Anda di halaman 1dari 11

Bagian Ilmu Kedokteran

Keluarga dan Komunitas


Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo

September 2015

ANALISIS PROFIL PUSKESMAS SUNGAI AYAK


SUMATERA BARAT

Oleh :
Elisabeth Grety Rimporok, S.Ked.
(K1A1 09 026)
Pembimbing :
dr. I Putu Sudayasa, M.Kes

Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Pada Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas
Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo
Kendari
2015

Analisis Profil Puskesmas Sungai Ayak


A. Gambaran Umum
1. Dasar Pembangunan
Puskesmas Sungai Ayak dibangun berdasarkan Inpres No. 10
Tahun 1976. Didirikan dalam tahun anggaran 1976/1977 sebagai
perluasan dari Balai Pengobatan yang sebelumnya sudah ada. Saat
dibangun kembali, lokasi Balai Pengobatan yang sebelumnya berada
ditengah pemukiman penduduk di pasar desa Sungai Ayak III,
dipindahkan ke Jl. Dr. Sutomo RT I/RW 02 No. 86 Desa Sungai Ayak
III, diperbatasan dusun Sungai Ayak II dan dusun Sungai Ayak III.
Pemindahan lokasi ini mengingat tempat yang lama tanahnya sempit
dengan lingkungan yang tidak memadai. Di lokasi baru ini, tanahnya
cukup luas yaitu kurang lebih 1,6 ha. Tahun 1999 Puskesmas Sungai
Ayak mengalami rehabilitasi total karena bangunan yang awalnya
terbuat dari kayu, sudah lapuk dan dimakan rayap. Rehab total ini telah
memperluas lantai gedung yang tadinya hanya 135 m2 bertambah
menjadi 235 m2.
Selain menerima pasien rawat jalan, Puskesmas Sungai Ayak juga
melayani pasien rawat inap. Penambahan fungsi sebagai Puskesmas
Rawat Inap berdasarkan pertimbangan jarak dari Puskesmas ke desa
cukup jauh dengan transportasi yang kurang lancar. Selain itu
transportasi untuk rujukan pasien ke Kabupaten pun masih terkendala
karena tidak adanya ambulan serta harus menyeberangi Sungai Kapuas.
Sedangkan saat ini sarana penyeberangan seperti fery, baru dalam tahap
pembangunan awal.
Fasilitas Rawat Inap mempunyai 3 ruangan dengan 8 tempat tidur.
Tujuh tempat tidur untuk pasien umum, dan satu tempat tidur untuk
persalinan. Pengelola atau Koordinatar Fasilitas Rawat Inap adalah dr.
Rossy Tejaningsih, yang memulai tugasnya di Puskesmas Sungai Ayak
sejak bulan Mei 2005. Saat ini pasien yang di rawat bukan saja berasal

dari desa-desa dalam wilayah Kecamatan Belitang Hilir, namun juga


dari bebeapa Kecamatan sekitar seperti Belitang, Belitang Hulu,
Sekadau Hilir, dan Sepauk (Kabupaten Sintang).
Untuk pemenuhan kebutuhan pegawai akan tempat tinggal, maka
di kompleks Puskesmas Sungai Ayak dibangun pula perumahan.
Terdapat 1 rumah dinas dokter, 1 buah rumah dinas dokter gigi, 2 buah
rumah paramedis, 2 buah rumah untuk pegawai lainnya. Saat ini ada 11
orang pegawai yang tinggal di Kompleks Puskesmas Sungai Ayak yaitu
2 orang dokter umum, 1 sanitarian, 1 tenaga farmasi, 1 laboran, 4
perawat, 1 tenaga gizi, dan 1 perawat gigi.
2. Wilayah Kerja
Wilayah kerja seluas 764,30 km2 terletak di antara 0.2858 detik
LU 0.224 LU dan 110.37.00BT 110.20.00BT meliputi seluruh
wilayah Kecamatan Belitang Hilir. Terdiri dari 8 desa yang membawahi
33 dusun berpenduduk 21.772 jiwa. Jarak tempuh ke desa terdekat
(Sungai Ayak III) adalah 0 jam, dan terjauh (Semadu) 1,5 jam
menggunakan sepeda motor. Atau sama dengan 0 50 km (lihat peta).
Secara topografi, wilayah Kecamatan Belitang Hilir merupakan
dataran rendah, sering dilanda banjir bila musim hujan. Meskipun tidak
pernah menelan korban jiwa, namun banjir yang biasanya datang pada
bulan Oktober hingga Pebruari, cukup merepotkan. Biaya perjalanan
meningkat tajam sebab pengguna kendaraan bermotor utamanya roda
dua harus menggunakan jasa perahu atau rakit untuk menyeberangi
banjir yang sekali naik biayanya antara Rp 5.000,- Rp 10.000,-.
Tergantung jauh dekatnya.
Lokasi banjir bukan hanya satu tempat namun bisa mencapai
empat atau lima tergantung seberapa tingginya banjir yang terjadi.
Namun persoalan banjir ini sedikit banyak sudah diatasi dengan
peninggian badan jalan di pusat kota Sungai Ayak maupun jalan ke desa
Tapang Pulau yang merupakan jalan utama di Kecamatan Belitang Hilir,

sehingga untuk masyarakat dari desa Tapang Pulau bahkan masyarakat


dari Kecamatan Belitang dan Belitang Hulu, mulai paruh kedua tahun
2008 bila akan ke Sungai Ayak, tidak perlu lagi takut banjir.
3. Demografi
Berdasarkan data dari Kantor Camat Belitang Hilir yang kami
himpun bulan Desember 2010 tercatat jumlah penduduk Belitang Hilir
sebanyak 20.361 jiwa. Laki-laki 10.628, perempuan 9.733 dengan rasio
laki-laki terhadap perempuan 1,09. Penduduk terbanyak di desa Sungai
Ayak III dengan 4.916 jiwa dan paling sedikit di desa Menawai Tekam
dengan 1.614 jiwa. Sedangkan kelompok umur terbanyak adalah 15
44 tahun dengan 10.214 jiwa. Secara keseluruhan kepadatan penduduk
adalah 27 jiwa/km2 , dapat digolongankan sebagai masih sangat jarang.
Tabel di bawah ini menampilkan jumlah penduduk per desa berdasarkan
jenis kelamin dan kelompok umur.

Mata pencaharian penduduk pada umumnya petani, pedagang,


buruh, pegawai swasta, dan PNS.
4. Ketenagaan
Tenaga yang ada pada Puskesmas Sei. Ayak berjumlah 34 orang.
Berstatus PNS 31 orang, PTT 1 orang, dan magang 1 orang. Masih

dibutuh 1 orang tenaga bidan di desa untuk menempati Polindes yang


masih kosong yaitu Polindes Sungai Tapang.

Jumlah seluruh tenaga yang ada di Puskesmas, Pustu, maupun


Polindes di Kecamatan Belitang Hilir adalah sebanyak 28 orang terdiri
dari tenaga medis dan non medis. Rinciannya adalah : dokter umum 2
orang, dokter gigi 1 orang, perawat 13 orang, perawat gigi 1 orang,
bidan 6 orang, Sanitasi 1 orang, gizi 1 orang, analis kesehatan 1 orang,
farmasi 1 orang, sarjana kesehatan masyarakat 1 orang. Petugas
kebersihan (cleaning service) tidak ada, sehingga setiap pagi sebelum
melaksanakan tugas harian, semua pegawai harus menyapu dan
membersihkan sendiri ruangannya maupun ruang lainnya.

Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat di bidang kesehatan (UKBM) berupa


Posyandu, Pos Obat Desa, Gizi, dan Sanitasi. Terdapat 20 Posyandu
dengan kader aktif sebanyak 90 orang. Kader Gizi 4 orang, Kader
Sanitasi 4 orang, Battra 4 orang, Pos Obat Desa ada 2 namun tidak
berfungsi lagi.
B. Program Kesehatan Puskesmas Sungai Ayak
1. Struktur Organisasi
Puskesmas Sungai Ayak menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan sejalan dengan SK Menteri Kesehatan
RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat. Adapun Struktur Organisasi Puskesmas Sungai
Ayak yang dibentuk sesuai SK Menteri Kesehatan tersebut dan
Peraturan Bupati Sekadau Nomor 22 Tahun 2010 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas Sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau adalah seperti pada bagan.

2. Upaya Kesehatan
Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor

128/Menkes/SK/II/2004

disebutkan

bahwa

puskesmas

bertanggung-jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan


upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi dua yaitu Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan
Pengembangan. Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas disebut basic six yaitu :
a. Upaya Promosi Kesehatan,
b) Upaya Kesehatan Lingkungan,
c) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,
d) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f) Upaya Pengobatan.
Profil Puskesmas Sungai Ayak Tahun 2010 - 12 - Upaya
kesehatan pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan

disesuaikan

dengan

kemampuan

puskesmas.

Upaya

kesehatan

pengembangan ini dapat dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok


puskesmas yang telah ada yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Sesuai SK Menkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tersebut
maka Puskesmas Sungai Ayak sebagai pusat pengembangan, pembinaan
dan pelaksanaan upaya kesehatan juga melaksanakan upaya kesehatan
pengembangan yaitu Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, serta Upaya
Kesehatan Jiwa.
C. Pencapaian Program
Upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehaatn masyarakat
dilakukan

melalui

pengadaan

fasilitas

kesehatan,

panambahan

da

peningkatan kualitas petugas dan penyuluhan tentang pentingnya hidup


sehat. Menurut konsep H.L Bloom bahwa tingkat derajat kesehatan
masyarakat diperngaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, perilaku
masyarakat, dan lingkungan baik lingkunga fisik, biologis, dan sosial
budaya. Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu
wilayah adalah dengan melihat angka kematian dan kesakitan.
1. Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan dinyatakan dengan umur harapan hidup waktu
lahir (Eo), angka kematian bayi, angka kematian ibu maternal, status
gizi dan angka kematian kasar. Umur harapan hidup waktu lahir yaitu
6,66. Sedangkan Angka Kematian Bayi ditemukan kasus kematian bayi
(lahir mati) sebanyak 5 kasus yaitu 3 laki-laki dan 2 perempuan. Rasio
19,9 masih dibawah target Indonesia Sehata 2010 yaitu 40. Angka

kematian ibu terdpat 1 kasus kematian ibu di Kecamatan Belitang Hilir


tahun 2010. Status Jumlah bayi dan balita berdasarkan hasil pendataan
yang lakukan pada bulan Oktober 2010 adalah 1.259 orang. Bayi
sebanyak 256 dan balita sebanyak 1.003 orang. Tidak ditemukan kasus
gizi buruk pada tahun 2010.
Dari hasil pengolahan data laporan penyakit (LB1) diperoleh data
kunjungan kasus sebanyak 9.805 kunjungan kasus. Meningkat jauh
dibandingkan tahun 2009 yang hanya 6.264 kasus. Meningkat sebesar
56,53%. Peningkatan jumlah kasus ini bukan saja karena kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya kunjungan ke petugas / fasilitas
kesehatan, melainkan juga karena peningkatan pelaporan yang
dilakukan pada tahun 2010.
2. Keadaann Lingkungan
Pelaporan pencapaian Kesehatan Lingkungan Lingkungan
berupa penyehatan perumahan perumahan, Penyehatan Air, Jamban, Air
Limbah Rumah Tangga. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) ,
Pembuangan Sampah, Tempat Tempat Umum (TTU) yang memenuhi
persyaratan. Secara Umum Keadaan Lingkungan dapat dinilai dari
factor-faktor kesehatan lingkungan yang telah disebutkan diatas, dan
memberikan hasil rerata maksimal atau memenuhi cakupan dan
persyaratan, sekalipun masih terus dalam upaya pengembangan dan
penyediaan.
3. Akses dan Mutu Pelayanan
Ada dua jalur akses yang dapat digunakan untuk mencapai
Puskesmas Sungai Ayak, yaitu melalui darat dan sungai. Jalur sungai
biasanya digunakan oleh masyarakat yang bermukim di desa yang
terletak di pinggiran sungai seperti Desa Sungai Ayak III, Desa Sungai
Ayak I, dan Desa Entabuk. Sedangkan jalur darat digunakan oleh
hampir keseluruhan desa karena saat ini jalan darat sudah menjangkau
semua desa yang ada di wilayah Kecamatan Belitang Hilir. Jalan darat
ini dapat dilalui kendaraan roda 2 maupun 4, meskipun sebagian besar
masih merupakan jalan tanah dengan atau tanpa pengerasan. Sudah

bukan hal yang aneh lagi bagi masyarakat Belitang Hilir mandi debu
bila musim kering, dan mandi lumpur bila musim hujan. Jalan yang
sudah diaspal hanyalah jalan dalam kota Sungai Ayak sepanjang kurang
lebih 3,5 km, dan 14 km ke luar kota menuju desa Tapang Pulau.
Bagi masyarakat luar Kecamatan Belitang Hilir, khususnya yang berada
dibelahan lain Sungai Kapuas yaitu wilayah selatan Kabupaten
Sekadau, untuk dapat mencapai Sungai Ayak harus menyeberangi
Sungai Kapuas terlebih dahulu. Ada dua jalur penyeberangan menjadi
alternatif yaitu di dusun Sungai Ayak I dan dusun Sungai Asam. Kedua
jalur ini bermuara di dusun Gonis Rabu, desa Gonis Tekam, kurang
lebih 20 km dari kota Sekadau arah ke Sintang.
Pustu dan Polindes
Dalam

upaya

mendekatkan

pelayanan

kesehatan

kepada

masyarakat hingga ke pelosok desa demi mensukseskan IS 2010,


dibangun Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Pondok Bersalin Desa
(Polindes). Terdapat 7 Pustu dan 8 Polindes di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Ayak. Pada Pustu ditugaskan seorang perawat, sedangkan pada
Polindes ditugaskan seorang bidan. Saat ini 15 dari 16 sarana kesehatan
yang ada di desa sudah mempunyai tenaga tetap. Hanya satu Poskesdes
yang belum mempunyai tenaga tetap yaitu Poskesdes Sungai Tapang di
desa Semadu. Poskesdes Sungai Tapang dibangun dalam tahun
anggaran 2009, terletak di Sungai Tapang, dusun Nyanggah, desa
Semadu. Jarak dari Puskesmas Sei Ayak ke Poskesdes ini adalah sejauh
lebig kurang 50 km dengan jalan tanah dan medan yang cukup sulit.
Mengantisipasi kekosongan tenaga di Poskesdes Sungai Tapang,
mulai bulan Juni 2011 Kepala Puskesmas Sei Ayak telah menunjuk
seorang staf di Puskesmas sebagai penanggung jawab. Kunjungan
dilakukan secara berkala setiap hari Jumat hingga Minggu. Dengan
demikian, penduduk yang berada di Sungai Tapang serta pemukiman

10

sekitarnya seperti Sandeh, Nebok, Nyawang Ulu, dan Bejit Bungkang


dapat dilayani keperluannya.
D. Analisis Profil Puskesmas Sungai Ayak
1. Kelebihan
Semua pelaksanaan kegiatan puskesmas berjalan sebagaimana
mestinya. Bila membandingkan Upaya kesehatan dan pemanfaatan
setiap unit dalam Struktur Organisasi Puskesmas dengan Pencapaian
Program yang telah dilaksanankan, telah sangat berkesinambungan.
Dalam hal ini, pelaporan lengkap dan terintegrasi. Meskipun masih
terdapat beberapa cakupan yang belum mencapai target, Puskesmas
Sungai Ayak telah menjalankan semua programnya dengan baik.
Diluar mengenai upaya kesehatan dari pemerintah yang dijalankan
Puskesmas ini, Puskesmas Sungai Ayak sangat menitik beratkan pada
keadaan demografi dan geografis wilayah setempat dalam hal ini
mengenaik akses.. Hal ini yang menjadi perbedaan pada Puskesmas
Sungai Ayak dan Puskesmas diwilayah lainnya.
Selain itu kelebihan lain dari Puskesmas ini yaitu, kemudahan
akses profil Puskesmas yang disediakan dalam media elektronik yaitu
melalui blog.
2. Kekurangan
Beberapa pencapaian pembangunan di Puskesmas Sungai Ayak
baru tidak terdata sehingga untuk menilai keberhasilan pembangunan
secara keseluruhan di Puskesmas Sungai Ayak tidak dapat dilakukan.
Selain itu update profile Puskesmas terbaru yang belum tersedia juga
dapat menjadi bahan yang mungkin dapat dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai