OLEH:
IDA NURSIANI (IKA 18001B)
ANDI SAPUTRA (IKA 16002)
KHAERINA SURYATI (IKA 16006)
% Satuan Persen
APD Alat Pelindung Diri
BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
CS Cleaning Service
DO Occupational Diseases
HAM Hak Asasi Manusia
ILO International Labour Organization
(Organisasi Buruh Internasional)
MSDS Material Safety Data Sheet
K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
K3RS Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit
OHSAS Occupational Health and Safety
Assesment System
Permenkes Peraturan Menteri Kesehatan
IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah
PT Perseroan Terbatas
RS Rumah Sakit
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
SMK3 Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
SOP Standar Operasional Prosedur
UB unsafe behavior
UC unsafe condition
USA United States of America
DAFTAR ISI
SAMPUL Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................vi
DAFTAR ARTI SIMBOL DAN SINGKATAN......................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................6
1.3 Tujuan............................................................................................................................7
1.4 Manfaat..........................................................................................................................7
Tabel Halaman
Gambar Halaman
PENDAHULUAN
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja yang tidak diinginkan dan hal
yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan lebih dari 2,78 juta kematian
per tahun. Selain itu, ada sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat
sebagian besar atau sekitar 69,59% terjadi di dalam perusahaan ketika mereka
bekerja dengan persentasi pekerja yang tidak memakai peralatan yang safety
sebanyak 32,12%.
Berdasarkan hasil pencatatan dari Pusat Data dan Informasi
kasus kecelakaan kerja di Indonesia sejak tahun 2011 hingga tahun 2017
mengalami fluktuasi, angka tertinggi pada tahun 2015 yaitu 110.285 kasus.
Pada tahun 2011 sebanyak 9.891 kasus, tahun 2012 sebanyak 21.735
kasus, tahun 2013 35.917, tahun 2014 sebanyak 24.910 kasus. Pada tahun
2016 sebanyak 105.182 kasus dan pada tahun 2017 dari bulan Januari-
syarat-syarat kerja.
kerja, perlu pemahaman dan pelaksanaan K3 secara baik dan benar (Anshari
Teori Domino yang dirumuskan oleh Heinrich pada tahun 1930 dan
disempurnakan oleh Frank E. Bird dan Germain pada tahun 1992 menyatakan
bahwa faktor utama penyebab kecelakaan kerja adalah kondisi tidak aman
(unsafe condition) dan tindakan tidak aman pekerja (unsafe action). Sebagian
tindakannya yang tidak aman dan sisanya karena faktor kondisi tidak aman
Adapun hasil penelitian yang berkaitan dengan teori Krech dan Ballacy,
antara sikap dengan perilaku aman pekerja dan terdapat hubungan yang
bermakna antara kedua variabel tersebut. Sikap pekerja sangat erat kaitannya
berbahaya atau kegiatan yang tidak aman dapat diketahui dengan segera dan
tanggung jawabnya.
perilaku sikap kerja yang aman dan peduli terhadap kondisi keselamatan di
K3 masih kurang.
Study K3L di NTB oleh Ir. Agus Hakim” Khusus angka kecelakaan kerja di
Nusa Tenggara Barat tahun 2017 dari Januari sampai dengan Maret 2018
tajam dan non medis dari ruang, menyapu dan mengepel halaman, lorong dan
serta tim Khusus. Jumlah petugas kebersihan yang ada di RSUD Sumbawa
kerja yang cukup banyak salah satunya pada petugas kebersihan. Bertitik
Rumah Sakit bekerjasama dengan pihak ketiga yang menyuplai jasa tenaga
di RSUD Sumbawa.
di RSUD Sumbawa.
di RSUD Sumbawa.
Sumbawa.
Sumbawa, pada bulan April hingga Mei 2019. Tujuan penelitian ini
2.1 Perilaku
atau tertutup. Repon dan reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat
terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman bisa
menjadi hal yang penting karena ternyata lebih banyak persoalan yang
jenis pekerjaan.
2.1.3. Teori Lawrence Green
perawat, alat kerja, bahan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh
maupun lingkungan kerja serta tindakan pekerja sendiri. Adapun tujuan dari
fisik, mental, dan sosial dari pekerja pada semua pekerjaan; pencegahaan
kerja, dan keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit yang
tenaga kerja sehingga tenaga kerja sebagai pelaku pekerjaan dapat merasakan
kerja, cara dan metode kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
lingkungan kerja.
karyawan RS, yang bertujuan terciptanya cara kerja dan lingkungan kerja
jelas bahwa rumah sakit termasuk ke dalam kriteria tempat kerja, dengan
berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan tidak
hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit, tapi juga
2.4.1 Pengertian
kecelakaan itu adalah kejadian yang tak terduga dan tidak terencana
selama periode waktu untuk faktor risiko yang timbul dari aktivitas
waktu dalam suatu proses industri barang maupun jasa. Dari definisi
berikut:
mental.
Menurut Bird dan Germain (1996) dala konteks K3 ada tiga jenis
dicegah.
Near Miss adalah kejadian kecil yang apabila dibiarkan dapat
pencegahan.
(Katia, 2009).
kesalahan.
manajemen.
dengan tidak aman karena sederhana saja, ini lebih masuk akal dalam
pada suatu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
dibayar pihak rumah sakit atau pihak ketiga (perusahaan) untuk selalu
seorang cleaner.
2013).
2016).
Cleaning service mempunyai risiko terbesar terpajan bahan
berbagai cara, salah satunya melalui luka tusuk jarum atau yang dikenal
1. Pengetahuan
dilakukannya.
a. Tahu
b. Memahami.
d. Analisis.
e. Sintesis.
f. Evaluasi.
2. Sikap
atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
2003):
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa
tingkat tiga.
seseorang.
pengetahuan baik.
limbah medis.
3. Perilaku
(Notoadmoedjo, 2007).
1. Pelatihan K3
tepat, diantaranya :
kelompok.
berlangsung.
safety training tidak dapat berjalan dengan baik karena sering tidak
2. Ketersediaan APD
Ketersediaan APD dalam hal ini merupakan salah satu bentuk dari
Husmaryuli, 2016).
1. Peraturan K3
pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah Sakit Panti Rapih
tertulis dan dinyatakan dalam visi misi rumah sakit disertai dengan
2. Pengawasan K3
ditempat.
tata cara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja
yang perlu.
yaitu :
1. Eliminasi
dibersihkan, mesin yang bising dimatikan. Cara ini sangat efektif karena
Karena itu, teknik ini menjadi pilihan utama dalam hirarki pengendalian
risiko.
2. Substitusi
bahan, sistem atau prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman atau
bahan kimia berbahaya dalam proses produksi diganti dengan bahan kimia
dapat diatasi dengan memasang sistem ventilasi yang baik. Bahaya pada
interlock.
misalnya dengan mengatur jadwal kerja, istirahat, cara kerja atau prosedur
Safety
Data Sheet MSDS) didaerah kerja. Menurut Ramli (2010) bahaya yang ada
Dalam konsep K3, penggunaan APD merupakan pilihan terakhir atau last
Faktor Predisposis
Domino
1. Pengetahuan 1. Ancestry
and
2. Sikap anvironment
2. Fault of person
1. Pendidikan
3. Unsafe act and
2. Sosial mechanikal or
3. Ekonomi physical hazard
4. Accident
4. Kepercayaa
5. Injury
5. Persepsi
Faktor pendukung
Ketersediaan APD
Perilaku K3
Pelatihan K3
Faktor Penguat
Hirarki Pengendalian
Pengawasan K3
1. Eliminasi
1. Kebijakan K3 2. Subtitusi
3. Perancangan
2. SOP 4. Administrasi
5. AlatPelindung
Diri (APD)
Karakteristik
Peneliti
No Judul Metode/ Temuan
(Tahun) Subjek Instrumen
Desain
1. Lupita Analisis Hubungan Didapatkan sample 72 Kuesioner, Penelitian Hasil penelitian terdapat hubungan
Noviyanti Faktor Penyebab dari 87 orang pekerja wawancara observasional antara kebijakan K3, pengawasan,
(2017) Kecelakaan Kerja pengelasan pada divisi dan observasi dengan penyediaan APD, pelatihan K3 dan
Dengan Perilaku kapal niaga, pendekatan SOP dengan komitmen individu.
Tidak Aman Pada berdasarkan metode cross sectional Pelatihan K3 dan SOP memiliki
Pekerja Pengelasan Pt. simple random hubungan dengan pengetahuan.
Pal Indonesia Sampling Komitmen individu dan
(Persero) Surabaya, pengetahuan memiliki hubungan
Divisi Kapal Niaga dengan perilaku tidak aman.
2. Mujiadi Analisis Faktor Yang Populasi dalam Kuesioner Penelitian Hasil bahwa ada sebagian kecil
(2017) Mempengaruhi penelitian ini adalah dan observasi Kuantitatif tenaga keperawatan yang belum
Tindakan Tidak Aman tenaga keperawatan di mandapatkan giliran sosialisasi
Tenaga Keperawatan ruang rawat inap RSI program kerja K3RS terkait unsafe
Di Rawat Inap Rsi Surabaya yang action. Tenaga keperawatan
Surabaya berjumlah 90 orang. tersebut dimungkinkan beresiko
Sampel dalam melakukan tindakan unsafe action.
penelitian ini Kondisi tersebut sesuai dengan
menggunakan rumus hasil observasi pada 83 tenaga
Lemeshow (1997) dan keperawatan di ruang rawat inap
sampel penelitian yang
bahwa sebagian kecil 25 (30,1%)
digunakan sebanyak 83
tidak patuh.
orang.
3. Michael The relationship 1414 karyawan yang Kuesioner Penelitian Pekerja di rumah sakit merupakan
O’Toole between employees’ tersebar di 8 Negara Kuantitatif faktor kunci pekerja dalam
(2013). Perceptions bagian di USA. pemahaman kesehatan dan
of Safety and keselamatan kerja.
organizational culture
4. Subhan Zul Analisa Penerapan kecelakaan kerja di observasi dan Jenis penelitian Hasil penelitian menunjukkan
Ardi dan Budaya Perilaku RS Panti Rapih wawancara yang digunakan setelah diadakan sosialisasi K3 dan
Widodo Keselamatan dan terdeteksi dari tahun dalam penelitian adanya komitmen manajemen maka
Hariyono Kesehatan Kerja di 2009 sampai dengan ini adalah seluruh karyawan patuh terhadap
(2018) Rumah Sakit pertengahan 2012 penelitian aturan K3 sehingga mereka bekerja
adalah 34 kasus, kualitatif dengan sesuai dengan SOP dan patuh pada
dengan tingkat pendekatan studi aturan penggunaan APD.
keseringan terjadi kasus
adalah terpeleset,
masih ada tenaga kerja
yang tidak mematuhi
Standard Operational
Procedure (SOP)
terutama di bagian
perlengkapan dan
peralatan, dan poster
K3 yang sudah usang
atau tidak layak,
belum ada sosialisasi
tentang kebijakan K3
dari pimpinan
5. Ajeng Retno Analisis Faktor-Faktor Informan utama dalam Pengumpulan Penelitian Hasil penelitian menunjukkan
Yunita, Ayun Kebijakan Dalam penelitian ini terdapat data dengan deskriptif dengan factor-faktor implementasi dari segi
Sriatmi, Eka Implementasi Program 6 orang petugas wawancara pendekatan isi dan tujuan program K3RS,
Yunila Keselamatan Dan kesehatan yang kualitatif komunikasi, dan komitmen masih
Fatmasari Kesehatan Kerja bekerja di Intalasi kurang penerapannya dikarenakan
Bagian Rumah Sakit (K3rs) Gawat Darurat (IGD) sosialisasi dan pengawasan yang
(2016) Di Instalasi Gawat yaitu perawat kurang. Sedangkan untuk sumber
Darurat Rumah Sakit pelaksana IGD, dokter daya, lingkungan kerja, dan SOP
Umum Daerah Kota tugas IGD, petugas sudah baik.
Semarang administrasi di IGD,
satpam di IGD, dan
petugas kebersihan di
IGD
6. Made Kurnia Pelatihan program P2M ini Observasi, Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian
Widiastuti Keselamatan Dan adalah pelatihan yang wawancara dengan masyarakat desa Antapan
Giri (2016) Kesehatan Kerja (K3) ditujukan kepada dan ceramah yang mayoritas bekerja sebagai
Pertanian Di Desa petugas kesehatan dan petani maka ditemukan beberapa
Antapan, Kecamatan petani di desa Antapan hal berikut ini yaitu 1) Petani
Baturiti, Kabupaten mengalami keluhan tentang kondisi
Tabanan kesehatan utamanya gangguan
saluran pernafasan dengan
beberapa diantaranya mengalami
gangguan pencernaan, 2) Petani
kurang memahami tentang K3
dikarenakan rendahnyapengetahuan
mereka serta belum adanya
pembinaan K3 bagi mereka yang
mereka jadikan sebuah kebutuhan
karena adanya kasus keracunan
yang pernah terjadi pada petani di
wilayah desa Antapan tersebut.
7. Lettyzia Efektivitas Intervensi yang Observasi Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian tentang
Juliaudrey Pengawasan ditunjukkan dalam dan kinerja pengawasan Dinsosnaker
Tampubolon Keselamatan dan kegiatan pengawasan wawancara Kabupaten Sidoarjo Yang telah
(2015) Kesehatan Kerja Oleh untuk menjaga dilakukan dalam mengawasi
Dinas Sosial dan kesejahteraan tenaga keselamatan dan kesehatan kerja
Tenaga Kerja kerja sementara sebagai upaya mewujudkan budaya
Kabupaten Sidoarjo menjaga kelangsungan K3, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai Upaya Perusahaan bahwa ternyata pengawasan yang
Mewujudkan Budaya dilakukan belum efektif.
K3
BAB III
DEFINISI KONSEP
pengaruh yang dalam terhadap perilaku ini. Perilaku manusia adalah suatu
Perilaku K3 akan tumbuh dari adanya umpan balik dari kejadian yang
yang terjadi di tempat kerja. Pengertian kecelakaan adalah cacat dan kematian
hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa
pekerjaan. Maka dalam hal ini kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan
2009).
kesehatan dan keselamatan kerja petugas. Maka perilaku yang diteliti dalam
penelitian ini adalah faktor predisposisi, pendukung dan penguat. Hal ini
Faktor Pendukung
Fasilitas Pelayanan Perilaku K3 Petugas
K3 Kebersihan
Faktor penguat
Pengawasan K3
a. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rumah sakit.
b. Sikap adalah merupakan kesadaran dan kecenderungan untuk berbuat.
RAP ini dipilih dengan alasan, penelitian dilakukan dalam waktu yang relatif
induktif, dan hasil penelitian kaulitatif lebih menekankan makna dari pada
Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Sumbawa pada bulan Mei sampai
selesai tahun 2019. RSUD Sumbawa di pilih karena merupakan satu- satunya
Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Sumbawa dan berstatus Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD). Adapun lokasi pengumpulan data pada penelitian ini
dipusatkan ruangan- ruangan atu tempat- tempat yang sering dibersihkan oleh
petugas kebersihan, yaitu ruangan operasi, ICU, farmasi dan lorong- lorong.
4.3 Informan
Pada penelitian ini, informan dipilih dengan menggunakan purposive sampling
yakni metode non-random sampling dengan memilih informan berdasarkan
karakteristik tertentu (Bowling, 2009). Informan penelitian dipilih berdasarkan
pertimbangan kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adequacy).
diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi informan kunci yaitu Ketua
Sumbawa.
2. Informan biasa, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial
yang diteliti, dalam hal ini yang menjadi informan biasa yaitu petugas kebersihan.
3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi tambahan yang
dapat menunjang hasil penelitian, dalam hal ini Perusahaan penanggung jawab
petugas kebersihan.
1. Pengetahuan K3
Menurut sebagian besar informan belum mengerti tentang K3, hanya
koordinator Petugas kebersihan yang yang sudah mengikuti pelatihan K3 dan
bertugas memberitahukan hasil pelatihan tersebut kepada teman- temannya.
Sesuai hasil wawancara terhadap informan petugas kebersihan yang menyatakan
mereka belum pernah mendengar atau tidak tahu, tetapi ada juga yang
mengatakan sudah pernah dikasih tahu oleh koordinatornya.
“…Selama kerja saya belum pernah dengar apa itu" Eh, tapi rasanya pernah sih
dikasih tahu sama koordinator saya yang disuruh memakai perlengkapan
seperti masker, sarung tangan, penutup kepala…”(SSL)
“…saya tidak mengerti, belum pernah dengar ya…”(IKP)
Berbeda dengan pernyataan ketua K3RS yang menyatakan bahwa sebagian besar
petugas kebersihan sudah mengetahui K3.
“…Saya fikir mereka sudah paham dan mengerti pentingnya K3, tapi gk
tahu juga si Yang jelas kita sudah berusaha melakukan sosialisasi mengenai K3
walaupun belum maksimal"ya…”(AGS)
Sementara sesuai hasil observasi peneliti di lapangan melihat kadang-
kadang petugas kebersihan tidak menggunakan APD pada saat bekerja.
2. Kecelakaan kerja dan tindak lanjut pihak RS
Menurut sebagian informan ada yang pernah mengalami kecelakaan pada
saat bekerja, tetapi ada juga yang belum pernah mengalami kecelakaan kerja.
Ada yang pernah terjepit, terluka saat bekerja, bahkan terjatuh tetapi tidak
diberitahukan ke siapapun, jadi pihak RS belum tahu hal ini.
“…Belum pernah, tidak tahu juga kalau teman- teman soalnya saya masih baru".
…”(AMN)
“…pernah terjatuh pas lantai licin karena hujan,saat itu sedang membersihkan
lantai. Saya tidak memberi tahu siapapun.…”(ISH)
“…sejauh ini belum pernah ada laporan mengenai kecelakaan kerja pada
CS…”(AGS)
3. Pelaksanaan K3 di RS
Sebagian besar informan sudah menjalankan prosedur K3. Informasi K3
diperoleh dari koordinator CS yang sudah mengikuti pelatihan K3 yang diadakan
oleh RS, tetapi masih ada petugas kebersihan yang tidak patuh mengikuti
prosedur keselamatan kerja.
"…tidak paham saya, tapi saya bekerja tetap memakai masker dan sarung
tangan…"(SSL)
1. Pelatihan K3
Rata- rata semua petugas kebersihan belum dibekali dengan pelatihan dan
pegetahuan K3, tetapi sebagian sudah mendapat informasi mengenai K3 dari
koordinator CS, kecuali karyawan baru belum mendapat informasi pelatiahan
K3.
"…belum lah kan saya masih baru kan…"(AMN)
"… belum si,tapi pernah dikasih tahu ama koordinatornya aja…"(ISH)
Sesuai dengan pernyataan ketua komite K3RS bahwa sudah pernah melakukan
IHT (In House Training) mengenai K3 tetapi masih terbatas dan belum semua
mendapat pelatihan tersebut.
"…pernah kita melakukan pelatihan, tetapi hanya berupa IHT (In House
Training) dan itupun hanya perwakilan saja dan berharap menularkan kepada
yang lain..” AGS)
2. Penyediaan sarana dan prasarana
Pada dasarnya menurut informan semua perlengkapan keamanan termasuk
APD sudah disediakan oleh PT yang menaungi petugas kebersihan tersebut,
yaitu PT Raam Sejahtera. Akan tetapi terkadang jumlah APD tidak mencukupi
sehingga memakai APD yang disediakan untuk perawat, ada juga yang tidak
memakai perlengkapan keamanan karena alasan lupa dan buru- buru.
"…ada kok, tapi biasanya karena buru-buru ne jadi enggak pake
masker…"(DN)
"…Udah ada tapi kadang juga habis dan kita kadang dikasih ama perawat yang
bertugas…"(IKP)
Begitu juga halnya menurut pihak Rumah Sakit, sudah ada sarana dan prasarana
yang memadai di RS, APD pada petugas kebersihan disediakan oleh PT.
1. Pengawasan K3
Menurut informan sejauh ini belum ada pengawasan ataupun sanksi jika
petugas kebersihan bekerja tidak sesuai prosedur. Tidak ada pengawasan dari
pihak RS,terkadang hanya ditegur (oleh koordinator atau petugas RS) jika
melanggar tidak memakai APD.
"…kadang si kita diingetin teman atau koordinator, eh tapi kadang ada petugas
RS yang tegur kalo gk pake …"(ISH)
Sedangkan menurut pihak RS yang berwenang mengawasi pelaksanaan K3 yaitu
komite K3RS memang masih terbatas dilakukan.
"…dari kami belum ada pengawasan khusus ya, tapisetidaknya kita menegur
jika mereka tidak patuh menggunakan pengaman saat bekerja…"(AGS)
Dari hasil penelitian, sebagian besar petugas kebersihan belum bekerja sesuai
standar K3. Terbukti mereka tidak selalu menggunakan APD saat bekerja.Hal ini
disebabkan kurangnya pengwasan baik dari pihak PT yang menaungi Petugas kebersihan
ataupun dari pihak Rumah Sakit, masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung juga
memicu terjadinya kecelakaan kerja.
