Anda di halaman 1dari 30

HALAMAN SAMPUL

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TINJAUAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS


UNTUKPASIEN MENINGGAL BAGI ASN
DI RSUD dr.H.BOB BAZAR, SKM
KALIANDA LAMPUNG SELATAN

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

NAMA : MUHAMMAD ZAILANI


NIM :20190306178

PRODI D III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA TAHUN 2020

i
UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HALAMAN JUDUL
TINJAUAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK
PASIEN MENINGGAL BAGI ASN
DI RSUD dr.H.BOB BAZAR, SKM
KALIANDA LAMPUNG SELATAN

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul Jakarta

NAMA : MUHAMMAD ZAILANI


NIM :20190306178

PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI


KESEHATANFAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA TAHUN 2020

ii
PERSETUJUAN UJIAN SIDANG PROPOSAL

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan pada Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
cukup sulit bagi saya untuk menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh
sebab itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Aprilita Rinayanti, Eff., M.Biomed,Apt. Selaku Dekan Fakultas Ilmu-
ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Jakarta;
2. Bapak Daniel Happy Putra, S.KM., M.K.M selaku Ketua Prodi Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan Universitas Esa Unggul Jakarta;
3. Ibu Deasy Rosmala Dewi, SKM.,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan ilmu, masukan dan saran yang sangat bermanfaat;
4. Segenap Dosen dan Karyawan Universitas Esa Unggul Jakarta yang telah
membekali penulis dengan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat selama
perkuliahan;
5. Rekan-rekan seperjuangan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
Program Studi D III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang saya
banggakan;
6. Teristimewa untuk keluarga tercinta yang selalu memberikan kepercayaan,
dukungan dan doa;

Jakarta, September 2020

Muhammad Zailani

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
PERSETUJUAN UJIAN SIDANG PROPOSAL...................................................iii
UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................viii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
2.1 Landasan Teori..........................................................................................5
2.2 Penelitian Lain...........................................................................................8
2.3 Kerangka Berfikir....................................................................................10
2.4 Kerangka Konsep....................................................................................11
BAB III..................................................................................................................10
METODE PENELITIAN.......................................................................................10
3.1 Tempatdan Waktu Penelitian..................................................................10
3.2 Metode Penelitian....................................................................................10
3.3 Informan Penelitian.................................................................................10
3.4 Definisi Operasional................................................................................10
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data.............11
3.6 Tekhnik Analisis Data.............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
Pedoman Wawancara 1..........................................................................................13

v
Pedoman Wawancara 2..........................................................................................14
LAMPIRAN...........................................................................................................15

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Penelitian Lain ...................................................................................9-10

Tabel 3.4 Definisi Operasional ........................................................................12-13

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Kerangaka Berfikir ............................................................................10

Gambar 2.4 Kerangaka Konsep ............................................................................11

viii
DAFTAR SINGKATAN

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

RS : Rumah Sakit

RM : Rekam Medis

ASN : Aparatur Sipil Negara

SOP : Standar Operasional Prosedur

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yangharus tetap mampu meningkatkan pelayanan
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah sakit merupakan institusi
pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Kewajiban rumah sakit diantaranya adalah
menyelenggarakan rekam medis (Pemerintah RI, 2009).
Dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit
yang baik, maka wajib diperlukan penyelenggaraan rekam medis yang
baik, lengkap dan efisien sehingga menghasilkan informasi yang tepat
(Siswati, Adinda, & Agnesia, 2018).
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentangi dentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakit
baik pemerintah maupun swasta. Rekam medis merupakan milik sarana
pelayanan kesehatan satu diantaranya yaitu rumah sakit, sedangkan isis
dari rekam medis adalah milik pasien dalam bentuk ringkasan rekam
medis. Ringkasan tersebut dapat dicatat dan digandakan oleh pasien atau
orang yang diberikan kuasa, penjelasan tentang isi rekam medis hanya
boleh di lakukan oleh dokter yang merawat pasien dengan izin tertulis
pasien (Kemenkes RI, 2008).
Petugas rekam medis bertanggungjawab untuk mengevaluasi
kualitas rekam medis guna menjamin keakurataan dan kelengkapan isi
rekam medis, pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas mutu
pelayanan medis dirumah sakit yang diberikan kepada pasien sedangkan
rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada di
dalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan ataupun
memasukan data yang ada di dalam rekam medis atau dipergunakan oleh
orang yang tidak berwenang (Astuti, 2015).
Informasi medis sifatnya rahasia, oleh sebab itu dalam pelepasan
informasi kepada pihak lain, sarana kesehatan bertanggung jawab untuk
melindungi informasi kesehatan yang ada didalam rekam medis dari
kemungkinan hilang, rusak, pemalsuan dan akses yang tidak sah. Rekam
medis hanya boleh dikeluarkan dengan izin dari pasien yang bersangkutan
sehingga informasi yang terdapat didalamnya dapat dipertanggung
jawabkan (Siswati et al., 2018).

1
Aspek hukum artinya mempunyai nilai hukum dan isinya
menyangkut mesalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan
tanda bukti untuk menegakkan keadilan. Rekam medis digunakan sebagai
pedoman atau perlindungan hukum yang mengikat karena di dalamnya
terdapat segala catatan tentang tindakan, pelayanan, terapi, waktu terapi,
tanda tangan dokter yang merawat, tanda tangan pasien yang
bersangkutan, dan lain-lain. Dengan kata lain, rekam medis dapat
memberikan gambaran tentang standar mutu pelayanan yang diberikan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan maupun oleh tenaga kasehatan yang
berwenang. Rekam medis juga menyediakan data untuk membantu
melindungi kepentingan hukum pasien, dokter dan penyedia fasilitas
pelayanan kesehatan. Catatan ini juga menyediakandata yang dapat
melindungi kepentingan hukum pasien dalam kasus-kasuskompensasi
pekerja, kecelakaan pribadi atau malpraktek (Sanjoyo, 2019).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siswati, Sri Adinda
dan Rury Agnesia padatahun 2018 yang berjudul Tinjauan Pelaksanaan
Pelepasan Informasi Medis Kepada Pihak Ketiga Untuk Klaim Asuransi di
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Jakarta diketahui pada
pelaksanaan pelepasan informasi medis dan SPO mengenai kebijakan
persyaratan pelepaan informasi medis yaitu surat kuasa bermaterai 6.000,
fotokopi identitas pasien dan identitas pihak ketiga, ditemukan 14 (34%)
dari 41 permintaan rekam medis dari pihak ketiga tidak lengkap (Siswati et
al., 2018).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Risqi Vidia Astuti tahun 2015
dengan judul Tinjauan Prosedur Pelepasan informasi Medis Dalam
Menjaga Aspek Kerahasian Rekam Medis Di RSUD dr. Darsono
Kabupaten Pacitan dikatakan penggunaan informasi medis pada bulan
Maret-Mei 2015 sebanyak 41 permintaan dengan permintaan klaim
asuransi yang paling banyak yaitu sebanyak 51,2%. Prosedur dalam
pelepasan informasi medis di rumah sakit terdapat 2 SPO yaitu guna
pegurusan visum etrepertum dan permintaan data dan atau pemberian
informasi rekam medis, unit terkait pelepasan informasi adalah dokter, sub
bag TU, sub bag pengembangan, rekam medis, keuangan, kepolisian,
asuransi. Faktor penghambat pelepasan informasi medis adalah ketidak
hadiran dokter dan tanda tangan dokter yang belum ada ketika permintaan
data medis pasien (Astuti, 2015).
Penelitian oleh Kinanti Mita Handayanti Permana dan Nanda Aula
Rumanatahun 2017 dengan judul Tinjauan Proses Pelepasan Informasi
Medis Kepada Pihak Asuransi di RS Muhammadiyah Taman Puring
Tahun 2017 menyebutkan bahwa persentase ketidak sesuaian pelaksanaan
pelepasan informasi medis terhadap SPO pada proses menerima

2
permintaan tertulis dari pihak ke tiga sebesar 68,4% yang tidak sesuai,
selanjutnya pada prosedur ke dua yaitu, permintaan tertulis untuk pasien
<14 tahun, sebanyak 42% yang tidak sesuai, kemudian pada proses ke
lima yaitu, memperlihatkan identitas asli yang menyebutkan adanya
hubungan dari pihak peminta dengan pasien, sebesar 58% yang tidak
sesuai, sehingga rata-rata pelepasan informasi yang sudah sesuai SPO
sebesar 76%, dan yang belum sesuai SPO sebesar 24%. Kemudian
persentase yang tidak menggunakan surat kuasa untuk pelepasan informasi
medis oleh pihak ke tiga khususnya asuransi di Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring Tahun 2017 sebanyak 68% (Permana &
Rumana, 2017).
RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan yang
beralamat di JalanLettu Rohani No. 14 B Kedaton Kalianda memiliki
petugas rekam medis yang berjumlah 20 orang, 6 diantaranya adalah
lulusan pendidikan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Jumlah
kunjungan pasien rawat jalan di rata-rata 173 orang/hari dan kunjungan
rawat inap rata-rata 60 orang/hari. Jumlah pasien meninggal di RSUD
dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan pada bulan September
2020 adalah sebanyak 54 orang dan 8 orang diantaranya adalah
ASN.Diketahui pada bulan September 2020 BOR (persentasi pemakaian
tempat tidur) 33,56 %, ALos (rata-rata lama rawat) 2,6 hari, BTO(rata-rata
pemakaian 1 tempat tidur) 4 kali, GDR(angka kematian kotor) 7,40 permil,
dan NDR (angka kematian bersih) 3,01permil.
Berdasarkan hasil observasi awal pada kegiatan proses pelepasan
informasi medis untuk pasien meninggal bagi Aparatur Sipil Negara
(ANS) di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan, pada
bulan Juli - September 2019 jumlah klaim pasien ASN meninggal
sebanyak 5 berkas.
Dampak keterlambatan dalam pengembalian rekam medis ke unit
rekam medis serta ketidaklengkapan dalam pengisian rekam medis pasien
pada proses pelepasan informasi medis untuk pasien meninggal bagi ASN
di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan adalah proses
pelepasan informasi medis tidak dapat segera dilakukan (terhambat), mutu
pelayanan pelepasan informasi medis dirumah sakit menjadi kurang dan
keluarga pasien tidak puas dengan pelayanan di rumah sakit.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Tinjauan Pelepasan Informasi Medis Untuk Pasien Meninggal Bagi ASN
di RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM Kalianda Lampung Selatan” .

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana gambaran proses pelepasan informasi

3
medis untuk pasien meninggal bagi ASN di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM
Kalianda Lampung Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran pelepasan informasi medis untuk pasien
meninggal bagi ASN di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda
Lampung Selatan

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi SOP tentang proses pelepasan informasi
medis untuk pasien meninggal bagi ASN di RSUD dr.H.Bob
Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan.
2. Mengidentifikasi proses pelepasan informasi medis untuk
pasien meninggal bagi ASN di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM
Kalianda Lampung Selatan.
3. Mengidentifikasi faktor yang menghambat proses pelepasan
informasi medis untuk pasien meninggal bagi ASN di RSUD
dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Bagi Tempat Penelitian
Dapat bermanfaat bagi rumah sakit dalam kegiatan pelepasan
informasi medis untuk pasien meninggal bagi ASN di RSUD
dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan.
2. Manfaat BagiI nstitusi Pendidikan
Dapat menambah referensi daftar pengetahuan dan bermanfaat bagi
pendidikan.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Dapat dijadikan pengalaman dan penambahan pengetahuan tentang
proses pelepasan informasi medis untuk pasien meninggal bagi
ASN.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mendapakan gambaran pelepasan
informasi medis untuk pasien meninggal bagi ASN di RSUD dr.H.Bob
Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskritif kualitatif yaituinfomasi didapatkan melalui
wawancara mendalam dengan informan yaitu 1 orang petugas rekam
medis dan Kepala Rekam Medis di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM
Kalianda Lampung Selatan yang dilakukan pada bulan September sampai
dengan Januari 2021.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Rumah Sakit
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi
sosial dan kesehatan denganmenyediakan pelayanan paripurna,
penyembuhan penyakit dan pencegahan penyakit kepada
masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satufasilitas pelayanan
kesehatan yang memilikiperan penting dalam upaya
mempercepatpeningkatan derajat kesehatan masyarakat.Rumah
sakit mempunyaikewajiban pelayanan kesehatan yang aman,
dengan mengutamakan kepentingan pasiensesuai standar pelayanan
rumah sakit (Pemerintah RI, 2009).
Rumah Sakit memiliki sarana penunjang untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatannya diantaranya rekam
medis. Dengan pendokumentasian rekam medis secara cepat dan
tepat maka informasi yang dihasilkan lebih efektif dan efisien
sehingga dapat meniningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

2.1.2 Rekam Medis


Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan
yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-
tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka
pelayanankesehatan (Kemenkes RI, 2008).
Isi rekam medis memuat identitas pasien, tanggal dan
waktu, hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
medis, diagnosis, rencana penatalaksanaan, pengobatan dan
tindakan, persetujuan tindakan bila diperlukan, catatan observasi
klinis dan hasil pengobatan, nama dan tanda tangan.
Selain digunakan untuk keperluan manajemen pelayanan
pasien, pemantauan kualitas pelayanan, dan perencanaan serta
pemasaran, rekam medis juga mempunyai nilai dokumen, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan
dan dipakai sebagai bahan pertangungjawaban dan laporan rumah
sakit (Indradi, 2014).

5
2.1.3 Pelepasan Informasi Medis
Pelepasan informasi medis adalah kebutuhan untuk
mengetahui data medis dari seorang pasien yang telah dijalaninya.
Nilai informasi yang terkandung dalam rekam medis adalah
datayang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih bagi
penerima (Wuryaningsih, Sudra, & Pujihastuti, 2011).
Sarana kesehatan/rumah sakit bertanggung jawab untuk
melindungi informasi kesehatan yang terdapat di dalam rekam
medis. Menjaga keamanan informasi, keakuratan informasi dan
kemudahan akses informasi menjadi tuntunan pihak organisasi
pelayanan kesehatan dan praktisi kesehatan serta pihak ketiga yang
berwewenang. Sedangkan pihakyang membutuhkan informasi
harus senantiasa menghormati privasi pasien.Secara keseluruhan,
keamanan, privasi, kerahasian dan keselamatan adalah perangkat
yang membentengi informasi dalam rekam medis (Erlindai &
Yulita, 2018).
Dalam Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 Pasal11
Ayat (2) menyatakan bahwa“penjelasan tentang isi rekam
medishanya boleh dilakukan oleh dokter ataudokter gigi yang
merawat pasiendengan izin tertulis pasien atauberdasarkan
peraturan perundangundangan” (Kemenkes RI, 2008).
Dalam pasal 12 ayat (4) Permenkes 269/2008 dapat
diketahui bahwa yang berhak mendapatkan ringkasan rekam medis
adalah:
a. Pasien
b. Keluarga pasien
c. Orang yang diberi kuasa oleh pasien atau keluarga pasien
d. Orang yang mendapat persetujuan tertulis dari pasien atau
keluarga pasien
(Kemenkes RI, 2008).
Informasi medis seorang pasien dapat diberikan kepada
pihak-pihak terkait antara lain:
1. Asuransi
2. Pasien/keluarga pasien
3. Rumah sakit yang menjadi tempat rujukan
4. Dokter lain yang merawat pasien
5. Kepolisian
6. Untuk keperluan pengadilan
(BPPSDMK, 2017).

6
2.1.4 Hak Akses Rekam Medis
Hak akses memastikan hak pasien atas wewenangnya untuk
melihat atau mengkopi data-data rekam medisnya sendiri.
Sedangkan rahasia medis lebih menekankan segi kerahasiaannya.
Menurut Markenstein dalam modul Bahan Ajar RMIK
tahun 2017, kepentingan pasien untuk melihat data-data rekam
medis adalah
1. Kepentingan yang terletak di bidang finansial dalam artian
untuk mengetahui berapa besar jumlah biayanya dan apakah ia
bisa memperoleh pembayaran kembali ataupun ganti rugi,
misalnya dari perusahaan asuransnya
2. Untuk kepentingan proses peradilan yang menurut rasa
keadilan kedua belah pihak yang berperkara seharusnya
mempunyai hak akses yang sama terhadap informasi yang
relevan untuk diajukan pada tuntutan dan pembelaan.
3. Kepentingan pengobatan diperlukan untuk meneruskan
pengobatannya pada pemberi pelayanan lain atas dasar data-
data yang ada.
4. Kepentingan yang bersangkutan dalam pengamanan yang
menyangkut data-data pribadi.
(BPPSDMK, 2017).

