Kegiatan pengkodean adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf dan angka atau
kombinasi antara huruf dan angka yang mewakili komponen data. Tenaga rekam medis sebagai pemberi
kode bertanggungjawab atas keakuratan kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga
medis.
4.Subsistem indexing
Kegiatan pengkodean adalah pembuatan tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat ke dalam kartu
indek. Hasil pengumpulan kode yang berasal dari data penyakit, operasi pasien dan pengumpulan data
dari indeks yang lain dilaporkan kepada kepala bagian rekam medis sebagai bahan untuk penyajian data
statistik.
5.Subsistem penyimpanan berkas rekam medis
Cara pengurusan penyimpanan berkas rekam medis ada dua, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Cara
pengurusan sentralisasi adalah penyimpanan rekam medis pasien dalam satu kesatuan baik catatan
kunjungan poliklinik maupun catatan selama pasien dirawat. Sedangkan cara pengurusan desentralisasi
adalah penyimpanan berkas rekam medis pasien dengan cara memisahkan antara berkas rekam medis
poliklinik dengan berkas rekam medis pasien ketika rawat inap.
C.SISTEM STATISTIK
Kegiatan statistic melibatkan beberapa hal, yaitu pengumpulan data, analisis, interpretasi data, dan
presentasi data. Di Rumah Sakit sistem statistik di unit rekam medis bertanggungjawab terhadap
beberapa urusan diantarannya: menangani untuk urusan sensus harian dan morbiditas pasien rawat
jalan, sensus harian dan morbiditas pasien rawat inap, pelaporan rumah sakit, dan pelayanan surat
keterangan medis. Kegiatan sensus harian dilakukan untuk mengetahui jumlah layanan yang diberikan
kepada pasien selama 24 jam. Kegiatan statistik lain, pelaporan rumah sakit yang dibuat ada 2 macam,
yaitu pelaporan intern dan pelaporan eksteren. Kegiatan yang menjadi tanggungjawab bagian statistic di
unit rekam medis yaitu pembuatan surat keterangan medis. Surat keterangan medis, yaitu surat
keterangan medis untuk pengadilan dan non pengadilan.
*end*
orang
hanya
terdiri
dari
satu
suku
kata,
diindeks
nomor
baru,
tetapi
dokumen
rekam
medis
terdahulu
digabungkan dan disimpan jadi satu dibawah nomor yang paling baru.
Kekurangannya yaitu petugas menjadi lebih repot setelah selesai
pelayanan informasi klinis tidak berkesinambungan.
3. Sistem Penyimpanan
Dokumen rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka
setiap folder harus disimpan dan dilindungi dengan baik karena bertujuan
untuk :
a. Mempermudah dan mempercepat ditemukannya kembali dokumen yang
disimpan dalam rak filing.
b. Mempermudah mengambil dari tempat penyimpanan.
c. Melindungi
dokumen
rekam
medis
dari
bahaya
pencurian,
atau
penyatuan
dokumen
rekam
medis
maka
cara
penyimpanan
suatu
sistem
penyimpanan
suatu
sistem
Contoh :
Seksi 17 Seksi 70 Seksi 99
12-17-55 60-70-99 04-99-97
12-17-56 61-70-00 04-99-98
c. Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder
dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada
dua angka kelompok akhir.
Contoh :
Seksi 42 Seksi 89 Seksi 99
00-00-42 98-60-89 98-24-99
01-00-42 99-60-89 99-24-99
5. Sistem Pemusnahan
Setelah dilakukan penilaian terhadap nilai guna rekam medis dari
dokumen rekam medis inaktif, tim pemusnahan dokumen rekam medis
kemudian mengabadikan formulir rekam medis yang harus diabadikan
sesuai dengan nilai gunanya dan memusnahkan formulir yang sudah tidak
ada nilai gunanya. Menurut Bambang Shofari dalam bukunya yang
berjudul Pengantar Sistem Rekam Kesehatan (PSRK) tahun edisi 1998
rangkuman kegiatan pemusnahan tersebut meliputi :
a. Membuat berita acara pemusnahan rekam medis yang ditandatangani
Ketua, Sekretaris, dan diketahui direktur rumah sakit.
b. Melaksanakan pemusnahan dokumen rekam medis dengan cara dibakar
dan dicacah.
c. Membuat daftar penelaahan.