6.3 Pengetahuan K3
Sebagian besar informan belum mengetahui tentang pentingnya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Mereka sering mengalami kecelakaan kerja, tetapi belum mengetahui
prosedur yang sesuai prinsip K3, sehingga belum pernah melaporkan mengenai kecelakaan
tersebut.
6.4 Pelaksanaan K3 di RSUD Sumbawa
Sebagian besar informan sudah menjalankan prosedur K3, Informasi K3 dari
koordinator petugas kebersihan yang sudah mengikuti pelatihan K3 yang diadakan oleh
Rumah Sakit, tetapi masih ada petugas kebersihan yang tidak mengikuti atau belum
mengetahui peraturan tersebut.
6.5 Pelatihan K3
Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar petugas kebersihan belum dibekali
dengan pelatihan dan pegetahuan K3, tetapi sebagian sudah mendapat informasi mengenai
K3 dari koordinator petugas kebersihan. Sedangkan menurut pihak Rumah Sakit dalam hal
ini diwakili ketua komite K3RS menyatakan bahwa sudah pernah melakukan In House
Traing mengenai K3 tetapi masih terbatas dan belum semua mendapat pelatihan tersebut.
6.6 Penyediaan sarana dan prasarana
Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua perlengkapan keamanan termasuk
APD sudah disediakan oleh PT yang menaungi petugas kebersihan yaitu PT Raam
Sejahtera. Tetapi terkadang tidak mencukupi sehingga petugas kebersihan harus memakai
APD yang disediakan Rumah Sakit untuk karyawan. Menurut keterangan pihak Rumah
Sakit juga sudah melakukan upaya perbaikan sarana dan prasarana yang mendukung
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
6.7 Pengawasan K3
Menurut informasi yang diperoleh, pengawasan K3 terhadap petugas kebersihan di
RSUD Sumbawa masih terbatas. Sejauh ini belum ada pengawasan ataupun sanksi jika
petugas kebersihan bekerja tidak sesuai prosedur, dan hanya berupa teguran dari
koordinator petugas kebersihan.
6.8 Tindak lanjut dan evaluasi
Dari hasil penelitian diketahui belum pernah ada laporan dari para petugas
kebersihan, maka pihak RS belum melakukan tindak lanjut dan evaluasi mengenai
pelaksanaan K3, tetapi RS sudah memiliki kebijakan terkait dengan K3, juga ada SOP
yaitu di Pokja MFK pada akreditasi. Pihak RS juga berupaya menindak lanjuti dengan
memperbaiki sarana, misalnya perbaikan lantai yang terlalu licin.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Perilaku petugas kebersihan yang belum menerapkan standar K3 mempengaruhi
terjadinya kecelakaan kerja. Masih ada sebagian petugas kebersihan yang belum
mengetahui pentingnya K3.
2. Sebagian besar informan petugas kebersihan belum mendapatkan pelatihan K3.
3. Pengawasan K3 yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit masih terbatas.
4. Belum ada tindak lanjut mengenai Kecelakaan kerja karena sejauh ini belum ada
laporan terjadinya kecelakaan kerja.
5. Sudah tersedia sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan K3 pada petugas
kebersihan, namun masih kurang. Sudah ada upaya perbaikan sarana dan prasarana
dari pihak Rumah Sakit terkait K3.
7.2 Saran
1) Bagi RSUD Sumbawa
- Meningkatkan koordinasi dengan perusahaan yang membawahi petugas kebersihan
dalam hal peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja
- Melakukan kegiatan pelatihan K3RS secara berkala bagi petugas kebersihan
- Hendaknya lebih memperhatikan fasilitas sarana prasarana Rumah Sakit yang dapat
mendukung Kesehatan dan Keselamatan kerja.
2) Bagi Perusahaan
- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap K3 terhadap karyawannya dalam hal
ini petugas kebersihan. Hasil monitoring dan evalusasi ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan solusi dalam menekan jumlah kecelakaan kerja
3) Bagi pengembangan pengetahuan dan penelitian di bidang K3
Perlunya melakukan penelitian secara mendalam lagi mengenai perilaku K3 petugas
kebersihan, untuk memperkaya informasi tentang perilaku Kesehatan dan
Keselamatan Kerja bagi petugas kebersihan.
DAFTAR PUSTAKA
Angkat, S. (2008). Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerja
Bangunan Perusahaan X. Universitas Sumatera Utara, Pasca Sarjana.
Detiniaty,F (2017).Perilaku Ibu Dalam pemberian Makan Bayi dan Anak Stunting
Usia 0-23 Bulan (Studi kualitatif di Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa)
(Tesis).Universitas Indonesia, Jakarta.
Permenkes No. 56. (2014). Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta.
Ramli, S. (2010). sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS
18001. (D. Rakyat, Ed.). Jakarta.
Ramli, S. (2013). Smart Safety, Panduan Penerapan SMK3 yang Efektif. Jakarta:
PT. Dian Rakyat.
Reason, J. T. (1997). Managing The Risk Of Organizational Accidents. England:
Ashgate Publishing Ltd Republik.
1. Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
1. Apa yang saudara ketahui mengenai K3 tolong jelaskan?
2. Apa yang saudara ketahui tentang bekerja dengan k3 di rumah sakit?
3. Apakah anda pernah melihat kecelakaan kerja yang terjadi pada
rekan kerja anda atau anda pernah mengalami kecelakaan kerja pada
bagian kerja anda di rumah sakit?
4. Apakah anda mengetahui apa saja yang dilakukan pihak rumah sakit
setelah anda atau rekan anda mengalami keceelakaan kerja?
5. Apakah ada sosialisasi terkait k3 ditempat anda bekerja selama
dirumah sakit?
b. Sikap
1. Bagimna pendapat saudara terkait pelaksanaan K3 di rumah sakit?
2. Bagaimana tanggapan saudara tentang petugas yang bekerja tidak
sesuai prosedur K3 rumah sakit?
3. Bagaimana menurut saudara terhadap pengunaan baju
pengaman/masker/sarung tangan saat bekerja?
4. Bagaimana menurut anda mengenai informasi K3 di rumah sakit?
2. Faktor Pendukung
1. Apakah pernah ada dilakukan pelatihan K3 di rumah sakit?
2. Siapa yang melaksanakan pelatihan K3 di rumah sakit?
3. Dimana dilakukan pelatihan K3 dan penyedian APD
4. APD apa yang disediakan di rumah sakit tempat saudara bekerja?
3. Faktor Penguat
1. Apakah ada tim yang mengawasi saudara pada saat bekerja di rumah
sakit?
2. Apakah ada hukuman jika saudara tidak menggunakan APD dalam
bekerja pada pihak rumah skit?
3. Bagaimana bila ada pekerja yang megalami kecekaan kerja pada saat
rumah sakit?
4. Apakah pernah diadakan Evaluasi pada pihak rumah sakit terkain K3?
B. Pertanyaan untuk Informan Kunci
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Alamat Lengkap :
1. Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
1. Apakah anda pernah mengadakan sosialisasi K3 untuk meningkatkan
pengetahuan cleaning service mengenai perilaku K3?
2. Berapa kali dilakukan sosialisasi K3 pada petugas cleaning service di
Rumah sakit?
3. Apa saja jenis sosialisasi K3 untuk meningkatkan pengetahuan
cleaning service mengenai perilaku K3 di rumah sakit?
4. Dimana saja jenis sosialisasi K3 untuk meningkatkan pengetahuan
cleaning service mengenai perilaku K3 di rumah sakit?
5. Siapa saja yang memberikan sosialisasi terkait K3 untuk
meningkatkan pengetahuan cleaning service mengenai perilaku K3 di
rumah sakit?
b. Sikap
b. Sikap
Waktu Pelaksanaan :
Pedoman pengisian
Beri tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan keadaan dilapangan, berikan
penjelasan singkat pada kolom keterangan!
9.
10.
Keterangan*:
L = Laki-laki SMK = Strata Menengah Kejuruan
P = Perempuan SMA = Sekolah Menengah Atas
S2 = Strata 2
LEMBAR OBSERVASI I
Perilaku Kesehatan dan Keselamatan Kerja Cleaning Service
Tempat : RSUD Sumbawa
Pedoman pengisian
Beri tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan keadaan dilapangan, berikan
penjelasan singkat pada kolom keterangan!