2.1.5 Rahasia Medis


Rahasia medis adalah rahasia milik pasien. Rahasia itu
didokumentasikan dalam rekam medis yang harus disimpan dengan
baik. Tidak boleh dibaca atau diketahui isinya oleh sembarang
orang tanpa persetujuan pasiennya. Rekam medis adalah milik
rumah sakit yang tidak boleh dibawa keluar rumah sakit oleh
siapapun, termasuk dokter dan pasiennya sendiri. Pasien dapat
meminta foto kopi dengan mengganti biayanya. Berkas asli tetap
harus ada di rumah sakit. Jika ada pihak ketiga, misalnya asuransi
minta data-data pasien kepada rumah sakit atau dokternya, maka
hal ini hanya boleh diberikan dengan adanya surat persetujuan
tertulis dari pasien. Keterangan yang diberikan hanya terbatas pada
keterangan yang dibutuhkan saja. Hal ini termasuk bidang rahasia
medis seperti diatur dalam Undang-Undang dan peraturan lain
tentang wajib simpan rahasia (BPPSDMK, 2017).

2.1.6 Standar Opersional Prosedur (SOP)


SOP merupkan pedoman atau landasan untuk melakukan
pekerjaan sesuai dengan fungsinya berdasarkan indicator-indikator
teknis, administrasif dan procedural dengan tata kerja, prosedur

7
kerja dan system kerja pada unit kerja yang bersangkutan dengan
tujuan menciptakan komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh
satuan unit kerja instansi (Tjipto Atmoko, 2011).
SOP merupakan prosedur tetap yaitu aturan yang mengatur
tentang alur / pedoman kerja umtuk penyelenggaraan rekam medis
di Rumah sakit (Rachman & Sugiyanto, 2010).
Prosedur/aturan intern tentang pelepasan informasi rekam
medis kepada asuransi, Pendidikan / Penelitian dan Kepolisian /
Pengadilan adalah peraturan atau aturan yang dikeluarkan oleh
pihak rumah sakit dalam hal pengeluaran informasi rekam medis
kepada pihak Asuransi, Pendidikan / Penelitian dan Kepolisian /
Pengadilan (Erlindai & Yulita, 2018).

2.2 Penelitian Lain


Tabel 2.2 Penelitian Lain

Tahun
N Nama Judul Variabel
Peneli Hasil / Kesimpulan
o Peneliti Penelitian yang diteliti
tian

1 Siswati, 2018 Tinjauan SPO dan Pada pelaksanaan pelepasan


Sri Pelaksanaan kelengka informasi medis dan SPO
Adinda Pelepasan pan mengenai kebijakan
dan Informasi permintaan persyaratan pelepaan
Rury Medis rekam informasi medis yaitu surat
Agnesia Kepada medis kuasa bermaterai 6.000,
Pihak fotokopi identitas pasien
Ketiga dan identitas pihak ketiga,
Untuk ditemukan 14 (34%) dari 41
Klaim permintaan rekam medis
Asuransi di dari pihak ketiga tidak
Rumah lengkap
Sakit
Muhammad
iyah Taman
Puring
Jakarta

2 Risqi 2015 Tinjauan Faktor Penggunaan informasi


Vidia Prosedur penghambat medis pada bulan maret-mei
Astuti Pelepasanin pelepasan 2015 sebanyak 41
formasi informasi permintaan
Medis medis denganpermintaan klaim

8
Dalam asuransi yang palingbanyak
Menjaga yaitu sebanyak 51,2%.
Aspek Faktor penghambat
Kerahasian pelepasan informasi
Rekam medisadalah ketidakhadiran
Medis Di dokter dan tandatangan
RSUD dr. dokter yang belum ada
Darsono ketika permintaan data
Kabupaten medis pasien
Pacitan
3 Kinanti 2017 Tinjauan Pelaksanaan Persentase ketidaksesuaian
Mita Proses pelepasan pelaksanaan pelepasan
Handay Pelepasan informasi informasi medis terhadap
anti Informasi medis SPO pada proses menerima
Perman Medis permintaan tertulis dari
a dan Kepada pihak ke tiga sebesar 68,4%
Nanda PihakAsura yang tidak sesuai,
Aula nsi di RS selanjutnya pada prosedur
Rumana Muhammad ke dua yaitu, permintaan
iyah Taman tertulis untuk pasien <14
Puring tahun, sebanyak 42% yang
Tahun 2017 tidak sesuai, pada proses ke
lima yaitu, memperlihatkan
identitas asli yang
menyebutkan adanya
hubungan dari pihak
peminta dengan pasien,
sebesar 58% yang tidak
sesuai, sehingga rata-rata
pelepasan informasi yang
sudah sesuai SPO sebesar
76%, dan yang belum sesuai
SPO sebesar 24%.
Persentase yang tidak
menggunakan surat kuasa
untuk pelepasan informasi
medis oleh pihak ke tiga
khususnya asuransi di RS
Muhammadiyah Taman
Puring Tahun 2017
sebanyak 68%

9
2.3 Kerangka Berfikir

Proses pelepasan informasi medis untuk


pasien meninggal bagi ASN

Tepat Waktu

1. Mutu pelayanan pelepasan 1. Mutu pelayanan pelepasan


informasi medis dirumah informasi medis dirumah
sakit menjadi baik sakit menjadi kurang
2. Informasi medis dapat 2. Informasi medis dapat
segera digunakan oleh segera digunakan oleh
keluarga pasien sesuai keluarga pasien sesuai
dengan kepentingannya dengan kepentingannya
3. Keluarga pasien puas 3. Keluarga pasien tidak puas

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir

10
2.4 Kerangka Konsep

Input: Proses: Output:

1.Kebijakan 1. Mengidentifikasi SOP tentang Mutu


terkat proses pelepasan informasi pelayanan
pelepasan medis untuk pasien meninggal rekam medis
informasi
bagi ASN di RSUD dr.H.Bob meningkat
2. Petugas Bazar, SKM.
Rekam Medis 2. Mengidentifikasi proses
pelepasan informasi medis
3.Rekam medis untuk pasien meninggal bagi
ASN di RSUD dr.H.Bob
4 Surat Bazar, SKM.
pengantar
3. Mengidentifikasi faktor yang
menghambat proses pelepasan
informasi medis untuk pasien
meninggal bagi ASN di
RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM.

Gambar 2.4 KerangkaKonsep

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempatdan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini adalah RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM
Kalianda Lampung Selatan. Jalan Lettu Rohani No.14 B Kedaton
Kalianda Telp. (0727)322159, 322160 Fax (0727)322801 dan penelitian
ini dilakukan pada bulan September sampai dengan Januari 2021.

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan informasi dari hasil wawancara mendalam dengan petugas
rekam medis dan unit di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung
Selatan, data yang digunakan untuk mendekskripsikan gambaran tentang
proses pelepasan informasi medis untuk pasien meninggal bagi ASN yang
dilakukan pada bulan September 2019 sampai dengan Januari 2021

3.3 Informan Penelitian


Informan dalam penelitian ini yaitu1 orang petugas rekam medis
dan kepala rekam medis di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda
Lampung Selatan. Data primer ini diperoleh dari wawancara kepada
1orang petugas rekam medis dan kepala rekam medis orang petugas untuk
mendapatkan gambaran proses pelepasan informasi medis untuk pasien
meninggal bagi ASN di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung
Selatan.

3.4 Definisi Operasional


Tabel 3.4 Definisi Operasional

N Variabel Definisi Cara Alat Hasil Skala


o Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur

1 SOP Kebijakan dalam Observ Lembar Ada/Tidak nomin


pelepasan pelaksanaan asi Observ ada al
informasi pelepasan asi
medis informasi medis
2 Proses Pelepasan Observ Lembar - Nomi
pelepasan informasi medis asi Observ nal
informasi yang cepat/tidak asi
medis untuk terlambat
pasien
meninggal
bagi ASN
3 Faktor yang Hal yang Wawan Pedo - -
menghamba menyebabkan cara man
r proses pelepasan Wawan
pelepasan informasi medis cara
informasi untuk pasien
medis untuk meninggal bagi
pasien ASN menjadi
meninggal terhambat
bagi ASN

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data


Dalam memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan tekhnik
pengumpulan data, yaitu:
a. Metode Observasi
Peneliti mengidentifikasi ada/tidaknya SOP pelepasan informasi medis
di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan dengan
menggunakan lembar observasi
b. Wawancara
Data yang dikumpulkan dari wawancara dengan orang petugas rekam
medis dan Kepala Rekam Medis di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM
Kalianda Lampung Selatan dengan menggunakan pedoman
wawancara.

3.6 Tekhnik Analisis Data


1. Mengidentifikasi adanya SOP pelepasan informasi medis di RSUD
dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan dan dicatat pada
lembar observasi
2. Mengidentifikasi gambaran proses pelepasan informasi medis untuk
pasien meninggal bagi ASN di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda
Lampung Selatan dan dicatat pada lembar observasi sesuai dengan
pedoman wawancara
3. Melakukan wawancara dengan informan 4 petugas rekam medis dan 2
orang petugas unit klaim untuk memperoleh informasi tentang faktor
yang menghambat proses pelepasan informasi medis untuk pasien
meninggal bagi ASN di RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM Kalianda
Lampung Selatan sesuai dengan pedoman wawancara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. V. (2015). Tinjauan Prosedur Pelepasan Informasi Medis Dalam


Menjaga Aspek Kerahasiaan Rekam Medis di RSUD dr. Darsono Kabupaten
Pacitan.

BPPSDMK. (2017). Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK),
Manajemen Informasi Kesehatan IV : Etika Profesi dan Hukum Kesehatan.

Erlindai, & Yulita, T. (2018). Analisis Sistem Pelepasan Informasi Rekam Medis
Dalam Menjamin Aspek Hukum Kerahasiaan Rekam Medis di Rumah Sakit
Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2018. (1).

Indradi, R. (2014). Rekam Medis. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Kemenkes RI, 2008. (2008). Permenkes RI No 269 tahun 2008 tentang Rekam
Medis.

Pemerintah RI.(2009). Undang Undang RI No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah


Sakit.

Permana, M. H., & Rumana, N. A. (2017). Tinjauan Proses Pelepasan Informasi


Medis Kepada Pihak Asuransi di RS Muhammadiyah Taman Puring Tahun
2017. 5, 54–58.

Rachman, F., & Sugiyanto, Z. (2010). Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pelepasan


Informasi Medis Untuk Keperluan Visum Et Repertum Dari Aspek Teori di
RST Bhakti Wira Tamtama Semarang. 44–48.

Sanjoyo, R. (2019). Aspek Hukum Rekam Medis. 1–7.

Siswati, Adinda, S., & Agnesia, R. (2018). Tinjauan Pelaksanaan Pelepasan


Informasi Medis Kepada Pihak Ketiga Untuk Klaim Asuransi di Rumah
Sakit Muhammadiyah Puring Jakarta Tahun 2018. 5(01), 25–32.

Tjipto Atmoko. (2011). Standar Operasional Prosedur (Sop) Dan Akuntabilitas.


(7).

Wuryaningsih, D., Sudra, R. I., & Pujihastuti, A. (2011). Tinjauan Pelepasan


Informasi Medis Untuk Klaim Asuransi Jasa Raharja di RSUD dr. Soediran
Mangun Sumarso Tahun 2011. 1–19.

12
Pedoman Wawancara 1

Kepada Kepala Rekam Medis RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM

1. Apakah ada SOP tentang pelepasan informasi medis?


2. Apakah SOP pelepasan informasi medis sudah disahkan oleh direktur RSUD
dr.H.Bob Bazar, SKM?
3. Apakah SOP sudah disosialisasikan kepihak-pihak yang terkait?
4. Apa saja persyaratan pasien untuk melakukan proses permintaan informasi
medis?
5. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan proses pelepasan informasi medis?

13
Pedoman Wawancara 2

Kepada Petugas Rekam Medis RSUD dr.H.Bob Bazar, SKM

1. Apakah ada SOP tentang pelepasan informasi medis?


2. Apakah SOP pelepasan informasi medis sudah disahkan oleh direktur RSUD
dr.H.Bob Bazar, SKM?
3. Apakah SOP sudah disosialisasikan kepihak-pihak yang terkait?
4. Apa saja persyaratan pasien untuk melakukan proses permintaan informasi
medis?
5. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan proses pelepasan informasi medis?

14
LAMPIRAN

15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai