Anda di halaman 1dari 14

PRODUKTIVITAS KERJA PETUGAS REKAM MEDIS DAN

INFORMASI KESEHATAN DITINJAU DARI KUALIFIKASI


PENDIDIKAN PADA UNIT REKAM MEDIS

Nama anggota kelompok:

Fardhan Imani 202011015

M. Irfan 202011016

Erny May Maharani 202011035

Andri Trijulyanto 202011055

Dicky Adi Wijaya 202011056

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT
DR SOETOMO SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayahNya, sehingga makalah dengan judul
“PRODUKTIVITAS KERJA PETUGAS REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
DITINJAU DARI KUALIFIKASI PENDIDIKAN PADA UNIT REKAM MEDIS” dapat
diselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam tidak lupa dihaturkan kepada Rasullullah Muhammad
SAW, besertaa para keluarga, sahabat dan umat pengikutnya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Kodefikasi sistem
Genitourinary dan Reproduksi” pada program studi D3 Rekam Medis STIKES Yayasan Rumah Sakit
Dr. Soetomo Surabaya, Semester ganjil 2021. Kelompok kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini sehingga diharapkan kritik serta saran dari pembaca untu
menyempurnakan makalah ini. Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen pendamping yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih.

Surabaya, 06 November 2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, Tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien (Indradi S, 2017). Rekam medis merupakan salah satu dasar penilaian
mutu pelayanan medik dari sebuah rumah sakit atau puskesmas. Pelayanan rekam
medis dimulai pada saat pasien diterima di tempat pendaftaran, pencatatan data medis
pasien saat pelayanan, hingga penanganan berkas pasien setelah berobat. Untuk
melakukan pelayanan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia untuk
menjalankannya.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat
penting bahkan tidak dapat dipisahkan dari sebuah organisasi. Tinggi rendahnya
kualitas tenaga kerja unit rekam medis sangat berpengaruh pada pengembangan dan
peningkatan mutu pelayanan. Hal tersebut dikarenakan tenaga kerja unit rekam medis
memegang peranan penting dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.
Adapun faktor penghambat proses pengelolaan rekam medis adalah belum
adanya petugas yang berlatar belakang pendidikan rekam medis, kedisiplinan petugas
yang kurang baik dan sarana dan prasarana yang belum mendukung

1.2 IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH


Bagaimana Produktivitas Petugas Rekam Medis ditinjau dari Kualifikasi
pendidikan pada Unit Rekam Medis

1.3 BATASAN MASALAH


Mengenali Tingkat Pendidikan petugas pada Unit Rekam Medis dan
kualifikasi pendidikan yang ditetapkan untuk perekam medis.
Berikan pemahaman Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan pada Unit Rekam
Medis pada pelaksanaan penerimaan pasien.
1.4 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana tingkat produktivitas kerja yang optimal dalam upaya peningkatan
kualitas hidup manusia ?

Bagaimana cara pengelolaan dalam Unit Rekam Medis ?

Bagaimana peran petugas rekam medis dalam pelaksanaan kegiatan


pengelolaan pada unit rekam medis ?

1.5 TUJUAN PENELITIAN


Menjelaskan pengertian dan tujuan dari Rekam Medis.

Memaparkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja

Menjelaskan bagaimana sistem pengelolaan rekam medis

1.6 MANFAAT PENULISAN


Sebagai referensi kebijakan bagi calon perekam medis untuk mengetahui
Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.

Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali dan
melakukan penelitian tentang sistem kualifikasi pendidikan yang ditetapkan untuk
perekam medis.

Sebagai bahan pertimbangan bagi para perekam medis dalam mengembangkan


dan meningkatkan sistem pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis, menyatakan bahwa rekam
medis merupakan berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan
kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Rekam Medis


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 pada bab IV pasal 13 ayat 1, rekam medis dapat
dimanfaatkan sebagai:
a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
b. Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan
kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan kedokteran gigi
c. Keperluan pendidikan dan penelitian
d. Dasar pembayar biaya pelayanan Kesehatan; dan
e. Data statistik Kesehatan
2.2 Tinjauan Tentang Produktivitas Kerja
Menurut Ulfah et al. dalam (Tarwaka et al.,2004), produktivitas adalah suatu
konsep universal yang menciptakan lebih barang dan jasa bagi kebutuhan manusia,
dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas. Untuk menciptakan tingkat
produktivitas kerja yang optimal maka harus dilakukan perbaikan sumber daya
dalam upaya peningkatan kualitas hidup manusia. Konsep umum dari produktivitas
adalah suatu perbandingan antara keluaran dan masukan per satuan waktu.
Produktivitas dapat dikatakan meningkat apabila:
1. Jumlah produksi/keluaran meningkat dengan jumlah masukan/sumber daya
yang sama.
2. Jumlah produksi/keluaran sama atau meningkat dengan jumlah masukan/
sumber daya lebih kecil.
3. Produksi/keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber daya yang
relatif kecil.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah:

1. Motivasi
Motivasi merupakan motor pendorong kegiatan seseorang untuk ke arah
tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk
mencapainya. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi motivasi kerja antara
lain mengenai upah dan bonus yang diterima, jaminan asuransi, jaminan kera,
dan rasa nyaman dengan teman bekerja.

2. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah sikap mental tercermin dari perbuatan dan tingkah
laku seseorang dan kelompok masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan
terhadap peraturan, ketentuan, norma. Beberapa hal yang mempengaruhi
kedisiplinan kerja antara lain, masuk dan pulang kerja pada waktu yang telah
disesuaikan, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan selalu mentaati
peraturan yang ditetapkan.

3. Etos kerja
Etos kerja adalah pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan
pekerjaan dan terus berupaya mencapai hasil terbaik. Beberapa hal yang
mempengaruhi etos kerja antara lain kedisiplinan kerja, bekerja keras agar
mendapatkan hasil yang memuaskan.

4. Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan teknis dan manajerial menentukan
tingkat pencapaian produktivitas. Oleh sebab itu penguasaan teknologi
sangatlah penting. Beberapa hal yang mempengaruhi keterampilan kerja
antara lain komunikasi dengan baik pada saat bekerja, dapat mengoperasikan
komputer, dan ikut berkontribusi dalam lingkungan kerja.
5. Pendidikan
Pendidikan dapat berasal dari pendidikan formal maupun informal
karena setiap penggunaan teknologi hanya dapat dikuasai dengan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang handal. Beberapa hal yang
dapat meningkatkan kompetensi pekerja antara lain dengan mengikuti
pendidikan dan pelatihan kerja atau seminar.

2.3 Tinjauan Tentang Pengelolaan dalam Unit Rekam Medis

Menurut (Savitri Citra Budi, 2011) dalam bukunya, sistem pengelolaan rekam
medis terdiri dari beberapa subsistem yaitu:

1. Subsistem Assembling
Assembling berarti merakit, tetapi untuk kegiatan assembling berkas
rekam medis di fasilitas pelayanan kesehatan tidaklah hanya sekedar merakit
atau mengurut satu halaman ke halaman yang lain sesuai dengan aturan yang
berlaku. Pengaturan halaman ini dimulai dari berkas rekam medis rawat
darurat, rawat jalan dan rawat inap. Pergantian pada masing- masing
pelayanan akan diberikan kertas pembatas yang menonjol sehingga dapat
mempermudah pencarian formulir dalam berkas rekam medis.
Kegiatan assembling termasuk juga mengecek kelengkapan pengisian
berkas rekam medis dan formulir yang harus ada pada berkas rekam medis.
Untuk kegiatan pengecekan kelengkapan pengisian ini termasuk bagian kecil
dari analisis kuantitatif.
Beberapa parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui mutu rekam
medis di rumah sakit khususnya yang melibatkan kegiatan assembling
diantaranya:
a) Ketepatan waktu pengembalian
b) Kelengkapan formulir pada berkas rekam medis
c) Kelengkapan pengisian pada berkas rekam medis
d) Subsistem Pengkodean (Coding)

2. Kegiatan pengkodean adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan


huruf dan angka atau kombinasi antara huruf dan angka yang mewakili
komponen data. Kegiatan yang dilakukan dalam coding meliputi kegiatan
pengkodean diagnosis penyakit dan pengkodean tindakan medis. Tenaga
rekam medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas keakuratan kode.
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization)
bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala,
dan faktor yang mempengaruhi kesehatan.

3. Subsistem Indexing
Kegiatan pengindeksan adalah pembuatan tabulasi sesuai dengan kode
yang sudah dibuat ke dalam kartu indeks. Hasil pengumpulan kode yang
berasal dari data penyakit, operasi pasien dan pengumpulan data dari indeks
yang lain sebagai bahan untuk penyajian data statistik
kesehatan. Beberapa macam indeks yang dibuat oleh bagian rekam
medis diantaranya adalah:
a) Indeks Utama Pasien
b) Indeks Penyakit (rawat jalan dan rawat inap)
c) Indeks Operasi
d) Indeks Kematian
e) Indeks Dokter

