Anda di halaman 1dari 63

PENYAKIT AKIBAT KERJA

(PAK)
SEJARAH PENYAKIT AKIBAT KERJA

• Sebelum Revolusi Industri :


– Manusia sudah terpajan sumber bahaya (iklim, binatang buas, debu silika,
pengecoran besi).
• Abad 15 -16 :
– Adanya pekerjaan tambang dengan pencatatan risiko dan kesadaran
akan perlunya perhatian bagi pekerjanya.
– Pekerja tambang memerlukan keterampilan, karena diidentifikasi adanya
bahaya dan cara penanganannya
• Abad 17 – 18, Bernardino Ramazzini (1633-1714) :
– Dalam bukunya De Morbis Artificium : menulis penyakit yang terkait
dengan pekerjaan.
DATA PAK
• Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013
diketahui bahwa setiap tahun ditemukan 2,34 juta orang meninggal
terkait pekerjaan baik penyakit maupun kecelakaan dan sekitar 2,02
juta kasus meninggal terkait penyakit akibat kerja.
• Di Indonesia, gambaran penyakit akibat kerja (PAK) saat ini seperti
fenomena “Puncak Gunung Es”, penyakit akibat kerja yang diketahui
dan dilaporkan masih sangat terbatas berdasarkan hasil penelitian
sehingga belum menggambarkan besarnya masalah keselamatan
dan kesehatan kerja di Indonesia.
• Hal ini disebabkan karena sumber daya manusia yang belum mampu
melakukan diagnosis penyakit akibat kerja masih kurang sehingga
pelayanan untuk penyakit akibat kerja belum optimal.
PENYEBAB RENDAHNYA DATA PAK :

1. TIDAK DITEMUKAN (KURANG UPAYA PENEMUAN)


2. ADA TAPI TIDAK TERDIAGNOSA
3. TERDIAGNOSA TAPI TIDAK DILAPORKAN
– Belum memasyarakat
– Dirasa merugikan
– Tak terjangkau
– Kronis/pensiun
PERMASALAHAN PAK
• Minimnya pemahaman tenaga kerja tentang PAK dan hak-
haknya atas Jaminan Kecelakaan Kerja sehingga :
– Ada kecenderungan hak-hak tenaga kerja tidak dibayar
apabila terkena PAK
– Pemberian hak jaminan kecelakaan kerja dan PAK yang
lebih kecil dari ketentuan perundangan yang berlaku (sub
standar)
– Tenaga kerja dan serikat pekerja masih sangat jarang
mengajukan tuntutan atas kasus tidak dipenuhinya hak
atas perlindungan K3 termasuk dalam hal PAK dan
kompensasi Jamsostek.
PERMASALAHAN PAK

• Banyaknya perusahaan yang belum mengikutI program


Jamsostek
• Kurangnya pembinaan dan pengawasan penerapan
peraturan perundangan terkait PAK dan Jaminan
Kecelakaan Kerja oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan
• Masih minimnya data PAK.
PERMASALAHAN PAK
• Pemahaman dokter yang memberikan pelayanan kesehatan
kerja kurang memadai ttg PAK dan kompensasinya
• Ada kecenderungan PAK yang terdiagnosa tidak dilaporkan
– dokter di perusahaan sering berstatus sebagai tenaga paruh
waktu → kurang leluasa dalam melaksanakan program
kesehatan kerja secara komprehensif;
• PAK dalam peraturan perundangan termasuk kategori
Kecelakaan Kerja sehingga perusahaan cenderung tidak
melaporkan kasus PAK, terkait penghargaan Nihil Kecelakaan
(Zero Accident).
PERMASALAHAN PAK

• Kasus PAK yang dilaporkan masih sangat minim, terbatas


dari PT. Jamsostek, data PAK belum dipisahkan dengan
data kecelakaan kerja
• Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja belum banyak
dilakukan, sebagian besar belum dilakukan secara benar
sehingga penyakit yang dilaporkan sebagai PAK masih
sangat jarang.
HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN :

• Peningkatan pemahaman tentang PAK dan cara pencegahannya


kepada pekerja maupun pengusaha;
• Meningkatkan pemahaman tentang hak-hak tenaga kerja yang
harus diberikan apabila mengalami kecelakaan kerja dan PAK,
sesuai peraturan perundangan yang berlaku
• Meningkatkan kemampuan mendiagnosis PAK dan upaya tindak
lanjutnya bagi dokter perusahaan;
• meningkatkan pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan di
bidang K3 termasuk masalah PAK dan kompensasinya.
PENYAKIT AKIBAT KERJA

• Artifisial = timbulnya karena adanya pekerjaan


• Terdapat faktor penyebab di tempat kerja
• Man Made Diseases = penyakit buatan manusia
• Dapat dicegah
• Mendapatkan kompensasi (compensable).
PENYAKIT AKIBAT KERJA
• PAK : OCCUPATIONAL DISEASE
– UU No. 3/1951 →ttg Pengawasan Perburuhan
– UU No. 1/1970 → ttg Keselamatan Kerja
– Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2019
– Permenakertrans No. 1/1981→ ttg wajib melapor PAK
• PAK : PENYAKIT AKIBAT KERJA
– UU No.40/2004 Ttg SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional)
– UU No. 24/2011 Ttg BPJS (Badan Penyelenggara jaminan sosial
kesehatan)
– PP No. 44/2015 Ttg Penyelenggaraan Program JKK (jaminan
kecelakaan kerja) dan JKM (jaminan kematian).
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
• UUD 1945
• UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
• UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
• Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2019 tentang PAK
• PMK Nomor 56 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan PAK
• PP No. 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaran Program JKK dan JKM
• Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
• Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
• Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
• Permenaker No. 26 Tahun 2015 ttg Tatacara Penyelenggaraan Program JKK
(jaminan kecelakaan kerja), JHT (jaminan hari tua) dan JKM (jaminan kematian)
PENGERTIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA/PAK
(Occupational Diseases)
• ILO, 1996 : Occupational Disease
PAK adalah Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi
kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab
yang sudah diakui.

• Perpres nomor 7 Tahun 2019: → ttg PAK


• Permenaker No. Per. 01/Men/1981 : → ttg Kewajiban Melapor PAK
PAK adalah Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
• UU No. 40 Th. 2004 Ttg Sistem Jaminan Sosial Nasional (PP No. 44 Tahun
2015):
PAK adalah Penyakit Akibat Kerja adalah Penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan/atau lingkungan kerja
DEFINISI PAK..
❑ Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Work Related Disease):
Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pada
pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam
berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks. (ILO)
❑ Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
atau lingkungan kerja termasuk penyakit terkait kerja. Penyakit terkait kerja
adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab dengan faktor
pekerjaan dan atau lingkungan kerja memegang peranan bersama dengan
faktor risiko lainnya (Kemkes RI, 2016).
❑ Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,
alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian
Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made
disease.
PERLU DIBEDAKAN
PAK Peny. Terkait Kerja (Work
(Occupational Disease) Related Disease)
1) Ada causa di tempat kerja 1) Ada triger di tempat kerja
2) Disebabkan oleh pekerjaan 2) Dicetuskan, dipermudah atau
dan/lingk. kerja diperberat oleh pekerjaan
3) Mendapat kompensasi dalam dan/lingk. kerja
bentuk pelayanan kesehatan 3) Mendapat kompensasi dalam
dan santunan uang bentuk pelayanan kesehatan
• Contoh : Contoh :
– Tuli akibat bising – Ambeien/ wasir
– Hernia
– Pneumokoniosis – Asma dg riwayat
– Leukemia akibat benzen keluarga/keturunan
KEWAJIBAN TERHADAP PAK :

1. Dilaporkan paling lambat 2 X 24 Jam setelah


didiagnosis
2. Wajib diberikan kompensasi
3. Wajib diupayakan tindakan pencegahan.
Faktor-faktor yg mempengaruhi
Terjadinya PAK

Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik -Fisik
-Mental -Kimia
-Biologi
-Ergonomi
-Psikologi
Kapasitas kerja
- Skill
- Kesegaran jasmani & Msl.Terkait :
rohani 1. NARKOBA
- Status kesehatan & gizi
2. HIV & AIDS
- usia
- Jenis kelamin 3. Flu Burung
- Ukuran tubuh dll.
PENYEBAB PAK :
FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA:
Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikologi
Poor Manajemen thdp
implementasi K3

Unsafe Human Unsafe


Activity Working/Env.
Condition

PAK
(Occ. Diseases)
1. Contoh penyakit akibat faktor bahaya fisik :
Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan
Kebisingan (noise) Penggunaan mesin, penurunan pendengaran
generator dan peralatan sampai ketulian
kerja lainnya
Suhu tinggi Peleburan logam hyperpireksi, heat cramp,
heat exhaustion, heat stroke
Suhu rendah Ruang pembekuan (cool Fros bite
storage)
Tekanan udara penyelam Caisson's Disease
yang tinggi
Sinar infra merah Peleburan logam, katarak
peralatan fisioterapi dll.
Ultra violet welder conjungtivitis
Getaran/vibrasi Chain Saw, Drilling Reynaud's disease
2. Contoh PAK akibat bahan kimia berbahaya :
Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan
Gas CO, HCN, intoksikasi
SO2
Asbes Industri dan pengunaan asbes Asbestosis, mesothelioma, cancer
saluran nafas
Benzene Chemical Leukemia, hepatitis
Pb Soldering, Industri Baterey Anemia, infertil, gangguan ginjal

Silica Pabrik kaca, keramik dan Silikosis


batubara
Vinyl chloride Polimerisasi vinyl chloriede, Hemangiosarkoma liver
monomer, arsenic pestisida
Chlorphenols Furniture, sawmill, Cancer nasopharing
lumberjack, electrical, fitter
Radium, chromate, Furniture, saw mill, Cancer rongga hidung,
nickel, penambangan & peleburan
Chlorphenols nickel, pabrik sepatu
Contoh PAK AKIBAT BAHAN KIMIA BERACUN & BERBAHAYA (B3)

❖Sifat B3 • Efek :
❑Zat iritan ➢Iritasi selaput lendir
❑Zat korosif ➢Luka bakar
❑Zat karsinogenik ➢Cancer
❑Zat alergen ➢Dermatitis, asma
❑Zat Mutagenik ➢Mutasi genetik
❑Zat Teratogenik ➢Penyakit kongenital
❑Debu ➢Pneumukoniosis
Contoh PAK Akibat Logam Berat
• Berilium : bronkitis, faringitis
• Kadmium : gangguan ginjal
• Krom : perforasi sekat hidung
• Arsen : peny. Syaraf, hepatitis
• Merkuri : gangguan ginjal, ggn daya ingat, insomnia
• Timbal : gangguan ginjal, anemia, infertil. peny, syaraf
• Mangan : peny. Syaraf, gangguan emosi
3. PAK Akibat Faktor Biologi :
– Viral Diseases : Rabies, Hepatitis
– Bakterial Diseases : Anthrax, Leptospirosis,
Brucellosis, TBC, Tetanus
– Fungal Diseases : Dermatophytoses,
Histoplasmosis
– Parasitic Diseases : Ancylostomiasis,
Schistosomiasis.
4. PAK Akibat Faktor Ergonomi/fisiologi:

– BEBAN ANGKAT ➢ Hernia Nukleus Pulposus (HNP),


Low Back Pain, hernia
– CARA MENGANGKAT ➢ Trauma otot & sendi
– POSISI KERJA tidak ➢ Peny. Muskuluskeletal
ergonomis
– GERAK REPETITIF
➢ Carpal tunel syndrome
– KONTRAKSI STATIS
➢ Kelelahan, nyeri otot
5. PAK Akibat Faktor Psikologi:
– Stress akibat kerja
– Trauma kepala
– Pajanan bahan kimia yg Neurotoksik
PAK DAPAT MENGENAI
SEMUA ORGAN/SISTEM TUBUH
• Penyakit alergi/hipersensitivitas
• Dermatitis kontak
• Penyakit hati dan saluran pencernaan
• Penyakit paru-paru
• Penyakit saluran kemih
• Penyakit jantung dan pembuluh darah
• Penyakit darah
• Penyakit otak dan syaraf
• Penyakit muskuloskeletal
• Penyakit sistem reproduksi
• Penyakit mata
• Penyakit telinga
• Gangguan Psikologis
• Penyakit Infeksi
• Keracunan
Jenis Penyakit Akibat
Kerja
Jenis penyakit akibat kerja
berdasarkan agen dan
pekerjaaannya sesuai dengan
International Statistical
Classification of Diseases and
Related Health Problems (ICD-
10) in Occupational Health
(OH) yang dikeluarkan oleh
World Health Organization
(WHO)
WHO Membedakan Empat Kategori
Penyakit Akibat Kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya
Pneumokoniosis.
❑ Pneumokoniosis dikenal dengan paru-paru hitam diperkenalkan pada
awal abad ke 19 untuk menggambarkan penyakit paru para
penambang batu bara yang berhubungan dengan debu mineral.
Pneumokoniosis merupakan kelompok penyakit saluran pernapasan
yang disebabkan oleh debu di daerah tambang.
❑ Menyebabkan Bentuk kelainan yang terjadi biasanya berupa
peradangan dan pembentukan jaringan fibrosis dan akhirnya
menimbulkan kerusakan pada fungsi paru.
❑ Berdasarkan penyebabnya pneumokoniosis dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu yang disebabkan oleh debu organik/kapas (bisinosis),
anorganik (silika, asbes dan timah) dan pekerjaan (pneumokoniosis
penambang batubara / Coal Worker’s Pneumoconiosis ) atau yang
lebih dikenal dengan paru-paru hitam
WHO Membedakan Empat Kategori
Penyakit Akibat Kerja :
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya
Karsinoma Bronkogenik.
❑Karsinoma Bronkogenik (Ca. Paru) merupakan tumor ganas
/kanker ganas paru primer yang berasal dari saluran pernafasan
❑> 80% kasus disebabkan oleh kebiasaan merokok
❑Para pekerja yang terpapar polusi udara, radiasi, dan pajanan
industri (misal: asbestos, alrsenik, sulfur dioksida, formaldehid,
silika, nikel.
WHO Membedakan Empat Kategori
Penyakit Akibat Kerja :
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu
penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya,
misalnya Bronkhitis khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi
yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2019 Tentang :
Penyakit Akibat Kerja
❑ Membagi dalam 4 jenis PAK :
1) Yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas
pekerjaan
2) Berdasarkan sistem target organ
3) Kanker akibat kerja
4) Spesifik lainnya
Penyakit Yang Disebabkan Pajanan Faktor Yang
Timbul Dari Aktivitas Pekerjaan
1) Penyakit yang disebabkan oleh faktor kimia (berilium, cadmium,
fosfor, krom, mangan, arrsen, raksa, timbal, dll)
2) Penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika (kerusakan
pendengaran akibat kebisingan, penyakit yang disebabkan oleh
getaran, radiasi ion, dll)
3) Penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi
atau parasit (brucellosis, virus hepatitis, HIV, tetanus, TB,
kontaminasi bakteri dan jamur, anthrax, leptospira, dll).

Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


Penyakit Berdasarkan Sistem Target Organ

1) Penyakit saluran pernafasan antara lain (silikosis, antrakosilikosis,


dan asbestos, siderosis, byssinosis, bagassosis, dll)
2) Penyakit kulit (dermatosis kontak alergika dan urtikaria,
dermatosis kontak iritan, vitiligo)
3) Gangguan otot dan kerangka (radial styloid tenosynovit,
tenosynouitis kronis, olecranon bursitis, prepatellar bursitis,
epicondglitis, meniscus lesions, carpal tunnel syndrome, dll)
4) Gangguan mental dan perilaku berupa gangguan stres pasca
trauma, dll.

Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


Penyakit Kanker Akibat Kerja

Penyakit kanker yang disebabkan oleh zat berikut:


1) Asbestos, beruidine dan garamnya, bis-chloromethyl
ether, persenyawaan chromium VI, coal tars, coal tar
pitches or soots, beta-naphthylamine, vinyl chloride, ben-
zene, dll.

Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


Penyakit Spesifik Lainnya

❑ Penyakit spesifik lainnya merupakan penyakit yang


disebabkan oleh pekerjaan atau proses kerja, dimana
penyakit tersebut ada hubungan langsung antara paparan
dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan
secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat.
❑ Contoh penyakit spesifik lainnya, yaitu nystagmus pada
penambang.

Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


Penegakan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

Diagnosis penyakit akibat kerja memiliki :


1. Aspek medik: dasar tata laksana medis dan tata
laksana penyakit akibat kerja serta membatasi
kecacatan dan keparahan penyakit.
2. Aspek komunitas: untuk melindungi pekerja lain
3. Aspek legal: untuk memenuhi hak pekerja.
DIAGNOSIS PAK

❑ Diagnosis menderita Penyakit Akibat Kerja berdasarkan surat


keterangan dokter, merupakan diagnosis jenis Penyakit Akibat
Kerja yang dilakukan oleh dokter atau dokter spesialis yang
berkompeten di bidang kesehatan kerja.
❑ Jenis PAK harus memiliki hubungan langsung dengan pajanan
yang dialami pekerja
❑ PAK harus dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan
metode yang tepat
❑ Pembuktian tersebut dilakukan oleh dokter atau dokter
spesialis yang berkompeten di bidang kesehatan kerja

Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)
❑ Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada pekerja perlu dilakukan suatu pendekatan sistematis
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat.
❑ Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI (PMK Nomor 56 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan PAK) :
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)

1) Tentukan Diagnosis klinisnya


✓ Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu,
dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada,
seperti umumnya dilakukan untuk mendiagnosis suatu
penyakit.
✓ Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih
lanjut apakah penyakit tersebut berhubungan dengan
pekerjaan atau tidak ?
Slide Title
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)
2) Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini
Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja adalah esensial untuk dapat
menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai
riwayat pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang mencakup:
a. Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secara kronologis
b. Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan
c. Bahan yang diproduksi
d. Materi (bahan baku) yang digunakan
e. Jumlah pajanannya
f. Pemakaian alat perlindungan diri (masker)
g. Pola waktu terjadinya gejala
h. Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami gejala serupa)
i. Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS, label, dan
sebagainya). MSDS=Material Safety Data Sheet atau Lembar Data Keselamatan Bahan
terutama bahan kimia untuk keperluan industri.
Slide Title
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)
3) Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan
penyakit tersebut
❑Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang
mendukung pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan
penyakit yang diderita.
❑Jika dalam kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang
menyatakan hal tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan
diagnosa penyakit akibat kerja.
❑Jika dalam kepustakaan ada yang mendukung, perlu dipelajari lebih
lanjut secara khusus mengenai pajanan sehingga dapat menyebabkan
penyakit yang diderita (konsentrasi, jumlah, lama, dan sebagainya).
Slide Title
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)
4) Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
❑ Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan
tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting
untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang
ada untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.
5) Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat
mempengaruhi
❑ Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat pekerjaannya,
yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan APD,
riwayat adanya pajanan serupa sebelumnya sehingga risikonya meningkat.
❑ Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan (riwayat keluarga) yang
mengakibatkan penderita lebih rentan/lebih sensitif terhadap pajanan yang
dialami.
Slide Title
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)
6) Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan
penyebab penyakit
❑ Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab
penyakit?
❑ Apakah penderita mengalami pajanan lain yang diketahui dapat
merupakan penyebab penyakit.
❑ Meskipun demikian, adanya penyebab lain tidak selalu dapat
digunakan untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.
❑ Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh
pekerjaannya.
Slide Title
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)
7) Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya
❑ Suatu keputusan harus berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar
ilmiah. tidak selalu pekerjaan merupakan penyebab langsung suatu penyakit, kadang-
kadang pekerjaan hanya memperberat suatu kondisi yang telah ada sebelumnya. Hal
ini perlu dibedakan pada waktu menegakkan diagnosis. Suatu pekerjaan/pajanan
dinyatakan sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa melakukan pekerjaan atau
tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan menderita penyakit tersebut pada
saat ini.
❑ Sedangkan pekerjaan dinyatakan memperberat suatu keadaan apabila penyakit telah
ada atau timbul pada waktu yang sama tanpa tergantung pekerjaannya, tetapi
pekerjaannya/pajanannya memperberat/mempercepat timbulnya penyakit.
❑ Untuk menegakkan diagnosis Penyakit Akibat Kerja diperlukan pengetahuan yang
spesifik, tersedianya berbagai informasi yang didapat baik dari pemeriksaan klinis
pasien, pemeriksaan lingkungan di tempat kerja (bila memungkinkan) dan data
epidemiologis.
UPAYA DETEKSI
PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dokter Perusahaan
Ahli K3
Monitoring Kesehatan Monitoring Lingkungan
TK (Rikes TK awal, Kerja
berkala, khusus)
Environmental Monitoring
•Riwayat penyakit (Biological Monitoring)
•Riwayat pekerjaan
•Pemeriksaan klinik
•Pemeriksaan lab
•Pemeriksaan Khusus
•Hubungan penyakit
P2K3
dengan pekerjaan
Hubungan Sebab Akibat (Causal Relationship) Untuk Menentukan Pak :

Keterkaitan Dengan Waktu → Penyakit baru terjadi setelah pemajanan atau ada interval waktu yang sesuai
(Time Relationship)
→ PAK jelas dan banyak jika dikaitkan dengan pemajanan faktor resiko
Kekuatan Hubungan (Strength
Of The Association)

Hubungan Dosis-respon (Dose- → Makin tinggi pajanan makin tinggi kejadian dan tingkat keparahan penyakitnya
respon Relationship)

Konsistensi Hubungan → Beberapa penelitian menyebutkan hasil dan kesimpulan yang sama
(Consistency Of The Association)
→ Berdasarkan sifat toksikologi, kimia, fisika atau sifat lainnya dari faktor resiko,
Kekhususan Hubungan
diketahui bahwa pemajanan akan menyebabkan gangguan tertentu.
(Specificity Of The Association)

Kecocokan Biologik (Biological → Bahan kimia tertentu menyebabkan kerusakan pada organ biologis tertentu
Plausibility) (ada target organ)

Bukti Yang Koheren (Coherence → Sintesis umum dari semua penemuan menyimpulkan bahwa ada efek sebab
Of The Evidence) akibat secara ilmiah.
DAMPAK PAK
Menurunkan produktivitas
Menurunkan daya saing
Biaya pengobatan/rehabilitasi meningkat
Turn over pekerja meningkat

HARUS
DICEGAH &
DIKENDALIKAN
Akibat PAK pada Tenaga Kerja
• Akibat langsung :
➢ Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB)
➢ Kehilangan salah satu organ atau fungsi (cacat anatomis atau cacat fungsi)
sebagian atau total
➢ Meninggal dunia
• Akibat tidak langsung :
➢ Penderitaan fisik dan mental karena PAK
➢ Kehilangan pekerjaan/pendapatan
➢ Resiko hak-haknya tidak diberikan
• Apabila tidak dilakukan pengendalian yang memadai, PAK yang ada
akan berimbas pada tenaga kerja lain.
Akibat PAK pada Perusahaan
• Akibat langsung :
➢ Kehilangan tenaga terampil
➢ Biaya pelayanan kesehatan lebih besar (pengobatan & kompensasi)
➢ Kehilangan waktu kerja.

• Akibat tidak langsung :


➢ Produktifitas terganggu/menurun
➢ Ketenangan kerja
➢ Image/prestige perusahaan
➢ Apabila tidak ada upaya pencegahan → Makin banyak tenaga kerja yang
menderita penyakit serupa.
Akibat PAK pada Masyarakat
• Pada kasus PAK tertentu penyebabnya dapat dibawa oleh
tenaga kerja ke rumahnya dan menimbulkan penyakit pada
angota keluarganya, misalnya asbestosis
• Upaya pengendalian PAK yang buruk menggambarkan
pelaksanaan K3 yang buruk pula, dimana pencemaran udara
tempat kerja dapat menjalar menjadi pencemaran udara di luar
tempat kerja sehingga mengganggu kesehatan masyarakat
pada umumnya
PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

1. Pencegahan Primer/Awal, dilakukan sedini mungkin sebelum kasus


terjadi
2. Pencegahan Sekunder, dilakukan apabila sudah terdapat tanda-tanda
atau gejala adanya PAK
3. Pencegahan Tersier, melalui tindakan penanganan terhadap kasus PAK
yang sudah terjadi agar masih dapat dioptimalkan fungsi

PENTING :
PAK sering tidak dapat disembuhkan, sehingga upaya pencegahan (preventif dan
promotif) harus diutamakan
(Menurut ILO)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan, tehnik &
teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan K3
INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih
memenuhi ketentuan & persyaratan K3
(Menurut ILO)
¦ RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bid K3 sesuai perkemb
ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi
¦ PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan K3 bagi TK
¦ PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan melalui penerapan &
pemaksaan melalui sanksi-sanksi
(Menurut ILO)
¦ ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan pencegahan kec dgn pembayaran
premi yg lebih rendah terhdp peusahaan yang memenuhi syarat K3

¦ PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dlm upaya
memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja
UPAYA PENGENDALIAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
PROMOTIF PREVENTIF KURATIF REHABILITATIF

⚫ Pemeliharaan ⚫ Pemeriksaan ⚫ Pengobatan ⚫ Alat bantu dengar


kesehatan kerja Kesehatan Kerja ⚫ P3K ⚫ Protese
⚫ Pembinaan ⚫ Imunisasi ⚫ Rawat jalan ⚫ Mutasi
⚫ Gerakan OR ⚫ Penggunaan APD ⚫ Rawat Inap ⚫ Kompensasi
⚫ Tdk merokok ⚫ Rotasi Kerja
⚫ Gizi seimbang ⚫ Pengurangan
⚫ Ergonomi waktu kerja
⚫ Pengendalian
Lingk. Kerja
⚫ Hygiene sanitasi
MANFAAT PENCEGAHAN PAK :
➢ MENEKAN KEJADIAN PENYAKIT
➢ TERCIPTA TK. SEHAT DAN PROD.
➢ MENGURANGI RISIKO CACAT/KEMATIAN
➢ MENGURANGI BIAYA
➢ MENINGKATKAN IMAGE
➢ KINERJA,MOTIVASI PRODUKTIVITAS PERSH
➢ KEMAJUAN PERSH LAPANGAN KERJA
➢ ANTISIPASI GLOBAL NILAI TAMBAH, DAYA SAING
PENANGANAN PEKERJA DG PAK:

PENGOBATAN : SESUAI KASUS/JENIS PENYEBAB

• PENGURANGAN PAJANAN : ISTIRAHAT, ROTASI/PINDAH LOKASI


KERJA, APD

• KOMPENSASI : PROSENTASI CACAT

• PENDATAAN/SURVEILANCE : MENCEGAH KASUS BERULANG/PADA


TENAGA KERJA LAIN
Jaminan Kecelakaan Kerja

❑ Jaminan Kecelakaan Kerja disingkat JKK → manfaat berupa


uang tunai dan atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada
saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja.
❑ Pekerja yang didiagnosis menderita Penyakit Akibat Kerja
berdasarkan surat keterangan dokter berhak atas manfaat JKK
meskipun hubungan kerja telah berakhir.
❑ Hak atas manfaat JKK tersebut diberikan apabila Penyakit
Akibat kerja timbul dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
tahun terhitung sejak hubungan kerja berakhir.

Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai