Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI STRATEGIC PURCHASING

A
E
T

OLEH:

KELOMPOK 6

ANDRE EKO SETIAWAN (2103065)


ELVITA RIANTI (2103071)
ORY SANDIKA (2103066)
SUSI AFRIYANTI (2103077)
LATAR BELAKANG

 Sejak Indonesia mereformasi sistem pembiayaan kesehatannya dengan


mengimplemetasikan program jaminan kesehatan nasional masih
banyak masalah yang dihadapi dalam mencapai universal health
coverage antara lain, masalah pada sumber pendanaan (revenue
collection), pooling, kontrol mutu pelayanan kesehatan (kredensialing),
kepuasan peserta, akses pelayanan kesehatan yang masih belum merata
dan kontrol biaya kesehatan yang belum maksimal mendorong
efisiensi, serta diindikasikan adanya praktik fraud (Pusat Kebijakan
Pembiyaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan, 2016).

 
.

 Strategic purchasing dalam menerapkan pelayanan kesehatan


memiliki lima kriteria hal penting yang terdiri dari : apa yang
harus dibeli? Untuk siapa membeli? Dari siapa yang harus
dibeli? Berapa harga yang dibeli? Dan bagaimana cara
membelinya? Setiap pembelian yang menjawab lima
pertanyaan ini dapat menjadi strategic (Djavad Ghoddoosi-
Nejad, 2017).
.

 Strategic purchasingmerupakansebuah pengembangan


dari fungsi pembiayaan yang terdiri atas revenue collection,
pooling, dan purchasing.

 Strategic purchasing merupakan suatu upaya melakukan


perubahan dalam sistem pembiayaan kesehatan dalam jangka
waktu lama terdiri dari lima kriteria penting yaitu apa yang
harus dibeli? Untuk siapa kami membeli? Dari siapa yang
harus kita beli? Berapa harga yang kita beli? Dan bagaimana
cara membelinya?
TUJUAN STRATEGIC
PURCHASING

 Tujuan penerapan strategic purchasing adalah mengoptimalkan


kinerja sistem kesehatan. Ini dimungkinkan dengan
pengalokasian sumber daya keuangan yang efektif untuk
membayar penyedia. Proses ini mempunyai tiga keputusan yaitu
intervensi yang seharusnya dibeli sebagai tanggapan terhadap
kebutuhan dan keinginan penduduk, sambil mempertimbangkan
prioritas kesehatan dan bukti efektivitas biaya; bagaimana
seharusnya dibeli, yang merupakan serangkaian pertanyaan
tentang kontrak mekanisme dan mekanisme pembayaran; dan
dari siapa, yang menyiratkan perlunya penyedia peringkat
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan seperti kualitas dan
efisiensi (Djavad Ghoddoosi-Nejad, 2013).
ASPEK STRATEGIC PURCHASING
 Berdasarkan manfaat dan pentingnya menerapkan strategic
purchasing, penting untuk untuk mempelajari komponen dan faktor-
faktor komprehensif yang memengaruhi penerapan metode ini untuk
manajemen dan alokasi sumber daya yang lebih baik dan membeli
layanan kesehatan yang paling tepat dan paling efektif.

 Menurut teori ekonomi pembangunan bahwa aspek strategic


purchasing antara lain:
1. Koordinasi & motivasi
2. Tansanksi & kontrak
3. Batas-batas kontrak yang rasional
4. Hubungan agent dengan principal
5. Struktur tata kelola
IMPLEMENTASI STRATEGIC
PURCHASING DI INDONESIA

 Pada implementasi di Indonesia, purchaser utama dalam


Program JKN adalah BPJS-K dan pembeli dalam program
prioritas adalah Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
 Secara teoritis, terdapat dua pihak yang terlibat dalam
kegiatan transaksi. Pertama adalah prinsipal sebagai pihak
yang ingin menyediakan beberapa barang atau jasa, tetapi
tidak memiliki keterampilan atau aset khusus yang
diperlukan. Prinsipal kemudian akan mempekerjakan agen
untuk melakukan tugas tersebut dan mendelegasikan
beberapa wewenang (Sanford et.al., 1983).
IMPLEMENTASI STRATEGIC
PURCHASING DI INDONESIA

Hubungan Prinsipal -Agen dalam BKS


Figueras J., Robinson R., & Jakubowski E.. (2005). Purchasing to Improve Health Systems Performance. UK: McGraw
Hill Education
 
Keterangan:
A: Agen
P: Prinsipal
1 : Hubungan prinsipal-agen antara purchaser dan penyedia layanan
2 : Hubungan prinsipal-agen antara pemerintah dan purchaser
3 : Hubungan prinsipal-agen antara masyarakat dan purchaser
KESIMPULAN

 Purchasing adalah kegiatan pengadaan barang atau jasa untuk


mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Tujuan utama
dari purchasing department adalah untuk menjaga kualitas
dan nilai dari produk perusahaan, meminimalisasikan
perputaran modal yang dipakai untuk penyediaan stok barang,
menjaga aliran barang masuk dan barang keluar, dan
memperkuat daya saing organisasi atau perusahaan.
 Tujuan penerapan strategic purchasing adalah
mengoptimalkan kinerja sistem kesehatan. Ini dimungkinkan
dengan pengalokasian sumber daya keuangan yang efektif
untuk membayar penyedia.
 Pada implementasi di Indonesia, purchaser utama dalam
Program JKN adalah BPJS-K dan pembeli dalam program
prioritas adalah Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai