Anda di halaman 1dari 31

INSTRUMEN

PENGUKURAN
KELUHAN
KELELAHAN KERJA
DAN NBM
• Pengukuran kelelahan
Cara untuk mengukur tingkat
kelelahan secara langsung,
sampai saat ini belum ada.
Pengukuran-pengukuran
yang dilakukan oleh para
peneliti hanya berupa
indikator yang menunjukkan
terjadinya kelelahan akibat
kerja.

9/3/2018 2
• Menurut Grandjean (1993) metode pengukuran
kelelahan dikelompokkan dalam beberapa
kelompok sebagai berikut:
• a) Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan;
• b) Perasaan kelelahan yang subjektif;
• c) Uji hilangnya kelipan;
• d) Uji psiko-motor dan
• e) Uji mental.

9/3/2018 3
FLICKER FUSSION TEST

9/3/2018 4
• Kelelahan secara umum dapat diprediksi melalui
pengisian Kuesioner 30 Item Kelelahan dengan
penilaian skala Likert dari JAIH (Japan Association
of Industrial and Health).
• Di samping itu digunakannya Kuesioner 30 Item
Kelelahan dapat menunjukkan perbandingan
adanya kelelahan dalam kegiatan atau aktivitas
(1-10), kelelahan motivasi (11-20) dan kelelahan fisik
(21-30).

9/3/2018 5
• Di Indonesia pengukuran keluhan kelelahan kerja
banyak dilakukan dengan menggunakan:
• 1. Reaction timer (lebih objektif)
• 2. Kuesioner KAUPK I,II dan III
• 3. NBM (Nordic Body Map)

9/3/2018 6
Instrumen pengukuran kelelahan
kerja dengan reaction timer

• Reaction timer adalah sebuah rangkaian alat yang


mempunyai prinsip kerja seperti Stopwatch.
• Salah satu alat ukur kelelahan kerja yang sering
digunakan di Indonesia Reaction Timer L-77
Lakassidaya.

9/3/2018 7
9/3/2018 8
METODE REACTION TIMER

• 1. Rangsang cahaya
• 2. Rangsang suara

• Tujuan pengukuran waktu reaksi adalah untuk


menentukan waktu yang diperlukan antara
pemberian rangsang sampai timbulnya respon
terhadap rangsang tersebut.

9/3/2018 9
KATEGORI RESPON RANGSANG YANG
DIHASILKAN;
• 150,0 – 240,0 milidetik = normal
• 240,0  410,0 milidetik = kelelahan kerja tingkat
ringan
• 410,0 -  580,0 milidetik = kelelahan kerja tingkat
sedang
• 580,0 ≥ milidetik = kelelahan kerja berat

9/3/2018 10
• Pengukuran kelelahan kerja lainnya adalah
dengan menggunakan kuesioner KAUPK yang
merupakan suatu alat untuk megukur indikator
perasaan kelelahan kerja yang telah didesain oleh
Lientje Setyawati (1994) khusus bagi pekerja di
Indonesia. Kuesioner KAUPK I, II dan III masing-
masing terdiri dari 17 butir pertanyaan untuk
pekerja shift pagi, siang dan malam.

9/3/2018 11
KUESIONER KAUPK I, II DAN III YANG
DIBUAT OLEH LIENTJE SETYAWATI (1994)

• Lihat buku sekilas tentang kelelahan kerja karya


Lientje Setyawati (2011).

9/3/2018 12
Pengukuran kelelahan kerja secara
subjektif dgn NBM

• NBM adalah nordic body map yaitu metode


pengukuran keluhan kelelahan menggunakan
daftar pertanyaan (cek lis) tentang bagian tubuh
mana saja yang merasakan nyeri/ sakit .
• Dimensi bagian tubuh yang dinilai terdiri atas 28
bagian meliputi;

9/3/2018 13
1. Leher atas
2. Tengkuk
3. Bahu kiri
4. Bahu kanan
5. Lengan atas kiri
6. Lengan atas kanan
17. Tangan kiri
7. Punggung
18. Tangan kanan
8. Pinggang 19. Paha kiri
9. Pinggul 20. Paha kanan
10.Pantat 21. Lutut kiri
11.Siku kiri 22. Lutut kanan
12.Siku kanan 23. Betis kiri
13.Lengan bawah kiri 24. Betis kanan
14.Lengan bawah kanan 25. Pergelangan kaki kiri
15.Pergelangan tangan kiri 26. Pergelangan kaki
16.Pergelangan tangan kanan kanan
27. Kaki kiri
28. Kaki kanan
9/3/2018 14
• Cek list NBM yang biasa digunakan ada 2 macam:
• 1. NBM yang dikembangkan oleh Dickinson (1992)
yang menggunakan option pertanyaan ya/ tidak.
• 2. NBM yang dikembangkan oleh Tarwaka yang
menggunakan skala linkert.

9/3/2018 15
 Menurut Kroemer (2001), kuesioner nordic merupakan
kueisioner yang paling sering digunakan untuk
mengetahui ketidaknyamanan atau kesakitan pada

tubuh. Kuesioner ini sudah cukup terstandarisasi dan
tersusun rapi. Kuesioner ini dikembangkan oleh
Kourinka (1987) dan dimodifikasi oleh Dickinson (1992).

9/3/2018 16
NBM Dickinson (1992).

 Sering digunakan oleh para peneliti ergonomi untuk
menunjukkan bagian mana dari dimensi tubuh
pekerja yang mengalami keluhan kelelahan.
 Data dari cek lis ini dalam bentuk persentasi dan
ditampilkan dalam bentuk peta tubuh yang
menampilkan jumlah data keluhan kelelahan dari
sampel/ tenaga kerja sbb;

9/3/2018 17

Cek lis asli dari
Dickinson

9/3/2018 18

Cek lis adaptasi dari dickinson yang dipakai di Indonesia


9/3/2018 19
NBM TARWAKA
Cek lis NBM ini menggunakan skala linkert
 kelelahan lebih
dengan pertanyaan keluhan
detail pada 28 dimensi tubuh.

Cek lis ini sering digunakan oleh para peneliti


ergonomi untuk menggambarkan keluhan
kelelahan kerja pada penelitian yang bersifat
Quasi eksperimen maupun True eksperimen.
Untuk tujuan membandingkan keluhan
kelelahan sebelum dan sesudah intervensi .

9/3/2018 20

9/3/2018 21
• Hasil akhir dari cek lis ini berupa perhitungan total
jumlah keluhan kelelahan anggota tubuh bagian
kiri dan kanan kemudian dikategorikan menjadi
sbb:
1. 0 - 20 = rendah
2. 21 - 41 = sedang
3. 42 – 62 = tinggi
4. 63 - 84 = sangat tinggi

9/3/2018 22
• Cek lis adaptasi dari Tarwaka yang digunakan di
Indonesia ada yang tidak menggunakan kategori
kelelahan kerja melainkan hanya menampilkan
persentase jumlah yang menyatakan ;
• Tidak sakit
• Agak sakit
• Sakit
• Sangat sakit

9/3/2018 23
• Kemudian berdasarkan data tersebut dibuatlah
peta tubuh dengan pewarnaan yang jumlah
terbanyak pada masing – masing dimensi tubuh
sbb;
• Warna putih = tidak sakit
• Warna kuning = agak sakit
• Warna hijau = sakit
• Warna merah = sangat sakit

9/3/2018 24
9/3/2018 25
27
28
29
30
Terima Kasih

31

Anda mungkin juga menyukai