Khusus untuk formulir rekam medis yang sudah rusak atau yang tidak terbaca
dapat langsung dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat pernyataan di
atas kertas segel oleh direktur rumah sakit.
B.
2) Nama Majemuk
Nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si pemilik nama itu ditulis menjadi satu,
diindeks sebagaimana nama itu ditulis.
Contoh :
Nama
Diindeks akan ditulis
Ira Ayu
Ira Ayu
Isnaini Fitriana
Isnaini Fitriana
3) Nama Keluarga
Nama orang Indonesia yang menggunakan nama keluarga, yang diutamakan nama
keluarganya.
Contoh :
Nama
Diindeks akan ditulis
Narsissius Hardiman
Hardiman Narsissius
Novilia Haryanto
Haryanto Novilia
b. Menulis Nama Orang Cina, Korea, Vietnam dan sejenisnya.
1) Nama Asli
Nama asli orang Cina, Korea, Vietnam dan sejenisnya, diindeks dan ditulis sebagai nama
aslinya.
Contoh :
Nama
Diindeks akan ditulis
Kim Ti Sung
Kim Ti Sung
Tan Tek Sun
Tan Tek Sun
2) Nama orang Cina yang digabung dengan nama orang Eropa, nama Cina lebih diutamakan,
baru menyusul nama Eropa.
Contoh :
Nama
Diindeks akan ditulis
Kennedy Tan
Tan Kennedy
Thomas Kim
Kim Thomas
c. Menulis nama orang India, Jepang, Thailand dan sejenisnya.
Kata akhir dijadikan kata tangkap utama dalam indeks, tanpa memperhatikan apakah kata
akhir itu nama keluarga atau nama clan.
Contoh :
Nama
Diindeks akan ditulis
Mahatma Gandhi
Gandhi, Mahatma
Saburo Ichikawa
Ichikawa, Saburo
d. Menulis nama orang Arab, Persia, Turki dan sejenisnya.
1) Nama Arab, Persia, Turki dan sejenisnya yang diikuti nama keluarga, nama keluarga
dijadikan kata pengenal utama.
Contoh :
Nama
Diindeks akan ditulis
Sayyid Abdullah
Abdullah, Sayyid
Muhammad Wahid
Wahid, Muhammad
2) Nama orang Arab, Persia, Turki, yang menggunakan kata bin, binti, nama yang didahului kata
itu dijadikan sebagai pengenal utama.
Nama
Diindeks akan ditulis
Umar bin Khotob
Khotob, Umar bin
Usman bin Affan
Affan, Usman bin
e. Menulis nama orang Eropa, Amerika, dan sejenisnya.
Nama orang Eropa, Amerika, diindeks dan ditulis berdasarkan nama keluarga, seperti contoh
dibawah ini :
Nama
Diindeks akan ditulis
Albert Van Hook
Hook, Albert Van
Robert Kennedy
Kennedy, Robert
2. Sistem Penjajaran
Dokumen rekam medis yang disimpan didalam rak penyimpanan tidak ditumpuk
melainkan disusun, berdiri sejajar satu dengan yang lain.
Menurut Bambang Shofari dalam bukunya Pengantar Sistem Rekam Kesehatan
(PSRK) tahun edisi 1998 penjajaran dokumen rekam medis ada 3 cara yaitu :
a. Sistem Nomor Langsung (Straight Numerical Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder dokumen rekam
medis berdasarkan urutan nomor rekam medis dari awal.
1)
2)
1)
2)
3)
b.
Angka ke-1
Angka ke-2
Angka ke-3
Contoh :
Seksi 01
Seksi 02
Seksi 03
01-11-98
02-08-75
03-89-55
01-11-99
02-08-76
03-89-56
Kelebihan Sistem Nomor Langsung yaitu:
Mudah melatih petugas-petugas yang harus melaksanakan pekerjaan penyimpanan.
Mudah dalam pencarian dokumen rekam medis dalam jumlah banyak dengan nomor
berurutan.
Kekurangan:
Petugas harus memperhatikan seluruh angka nomor sehingga mudah terjadi kekeliruan
menyimpan.
Terjadinya konsentrasi pada rak penyimpanan untuk nomor besar yaitu rekam medis dengan
nomor terbaru.
Pengawasan kerapian penyimpanan sangat sulit dilakukan, karena petugas tidak terbagi
menurut nomor.
Sistem Angka Tengah (Middle Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder dokumen rekam
medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok tengah.
1)
2)
3)
1)
2)
3)
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
1)
Angka ke-2
Angka ke-1
Angka ke-3
Contoh :
Seksi 17
Seksi 70
Seksi 99
25-17-78
80-70-99
11-99-85
25-17-79
81-70-00
11-99-86
Keuntungan:
Mudah mengambil 100 dokumen rekam medis yang nomornya berurutan.
Penggantian sistem nomor lengsung ke angka tengah lebih mudah dari pada ke sistem angka
akhir.
Petugas mudah di serahi tanggung jawab sejumlah rak.
Kelemahan:
Latihan dan bimbingan petugas lebih lama.
Sistem ini tidak dapat digunakan apabila nomor sudah melebihi 6 digit.
Terjadi rak-rak lowong pada beberapa seksi apabila dilakukan pencabutan dokumen non
aktif.
Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder dokumen rekam
medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok akhir.
Angka ke-3
Angka ke-2
Angka ke-1
Contoh :
Seksi 42
Seksi 89
Seksi 99
23-01-42
98-60-89
98-24-99
24-01-42
99-60-89
99-24-99
Kelebihan:
Tersebar secara merata
Petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu.
Rekam medis non aktif dapat diambil dari rak penyimpanan.
Jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol dan bisa dihindarkan timbulnya rak-rak
kosong.
Membantu memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah rak).
Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat di cegah.
Kekurangan:
Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal system angka akhir mungkin
lebih lama
3. Sistem Penomoran
Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata cara penulisan nomor
yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari identitas pasien yang
bersangkutan. Tujuannya yaitu :
a. Sebagai petunjuk pemilik folder yang bersangkutan.
b. Sebagai pedoman dalam tata cara penyimpanan dokumen rekam medis.
c. Sebagai petunjuk dalam pencarian dokumen rekam medis yang telah tersimpan di filing.
Menurut Bambang Shofari dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sistem Rekam
Kesehatan (PSRK) ada tiga sistem pemberian nomor pasien (Administrasion Numbering
System) adalah sebagai berikut :
a. Pemberian nomor cara Serial Numbering System
Yaitu sistem penomoran dimana setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit atau
puskesmas selalu mendapatkan nomor baru. Keuntungan menggunakan sistem ini yaitu
petugas lebih mudah mengerjakan, namun kerugiannya yaitu membutuhkan waktu lama
untuk mencari atau mendapatkan berkas rekam medis pasien lama karena satu pasien
mendapatkan lebih dari satu nomor rekam medis sehingga informasi pelayanan klinisnya
menjadi tidak berkesinambungan dan dapat merugikan pasien.
b. Pemberian nomor cara Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu nomor rekam medis pada pasien
berobat jalan, pasien rawat inap, gawat darurat dan bayi baru lahir. Kelebihan sistem ini
adalah informasi klinis dapat berkesinambungan, tetapi pengambilan data pasien akan lebih
lama karena semua data dan informasi mengenai pasien dan pelayanan pendaftaran pasien
pernah berkunjung (berobat) atau sebagai pasien lama hanya memiliki satu nomor.
Kekurangan ini dapat diatasi dengan sistem pelayanan yang terpisah antara pendaftaran
pasien lama atau baru.
c. Pemberian nomor cara Serial Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran dengan menggabungkan sistem seri dan sistem unit.Setiap pasien
yang berkunjung pada sarana pelayanan kesehatan diberikan nomor baru, tetapi dokumen
rekam medis terdahulu digabungkan dan disimpan jadi satu dibawah nomor yang paling baru.
Kekurangannya yaitu petugas menjadi lebih repot setelah selesai pelayanan informasi klinis
tidak berkesinambungan.
4. Sistem Penyimpanan
Dokumen rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka
setiap folder harus disimpan dan dilindungi dengan baik karena bertujuan untuk :
a. Mempermudah dan mempercepat ditemukannya kembali dokumen yang disimpan dalam
rak filing.
b. Mempermudah mengambil dari tempat penyimpanan.
c. Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian, kerusakan fisik, kimiawi dan
biologis.
Syarat dokumen rekam medis dapat disimpan yaitu apabila pengisian pada
lembar formulir rekam medis telah terisi dengan lengkap dan telah dirakit sehingga riwayat
pasien urut secara kronologis. Ditinjau dari pemusatan atau penyatuan dokumen rekam medis
maka cara penyimpanannya dibagi menjadi dua yaitu :
a. Sentralisasi
1)
2)
3)
4)
5)
Sistem penyimpanan secara sentralisasi yaitu, suatu sistem penyimpanan dengan cara
menyatukan formulir rekam medis milik pasien kedalam satu kesatuan dimana dokumen
rekam medis rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, milik seorang pasien menjadi satu dalam
satu folder (map).
Keuntungannya :
Data dan informasi hasil pelayanan dapat berkesinambungan kerena menyatu dalam satu
folder sehingga riwayatnya dapat dibaca seluruhnya.
Mengurangi terjadinya duplikasi data dalam pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis.
Mengurangi jumlah biaya yang digunakan untuk peralatan dan ruangan.
Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan karena dokumen rekam
medis milik seorang pasien berada dalam satu folder.
Mudah menerapkan sistem unit record .
Kekurangannya :
1) Petugas rekam medis menjadi lebih sibuk karena harus menangani unit rawat jalan dan unit
rawat inap.
2) Filing (tempat penyimpanan) dokumen rekam medis harus jaga 24 jam karena sewaktuwaktu diperlukan untuk pelayanan UGD yang dibuka 24 jam.
3) Tempat penerimaan pasien harus bertugas 24 jam, karena dokumen rekam medis digunakan
sewaktu-waktu bila pasien datang untuk berobat.
b. Desentralisasi
Sistem penyimpanan secara desentralisasi yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara
memisahkan formulir rekam medis milik pasien dimana dokumen rekam medis rawat jalan,
rawat inap, gawat darurat, milik seorang pasien dipisahkan pada folder (map) yang berbeda.
Keuntungannya :
1) Efesiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan yang lebih cepat.
2) Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
Kekurangannya :
1) Terjadinya duplikasi data dalam pembuatan rekam medis, yaitu data dan informasi pelayanan
pada pasien dapat disimpan lebih dari satu folder.
2) Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak.
5. Sistem Retensi dan Pemusnahan
Menurut Bambang Shofari dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sistem Rekam
Kesehatan (PSRK) tahun edisi 1998 Retensi adalah memisahkan dokumen aktif dan non
aktif. Dokumen dikatakan non aktif di hitung sejak 5 tahun apabila pasien tidak datang
berobat lagi.
Dokumen yang sudah tidak aktif dinilai berdasarkan nilai gunanya menjadi dokumen yang
dilestarikan atau di abadikan dan dokumen yang dimusnahkan.
Indeks
Indexing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat ke dalam
indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau komputerisasi). Didalam kartu indeks
tidak boleh mencantumkan nama pasien. Jenis indeks biasa dibuat yaitu :
1)
a)
b)
c)
Jenis kelamin
d)
Umur
e)
f)
g)
Hari perawatan
h)
Wilayah
2)
3)
4)
Indeks digunakan untuk membuat laporan kinerja penunjang medis yang meliputi
angka morbiditas, angka mortalitas, dan angka sebab kematian. Indeks dan koding juga
digunakan untuk keputusan manajemen yaitu audit kematian dan audit medis.
d.
Filing
Filing merupakan suatu ruangan di unit rekam medis yang bertanggung jawab
terhadap penyimpanan retensi dan pemusnahan dokumen rekam medis. Selain itu filing juga
menyediakan dokumen rekam medis yang telah lengkap isinya sehingga dapat memudahkan
penggunaan mencari informasi sewaktu-waktu.
e.
a)
b)
c)
2)
3)
4)
a)
b)
5)
a)
b)
c)
d)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
4. Assembling
Folder atau sampul berkas rekam medis
Perforator (pelubang kertas)
Pembuka klip
Gunting kertas
Check List ketidaklengkapan DRM
Bolpoin
Stabilo
a.
b.
c.
d.
5. Filing
Tracer
Kotak Sortir
Rak Penyimpan RM
Bon pinjam Dokumen RM
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
di tracer. Bila belum pernah berobat, tanyakan identitas pasien untuk dibuatkan KIB dan
diberi nomor rekam medis.
Simpan KIUP secara rapi berdasarkan abjad.
Tanyakan keluhan utama pasien, berobat atau ke poliklinik mana. Bila sudah diketahui
poliklinik mana yang dituju, pasien membayar jasa pelayanan rawat jalan, kemudian mencari
poliklinik yang dituju.
Catat identitas pasien di buku register TPPRJ.
Berikan tracer pada filing bila kita mengambil dokumen rekam medis.
Menerima dokumen rekam medis lama dari bagian filing, dengan menggunakan tanda
penerima.
Melayani pengguna ASKES dengan menggunakan sistem yang telah ditetapkan oleh pihak
ASKES.
Membuat laporan harian yang berisi tentang informasi yang dihasilkan hari ini.
a. Menyiapkan dokumen rekam medis UGD dan formulir sebagai kelengkapan yaitu :
1) Surat permintaan pemeriksaan penunjang.
2) Surat perintah dirawat.
3) Surat pengantar rujukan.
4) Surat jawaban rujukan.
5) Surat keterangan sakit.
6) Surat keterangan kematian.
7) Visum et repertum.
b. Menerima dokumen rekam medis dari unit rekam medis yang diterima dari TPPRJ.
c. Melakukan anamnesa, pemeriksaan, tindakan dan terapi, kemudian dicatat dalam dokumen
rekam medis.
d. Apabila perlu dirawat inap, buatlah surat peintah dirawat (admission note).
e. Dengan membawa admission note dan dokumen rekam medis, pasien diantar oleh petugas ke
TPPRI.
f. Membuat pengantar pembayaran tindakan jasa UGD kemudian diserahkan kepada pengantar
atau keluarga pasien untuk membayar ke kasir.
g. Membuat surat keterangan sehat atau sakit, dan surat kematian.
h. Mencatat identitas pasien dan nomor rekam medis ke dalam buku register UGD.
i. Setelah selesai pelayanan UGD melakukan kegiatan antara lain :
1) Membuat sensus harian UGD yang kemudian diserahkan ke URM.
2) Mengembalikan dokumen rekam medis ke URM dengan buku ekspedisi.
3) Menjumlahkan pembayaran jasa pelayanan UGD dan jasa tindakan UGD berdasarkan bukti
pembayaran dan catatan kasir.
j. Membuat informed consent dan bila perlu dilakukan secara tertulis.
k. Melayani permintaan visum et repertum oleh polisi.
l. Membuat ringkasan penyakit.
4. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI)
TPPRI atau administration office merupakan tempat dimana pengaturan pasien rawat
inap dilakukan, sehingga informasi lokasi ruangan (bangsal) pasien yang dirawat inap dapat
a.
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
diperoleh disini. Pasien yang akan dirawat inap berasal dari IRJ, dan UGD. Tetapi TPPRI
juga menerima pasien rujukan dari rumah sakit lain sehingga harus dibuka 24 jam.
Diskripsi kegiatan pokok di TPPRI antara lain :
Setiap saat petugas menanyakan penggunaan tempat tidur kepada petugas unit rawat inap
untuk dibuat sensus harian.
Menyediakan dokumen rekam medis untuk rawat inap sesuai dengan spesialisnya.
Dokumen rekam medisnya antara lain :
Register rawat inap.
Dokumen rekam medis rawat inap lengkap sesuai dengan bangsal masing-masing.
Surat persetujuan rawat inap.
Kartu tunggu pasien rawat inap.
Apabila menerima pasien langsung, perlu disediakan KIB dan KIUP.
Data penyakit yang harus segera dilaporkan ke Dati II.
Menerima pasien rawat inap berdasarkan admission note.
Mencatat identitas pasien rawat inap pada dokumen rekam medis.
Memesankan ruangan bagi pasien rawat inap ke bangsal rawat inap.
Menulis nomor rekam medis pada tracer untuk diserahkan ke unit rekam medis di
bagian filing.
Membuat KIB dan KIUP pasien.
Mencatat buku register rawat inap.
Jika rumah sakit mengizinkan pasien ditunggu, membuat kartu tunggu kemudian diserahkan
kepada keluarga pasien.
Mendistribusikan dokumen rekam medis dan mengantar pasien ke bangsalnya.
Mencatat nama-nama pasien yang menggunakan tempat tidur.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
yang diperlukan dalam pengolahan data yang dikelompokkan berdasarkan indeks tersebut
sebagai awal dari analisis data yang dilaksanakan oleh fungsi pelaporan (reporting). Diskripsi
kegiatan pokoknya adalah :
Menerima dokumen rekam medis dan fungsi assembling dengan buku ekspedisi.
Menulis kode diagnosis atau penyakit, tindakan atau operasi, dokter yang merawat dan
kematian di dokumen rekam medis dan kartu kendali.
Memisahkan dokumen rekam medis dengan kartu kendali dan menyerahkan dokumen rekam
medis ke filing menggunakan buku ekspedisi, sementara kartu kendali digunakan untuk
indeks.
Mencatat indeks penyakit, indeks operasi, indeks dokter dan kematian di kartu indeks
masing-masing jenis penyakit, jenis operasi, nama dokter dan sebab-sebab kematian.
Menyusun indeks penyakit, operasi, kematian dan dokter, pada rak penyimpanan indeks
secara alfabetis.
Melaksanakan analising dan reporting.
1.Sistem Penamaan
Sistem penamaan adalah tata cara penulisan nama seseorang pasien dalam dokumen rekam
medis (DRM).
a. Penulisan Nama Orang Indonesia
1) Nama tunggal
penulisan namanya sesuai dengan nama aslinya
Contoh : Sumarno,ditulis Sumarno
2) Nama majemuk
penulisan namanya sesuai dengan nama aslinya
Contoh : Sutono Darmo,ditulis Sutono Darmo
3) Nama keluarga
penulisannya nama keluarganya di berikan didepannya
Contoh : Bambang Mangundipuro,ditulis Mangundipuro Bambang
4) Nama gelar
penulisan gelar diberikan dibelakang nama dengan ditandai tanda kurung
Contoh : prof.drs.Agus ,ditulis Agus (prof.drs)
2.Sistem Penomoran
Bertujuan untuk mempermudah pencarian kembali dokumen rekam medis pasien.
Ada 3 sistem pemberian nomer pada pasien :