Anda di halaman 1dari 47

Kesehatan Kerja Dasar

Definisi dan Ruang Lingkup


Definisi:
Konvensi ILO&WHO.Geneva
1959
 Adalah kondisi kesehatan tenaga kerja
yang optimal,sehat kondisi fisik ,jiwa
dan sosial-ekonomi serta dapat
beradaptasi terhadap beban kerja dan
lingkungan kerjanya ( prinsip
ergonomi )

 Temu : 1
Prinsip Ergonomi
kesehatan kerja
 Adaptasi” Man fit to the job –job fit to the man “
 -Dasar dari program “ seleksi awal penerimaan
 tenaga kerja di sektor industri”
 -prinsip ergonomi : “man –machine system”
 -konsep baru dari preventive medicine
 -pedoman aman bekerja :
* Nilai Ambang Batas ( NAB ) lingkungan kerja
 * Nilai batas Aman Pemaparan Kerja(NAPK),
 /Heath Base Occupational Exposure Limit
 ( HBOEL ) sebagai indikator biologi tenaga kerja

 Temu : 1
Ruang Lingkup
temu : 1

 Kedokteran Pencegahan
(Preventive Medicine )
 - Promosi Kesehatan
 - Pencegahan penyakit oleh pekerjaan
 - Promp treatment
 - Rehabilitasi Kesehatan Kerja
PROMOSI KESEHATAN
KERJA
temu : 1

 Program promosi kesehatan


 - Meningkatkan gisi kerja
 - Meningkatkan kebugaran kerja
 - Meningkatkan kesehatan jiwa
 - Meningkatkan pengetahuan dan
 sikap sehat dan aman kerja
PENCEGAHAN PENYAKIT
OLEH PEKERJAAN
temu : 1
 Program pencegahan penyakit
 - menurunkan resiko penyakit oleh
 pekerjaan dengan teknologi
 pengendalian linkungan kerja
 ( higene industri )
 - Menurunkan resiko penyakit dengan
 pemantauan kesehatan tenaga kerja
 ( pemeriksaan kesehatan: awal,berkala
 dan khusus pada tenaga kerja )
 - Pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan sikap kerja
 sehat dan aman bekerja.
 - riset kesehatan kerja
PROMP TREATMENT
temu : 1

 Pengobatan penyakit okupasi


 - pendekatan kuratif klinis dalam
 bidang kedokteran okupasi
 - promp treatment sesuai diagnosa
 penyakit okupasi murni
 - medikamentosa,non medikamantosa
REHABILITASI KESEHATAN
KERJA
temu : 1

 Rehabilitasi Kesehatan Kerja


 - rehabilitasi medis
 - rehabilitasi sosial
 - rehabilitasi okupasi
PERUNDANG-UNDANGAN
temu : 2

 UU No 1 Tahun 1970 ,tentang Keselamatan


Kerja
 * untuk mencapai kesejahteraan
hidup,meningkatkan produksi dan
produktivitas nasional
 * perlindungan tenaga kerja,
 - Perlindungan orang lain di tempat kerja
 - pengawasan alat dan lingkungan kerja agar
 dapat dipakai secara aman
 - Program jaminan sosial tenaga kerja
UU No,1 Th 1970 tentang
Keselamatan Kerja
temu : 2
 Penyakit Akibat Kerja ( PAK )
 - Lampiran 1 Keputusan Menaker Transkop
No 116/ Kep –
Men/1977,PAK adalah
 Kecelakaan Kerja
 - Pasal 8 UU No,1 TH ’70,Peraturan
 Menteri No.02/Per-Men/1980 tentang
 prosedur penegakan diagnosa PAK oleh
 dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
 - Seleksi awal masuk kerja dan pemantauan
 kesehatan tenaga kerja awal,berkala dan
 khusus
PEKERJAAN DAN RESIKO
PENYAKIT
temu : 2

BEBAN KERJA

RESIKO GANGGUAN KESEHATAN KEBOLEHAN TENAGA KERJA


PEKERJAAN DAN RESIKO
PENYAKIT
temu : 2

BEBAN KERJA

BEBAN KEGIATAN
BEBAN FISIK
BEBAN OKUPASI SOSIAL HOBI
SEHARI-HARI
KEBOLEHAN TENAGA KERJA
temu : 2

KEBOLEHAN TENAGA KERJA

MOTRIK SENSORIK KOGNITIF


RESIKO GANGGUAN
KESEHATAN TENAGA KERJA
temu ; 2

PEKERJAAN & LINGKUNGAN KERJA

LINGKUNGAN KEHIDUPAN RUMAH TANGGA LINGKUNGAN UMUM


RESIKO GANGGUAN
KESEHATAN TENAGA KERJA
temu : 3


GANGGUAN KESEHATAN TENAGA KERJA

PENYAKIT BERSIFAT
GANGGUAN PENYAKIT BERSIFAT
REVERSIBEL
KESEHATAN DINI IRREVERSIBEL
RESIKO PENYAKIT OLEH
PEKERJAAN
temu : 3

 GANGGUAN KESEHATAN DINI

 - gejala penyakit tidak spesifik (prodromal)


 - sifat penyakit reversibel
 - Indikator Biologis = atau > NAPK
 ( Nilai Aman Pemaparan Kerja )
 / Health Base Occupational Exposure
 Limit ( HBOEL )
 - diagnosa gangguan kesehatan dini kadang-
kadang ditemui pada pemeriksaan
kesehatan berkala pada tenaga kerja
RESIKO PENYAKIT OLEH
PEKERJAAN
temu : 3
 PENYAKIT HUBUNGAN KERJA
 ( WORK RELATED DISEASES )

 - etiologi penyakit multikausal


 ( oleh faktor industri & non industri )
 - diagnosa penyakit sulit
 - gejala penyakit tidak spesifik
 - indikator biologis multikompleks
 NAPK/HBOEL disertai gangguan
 nilai indikator patologi klinik lainnya
 - morbititas tinggi dinegara berkembang
 - dibawah penanganan multidisiplin profesi
 - misal : anemia defisiensi Fe di sektor perkebunan,
 silikotuberkulosis
RESIKO PENYAKIT OLEH
PEKERJAAN
temu : 3

 PENYAKIT AKIBAT KERJA


 ( OCCUPATIONAL DISEASES )
 - gejala penyakit spesifik
 ( patognomonis )
 - sifat penyakit reversibel atau ireversibel
 - indikator biologis > NAPK / HBOEL
 - ditemui pada pemeriksaan kesehatan khusus
 pada tenaga kerja
 - dibawah penanganan kedokteran okupasi
 - morbiditas penyakit menurun dinegara
 berpenghasilan tinggi,jarang ditemui dinegara
 berkembang
RESIKO PENYAKIT OLEH
PEKERJAAN
temu : 3
 PENYAKIT AGREGASI KERJA
 /WORK AGGRAGETED DISEASES
 - etiologi penyakit berasal dari penyakit
 penyerta / penyakit bawaan
 - gejala penyakit semula menjadi ganas oleh
 faktor pekerjaan
 - misal : dermatitis ecema,status asmaticus
 tuberkulosilikosis
 - morbiditas penyakit tinggi di negara
 berkembang
RESIKO PENYAKIT OLEH
PEKERJAAN
temu : 3

 STRES KERJA
 - Penyakit Manajerial ( Managerial –
 Diseases ) : Neurosis,psikosomatik
 - Penyakit Kebosanan : pekerjaan -
 monotoni , status kerja statis
 - Stres sosial-ekonomi : tekanan
 psikis sosial kelompok kerja & atasan,
 upah kerja rendah
BEBAN KERJA OKUPASI
temu : 4

 BEBAN KERJA FISIK


 - cara kerja
 - beban mekanik
 - lama kerja
 - lama istirahat
BEBAN KERJA OKUPASI
temu : 4

 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA


 - Faktor Lingkungan Kerja Fisik
 - Faktor Lingkungan Kerja Kimia
 - Faktor Lingungan Kerja Biologi
 - Faktor Lingkungan Kerja Psikologi
 - Faktor Lingkungan Kerja Ergonomi
Pemaparan faktor
lingkungan kerja fisik
temu : 4

 - pemaparan iklim kerja panas&dingin


 - pemaparan kebisingan & getaran
 - pemaparan sinar tidak mengion
 - pemaran sinar mengion pemaparan
 - pemaparan gelombang elektro
 magnetik
Pemaparan faktor
lingkungan kerja kimia
temu : 4

 - bahan kimia iritan


 - bahan kimia asfiksian
 - bahan kimia narkotik
 - bahan kimia partikel
 - bahan kimia karsinogen
 - bahan kimia mutagen
Pemaparan faktor
lingkungan kerja biologis
temu : 4

 - kuman : Anthks, tuberkulosis


 - parasit : Ascaris ,ankilostomum,
 malaria,
 - jamur : kandida,aspergilus
 - virus : Transmitted sexual
 diseases (HIV, Lues/
 venerial diseases),H5NI
Pemaparan Lingkungan
Kerja Faktor Psikologis
temu : 4

 - tanggung jawab okupasi pada


 para manajer
 - Cara kerja monotoni pada pekerja
 asembling / sistem ban berjalan
 - tekanan psikologis antar karyawan/
 kecemburuan profesi,atau tekanan
 oleh manjemen atasan
Pemaparan lingkungan kerja
faktor faal kerja/ergonomi
temu : 4

 - Man-machine system (ukuran mesin


 <--- ukuran tubuh tenaga kerja )
 - beban kerja mekanik
 - sikap / cara kerja
 - waktu istirahat
 - shift kerja ( ritme sirkadian )
Pengaruh pemaparan iklim
kerja panas
temu : 5

 - Tekanan Panas ( Heat Stress )


 - NAB : > ISBB – Indeks Suhu Bola Basah
 - gejala: kepanasan (merasa tidak
 nyaman,pengeluaran keringat
 meningkat tinggi untuk
 belum beraklimatisasi ),suhu
 tubuh meningkat- turun setelah
 berkeringat (deep core temp )
 miliaria , keringat buntet
 - termoregulator tubuh : berfungsi normal
 - Terapi : minum cairan elektrolit
Pengaruh iklim kerja panas
temu : 5

 Kejang Panas ( Heat Cramps )


 NAB :> ISBB
 Gejala
 - kejang pada otot-otot tungkai
 - dehidrasi,terutama kekurangan Ca
 tetani
 - suhu tubuh tergantung aklimatisasi
 Termoregulator tubuhberfungsi normal
 Terapi ,berikan cairan elektrolit + Calcium
Pengaruh iklim kerja panas
temu : 5

 Pukulan Panas ( Heat Stroke )


NAB : > ISBB
 Gejala : . dehidrasi
 . hipertermia ( suhu tubuh
 tinggi )
 Termoregulator : tidak berfungsi
 Terapi : pindahkan ke tempat bersu
 hu dingin
Pengaruh pemaparan
kebisingan
temu : 5
 Tinitus ( telinga berdenging ) &
 Gangguan Komunikasi Berbicara
 NAB Lingkungan Kerja > 85 dBA, Audiometri normal
 Gejala : . gejala awal dari penurunan
 intensitas(atenuasi )
 pendengaran
 .harus dibedakan dengan
 oleh pengaruh non okupasi
 Sifat :. reversibel/tidak permanen
 . merupakan gejala prodromal dari
 gangguan kesehatan dini
 . Sering ditemukan pada pemeriksaan
 kesehatan awal tenaga kerja terpapar
 kebisingan
Pengaruh pemaparan
kebisingan
temu : 5


 Tuli Perseptif Sementara ( Temporary
 Threshold Shift / TTS )
 NAB Lingkungan Kerja : > 85 dBA
 Audiometri : atenuasi > 10 db pada
 frekuensi suara 2000- 4000Hz
 ( gambar : 1 )
 Reversibel - pulih setelah beristirahat /tanpa

 pemaparan kebisingan selama


 3x24 jam

Pengaruh Pemaparan
Kebisingan
temu : 5
 Tuli Perseptif Permanen (Permanent
 Threshold Shift / PTS )
 NAB Lingkungan Kerja: > 85 dBA
 Audiometri :atenuasi> 10db
 kurva audiometri
 pada frekuensi
 2000 - 4000 Hz
 ( gambar : 2 )
 Sifat gangguan ireversibel- tidak dapat pulih
kembali setelah tidak terpapar kebisingan selama
3x 24jam
Audiogram penurunan penurunan daya dengar
temu : 5
(Dan Petersen, Techniques of safety management,Mc Graw Hill
Kogakusha )

 Tingkat penurunan daya


dengar ( decibel )
90
 -10 -- 0 ( dB ) normal 80 ringan
 >10 -- 40 ( dB ) gangguan 70
 ringan 60
 >40 – 60 ( dB ) gangguan 50 modera
40 te
 moderate
44
 >60– 120( dB ) gangguan 30
berat
 berat 20
10
0

KURVA AUDIOGRAM PENURUNAN DAYA DENGAR
OLEH PEMAPARAN KEBISINGAN
temu : 5
( SUMBER DAN PETERSEN,Techniques of safety management )`

 -10
 0
 20 kanan
 40
 60
 80 kiri
 100
 120

 128 256 512 1000 2000 4000 8000


Kurva penurunan pendengaran oleh gangguan konduktif
telinga tengah
( sumber Petersen,Techniques of safety management )

 -10
 0
 20
 40
 60
 80
 100
 120
 125 250 500 1000 2000 4000 8000
Kurva penurunan daya dengar oleh trauma akustik
Temu : 5
(sumber : Petersen,Techniques of safety management )


 -10
 0
 20
 40
 60
 80
 100
 120

125 250 500 1000 2000 4000 8000
KLASIFIKASI TULI KOMUNIKASI BICARA
temu : 5

 No klsifikasi kehilangan komunikasi bicara kemampuan mendengar

 I normal < 15 decibel normal


 II hampir >15dB , < 25 dB tidak ada kesulitan
 normal mendengar pembicaraan
 pada 20 feet ( 6m)
 III Gangguan > 25 dB, < 40 dB Kesulitan berkomunikasi
 ringan bicara pada jarak 5feet
 IV Gangguan > 40 dB , < 65 dB Kesulitan berkomunikasi
 moderate bicara pada jarak 5 feet
 V Gangguan > 65 dB, < 75 dB Kesulitan mendengar
 berat teriakan pada jarak 5 feet
 VI Hampir tuli > 75 dB, < 85 dB Kesulitan mendengar
 teriakan pada jarak
 kurang dari 5 feet
 VII Tuli total > 85 dB Tidak mendengar apapun
Pengaruh lain pemaparan
kebisingan
temu : 5

 - fisiologis, perubahan tekanan darah


 dan frekuensi denyut nadi
 - psikologis ,gangguan kenyamanan

 ( subyektif )
BATAS WAKTU KERJA DILINGKUNGAN KERJA BISING

( Sumber Dan Pettersen,Techniques of,Safety Management )

 DESIBEL BATAS WAKTU KERJA YANG DIPERKENANKAN

 90 8 JAM/HARI
 92 6 ,,
 95 4 ,,
 97 3 ,,
 100 2 ,,
 102 1,5 ,,
 105 1 ,,
 110 0,5 ,,
 115 0,25 ,,
Pemaparan getaran/vibrasi
temu : 6

 - komponen yang berpengaruh terhadap tubuh ole4h


pemaparan getaran adalah percepatan dan lamanya
pemaparan

- efek terhadap tubuh :efek vertikal , segmental dan


resultante efek vertikal dan segmental
_ Efek vertikal - belum dilaporkan
_ Efek segmental “ Hand Arm(vibration)Syndrome
(HAVS)
_ Resultante efek (vertikal&segmental)->p. Raynaud
_ Efek vertikal  belum dilaporkan ( vertebra spin .?)
NAB pemaparan getaran pada tangan(hand vibration )

( temu 6 )

 Nilai frekuensi dominan( Dominant


 Freq.Weighted)komponen aselerasi
 aK.(aKeq)
 m/s2 gA

 Pemaparan total/,hari
 4 - 8 jam 4 0,40
 2 - 4 jam 6 0,61
 1 - 2 jam 8 0,81
 < 1 jam 12 12.2
Risiko gangguan muskuloskeletal, disamping
oleh pengaruh vibrasi
( sumber : Good man and Boissonnaut,Pathology implication for
the physcal therapist )

 Penggunan mesin –mesin vibrasi selama lebih dari


2 jam

 Mengangkat baran lebih dari 25 lbs ( Kg ? ) lebih


dari sekali dalam satu sift kerja

 Kerja statis lebih dari 2 jam dalam satu sift

 Bekerja dengan gerakan repetitif setiap detik


selama 2 jam kerja
PROGRAM PENCEGAHAN KETULIAN ( HEARING
CONSERVATION PROGRAM)
( TEMU 7 )

 1. PENDEKATAN ADMINISTRATIF

 2. PENDEKATAN TEKNIS

 3. PENDEKATAN MEDIS
PROGRAM PENDEKATAN ADMINISTRATIF

 Intensitas kebisingan < NAB ( < 85 dB )


 Teknologi pengendalian lingkungan kerja ( program higene industri )
 ( pemantauan intensitas kebisingan ditempat kerja
 Perlindungan tenaga kerja : inspeksi kerja ( pengawasan kerja )
 Jaminan kesehatan sosial tenaga kerja

 Intensitas kebisingan > NAB - Pendekatan teknis & medis
 Pengendalian enjiniring fasilitas kerja
 Pemantauan Kesehatan tenaga kerja ( pemeriksaan kesehatan
awal/seleksi tenaga kerja,pemeriksaan kesehatan berkala dan
khusus )
 Pindah bagaian kerja ( job replacement )
 Pembatasan waktu kerja ( permissible exposure times )
PROGRAM PENDEKATAN TEKNIS ( NOISE ENGINEERING CONTROL )

 1. Inspeksi /kontrol alat/mesin  baut/sekrup /tatakan mesin


longgar
 2.Mengganti bagian-bagian mesin dari metal ke kayu (bila
mungkin )
 - engine mounting, lantai mesin dsb
 3.menganti sumber suara ( mesin yang kurang bising )
 4. Isolasi sumber kebisingan ( memberikan barier /penyekat mesin
 - misal penyekat dinding beton lebih meredam kebisingan dari
 penyekat /dinding kayu, kebisingan frekuensi tinggi lebih mudah
 dihambat daripada frekuensi rendah ( penting untuk pencegahan
 ketulian akibat pemaparan kebisingan frekuensi tinggi )
 5.Perlu bantuan ahli yang lebih profesional untuk penegndalian
kebisingan.



Program pencegahan ketulian pendekatan medis

 * Perlu pemeriksaan klinis khusus untuk mengetahui pengaruh


 faktor kebisingan terhada alat pendengaran ( Ahli Kedokteran
 Okupasi )
 * Tes Audiometri ( untuk Temporaly Threshold Shift dan Permanent
 Threshold Shift )

Anda mungkin juga menyukai