Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Sukmawati Aini 2130019043 10. Rindy Asti Pratami 2130019063
2. Indah Mutiara Ningrum 2130019044 11. Nindy Kurniati .B.S. 2130019070
3. Tiara Indrawati.S. 2130019048 12. Rezda Yunita 2130019071
4. Syalsya Putri.K.S. 2130019049 13. M.Alfian Rizky .R. 2130019072
5. Charissa Balqis 2130019050 14. Sofiyah 2130019073
6. Adella Eka.S. 2130019051 15. Indri Raynasti P.H. 2130019074
7. Lisa Nur Afifah 2130019053 16. Ayuni.M. 2130019077
8. Zamrotin Nur Hasanah 2130019056 17. Abdul Jabbar R. 2130019078
9. Akmalina Ziadati .S. 2130019061 18. Maisaro 2130019081
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
disusun untuk memenuhi tugas Aswaja sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen bidang studi yang telah
memberikan kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas makalah ini,
sehingga kami menjadi lebih mengerti dan memahami tentang materi
“COLLECTING REVENUE, POLLING RISK DAN PROSES PURCHASING”.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada seluruh pihak
yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam upaya
makalah ini baik mendukung secara moril dan materil
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan dan
kekhilafan dalam makalah ini. Untuk itu saran dan kritik tetap kami harapkan demi
perbaikan makalah ini kedepan. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan collecting revenue?
2. Apa yang dimaksud dengan pooling risk?
3. Apa yang dimaksud dengan proses purchasing?
4. Bagaimana reform dalam sistem pembiayaan kesehatan di negara-
negara asia?
5. Bagaimana konsep pembiayaan purchaser provider split?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang collecting revenue
2. Mengetahui tentang pooling risk
3. Mengetahui tentang proses purchasing
4. Menjelaskan tentang reform dalam sistem pembiayaan kesehatan di
negara-negara asia
5. Menjelaskan tentang konsep pembiayaan purchaser provider split
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.3 Proses Purchasing
Menurut Kho (2016) Kata Purchasing berasal dari bahasa
Inggris dan sering digunakan dalam industri-industri luar maupun
dalam negeri. Jika diterjemahkan langsung, maka purchasing dapat
diartikan sebagai Pembelian dalam bahasa Indonesia. Jadi pada
dasarnya, purchasing adalah suatu proses pencarian sumber dan
pemesanan barang atau jasa untuk kegiatan produksi. Departemen
yang menangani proses purchasing tersebut biasanya disebut dengan
Purchasing Department.
Sedangkan menurut Suarsana (2007b:2) Purchasing berasal dari
beberapa suku kata dalam bahasa Inggris yaitu: “purchase” tepatnya
“to purchase” yang diartikan “membeli” atau melakukan pembelian.
Dilihat dari asal katanya, sebutan atau istilah “purchasing
department” dapat diartikan sebagai “salah satu departemen atau sub
bagian dari Departemen Akunting, yang mendapat otoritas dari
manajemen atau pemilik hotel, untuk melakukan pembelian semua
jenis barang keperluan operasional perusahaan atau hotel”.
4
2. Pemilihan Pemasok
3. Melakukan pemesanan
4. Menindak lanjuti dan memantau perkembangan
Pesanan Setelah melakukan Pemesanan dan Pemasok telah mengetahui
apa yang dibutuhkan, maka prosedur Purchasing selanjutnya adalah
melakukan pemantauan perkembangan pesanan tersebut atau biasanya
disebut dengan “Follow-up” di Industri.
5. Penerimaan Barang dan Pemeriksaan
6. Pembayaran faktur tagihan
7. Pemeliharaan Dokumen Pembelian
8. Memelihara dan Menjaga hubungan dengan Pemasok Hubungan antara
Perusahaan yang bersangkutan dengan pemasok harus dipelihara dan
dijaga dengan baik.
5
f. Global budget BPJS-Kesehatan
6
kesehatan). Mekanisme alokasi sumber daya menentukan kriteria yang
dikumpulkan aliran dana dalam sistem kesehatan yang pada akhirnya
sampai pada tingkatan penyedia layanan kesehatan (provider). Dimana hal
ini melibatkan proses-prioritas untuk menentukan jumlah sumber daya
yang dialokasikan untuk tingkatan yang berbeda, jenis layanan dan
intervensi yang digunakan. Paket manfaat mengacu pada jenis layanan
yang seharusnya diterima penduduk dari dana yang dikumpulkan,
sementara mekanisme pembayaran penyedia layanan kesehatan merupakan
proses dimana penyedia menyediakan layanan kesehatan. Desain ini
merupakan komponen kunci yang sangat penting untuk pemerataan akses
yang adil dan perlindungan terhadap resiko keuangan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Peningkatan biaya pelayanan kesehatan yang makin tidak terkendali serta
mengantisipasi ketidakmampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan
kesehatan sehingga perkembangan penyakit semakin tidak terkendali, maka
pilihan yang tepat untuk pembiayaan kesehatan adalah asuransi kesehatan.
Mengingat kondisi ekonomi negara dan masyarakat serta keterbatasan
sumber daya yang ada, maka perlu dikembangkan pilihan asuransi
kesehatan dengan suatu pendekatan yang efisien, efektif dan berkualitas
agar dapat menjangkau masyarakat luas.
3.2. Saran
Untuk itu, sudah saatnya dikembangkan asuransi kesehatan nasional
dengan managed care sebagai bentuk operasionalnya. Dengan cakupan
asuransi yang semakin luas, maka diperlukan jaringan pelayanan (Rumah
Sakit) yang semakin luas pula. Tuntutan terhadap pelayanan yang
berkualitas baik terhadap penyelenggaraan asuransi kesehatan maupun
penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan semakin meningkat, upaya
peningkatan yang berkesinambungan tidak hanya menjadi tanggungjawab
pemberi pelayanan kesehatan saja tetapi juga bagi penyelenggaraan
asuransi. Sebaiknya mengikuti program asuransi kesehatan sejak umur yang
masih dini. Hal ini untuk mengantisipasi terhadap penolakan keikutsertaan
asuransi kesehatan. Oleh karena risiko yang harus ditanggung pada usia tua
besar sekali, berbeda dengan kalau masih berusia muda.
8
DAFTAR PUSTAKA