesehatan.

Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus memiliki prinsip,
metode, media juga strategi dan akan diinterensikan ketika dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarkat. Sehingga promosi kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat
di mengerti masyarakat dan ditampilkan dalam bentuk perubahan perilaku masyarakat yang lebih
baik dalam prilaku kesehatan.

Mengingat tugas kita sebgaai tim medis adalah salah satunya memperkanalkan
bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka di dalam makalah ini kami akan
membahas tentang "pendekatan edukatif dalam peningkatan derajat Kesehatan

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian derajat kesehatan

2. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan

3. Faktor yang mempercepat derajat kesehatan

4. Indikator derajat kesehatan

5. Pendekatan edukatif derajat kesehatan

6. Pengembangan provider derajat kesehatan

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan derajat kesehatan

2. Memaparkan faktor dari derajat kesehatan

3. Menjelaskan mengenai faktor yang mempercepat derajat kesehatan

4. Menjelaskan indikator derajat kesehatan

5. Menjelaskan mengenai pendekatan edukatif derajat kesehatan

6. Memaparkan bagaimana pengembangan provider derajat Kesehatan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian derajat kesehatan


Derajat kesehatan merupakan salah satu kelompok penting indikator Indonesia Sehat atau
merupakan indikator hasil. Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator Mortalitas
(kematian), Morbiditas (kesakitan), dan Status Gizi.

Derajat kesehatan masyarakat dimaksud adalah meningkatnya umur harapan hidup,


menurunnya angka kematian bayi, ibu dan anak, menurunnya angka kesakitan maupun angka
kecacatan dan ketergantungan serta meningkatnya status gizi masyarakat.(Beaglehola,2003).

Derajat kesehatan merupakan sebuah konsep yang menurut Hendrik L. Blum dalam
Effendy dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan, dan
genetik. Untuk meningkatkan derajat kesehatan, faktor- faktor tersebut harus dikendalikan
dengan baik.

2.1.1 Faktor yang mempengaruhi


1. Lingkungan (Environment)

Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik natural atau buatan manusia) misalnya
sampah, air, udara dan perumahan, dan sosiokultur (ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan lain-
lain). Pada lingkungan fisik, kesehatan akan dipengaruhi oleh kualitas sanitasi lingkungan
dimana manusia itu berada. Hal ini dikarenakan banyak penyakit yang bersumber dari buruknya
kualitas sanitasi lingkungan, misalnya ; ketersediaan air bersih pada suatu daerah akan
mempengaruhi derajat kesehatan karena air merupakan kebutuhan pokok manusia dan manusia
selalu berinteraksi dengan air dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan lingkungan sosial
berkaitan dengan kondisi perekonomian suatu masyarakat. Semakin miskin individu/masyarakat
maka akses untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik maka akan semakin sulit.

Misalnya manusia membutuhkan makanan dengan gizi seimbang untuk mejaga


kelangsungan hidup, jika individu/masyarakat berada pada garis kemiskinan maka akan sulit
untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan gizi seimbang. Demikian juga dengan tingkat
pendidikan individu/masyarakat, semakin tinggi tingkat pendidikan individu/masyarakat maka
pengetahuan untuk hidup sehat akan semakin baik. Beberapa contoh faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatan antara lain:

a. Adanya sanitasi lingkungan yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
6
b. Ada norma agama pada umat islam tentang konsep haram terhadap alkohol akan menurunkan
tingkat konsumsi alkohol.

c. Semakin tinggi tingkat pendidikan individu maupun masyarakat maka pengetahuan akan cara
hidup sehat semakin baik. Hendrik L. Blum mengatakan bahwa ada empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan Pada gambar berikut menunjukan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh dan
peranan terbesar diikuti perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.

2. Perilaku (Life Styles)

Gaya hidup individu atau masyarakat merupakan faktor kedua mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena sehat dan tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri, di samping itu juga
dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi dan perilaku-
perilaku lain yang melekat pada dirinya. Contohnya: dalam masyarakat yang mengalami transisi
dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, akan terjadi perubahan gaya hidup pada
masyarakat tersebut yang akan mempengaruhi derajat kesehatan.

Misalnya: pada masyarakat tradisional di mana sarana transportasi masih sangat minim
maka masyarakat terbiasa berjalan kaki dalam beraktivitas, sehingga individu/masyarakat
senantiasa menggerakkan anggota tubuhnya (berolah raga). Pada masyarakat modern di mana
sarana transportasi sudah semakin maju, maka individu/masyarakat terbiasa beraktivitas dengan
menggunakan transportasi seperti kendaraan bermotor sehingga individu/masyarakat kurang
menggerakkan anggota tubuhnya (berolah raga).

Kondisi ini dapat beresiko mengakibatkan obesitas pada masyarakat modern karena
kurang berolah raga ditambah lagi kebiasaan masyarakat modern mengkonsumsi makanan cepat
saji yang kurang mengandung serat. Fakta tersebut akan mengakibatkan transisi epidemiologis
dari penyakit menular ke penyakit degeneratif. Berikut ini contoh dari life style yang dapat
mempengaruhi kesehatan seseorang:

a. Perilaku perokok sejak dini akan meningkatkan risiko kanker pada paru-paru.

b. Perilaku mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food) akan meningkatkan risiko obisitas
yang berisiko pada penyakit jantung.

c. Kebiasaan melakukan konsep 3 M (menguras, mengubur dan menutup) pada pencegahan DBD
akan menurunkan prevalensi penyakit DBD.

3. Keturunan (Heredity)

Faktor keturunan/genetik ini juga sangat berpengaruh pada derajat kesehatan. Hal ini
karena ada beberapa penyakit yang diturunkan lewat genetik atau faktor yang telah ada pada diri
7
manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya: dari golongan penyakit keturunan, diantaranya:
diabetes melitus, asma bronkia, epilepsy, retardasi mental hipertensi dan buta warna. Faktor
keturunan ini sulit untuk di intervensi dikarenakan hal ini merupakan bawaan dari lahir dan jika
di intervensi maka harga yang dibayar cukup mahal. Berikut ini contoh faktor keturunan dapat
mempengaruhi kesehatan:

a. Perkawinan antar golongan darah tertentu akan mengakibatkan leukemia.

b. Adanya kretinisme yang diakibatkan mutasi genetik.

4. Pelayanan Kesehatan (Health Care Services)

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan


masyarakat, karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta
kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas sangat
berpengaruh oleh lokasi, apakah dapat dijangkau oleh masyarakat atau tidak, tenaga kesehatan
yang memberikan pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas
dalam memperoleh pelayanan, serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai
dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Semakin mudah akses individu atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan maka
derajat kesehatan masyarakat semakin baik. Adapun faktor pelayanan kesehatan dapat
mempengaruhi kesehatan, dapat terlihat sebagai berikut:

a. Adanya upaya promotif terhadap penularan HIV/AIDS akan menurunkan prevalensi


HIV/AIDS.

b. Tersedianya sarana dan prasaran kesehatan yang baik akan memudahkan masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.

c. Adanya asuransi kesehatan akan memudahkan individu/masyarakat untuk mengakses


pelayanan kesehatan.

2.1.2 Faktor yang dapat mempercepat derajat kesehatan


1. Mencegah kematian bayi dan ibu melahirkan

Rendahknya tingkat kesehatan masyarakat bisa dilihat dari indikator seperti tingginya
Angka Kematian Bayi (AKB) atau “infant mortality rate” di negara berkembang. Untuk
meningkatkan derajat kesehatan perlu dilakukan pencegahan resiko kematian ibu melahirkan dan
bayi dengan meningkatkan jumlah tenaga kesehatan dan klinik bersalin dan rumah sakit anak.

2. Meningkatkan pendidikan masyarakat


8
Pendidikan rendah akan menghambat kesehatan. Ketika pendidikan masyarakat rendah,
tidak ada tenaga ahli untuk kesehatan seperti dokter, ahli bedah, apoteker, bidan dan perawat.
Sehingga bila terjadi penyakit atau komplikasi, tidak ada tenaga kesehatan yang bisa menangani
kondisi ini. Pasien akhirnya berpaling ke pengobatan seadanya seperti pengobatan alternatif yang
tidak efektif. Akibatnya kondisi tersebut tidak tertangani dan menyebabkan kematian.

3. Memberantas korupsi

Korupsi membuat derajat kesehatan rendah karena pengeluaran anggaran negara untuk
memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat seperti alat kesehatan, pembangunan rumah sakit
atau sekolah kedokteran tidak bisa tepat sasaran, karena banyak dikorupsi oleh pejabat negara.

Untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat, korupsi harus diberantas agas tidak
menghambat pembangunan kesehatan.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan

Kesadaran masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat sangat rendah. Kebiasaan
positif yang dapat meningkatkan kondisi kesehatan adalah seperti mandi teratur, menghilangkan
genangan air tempat jentik nyamuk, buang air ditempatnya, dan mencuci tangan sebelum makan
tidak dilakukan. Akibatnya penyakit mudah menyebar dan berkembang biak.

Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, perlu diadakan penyuluhan dan kampanye untuk
mengajak masyarakat agar memiliki pola hidup sehat

2.1.3 Indikator Derajat Kesehatan


Usia Harapan Hidup (UHH) , peningkatan kinerja UHH ditandai tingginya tingkat Usia
harapan hidup yang mencerminkan makin membaiknya tingkat kesehatan masyarakat.Pada tahun
2015 Usia harapan hidup mencapai 71,51 tahun (data per 29 januari 2016) sedangkan pada
tahun sebelumnya, tahun 2014 sebesar 70,99 tahun .Angka UHH Sidoarjo yang mencapai
rentang 70 – 71 tahun ini, masuk kategori sangat baik.

Angka Kematian Bayi (AKB), sebagai salah satu indikator yang menunjukkan
kebrehasilan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2016 , AKB mencapai 4,26 per 1000 kelahiran
hidup, dan lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar < 12 per 1000 kelahiran hidup. Hal
ini juga turun dari tahun 2015 , dimana AKB mencapai 6,27 per 1000 kelahiran hidup.

Sedangkan pada tahun 2014, AKB per 1000 kelahiran menunjukkan angka sebesar 6,82
per 1000 kelahiran bayi hidup. Penurunan AKB dikarenakan ketrampilan dan pengetahuan
tentang tatalaksana penanganan gawat darurat bayi dan deteksi dini risiko sudah cukup optimal.

Hasil evaluasi program dinas kesehatan pemerintah kabupaten Sidoarjo AKB atau angka
kematian neonatus dapat digambarkan , pertama; Berdasarkan penyebab, angka kematian bayi

9
dari 2015 hingga 2016 , mayoritas disebabkan dari BBLR (bayi berat lahir rendah) dimana pada
tahun 2016 BBLR ,58,56% yang turun dari tahun 2015 , BBLR sebesar 66%.

Kedua, berdasar masa/ waktu ,ditahun 2016 kematian neonatus mayoritas pada masa neo
natus dini sebesar 51% , post neo 33%, neo natus lanjut 16%.

Angka Kematian Ibu (AKI), kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena
peristiwa kehamilan.Angka kematian ibu dikabupaten Sidoarjo , per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2014 , 80,02 , pada tahun 2015 , 72,09 dan pada tahun 2016 sebesar 66,34% dengan
besaran penyebabnya adalah Pre Eklamsi, pendarahan dan lainnya.

Upaya yang dilakukan dalam mengurangi angka kematian Ibu ,

1. Pelayanan standart ibu hamil

2. Peningkatan kertrampilan Nakes dalam APN (asuhan persalinan normal)

3. Pemanfaatan buku KIA

4. Refreshing deteksi resikotinggi oleh masyarakat (kader kesehatan,pkk dll)

5. Optimalisasi P4K (perencanaan,persalinan dan pencegahan komplikasi)

6. Perbaikan tatalaksana pada gawat darurat maternal, dan neonatal melalui skill assessment
dengan sasaran tenaga kesehatan (bidan)

7. Optimalisasi sistim rujukan

2.2 Pengimpletasian Pendekatan Edukatif Terhadap Derajat Kesehatan


Pemberdayaan dapat dilakukan melalui pendekatan edukatif kepada masyarakat sebagai
sasaran primer program. Advokasi kepada pemangku kebijakan (stakeholder sebagai sasaran
tersier) perlu dilakukan agar program yang akan diimplementasikan mendapatkan dukungan dari
pihak berpengaruh. Selain stakeholder, para pembuat opini atau tokoh penting lainnya yang
disegani oleh masyarakat (sasaran sekunder) sebagai social supporterjuga ikut dilibatkan untuk
memperkuat lisensi pengimplementasian program pemberdayaan kesehatan. Keterlibatan para
tokoh penting diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri masyarakat (sasaran primer) agar
berpartisipasi aktif dalam gerakan pemberdayaan (Mubarak dkk., 2007).

10
2.2.1 Tahapan Pendekatan Edukatif

Pengembangan provider di antaranya sebagai berikut:

A. Melakukan lobbying dan advokasi kepada pemangku kebijakan (stakeholder)


Pendekatan dimulai dari stakeholder tingkat pusat kemudian ke bawah. Strategi advokasi
dimaksudkan agar memperoleh dukungan politis, kemudian di-input dalam agenda kebijakan
hingga menjelma menjadi bentuk peraturan pada level regional maupun nasional. Bentuk
pendekatan yang dapat dilakukan dengan cara:

1) Formal melalui surat resmi;


2) Melakukan diskusi tatap muka antara provider dan tokoh masyarakat;
3) Melakukan kunjungan langsung ke rumah untuk menjelaskan tujuan pengumpulan data;
4) Mengadakan suatu pertemuan untuk merumuskan kebijakan atau solusi pemecahan masalah
melalui proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi; dan
5) Menciptakan hubungan sosial dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat seperti
perkawinan, upacara agama, kerja bakti, dan sebagainya.

B. Melakukan pendekatan kepada pihak pelaksana pada tingkat administrasi hingga tingkat desa.
Hal ini dilakukan agar pihak pelaksana dan providermemiliki satu pemahaman yang
sama, saling mendukung dan merancang kebijakan, serta pola pengimplementasian program
pemberdayaan
masyarakat (pendekatan edukatif) secara makro. Pendekatan dapat dilakukan melalui:

1) Kegiatan seminar;
2) Kegiatan lokakarya; dan
3) Pertemuan tingkat desa.

Pendekatan tingkat desa dilakukan oleh pihak puskesmas serta sektor lain yang saling
bermitra dalam mewujudkan program pemberdayaan kesehatan masyarakat (pendekatan
edukatif). Pada tingkat desa, pendekatan yang dapat dilakukan dijelaskan sebagai berikut:
a. Mengadakan pertemuan khusus untuk mendiskusikan pendekatan edukatif.
b. Diskusi pendekatan edukatif melalui agenda pertemuan rutin masyarakat, seperti rembuk desa
bersama pimpinan desa dan jajarannya, para pengurus Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD) serta para pemangku kepentingan lainnya.
c. Melakukan pengumpulan informasi sebagai langkah analisis situasi dan masalah berdasarkan
data dari petugas kecamatan/tingkat desa/provider.
Informasi yang perlu dikumpulkan di antaranya data umum dan khusus serta perilaku
masyarakat.
1) Data umum: kondisi geografis daerah, karakteristik demografi penduduk dan struktur
organisasi pemuka masyarakat setempat.
2) Data khusus: kondisi dan situasi sektor pertanian, kesehatan, dan lainnya
3) Perilaku masyarakat yang berhubungan dengan masalah yang sedang terjadi.
d. Melakukan pengembangan masyarakat

11
Adanya berbagai potensi sumber daya pada suatu desa perlu dikembangkan agar
masyarakat mau dan mampu mendeteksi serta mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
Masyarakat perlu terlibat aktif dari tahapan menentukan permasalahan, merumuskan alternatif,
melaksanakan dan mengevaluasi upaya pemecahan masalah yang dilakukan sampai semua
tahapan selesai.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan isi dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Derajat kesehatan merupakan kemajuan kesehatan suatu bangsa hingga menjadi tolak
ukur bagi pencapaian hasil dari indikator tingkatan kesehatan seseorang, dan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diataranya lingkungan, perilaku, keturunan dan
pelayanan kesehatan.

2. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian, angka
kesakitan dan status gizi. Semakin rendahnya Angka Kematian Bayi (AKB), Angka
Kematian Ibu (AKI) dan status gizi buruk masyarakat maka semakin tinggi derajat
kesehatan masyarakat.

3. Pendekatan edukatif ini tentunya dapat membantu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi oleh masyarakat sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki dapat
diimplementasikan dengan melibatkan tokoh-tokoh penting yang dipercayai oleh
masyarakat tersebut agar timbul kepercayaan diri pada mereka.
4. Tahapan tahapan pendekatan eduktif dapat dilakukan dalam berbagai bentuk,tentunya
untuk membangun kerja sama dengan berbagai sektor-sektor dibidang kesehatan.

A. Saran
1. Para tenaga kesehatan dan Masyarakat tentunya harus terus bekerja sama untuk
menciptakan derajat kesehatan yang baik.
2. Masyarakat harus sadar akan pentingnya pendidikan kesehatan dengan mengikuti
berbagai program-program yang dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti penyuluhan dll

13
DAFTAR PUSTAKA
https://pediailmu.com/kesehatan/konsep-kesehatan-masyarakat-bab-1-topik-3/

https://pediailmu.com/kesehatan/konsep-kesehatan-masyarakat-bab-1-topik-3/

https://brainly.co.id/tugas/34611995

http://dinkes.sidoarjokab.go.id/2017/05/24/upaya-meningkatkan-indikator-derajat-kesehatan-
masyarakat/

https://dinkes.serangkota.go.id/pages/keadaan-derajat-
kesehatan#:~:text=Derajat%20kesehatan%20merupakan%20salah%20satu,kesakitan)%2C%20d
an%20Status%20Gizi

14

Anda mungkin juga menyukai