Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Dosen :
I Wayan Nurata, SE., M.Si,QIA

OLEH :
I GEDE KRIS DIANTARA
16120901008

PEREKAM INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DHYANA PURA
BALI
2019
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen proyek?

2. Apa saja jenis jenis laporan Rekam Medis ?

3. Jelaskan perbedaan proyek dengan kegiatan operasional di Rumah Sakit?

4. Apakah pimpinan Rumah Sakit diperbolehkan selain dokter?

4a. Apa yang dimaksud dengan manajemen Risiko?

5. Apa perbedaan hard skill dengan soft skill dalam suatu kegiatan?

Jawaban :

1. Manajemen proyek adalah sekelompok alat, proses dan sumber daya manusia

yang berompeten guna mengerjakan aktivitas – aktivitas yang berkaitan, dan berusaha

untuk menggunakan sumber daya secara efektif untuk menyelesaiakan secara efisien

dan tepat waktu. Manajemen proyek adalah suatu aktivitas penerapan pengetahuan,

keahlian, metodologi dan teknik memanfaatkan sumberdaya untuk mengelola sebuah

proyek untuk memenuhi harapan pihak pihak yang berkempentingan terhadap proyek

tersebut.

2. Jenis – Jenis laporan Rekam Medis :

a. jenis- jenis pelaporan rekam medis :

1) Kegiatan morbiditas individual pasien rawat inap yang meliputi :

• Morbiditas untuk pasien umum (RL2.1) yang isinya mencakup: jati diri pasien,

tanggal masuk dan tanggal keluar, diagnosis, penyebab luar cedera dan keracunan,

operasi atau tindakan keadaan keluar rumah sakit dan sebagainya.

• Morbiditas untuk pasien kebidanan (RL.2.2) yang isinya mencakup : jati diri

pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar, cara melahirkan, diagnotis utama, masa

getasi, operasi atau tindakan. Keadaan keluar rumah sakit, tanggal melahirkan,

paritas, dan jumlah kelahiran hidup atau mati.


• Morbiditas untuk bayi lahir di rumah sakit (RL.2.3) yang isinya mencakup :

tanggal masuk dan tanggal keluar pasien, tanggal lahir bayi, berat lahir, keadaan

lahir, diagnosis utama, dan keadaan keluar rumah sakit.

2) Rekapitulasi data keadaan morbiditas rawat inap di rumah sakit (RL2a, dan RL2a1

untuk laporan survailans terpadu) memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas

pasien rawat inap yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar klasifikasi

internasional penyakit ke sepuluh. Untuk masing-masing kelompok penyakit berisi

informasi mengenai jumlah pasien keluar menurut golongan umur, serta jumlah

pasien keluar mati.

3) Data status informasi (RL2c) sehingga lampiran RL2a1 yang memuat informasi

tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

4) Rekapitulasi data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di rumah sakit (RL2b, dan

RL 2b1), memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat jalan yang

dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar klasifikasi internasional penyakit

kesepuluh. Untuk masing-masing kelompok penyakit berisi informasi mengenai

jumlah kasus baru menurut golongan umur dan serta jumlah kunjungan.

b. periode pelaporan

(RL 2 a) dilaporkan setahun sekali

(RL 2 b) dilaporkan setahun sekali

(RL 2 a1) dilaporkan setiap bulan

(RL 2 a2) dilaporkan setiap bulan

(RL 2.1), (RL 2.2), (RL 2.3), dibuat sistem sampling dari tangan 1 s/d 10 setiap

bulan : Pebruari, Mei, Agustus dan Nopember khusus ke DepKes RI


3. Perbedaan kegiatan proyek dengan kegiatan operasional adalah sebagai berikut :

Kegiatan Proyek Kegiatan Operasional

a. Bercorak Dinamis, non rutin. a. Berulang – ulang (rutin)

b. Siklus proyek relatif pendek. b. Berlangsung dalam jangka

c. Intensitas Kegiatan dalam periode panjang

siklus proyek berfuktuasi. c. Intensitas kegiatan relatif lama

d. Kegiatan harus diselesaikan d. Batasan anggaran dan jadwal

berdasarkan anggaran dan jadwal tidak setajam dalam proyek

yang telah ditentukan. e. Macam – macam kegiatan

e. Terdiri dari bermacam – macam tidak terlalu banyak dan

kegiatan yang memerlukan terkadang terdiri dari disiplin

berbagai disiplin ilmu. ilmu tunggal.

f. Keperluan sumber daya berubah, f. Macam dan volume keperluan

baik macam maupun volumenya. sumber daya relative konstan.

4. Pimpinan Rumah Sakit diperbolehkan selain dokter :

Berdasarkan argument, menurut saya, direktur rumah sakit harus di jabat oleh seorang

dokter. Suka atau tidak, itulah peraturan yang sudah ditetapkan. Warga Negara yang

baik adalah yang taat aturan dan perundang-undangan. Karena menurut Peraturan

Menteri Kesehatan nomer 971/Menkes/per/XI/2009 Pasal 10 ayat 1 “Direktur Rumah

Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang

perumahsakitan”. Tenaga medis yang dimaksud, menurut beberapa kalangan yang

berkepentingan ingin mendududki jabatan direktur rumah sakit yang bukan dari

kalangan dokter, adalah siapapun yang bekerja dibidang kesehatan, termasuk perawat,

tenaga kesehatan lingkungan dan kefarmasian. UU Nomer 29 tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran pada penjelasan pasal 45 dan 46, yang berhak melakukan tindakan

medis adalah dokter. Ini pernah dibicarakan pada seminar RUU Keperawatan di Jakarta

dengan maksud mengingatkan kembali tentang tugas-tugas perawat dan kewenangan

yang dapat dilakukan oleh perawat. Pada penjelasan pasal 21 UU nomer 36 tahun 2009

tentang Kesehatan menyebutkan secara jelas tentang pengelompokan tenaga kesehatan

sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki, antara lain meliputi tenaga medis,

tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan masyarakat dan lingkungan,

tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan

lainnya. Jadi yang dimaksud dengan tenaga medis adalah dokter. Pasal 1 ayat 2 UU

kedokteran menyebutkan bahwa dokter adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis,

dokter spesialis gigi, lulusan pendidikan kedokteran atau dokter gigi baik dalam negeri

atau luar negeri yang dikaui oleh pemerintah.

4.A. Manajemen Risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana

suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang

ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komperhensif dan

sistematis.

Tahapan Manajemen resiko :

1. Mengidentifikasi resiko (identify the risk)

2. Menganalisis resiko (analysis the risk)

3. Mengevaluasi resiko atau peringkatan resiko (evaluate the risk)

4. Menanggapi resiko (response of the risk)


5. Perbedaan hardskill dengan softskill :

A. Hard skill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan.

Biasanya, perusahaan mencantumkan persyaratan hard skill pada iklan lowongan

kerja. Hard skill mencakup pengetahuan dan keahlian spesifik yang dibutuhkan

seseorang agar bisa sukses dalam pekerjaan.

B. Soft skill adalah atribut dan ciri kepribadian seseorang yang memengaruhi

hubungan interpersonal di tempat kerja. Beberapa jenis soft skill yaitu

karakteristikk seperti kepemimpinan, empati komunikasi, hingga etika.

Anda mungkin juga menyukai