4. Subsistem Penyimpanan Rekam Medis


Rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka setiap
lembar formulir berkas rekam medis harus dilindungi dengan cara dimasukkan
ke dalam folder atau map sehingga setiap folder berisi data dan informasi hasil
pelayanan yang diperoleh pasien secara individu. Penyimpanan berkas rekam
medis bertujuan untuk:
a) Mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali berkas rekam medis
yang disimpan dalam rak filling.
b) Mudah mengambil dari tempat penyimpanan
c) Mudah pengembaliannya
d) Melindungi rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik,
kimiawi dan biologi
Ditinjau dari lokasi penyimpanan rekam medis, maka cara
penyimpanannya dapat dibagi menjadi 2 cara yaitu:
a) Sentralisasi
Sistem penyimpanan rekam medis secara sentral yaitu suatu sistem
dengan cara menyatukan rekam medis pasien rawat jalan, rawat darurat, dan
rawat inap ke dalam satu folder tempat penyimpanan,
b) Desentralisasi
Sistem penyimpanan rekam medis secara desentralisasi yaitu sistem
penyimpanan dengan cara memisahkan rekam medis pasien rawat jalan, rawat
darurat, dan rawat inap pada folder tersendiri dan atau ruang atau tempat
tersendiri.
5. Subsistem Retensi Rekam Medis
Dalam melaksanakan retensi yang perlu dipertimbangkan adalah
a. Ketersediaan ruang penyimpanan (filling) biasanya selama masih mencukupi
maka pihak rumah sakit masih belum minat untuk melakukan penyusutan
rekam medis.
b. Tingkat penggunaan rekam medis, bila rumah sakit tersebut sering dilakukan
penelitian atau sebagaimana sarana pendidikan maka umumnya rumah sakit
akan menyimpannya lebih lama.
c. Kasus – kasus yang terkait masalah hukum (medico-ilegal) biasanya juga
disimpan lebih lama sampai 20 tahun misalnya kasus pembunuhan,
penganiayaan, pemerkosaan, pengguguran, dan sebagainya.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PEMBAHASAN

1. Tingkat Pendidikan petugas pada Unit Rekam Medis berdasarkan hasil review dari 6
jurnal diperoleh bahwa tingkat pendidikan pada sarana pelayanan kesehatan petugas
rekam medis dengan latar belakang pendidikan non rekam medis lebih banyak
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Peraturan Mentri Kesehatan No.55
tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis telah mengatur bahwa
untuk dapat memenuhi kompetensi perekam medis, kualifikasi pendidikan yang
ditetapkan untuk perekam medis adalah:
A. Standar kelulusan Diploma tiga sebagai Ahli Madya Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan
B. Standar kelulusan Diploma empat sebagai Sarjana Terapan Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan
C. Standar kelulusan Sarjana sebagai Sarjana Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
D. Standar kelulusan Magister sebagai Master Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan
Dari hasil yang didapatkan berdasarkan uraian diatas bahwa tingkat pendidikan
pada sarana pelayanan kesehatan lebih dominan petugas rekam medis dengan latar
belakang pendidikan non rekam medis, hal inilah yang menyebabkan penurunan
produktivitas kerja petugas pada unit rekam medis di beberapa sarana pelayanan
medis.
2. Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan pada Unit Rekam Medis Berdasarkan penelitian
dari jurnal yang diteliti diperoleh hasil kegiatan pengelolaan pada pelaksanaan
penerimaan pasien. Dalam jurnal (Handayuni & Handayani, 2020) mengatakan
pengetahuan petugas terhadap sarana komputerisasi menyebabkan pengembangan
sistem komputerisasi di bagian pendaftaran sangat kurang. Sama halnya pada
penelitian (Jayanti, 2016) yang mengatakan tingkat pengetahuan petugas tentang
penerimaan pasien dalam kategori cukup petugas pun sering mengalami kesulitan saat
melayani pendaftaran pasien ketika sedang banyak pasien yang mengantri. Sedangkan
pada penelitian (Ulfah et al., 2018) dimana semua petugas rekam medis yang bekerja
pada bagian
BAB IV

4.1 KESIMPULAN

Dari 6 (enam) hasil penelitian yang di review didapatkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pada beberapa sarana pelayanan Kesehatan baik itu rumah sakit maupun

puskesmas masih banyak petugas rekam medis yang tidak berlatar

belakang pendidikan rekam medis

2. Masih terdapat ketidak sesuaian pelaksanaan pengelolaan pada unit rekam

medis dikarenakan kurangnya petugas rekam medis yang sesuai dengan

kualifikasinya

3. Produktivitas petugas rekam medis dengan latar belakang pendidikan non

rekam medis kurang baik

4.2 SARAN

Dari kesimpulan yang telah disebutkan penulis menyarankan:

1. Sebaiknya petugas rekam medis yang bekerja pada unit rekam medis,

adalah tenaga PMIK yang sesuai dengan kualifikasinya yaitu berlatar

belakang pendidikan rekam medis.

2. Memberi pelatihan kodifikasi bagi petugas dengan latar belakang

pendidikan selain D3 rekam medis agar meningkatkan produktivitas kerja

dan mutu pelayanan.

3. Memberi pelatihan atau seminar tentang penyimpanan untuk


meningkatkan produktivitas kerja pada bagian filling serta memberikan

evaluasi rutin kepada petugas filling mengenai sikap petugas dalam

menjaga keamanacn dan kerahasiaan rekam medis.


DAFTAR PUSTAKA
https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/71827a70892c06b0f03082d0ecfe8d66.
pdf

Anda mungkin juga menyukai