Oleh :
FAQIH AMRULLOH HUSEIN
NIM. 30517038
Oleh :
FAQIH AMRULLOH HUSEIN
NIM. 30517038
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya
SAKIT” dengan lancar. Karya Tulis Ilmiah yang saya buat tidak lepas atas
bantuan dan dukungan dari semua pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Dra. Ec. Lianawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata
Kediri.
2. Prof. Dr. Muhammad Zainuddin, Apt, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
3. Ika Rahmawati, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
4. Krisnita Dwi Jayanti, S.KM., M.Epid., selaku ketua Program Studi D3 Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
6. Putri Indra S., A.Md., RMIK., selaku Tenaga Pendidik Karya Tulis Ilmiah
v
7. Indra Cahyadinata, S.ST.FT., M.Kes, selaku Penguji II Program Studi D3
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu
9. Orang tua yang telah mendukung baik mental maupun finansial dalam
kekurangan. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk
Ilmiah ini.
Penulis
vi
ABSTRAK
Pencahayaan dan suhu ruangan merupakan salah satu dari kondisi fisik ditempat
kerja, oleh karena itu pencahayaan dan suhu ruang rekam medis harus tetap dalam
kondisi standar normal agar memberi kenyamanan dan tidak menimbulkan
gangguan terhadap petugas rekam medis. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pencahayaan dan suhu ruang rekam medis di rumah sakit. Penelitian
ini menggunakan metode systematic literatur review. Sampel dalam penelitian ini
adalah 10 jurnal tentang pencahayaan dan suhu ruang rekam medis di rumah sakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67% pencahayaan ruang rekam medis dan
62,5% suhu ruang rekam medis di rumah sakit belum memenuhi standar. Hal ini
disebabkan oleh penataan lampu yang belum merata di setiap tempat dan tidak
adanya pendingin ruangan sehingga ruangan terasa panas. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah Pencahayaan ruangan rekam medis di rumah sakit 67%
masih belum memenuhi standar sehingga mengakibatkan kesalahan petugas
rekam medis dalam melaksanakan pekerjaannya dan untuk Suhu ruangan rekam
medis di rumah sakit 50% masih belum memenuhi standar sehingga petugas
merasa kepanasan dalam bekerja. Sebaiknya untuk pencahayaan memperhatikan
faktor seperti penataan lampu, pemeliharaan lampu, warna, dinding dan jendela.
Ruangan rekam medis dapat menambahkan kipas angin atau AC di setiap ruangan
agar kondisi suhu ruangan dapat diatur sesuai keinginan.
vii
ABSTRACT
Lighting and room temperature is one of the physical conditions in the workplace,
therefore lighting and the temperature of the medical record room must remain in
normal standard conditions to provide comfort and not cause interference with
the medical records officer. The purpose of this study was to determine the
lighting and temperature of the medical record room in the hospital. This study
uses a systematic literature review method. The sample in this study were 10
journals about lighting and room temperature of medical records in hospitals.
The results showed that 67% of medical record room lighting and 62.5% of
medical record room temperature in hospitals did not meet the standards. This is
caused by the arrangement of lights that have not been evenly distributed in each
place and the absence of air conditioning so the room feels hot. The conclusion of
this study is the lighting of medical records at the hospital 67% still does not meet
the standards, resulting in errors in the medical record officer in carrying out
their work and for the temperature of the medical record at the hospital 50% still
does not meet the standards so that the officers feel overheated at work.. It is best
to pay attention to factors such as lighting arrangement, lighting maintenance,
color, walls, and windows. Medical records can add fans or air conditioners in
each room so that the room temperature as desired.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ix
8. Tata Warna ................................................................................ 31
9. Dekorasi .................................................................................... 31
10. Musik ........................................................................................ 31
11. Keamanan ................................................................................. 32
D. Kondisi Non Fisik ........................................................................... 32
1. Bahan Kimia Beracun ............................................................... 32
2. Bakteri ...................................................................................... 32
3. Ergonomi .................................................................................. 33
4. Stres .......................................................................................... 33
E. Kenyamanan ................................................................................... 34
1. Kenyaman Visual ...................................................................... 34
2. Kenyamanan Termal ................................................................. 35
F. Produktivitas Kerja ......................................................................... 35
G. Ventilasi .......................................................................................... 39
H. Systematic Literature Review.......................................................... 40
BAB VI PEMBAHASAN.................................................................................. 57
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Standar Pencahayaan Menurut Permenkes No. 24 Tahun 2016 .... 16
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiii
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH
1. Daftar Lambang :
xiv
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
SK : Surat Keputusan
SLR : Systematic Literature Review
SPRS : Sistem Pelaporan Rumah Sakit
SP2TP : Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
UU : Undang-undang
3. Daftar Istilah :
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan, baik pelayanan rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat.
Setiap rumah sakit harus membuat rekam medis baik rawat jalan
maupun rawat inap. Berkas rekam medis tersebut harus disimpan dalam suatu
rekam medis dalam menyelenggarakan berkas rekam medis itu sendiri. Selain
itu kondisi ruang yang belum memenuhi standar akan menimbulkan ketidak
1
2
sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh
dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Banyak faktor yang
getaran mekanis, bau tidak sedap, tata warna, dekorasi, musik dan keamanan
(Sedarmayanti, 2011).
mendapat keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu diperhatikan
(Sedarmayanti, 2011).
3
berkas rekam medis. Hal ini disebabkan oleh cahaya matahari yang masuk
sedikit dan didalam ruangan hanya terdapat satu lampu yang menyala. Suhu
ruang rekam medis juga belum ideal karena disebabkan oleh kondisi ruang
yang sempit dan ventilasi udara dalam keadaan ditutup sehingga pertukaran
udara tidak lancar, selain itu terdapat 2 pendingin ruangan tapi hanya 1 yang
bahwa suhu ruangan belum ideal karena disebabkan oleh kondisi ruang yang
panas.
B. Rumusan Masalah
Rumah Sakit ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
bidangnya.
3. Bagi Mahasiswa
rumah sakit.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat yang
kesehatan.
5
6
pihak yang berwenang, dalam hal ini pihak yang memberi surat
yang lain.
4. Rekam Medis
Menurut Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis harus
dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik serta
1) Administration
2) Legal
dalamnya.
3) Finance
4) Research
5) Education
6) Documentation
medis.
keperluan.
(Sudra, 2017).
11
2) Assembling
dari berkas rekam medis rawat darurat, rawat jalan dan rawat inap.
3) Pelaporan
Rumah Sakit.
sakit berasal dari sensus harian rawat jalan, sensus harian rawat
4) Pengkodean (Coding)
(uap/vapor zat kimia) maupun cair (cairan bahan kimia) diudara lingkungan
kerja perkantoran meliputi gas CO, Formaldehyde, CO2, Ozon, VOCs, O2,
perkantoran.
14
Yang termasuk kondisi fisik di tempat kerja antara lain adalah sebagai
1. Penerangan/cahaya
a. Pengertian Pencahayaan
macam yaitu :
a) Cahaya langsung.
pekerjaan.
2) Produktivitas.
3) Mengurangi kesalahan.
4) Meningkatkan housekeeping.
e. Standar Pencahayaan
Tabel II.1 Standar Pencahayaan Menurut Permenkes No. 24 Tahun
2016.
NAMA PERSYARATAN
NO KETERANGAN
RUANGAN RUANGAN
- Luas ruangan disesuaikan
1 dengan jumlah petugas,
dengan perhitungan 3-5 m2/
Ruangan petugas.
Administrasi - Total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam.
- Intensitas cahaya minimal
100 lux.
Ruangan Kepala
2 Umum
Rekam Medis Luasan total
ruangan
Ruangan petugas disesuaikan
3 Umum
rekam medis dengan kajian
- Luas ruangan tergantung kebutuhan
4 jumlah arsip dan jenis
Ruangan arsip aktif pelayanan.
- Persyaratan ruangan seperti
persyaratan umum
- Luas ruangan tergantung
5 jumlah arsip dan jenis
Ruangan arsip pasif pelayanan
- Persyaratan ruangan seperti
persyaratan umum
Sumber: Permenkes No. 24 tahun 2016.
4) Warna gelap, 20% atau kurang warna putih atau nuansa putih
2. Temperatur/Suhu
a. Pengertian Suhu
panas akibat konveksi dan radiasi yang jauh lebih besar dari
banyak kesalahan.
b. Standar Suhu
dapat hidup. Pegawai yang biasa hidup di daerah dingin atau sedang.
semakin tinggi.
20
3) Ketinggian Tempat
4) Rotasi Bumi
pagi dan sore hari sinar matahari jatuh miring dan menempuh
menurun.
5) Revolusi Bumi
dalam kondisi paling jauh dari matahari atau saat musim dingin
(Latifah, 2015).
21
d. Efek Suhu
(Iridiastadi, 2017).
a) Heat Edema
b) Heat Rash
c) Heat Cramps
d) Heat Syncope
e) Heat Exhaustion
f) Heat Stroke
(Kuswana, 2017).
(Suma’mur, 2009).
(1) Chilblains
(1) Frostnip
(2) Frostbite
c) Hipotemia
tingkatan, yaitu :
1) Aklimatisasi
beberapa hari.
2) Cairan
3) Pengendalian Teknik
4) Administratif
dan terjadwal.
5) Monitor Pekerja
3. Kelembaban
4. Sirkulasi Udara
tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan
dengan sesak napas, dan ini tidak boleh dibiarkan berlangsung terlalu
dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan
5. Kebisingan
6. Getaran Mekanis
mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh pegawai dan
maupun frekuensinya.
7. Bau-bauan
8. Tata Warna
9. Dekorasi
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu
dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hiasan ruang kerja saja tetapi
berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan
10. Musik
pegawai untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan
11. Keamanan
(Sedarmayanti, 2011).
juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan
limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Zat-zat ini
dikeluarkan dari tubuh melewati urine, saluran pencernaan, sel epitel dan
2. Bakteri
sangat kecil dan mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Bakteri dapat
33
berbentuk batang, spiral, atau bola. Bentuk tubuh ini dapat dijadikan
dasar klasifikasi bakteri. Ukuran bakteri yang paling besar kira-kira 100
koloni bakteri dapat terlihat dalam bentuk cairan kental, lengket seperti
3. Ergonomi
atau pada hari-hari setelah terekspos, tetapi paparan jangka panjang dapat
4. Stres
pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya
dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut (Irzal, 2016).
E. Kenyamanan
1. Kenyamanan Visual
a. Kuat Penerangan
tinggi.
b. Luminansi
makin tinggi.
35
c. Kualitas Warna
(Latifah, 2015).
2. Kenyamanan Termal
tubuh.
berusaha agar dapat mencapai suhu sekitar 37oC. Sementara, panas hasil
evaporasi. Di sisi lain, tubuh manusia pun memperoleh panas atau dingin
F. Produktivitas Kerja
1. Pengertian Produktivitas
(Sedarmayanti, 2009).
individu.
(Sedarmayanti, 2009).
1) Motivasi kerja.
2) Disiplin kerja.
3) Etika kerja.
b. Pendidikan
c. Keterampilan
baik.
d. Manajemen
mengendalikan staf/bawahannya.
f. Tingkat penghasilan
produktivitas kerjanya.
38
h. Jaminan sosial
produktivitas kerja.
peningkatan produktivitas.
j. Sarana produksi
k. Teknologi
bermutu.
39
l. Kesempatan berprestasi
G. Ventilasi
1. Pengertian Ventilasi
2. Tujuan Ventilasi
3. Macam-macam ventilasi
a. Ventilasi Alamiah
b. Ventilasi Mekanis
a. Pengertian
b. Tujuan
a. Kelebihan
b. Kekurangan
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
1. Penerangan/cahaya
2. Temperatur/suhu
3. Kelembaban
4. Sirkulasi udara Kenyamanan Petugas
5. Kebisingan
6. Getaran mekanis
7. Bau-bauan
8. Tata warna Produktivitas Kerja
9. Dekorasi
10. Musik
11. Keamanan
: Diteliti
42
43
pencahayaan dan suhu yang termasuk dalam kondisi fisik di tempat kerja
sudah sesuai akan mempermudah petugas dalam melihat objek dengan jelas,
dengan begitu akan mempermudah petugas dalam melihat objek dengan jelas.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
semua jurnal tentang pencahayaan dan suhu ruang rekam medis di rumah
sakit.
2. Sampel
3. Teknik Sampling
44
45
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
C. Definisi Operasional
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2018).
Tabel IV.1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
1 Pencahayaan ruang Mengetahui pencahayaan ruang 1. Sesuai = Jika
rekam medis di rekam medis di rumah sakit dan hasil penelitian
rumah sakit akibat yang disebabkan oleh pencahayaan
pencahayaan ruang rekam medis ruang rekam
yang belum sesuai dengan peraturan medis di jurnal
yang digunakan dalam jurnal yang sudah sesuai
diteliti. dengan aturan
yang ditetapkan
di dalam jurnal
tersebut.
2. Belum Sesuai =
Jika hasil
penelitian
pencahayaan
ruang rekam
medis di jurnal
belum sesuai
dengan aturan
yang ditetapkan
di dalam jurnal
tersebut.
2 Suhu ruang rekam Mengetahui suhu ruang rekam medis 1. Sesuai = Jika
medis di rumah di rumah sakit dan akibat yang hasil penelitian
sakit disebabkan oleh suhu ruang rekam suhu ruang
medis yang belum sesuai dengan rekam medis di
peraturan atau teori yang digunakan jurnal sudah
dalam jurnal yang diteliti. sesuai dengan
peraturan atau
teori yang
ditetapkan di
dalam jurnal
tersebut.
2. Belum Sesuai =
Jika hasil
penelitian suhu
ruang rekam
medis di jurnal
belum sesuai
46
D. Unit Analisis
dalam bekerja. Kedua yaitu suhu adalah keadaan panas udara dalam ruang
berkas rekam medis yang terdiri dari, assembling, koding, pelaporan dan
filing.
1. Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data
data yaitu subjek yang diteliti (Hatta, 2014). Dalam penelitian ini data
penelitian.
47
F. Analisis Data
G. Kerangka Kerja
Pencarian Literatur
Riview Literatur
Ekstraksi Literatur
Analisa
HASIL PENELITIAN
kata kunci pencarian “pencahayaan dan suhu ruang rekam medis di rumah sakit”
dan terdapat 10 jurnal terpilih atas dasar objek yang diteliti dan hasil penelitian.
Karakteristik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
49
50
Hasil Keterangan
No Peneliti Judul Sampel Methode
Penelitian P S
membutuhkan
penerangan 300-
350 lux. Belum
sesuai ini di
akibatkan oleh
cahaya matahari
yang masuk
sedikit dan di
dalam ruangan
hanya satu
lampu yang
menyala. Suhu
di 3 ruangan
rekam medis di
RSUD M. Zein
Painan juga
belum
memenuhi suhu
ideal yaitu
berada pada
29oC – 31oC.
Suhu yang
dianjurkan di
tempat kerja
rekam medis
adalah 24oC –
26oC
(Suma’mur,
1989).
2 Darwel Kondisi Dokume Deskriptif Pencahayaan di Belum Belum
dan Ruang n rekam ruang Sesuai Sesuai
Mardalin Pengolah medis pengolahan
da (2016) an dan rawat rekam medis di
Ketersedi inap RSUD Dr.
aan sebanyak Adnaan WD
Peralatan 88 berkas Payakumbuh
Kerja dan tahun 2015
Rekam ruang yaitu 51 lux dan
Medis rekam 61 lux berarti
Terhadap medis masih belum
Kinerja memenuhi
Petugas standar
Rekam peraturan
Medis Di menteri
RSUD perburuhan no.
Dr. 7 tahun 1964
51
Hasil Keterangan
No Peneliti Judul Sampel Methode
Penelitian P S
Adnaan yaitu 300 lux,
WD hal ini
Payakum disebabkan oleh
buh kurangnya
lampu sebagai
sarana
penunjang
penerangan.
Suhu ruang
pengolahan
rekam medis di
RSUD Dr.
Adnaan WD
Payakumbuh
tahun 2015
adalah 27oC –
29oC dan 28oC –
30oC berarti
melebihi suhu
ideal yang
ditetapkan
dalam teori dari
Suma’mur
(1989) yaitu
24oC – 26oC.
Hal ini
disebabkan
karena tidak
adanya AC
didalam
ruangan.
3 Windari, Tinjauan Sampeln Studi kasus Pencahayaan Belum
Susanto, Aspek ya yaitu (Case tidak diukur Sesuai
Garmelia Ergonom 5 petugas Study) secara ilmiah
dan i Ruang ruang ole penulis
Maula Filing filing dan karena
(2018) Berdasar ruang keterbatasan alat
kan filing di ukur.
Antropo Rumah Berdasarkan
mentri sakit hasil observasi
Petugas PKU yang penulis
Filing Muham lakukan terdapat
Terhadap madiyah 9 buah lampu
Keselam Yogyaka dengan daya 40
atan dan rta watt dan
Kesehata menggunakan
52
Hasil Keterangan
No Peneliti Judul Sampel Methode
Penelitian P S
n Kerja tegangan 220
(K3) volt di ruang
Petugas filing. Setiap
lampu
ditempatkan
diantara 2
lorong rak. Hal
tersebut
menyebabkan
pencahayaan
tidak merata.
4 Riska Tinjauan Sampel Deskriptif Petugas Belum
Putri Kepuasa penelitan mengatakan Sesuai
(2020) n Petugas adalah 3 bahwa kondisi
Rekam orang ruang rekam
Medis petugas medis dengan
Terhadap rekam luas 3m x 12m
Ruang medis. untuk
Rekam pencahayaan
Medis Di ruangan 142,2
Rumah lux, maka belum
Sakit sesuai dengan
Griya peraturan
Husada menteri
Madiun. perburuhan no.
7 tahun 1964.
selain itu
petugas
mengatakan
ruang rekam
medis yang ada
saat ini belum
tertata secara
rapi,
pencahayaan
kurang terang
karena tidak ada
cahaya matahari
yang masuk ke
dalam ruangan.
5 Valentin Faktor Sampel Deskriptif Hasil Belum
a dan Penyeba penelitia pengukuran Sesuai
Sebayan b n adalah suhu ruangan
g (2018) Kerusaka 96 rata-rata adalah
n dokumen 31,47oC. Maka
Dokume rekam belum sesuai
53
Hasil Keterangan
No Peneliti Judul Sampel Methode
Penelitian P S
n Rekam medis dengan teori
Medis Di Barthos (2012)
Ruang yang
Penyimp menyatakan
anan suhu berkisar
RSU antara 18,oC-
Mitra 24oC. Hal ini
Sejati disebakan oleh
Medan penyinaran
matahari yang
berlebihan
sehingga
membuat suhu
ruangan terasa
panas dan
apabila suhu
kurang atau
lebih dari
normal maka
arsip-arsip akan
mudah rusak
dalam waktu
singkat.
6 Silalahi Tinjauan Petugas Deskriptif Ruang Sesuai Sesuai
(2015) Prosedur rekam penyimpanan
Penyimp medis rekam medis
anan sangat sejuk
Berkas dikarenakan
Rekam sudah
Medis Di menggunakan
Rumah pendingin udara
Sakit (AC), suhu
Jiwa berkisar antara
Provinsi 18 – 24°C
Sumatera maka sudah
Utara sesuai dengan
Medan teori dari
Tahun
Suma’mur
2015
(2016) dan
memiliki
pencahayaan
yang sudah
sesuai standar
sesuai dengan
peraturan
54
Hasil Keterangan
No Peneliti Judul Sampel Methode
Penelitian P S
kepmenkes no.
1405 tahun
2002.
7 Yuliani Faktor- 6 petugas Deskriptif Ruang Sesuai
(2016) faktor rekam penyimpanan
yang medis berkas rekam
Mempen medis di RSUD
garuhi Sukoharjo sudah
Keamana terdapat
n Berkas pendingin
Rekam ruangan atau
Medis AC maka suhu
Berdasar ruangan bisa
kan diatur sesuai
Peraturan keinginan dan
Perundan digunakan juga
g- sebagai
undanga pemeliharaan
n (Studi berkas rekam
Kasus Di medis. Hal ini
Rumah sudah sesuai
Sakit dengan teori
Umum Sugiarto dan
Daerah Wahyono
Sukoharj (2005) yang
o) menyatakan
bahwa ruangan
harus dilengkapi
dengan
pendingin
ruangan atau
AC.
8 Hutauruk Tinjauan 63 Deskriptif Ruang filing Belum
dan Aspek dokumen Kualitatif RSK Paru Sesuai
Astuti Keamana rekam Medan belum
(2018) n dan medis ada AC dan
Kerahasi masih terdapat 2
aan buah kipas
Dokume angin. Rata-rata
n Rekam suhu didalam
Medis Di ruangan sekitar
Ruang 21,3oC-33,5oC,
Filing sehingga suhu
Rumah belum ideal. Hal
Sakit ini belum sesuai
Khusus dengan teori
55
Hasil Keterangan
No Peneliti Judul Sampel Methode
Penelitian P S
(RSK) dari Wijiastuti
Paru (2014) yang
Medan menyatakan
Tahun suhu ruangan
2018 berkisar antara
18oC-24oC.
9 Isnaeni Tinjauan Petugas Deskriptif Ruang Sesuai
dan Aspek di unit penyimpanan
Siswati Keamana rekam rekam medis di
(2018) n Dan medis Rumah Sakit
Kerahasi Bhakti Mulia
aan sudah terdapat
Rekam pendingin
Medis di ruangan atau
Ruang AC sehingga
Penyimp suhu ruangan
anan bisa diatur
Rumah sesuai
Sakit keinginan. Hal
Bhakti ini sudah sesuai
Mulia dengan teori
dari sugiarto
(2005).
10 Ritonga Tinjauan Petugas, Kualitatif Ruang Sesuai Sesuai
dan Sari Sistem prosedur penyimpanan
(2019) Penyimp dan berkas rekam
anan fasilitas medis sudah
Berkas yang ada. tersedia AC
Rekam dengan suhu
Medis Di ruangan 18o-
Rumah 28oC dan sudah
Sakit sesuai dengan
Umum Kars tahun
Pusat H 2012.
Adam Pencahayaan di
Malik ruang
Tahun penyimpanan
2019 rekam medis
yaitu 100 lux
dan sudah
sesuai dengan
peraturan
kepmenkes no.
1405 tahun
2002
Keterangan:
P : Pencahayaan
S : Suhu
56
67%
50%
rekam medis dan 50% suhu ruang rekam medis di rumah sakit belum memenuhi
standar. Hal ini disebabkan oleh penataan lampu yang belum merata di setiap
tempat dan tidak adanya pendingin ruangan sehingga ruangan terasa panas. Selain
itu disebabkan tidak ada cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dan
ventilasi udara yang tidak terbuka sehingga udara dalam ruangan tidak bisa
bertukar.
BAB VI
PEMBAHASAN
belum sesuai standar yaitu sebanyak 4 rumah sakit dari penelitian Oktamianiza
(2016), Darwel (2016), Windari (2018) dan Putri (2020). Pencahayaan yang
belum sesuai standar disebabkan oleh kurangnya lampu sebagai sarana penunjang
informasi visual yang di terima salah (Darwel, 2016). Hal ini sama dengan teori
kerja akan menyebabkan kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata yang akan
mengakibatkan kurangnya daya efisiensi kerja, selain itu juga akan meningkatkan
rekam medis yaitu minimal 100 lux. Menurut Siswati (2018) bahwa intensitas
pencahayaan ruang penyimpanan atau ruang arsip yaitu 150 lux dan
yang menentukan tingkat refleksi atau pantulan cahaya dan dinding sebaiknya
memantulkan 50%-70% cahaya dan memiliki permukaan yang gloss atau semi
kesulitan dalam mencari berkas rekam medis (Oktamianiza, 2016). Hal ini sama
dengan teori dari Sedarmayanti (2011) yang menyatakan bahwa cahaya yang
57
58
dicapai. Pencahayaan yang kurang disebabkan oleh penataan lampu yang belum
merata di setiap tempat (Windari, 2018). Pencahayaan yang kurang terang juga
bisa disebabkan tidak ada cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan (Putri,
2020).
Agar pencahayaan ruang rekam medis di rumah sakit sesuai standar, maka
agar cahaya matahari bisa masuk atau memberikan ruangan dengan ventilasi kaca.
Hal ini sama dengan teori dari Kuswana (2017) yang menyatakan bahwa jendela
dan lubang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup, sekurang-
kurangnya 1/6 dari luas bangunan dan apabila cahaya matahari tidak mencukupi
ruangan tempat kerja, harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup.
Hasil penelitian suhu ruangan juga menunjukkan masih terdapat yang belum
(2018) dan Hutauruk (2018). Suhu ruangan yang belum standar disebabkan oleh
penyinaran cahaya matahari yang berlebihan (Valentina, 2018). Hal ini sama
dengan teori Ruhimat (2006) yang menyatakan bahwa semakin lama dan terang
cahaya matahari menyinari, maka semakin tinggi suhu udaranya. Selain itu
menurut Oktamianiza (2016) suhu ruangan yang belum standar juga disebabkan
oleh ruangan yang sempit serta ventilasi udara dalam keadaan tertutup sehingga
pertukaran udara tidak lancar dan belum berfungsinya semua pendingin ruangan
syarat kesehatan dan kenyamanan suhu ruang perkantoran berkisar 23oC – 26oC.
Agar suhu nyaman dapat tercapai, pengaturan suhu dilakukan perzona tidak
terpusat. Hal ini agar pekerja mempunyai fleksibilitas untuk menyesuaikan suhu
ruangan yang juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di luar gedung (Siswati,
2018).
Agar suhu ruangan sesuai, maka dapat menambahkan kipas angin atau AC
di setiap ruangan atau dengan membuka ventilasi yang tertutup sehingga udara
didalam ruangan dapat bertukar. Selain itu juga bisa memberikan tempat istirahat
yang nyaman dan teduh, rotasi kerja dengan penambahan pekerja, pemberian
A. Kesimpulan
2. Suhu ruangan rekam medis di rumah sakit 50% masih belum memenuhi
kemampuan produktifitas.
B. Saran
60
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Savitri Citra. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:
Quantum Sinergis Media.
Harrianto, Ridwan. 2010. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Kedokteran EGC.
Isnaeni, A., dan Siswati. 2018. Tinjauan Aspek Keamanan dan Kerahasiaan
Rekam Medis Di Ruang Penyimpanan Rumah Sakit Bhakti Mulia.
Indonesian of Health Information Management Journal, 6(2): 86-90.
Latifah, Nur Laela. 2015. Fisika Bangunan 1. Jakarta: Griya Kreasi (Penebar
Swadaya Grup).
61
62
Putri, Riska Wati Iskandar. 2020. Tinjauan Kepuasan Petugas Rekam Medis
Terhadap Ruang Rekam Medis Di Rumah Sakit Griya Husada Madiun.
Jurnal Delima Harapan, 7(1): 31-38.
Ritonga, dan Sari. 2019. Tinjauan Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di
Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Tahun 2019. Jurnal Ilmiah
Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda, 4(2): 637-647.
Ruhimat, Mamat., Supriatna, Nana., & Kosim. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Siswati. 2018. Manajemen Unit kerja II Perencanaan SDM Unit Kerja RMIK.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Sumarna, Umar., Sumarni, Nina., & Rosidin, Udin. 2018. Bahaya Kerja Serta
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Sleman: CV Budi Utama.
Windari, A., Susanto, E., Garmelia, E., dan Maula, H. 2018. Tinjauan Aspek
Ergonomi Ruang Filing Berdasarkan Antropometri Petugas Filing terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Petugas. Jurnal Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan, 1(2): 81-87.
64
65