Anda di halaman 1dari 30

WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN

PT. MEGA ANDALAN KALASAN


02 MEI 2018
KELOMPOK 3
KESELAMATAN KERJA

Kelompok III
dr. Ahmad Syaukat
dr. Amanda Putri Utami
dr. Ardi Septiawan
dr. Ayu Syartika
dr. Dalila
dr. Dita Devita
dr. Intan Apriliana
dr. Intan Fajrin Karimah
dr. Mutia Agustria
dr. Novalia Arisandy
dr. Octavia Ukhti Prakarsi
dr. Putri Beauty Oktovia
dr. Rezky Novia Indriani
dr. Risma Arnis Putri
dr. Ryan Yapian
dr. Sarah Amalia
dr. Stevanus Eliansyah
dr. Siti Nurul Badriyah
dr. Suci Larasati
dr. Trie Vany Putri

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
PERIODE 30 APRIL – 05 MEI 2018
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Kemajuan teknologi saat ini telah mewujudkan era globalisasi yang
menghadirkan perubahan dan sekaligus tantangan yang perlu antisipasi sejak dini.
Era globalisasi juga berdampak pada perindustrian yang juga semakin
berkembang diseluruh dunia, dan menuntut berbagai perusahaan untuk selalu pro-
aktif dalam peningkatan produksinya yang berpengaruh pada penggunaan mesin-
mesin, peralatan produksi serta pemakaian bahan berbahaya yang semakin
meningkat guna menunjang kelancaran produksi. Dengan adanya peningkatan
produksi maka akan meningkat pula potensi bahaya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
PT Mega Andalan Kalasan merupakan perusahaan swasta yang bergerak
dibidang produksi perlengkapan alat rumah sakit seperti troli, bed, loker, kabinet,
dan lain-lain yang dalam setiap proses kerjanya tidak lepas dari potensi bahaya.
Potensi bahaya tersebut dapat berupa kecelakaan yang diakibatkan mesin-mesin
produksi, terpeleset karena lantai yang licin, sampah yang tidak terurus dan juga
bisa disebabkan adanya faktor fisik lingkungan kerja seperti bising, panas ataupun
penerangan yang kurang merupakan faktor pendukung terjadinya suatu
kecelakaan kerja.
Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderita
perorangan dan penurunan produktivitas. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-rata
6000 orang meninggal akibat sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang
pertahun meninggal akibat sakit atau kecelakaan kerja.
Pengetahuan keselamatan kerja sangat dibutuhkan untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul akibat kerja untuk mencapai keamanan yang baik
dan realistis dalam memberikan rasa tentram dan kegairahan dalam bekerja pada
tenaga kerja, agar dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi
dan produktivitas kerja.

II. Dasar Hukum


1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

1
2. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. UU Uap tahun 1930.
4. Peraturan Uap tahun 1930.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980
tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada konstruksi bangunan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980
tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982
tentang bejana tekanan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang pesawat
tenaga dan produksi.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat
angkat-angkut.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan
instalasi penyalur petir.
11. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
12. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya.
13. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum
instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.
14. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 113 ahun 2006 tentang pedoman dna pembinaan
teknis petugas K3 ruang terbatas
15. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan dan
kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan menggunakan akses tali (rope
access).

III. Profil Perusahaan


a. Sejarah perusahaan
Mega Andalan Kalasan (MAK) merupakan perusahaan swasta Indonesia
yang memproduksi perlengkapan rumah sakit (troli, bed, loker, kabinet, dan lain-

2
lain). PT. MAK didirikan pada tahun 1988 karena pendiri merasa perihatin dengan
keadaan bangsa Indonesia yang masih harus mengimpor peralatan-peralatan
rumah sakit. Saat ini PT. MAK merupakan leading company atas perusahaan-
perusahaan perlengkapan rumah sakit di Indonesia.
Ideologi dasar PT. MAK adalah menjadi kebanggaan bagi bangsa
Indonesia. Visi PT. MAK yaitu menjadi penggerak utama dalam rangkaian proses
menuju Indonesia sebagai negara industri.

b. Visi dan misi perusahaan


Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Mega Andalan Kalasan adalah realistik,
spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan
tujuan untuk masa depan perusahaan.

Visi PT Mega Andalan Kalasan adalah “menjadi penggerak utama dalam


rangkaian proses menuju Indonesia – negara industri”.

Misi yang ingin dicapai oleh PT Mega Andalan Kalasan adalah

1. Menjadi center of excellent di bidang Teknologi Mekanik.


2. Membangun Sentra Industri berbasis kompetensi di bidang Teknologi
Mekanik.
3. Menghimpun dan mendayagunakan berbagai kemampuan teknologi
yang terserak di berbagai penjuru tanah air.
4. Membangun citra industri yang memakmurkan masyarakat.
5. Getting People Fall in Love with MAK.

Jumlah pegawai perusahaan

Jumlah pekerja sebanyak ± 1875 orang pekerja. Jam kerja pegawai dibagi menjadi
3 shift utama.

a. Sektor usaha
PT. Mega Andalan Kalasan perusahaan swasta Indonesia yang memproduksi
perlengkapan rumah sakit (troli, bed, loker, kabinet, dan lain-lain). PT. MAK dibagi
menjadi beberapa sektor yaitu Industri Hospital Equipment yang menjual industri

3
perlengkapan rumah sakit. Export Oriented Production adalah bagian dari produksi
hospital furniture. Terdapat juga sentra pengembangan indusri kecil mega andalan
adalah suatu sarana produksi yang dibangun menjadi wadah belajar para usahawan
skala industri kecil. PT. MAK juga memiliki training center untuk pusat pembelajaran PT
MAK baik tentang teknologi mekanik maupun pendalaman visi misi dank redo. PT MAK
juga memiliki PT Mega Andalan Motor Industri (MAMI) yaitu anak perusahaan PT MAK
yang berfokus pada produksi sepeda motor. PT ini juga memiliki produksi roda, kastor,
plastik dan logam.

b. Jam kerja
Pabrik : Jam Kerja : Shift I 07.00 – 16.00
Shift II 15.30 – 23.00
Kantor : Jam Kerja : 08.00 - 16.30

c. Asuransi
 BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
 Asuransi mandiri milik perusahaan

d. Sertifikasi perusahaan
 ISO 9001
 ISO 14001
 EN 13485
 OHSAS 18001
e. Kelembagaan P2K3
Total personel P2K3 ialah sebanyak 15 orang namun masih menunggu
sertifikasi.

4
IV. Alur Produksi

Gambar 1.1. Production Chart PT. MAK

V. Landasan Teori
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu
dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau
nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu
pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan
berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan
keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi
tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu
terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya.
Sedangkan pendapat Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara
(2000:161) bahwa istilah keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan
dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu
Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,
kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek
dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik,
terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan
pendengaran. Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau

5
lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan
dan latihan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha
untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi
yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk
para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan
adanya keselamatan kerja. Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta
hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat
berjalan dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan
bekerjasecara maksimal dan semangat. Keselamatan kerja adalah kondisi
keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang
mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan
kondisi pekerja. Menurut Suma’mur pada tahun 1993 keselamatan kerja adalah
keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Kemudian pada tahun 2001 Suma’mur memperbaharui pengertian dari
keselamatan kerja yaitu rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman
dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh
Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan
sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta
cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset
perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja
juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan
jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga mendefinisikan tentang keselamatan
kerja. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya
selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah
satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak yang menginginkan

6
terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis,
bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.

Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seperti
pernyataan Jackson (1999) bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan.
Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
1. Identifikasi potensi bahaya
Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan
mendetail mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari
yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Pada tahap ini harus dapat
mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari
semua kegiatan yang berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan
terhadap:
1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :
1. Kerugian harta benda (Property Loss)
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang
komprehensif tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap elemen.

7
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar
kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab yang
mungkin ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara
lain adalah:
a. Inspeksi
b. Check list
c. Hazops (Hazard and Operability Studies)
d. What if
e. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
f. Audits
g. Critical Incident Analysis
h. Fault Tree Analysis. Event Tree Analysis
j. Dalam memilih metode yang digunakan tergantung pada type dan ukuran
risiko.
2. Penilaian Risiko
Terdapat 3 (tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di
tempat kerja yaitu untuk :
a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja;
b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja;
c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
d. mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan
penanggulangan yang telah diambil;
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut:
1. Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
2. Substitusi
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses menyapu diganti dengan vakum
c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa Teknik
a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
b. Pemasangan general dan local ventilation

8
c. Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif
a. Pemisahan lokasi
b. Pergantian shift kerja
c. Pembentukan sistem kerja
d. Pelatihan karyawan
5. Alat Pelindung Diri

9
BAB II
PELAKSANAAN

I. Tanggal dan Waktu Pengamatan


Kunjungan perusahaan ke PT Mega Andalan Kalasan dilakukan pada
hari Rabu tanggal 2 Mei 2018 pukul 08.00-11.00.

II. Lokasi Pengamatan


PT Mega Andalan Kalasan di Jalan Raya Piyungan – Prambanan No. Km
5, Sumberharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
55572.

10
BAB III
HASIL PENGAMATAN

A. MESIN, PESAWAT, DAN ALAT KERJA YANG DIGUNAKAN


Mesin mesin : lift, hoist crane, conveyor, instalasi listrik, penyalur listrik, motor
diesel, bejana tekan/LPG
Kontruksi : Bangunan sesuai kontruksi Factory
Perseonnel : K3 Kontruksi
Maintenance : Sesuai prosedur pemeliharaan dan Perwatan
No Nama Nomor Ijin Merk/Tahun Pengesahan Keterangan Pemeriksaan
Mesin
1 Lift 69/WAS/Lift/V/2008 NITCHI/2005 30 mei 2008 Sudah 3 th berkala
diperiksa
2 Hoist 78/WAS/PA/V/2008 NITCHI/2005 30 mei 2008 Sudah 3 th berkala
Crane diperiksa
3 Hoist 79/WAS/PA/V/2008 NITCHI 2005 30 mei 2008 Sudah 3 th berkala
Crane diperiksa
4 Conveyor 80/WAS/PA/V/2008 FOTS/2007 30 mei 2008 Sudah 3 th berkala
diperiksa
5 Instalasi 09/Inst.L/Slm/V/2008 30 mei 2008 Sudah 3 th berkala
listrik diperiksa
6 Penyalur 02/PP/WAS/Slm/VI/2008 KURN R150 05 juni 2008 Sudah 3 th berkala
petir diperiksa
7 Motor 73/MD/Slm/V/2008 MARATHON/1992 30 mei 2008 Sudah 3 th berkala
diesel diperiksa
8 Bejana 82/BT/Slm/V/2008 SWAN/1992 30 mei 2008 Belum Dalam antrian
tekan dilakukan
periksa uji
9 Bejana 83/BT/Slm/V/2008 JM.China/2000 30 mei 2008 Belum Dalam antrian
tekan dilakukan
periksa uji
10 Bejana 84/BT/Slm/V/2008 JM.China/2000 30 mei 2008 Belum Dalam antrian
tekan dilakukan
periksa uji
11 Bejana 85/BT/Slm/V/2008 JM.China/2000 30 mei 2008 Belum Dalam antrian
tekan dilakukan
periksa uji
12 Bejana 43/WAS/BT-PG/XI/2007 HY- 27-Nov-07 Belum Dalam antrian
tekan/LPG 420japan/1987 dilakukan
periksa uji
13 Bejana 11/BT-LPGSlm/VI /2007 FJIKOKI/Japan 7 juni 2008 Belum Dalam antrian
tekan/LPG dilakukan
periksa uji
14 Bejana 12/BT-LPGSlm/VI /2007 FJIKOKI/Japan 7 juni 2008 Belum Dalam antrian
tekan/LPG dilakukan
periksa uji

11
15 Bejana 560/0227/KepDin/VII/2013 SHINKO/1984 16 juli 2013 Belum Dalam antrian
tekan/LPG dilakukan
periksa uji
16 Bejana 560/0228/KepDin/VII/2013 SHINKO/1984 16 juli 2013 Belum Dalam antrian
tekan/LPG dilakukan
periksa uji

B. BAHAN DAN PROSES KERJA TERKAIT K3


1. Bahan dan alat yang diperlukan :
a. Bahan baku : Baja lunak (lembaran, pipa, pejal), stainless steel (lembaran,
pipa, pejal), alumunium, biji plastik.
b. Bahan Tambahan : papan kayu, standard past (baut, mur, lager, ring) karet.
c. Mesin/peralatan kerja yang digunakan : mesin cutting, cutting manual, turning,
molding, grinding cutter, CNC punching, punching manual, bending, welding,
paint oven.

2. Proses produksi : bahan baku – preparasi (dipotong) – pembentukan –


perakitan/pengelasan – pengecatan/oven painting – finishing – packaging.
Dalam proses produksinya, PT. MAK menggunakan strategi repetitive, sebab
beberapa bagian dan mesin dipakai secara berulang dalam pembuatan berbagai
jenis produk. Kapasitas produksi di perusahaan ini mencapai 20.000/STB (satuan
setara bed) dalam sekali produksi. Berikut ini production chart di PT. MAK:

Gambar 2.1. Production Chart PT. MAK


a. Tool making and jig fixture

12
Pada bagian ini dilakukan pembuatan peralatan-peralatan yang akan digunakan
dalam proses produksi, serta perbaikan peralatan-peralatan yang rusak.
b. Stampling sheet forming & machining
Pada bagian ini dilakukan pembentukan lembaran-lembaran besi dan
pemotongan pipa-pipa yang menjadi komponen produk dengan mesin-mesin
modern, salah satunya sheet metal machine. Prinsip rekayasa engineering telah
diterapkan pada PT. MAK ini yaitu mengganti proses cutting manual dengan
sistem robotic. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko tinggi kecelakaan
akibat kerja.
c. Welding
Pada bagian ini dilakukan pengelasan terhadap komponen-komponen produk
untuk dirakit menjadi satu bagian. Selain itu juga dilakukan penghalusan
terhadap komponen-komponen yang telah dilas. Para pekerja PT. MAK
terutama di bagian ini telah menerapkan prinsip K3 dengan baik, salah satu
contohnya adalah pada penggunaan alat pelindung diri yaitu face mask, sarung
tangan las/welding gloves, dan safety googles.
d. Plastic injection
Pada bagian ini dilakukan pelapisan komponen dengan plastik serta perakitan
produk dengan komponen-komponen yang terbuat dari plastik. Biasanya
komponen-komponen ini dibeli dari pemasok.
e. Castor and wheel manufacturing
Pada bagian ini PT. MAK melakukan produksi castor dan roda sendiri sebagai
salah satu komponen produknya, sebelumnya PT. MAK melakukan impor untuk
komponen ini.
f. Painting
Pada bagian ini dilakukan pengecatan terhadap komponen-komponen yang
terbuat dari besi, namun untuk komponen-komponen dari stainless steel
dilakukan pemolesan.
g. Perakitan
Pada bagian ini dilakukan perakitan terhadap komponen-komponen yang telah
dibuat sebelumnya.
h. Pengecekan dan pengepakan
Pada bagian ini dilakukan pengecekan terhadap kualitas produk jadi, lalu produk
yang lolos pengecekan dikemas.

13
Barang yang dihasilkan
a. Produk utama : hospital furniture.
b. Limbah : metal (potongan logam) dikumpulkan dikirim ke pihak ketiga
untuk didaur ulang, limbah cair (cat) melalui proses IPAL (diawasi BPTKL)
setelah tidak berbahaya dibuang ke sungai (pemantauan biota sungai), partikel
debu.
Padat :
– plastik yang kemudian diolah kembali menjadi bijih plastik, kemudian diolah
kembali menjadi produk plastik dengan kualitas yang lebih rendah.
– plastik yang sudah tidak dapat diolah akan dijual.

C. LANDASAN KERJA DAN SOP KERJA


Perusahaan dalam mencapai komitment dan tekat dimaksud, Manajemen terus
menerus meningkatkan kinerja Perusahaan dengan menerapkan sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berbasis SMK3 sesuai dengan
Kepmenaker 05 tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 serta
OHSAS 18001 secara konsisten dan berkesinambungan.

Komitmen Perusahaan Komitmen Pusat K3

Menjamin keselamatan dan Menyusun dan memelihara


Kesehatan Kerja (K3) seluruh Sistem Manajemen
Landasan
karyawan termasuk orang lain Keselamatan dan Kesehatan
kerja, SOP
(Kontraktor, Supplier, Kerja (SMK3) berkelanjutan.
kerja
Pengunjung dan Tamu) di
tempat kerja. Membentuk Organisasi / Unit
K3 dalam lingkungan
Menjamin pengendalian Manajemen Perusahaan.
dampak lingkungan
operasional. Mengidentifikasi dan
mengendalikan semua sumber
Memenuhi semua bahaya dan aspek lingkungan
perundangan dan peraturan operasi Perusahaan.
yang berlaku yang berkaitan
dengan K3. Memberikan pelathan pelatihan
K3 bagi karyawan untuk
Melakukan perbaikan meningkatkan Budaya K3
berkelanjutan guna Perusahaan.
meningkatkan K3 Perusahaan.
Mengajak seluruh Karyawan

14
untuk berperan serta
meningkatkan K3 Perusahaan.

Kebijakan K3 ini akan ditinjau


ulang minimal 1 tahun sekali
mengikuti tinjauan SMK3.

D. INSTALASI LISTRIK
PT. Mega Andalan Kalasan melakukan kegiatan produksi menggunakan
sumber listrik yang berasal dari PLN. Selain itu PT. Mega Andalas tetap
menyediakan satu Generator Set (Genset) / motor diesel sebagai cadangan listrik.
Gardu listrik berada di luar rumah produksi, sementara panel listrik pusat
berada di tempat produksi yang merupakan inti dari perusahaan. Panel listrik
tersebut mengatur 8 sumber listrik yang ada di pabrik tersebut. Untuk mekanisme
keamanan setiap ada permasalahaan seperti over heat maka panel listrik akan
menurunkan daya secara otomatis. Saat terjadi kematian listrik dari PLN maka
sumber listrik akan dialihkan dari generator yang berada di luar pabrik.
PT. Mega Andalan Kalasan memiliki instalasi listrik yang menempel di
dinding. Sehingga apabila terjadi korsleting maka seluruh gedung dapat
mengalirkan listrik dan berpotensi bahaya tersengat bagi para pekerja. Pihak
perusahaan mengatakan sistem kabel sudah berstandar. Sejauh ini belum terdapat
kejadian korsleting di perusahaan.
Pencegahan dan perlindungan yang dapat dilakukan adalah melakukan lock
out dan tag out (mengisolasi sumber listrik), memakai sarung tangan karet,
memakai sepatu dengan sol berbahan dasar karet, menggunakan alat yang
diklasifikasikan aman untuk digunakan pada instalansi listrik.
Penerangan dalam kegiatan produksi menggunakan 2 jenis penerangan yaitu
penerangan sumber alami seperti matahari dan sumber buatan seperti lampu.
Jumlah penerangan seperti lampu kurang baik pada beberapa tempat seperti

15
tempat produksi. Pada beberapa tempat seperti tempat mengelas penerangan
sudah cukup baik.
PT. Mega Andalan Kalasan memiliki sistem penanggulangan terhadap
gesekkan partikel debu yang berpotensi menimbulkan ledakkan berupa water
chamber system. Debu akan melewati saluran dan masuk ke dalam water chamber
sehingga debu akan mengendap. Debu yang melayang bergesekkan dengan
partikel debu lain dapat memicu ledakan sehingga dengan mengendapkan debu
tersebut dapat mencegah potensi ledakan.

E. PRASARANA KERJA LAINNYA


Menurut pengamatan dan wawancara, PT Mega Andalan Kalasan yang memiliki
luas lahan 8 hektar dengan beberapa gedung hanya memiliki 2 tower penangkal petir
yang letaknya di sisi kanan perusahaan. Berdasarkan prinsip keselamatan kerja
sebaiknya untuk satu gedung disediakan 1 tower penangkal petir untuk menghindari
kejadian yang tidak diinginkan.
Hampir semua gedung di pabrik MAK terdiri dari satu lantai sehingga tidak
tersedia lift untuk mengangkut pekerja atau pun alat-alat, namun untuk mengangkut
alat-alat maupun produk dari satu tempat ke tempat lain disediakan alat angkut berupa
kendaraan bermotor, mobil pick up, ataupun alat-alat pemindah barang seperti trolley,
hand pallet, dan hand stacker.
Prasarana kerja lainnya seperti kotak P3K tersedia di setiap gedung yang
terletak di dekat pintu masuk, namun alat dan obat-obatan pada beberapa kotak P3K
tersebut tidak lengkap.

F. KONSTRUKSI TEMPAT KERJA


KONTRUKSI
PENGAMATAN STANDART
TEMPAT KERJA

Akses keluar masuk Akses keluar-masuk Akses keluar masuk


ruangan terdiri dari satu lobi ruangan aman
utama dan satu pintu
keluar.

16
Lantai ruang Lantai ruang produksi Lantai ruangan produksi
produksi berupa semen, tidak licin, aman
dan terdapat retakan
dibeberapa tempat.
Terdapat garis-garis
pembatas berwarna kuning
sebagai jalur pembeda
antara pejalan kaki dan
wilayah kerja
Langit-langit ruang Ketinggian langit-langit Ketinggian langit-langit dan
dan penerangan ruang produksi lebih dari penerangan baik
2,5 meter dari lantai dan
penerangan ruang kerja
sesuai dengan tingkat
kebutuhan
Ruang kerja Ruang kerja cukup luas Ruang kerja luas
sehingga pekerja dapat
bergerak leluasa
Kebersihan dan Kebersihan dan kerapian Kebersihan dan kerapian
kerapian tataruang ruangan cukup terjaga. tata ruang tidak
Ruangan hasil produksi berantakan dan merintangi
tertata dengan rapi akses jalan

Jaminan Telah dijadwalkan Terdapat jaminan


keselamatan pemeliharaan alat setiap keselamatan peralatan,
peralatan, bahan setelah pemakaian mesin bahan, dan benda – benda
dan benda – benda dalam ruangan
di dalam ruangan

Tanda peringatan Didapatkan tanda – tanda Terdapat tanda peringatan


peringatan pada tempat– pada daerah dengan
tempat tertentu yang resiko tinggi. Tersedia
merupakan tempat dengan arahan jalur evakuasi
resiko tinggi, terdapat penanggulangan bencana.

17
banyak spanduk K3 yang
dipasang di tempat yang
mudah dilihat. Selain itu,
juga ditemukan adanya
tanda-tanda arahan jalur
evakuasi bencana.

G. SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN RAMBU PERINGATAN


PENGAMATAN STANDAR

Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui letak dari alat Memiliki tim
pemadam api ringan (APAR) oleh beberpa APAR telah penanggulangan
diletakkan pada posisi yang mudah dilihat dan dicapai juga kebakaran yang
berwarna merah. terlatih

Alat pemadam api ringan (APAR) ditempatkan di tempat Memiliki system


yang mudah terlihat, dan jumlahnya sudah cukup. proteksi kebakaran.
Dan terdapat APAR
Namun adapun yang belum sesuai dengan Permenakertrans
yang pemasanganya
No. Per-04/MEN/1980, adalah tidak terdapat lemari atau peti
sesuai dengan
untuk penyimpanan tabung tersebut.
Permenakertrans no.
Per-04/MEN/1980

Tanggal pemeriksaan berkala pada APAR tercatat Melaksanakan


dilaksanakan terakhir pada bulan Mei 2017 dan berlaku pemeriksaan dan
sampai dengan tahun 2019. pengujian komponen
yang berkaitan
dengan
penaggulangan
kebakaran minimal 6
bulan 1 kali.

18
H. ALAT PELINDUNG DIRI DAN PERSONIL KESELAMATAN KERJA

APD CIRI CIRI PENGAMATAN STANDART

Helm Tidak semua pekerja Semua pekerja


menggunakan helm. menggunakan helm

Masker Berwarna putih Pekerja terlihat Semua pekerja


menggunakan masker menggunakan
yang sesuai dengan maskernya
pekerjaan

Sarung Berwarna keabuan Pekerja sebagian besar Semua pekerja


Tangan tidak menggunakan menggunakan sarung
sarung tangan dengan tangan
alasan pemakaian
sarung tangan dapat
mengganggu hasil
produk

Sepatu Sepatu yang Sebagian besar pekerja Semua pekerja


digunakan berwarna menggunakan menggunakan
(Quality
coklat, berbahan sepatunya sepatunya
Control,
kanvas dengan alas
laboratorium,
karet. Berguna
Prosessing
untuk melindungi
Area)
kaki dari bahan
kimia, bahaya
panas, dan
benturan juga luka.

19
Kacamata Sebagai pelindung Pekerja las Semua pekerja
safety mata ketika bekerja menggunakan menggunakan
dan mencegah kacamata safety kacamata safety
mata dari terkena
benda asing

Earplug dan Sebagai pelindung Pekerja castor Semua pekerja


Earmuff telinga terhadap menggunakan earplug menggunakan earplug
bising dan earmuff dan earmuff

Pada perusahaan PT. Mega Andalan Kalasan personil keselamatan kerja sudah
direncakan dibuat dalam bentuk kepanitiaan yang disebut dengan P2K3, yaitu Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang memiliki Ketua, Wakil Ketua, dan
Sekretaris serta team-team yang terbagi lagi dibawahnya. Panitia ini saat ini sedang
akan melakukan sertifikasi P2K3 dan saat ini apabila terjadi kecelakaan kerja PT. MAK
sudah menjalin kerjasama dengan rumah sakit sekitar untuk dirujuk.

I. TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI

Tanggap
Darurat & PENGAMATAN STANDART
Evakuasi

Fire Alarm Terdapat alarm kebakaran baik di Terdapat di semua ruangan,


dalam maupun di luar ruangan. dan juga terdapat di luar
ruangan, di setiap lorong

Emergency Terdapat Emergency Lamp Terdapat Emergency Lamp


Lamp di semua ruangan

Jalur Evakuasi Tangga darurat dan tangga umum Tangga darurat dan tangga
terdapat pada gedung kantor. Terdapat umum, Pintu – pintu jalur

20
2 tangga darurat, 1 aktif dan 1 nya lagi evakuasi mudah terlihat dan
tidak (tertutup kursi). semuanya tidak ada yang
ditemui dalam keadaan
Sedangkan pada gedung produksi
terkunci.
tidak ada tangga darurat/tangga umum
karena gedung bukan merupakan Jalur cukup terawat dengan
bangunan tingkat maka tidak terdapat baik, terbuka, tidak terdapat
tangga darurat maupun tangga umum, benda yang membahayakan
namun terdapat pintu-pintu evakuasi disekitar area evakuasi,
maupun jalur evakuasi sebanyak 2 cukup lebar, dan untuk
pintu masing masing di tiap gedung menuju titik area evakuasi
produksi. dapat menggunakan jalur
yang sudah ditandai dengan
garis- garis kuning.

Rambu – Terdapat rambu-rambu yang Rambu – rambu yang


Rambu Jalur menunjukan lokasi jalur evakuasi menunjukan lokasi jalur
Evakuasi dengan lantai dicat berwarna hijau. evakuasi cukup jelas,
Namun pada gedung produksi plastik berwarna merah dengan
tidak ditemukan rambu-rambu yang kondisi yang cukup baik.
menunjukkan lokasi jalur evakuasi.
Peta jalur evakuasi juga jelas
Tempat berkumpul Titik Point berada
terdapat di setiap ruangan.
pada lahan yang kosong di area
belakang pabrik. Tempat berkumpul Titik Point
berada pada lahan yang
kosong.

APAR ( Alat Terdapat APAR di setiap ruangan dari Terdapat di setiap lorong,
Pemadam Api masing-masing departemen dan dalam keadaan baik, mudah
Ringan) dilengkapi tata cara penggunaannya. dijangkau. terdapat cara
penggunaan, maintenance
Letak apar baik dan strategis.
nya dilaksanakan sesuai
Maintenance dilakukan tiap sebulan
aturan, sesuai dengan
sekali
seharusnya pemeriksaan

21
dilakukan 6 bulan sekali

Terdapat tim evakuasi P2K3 yang terlatih dan bersertifikasi yang siap dalam
memimpin evakuasi ketika teradi kecelakaan dan kebencanaan.

J. KEJADIAN KECELAKAAN KERJA

PENGAMATAN STANDART

Angka kejadian Menurut PT. MAK angka Zero accident


kecelakaan kerja kejadian kecelakaan kerja
hampir tidak ada, karena
(saat ditanyakan ke
bidang kerja mereka
pihak PT MAK)
termasuk bidang kerja
yang low risk terhadap
kecelakaan kerja dan
jumlah pekerjanya hanya
sedikit. Menurut mereka,
kecelakaan kerja yang
sering terjadi yaitu tersayat
kardus untuk packing,
sedangkan untuk
kecelakan dengan tingkat
keparahan sedang dan
berat sangat jarang terjadi.

Selama tahun 2017,


terdapat 13 kasus
kecelakaan kerja.

Angka kejadian Spanduk dan poster


kecelakaan kerja tentang keselamatan kerja
dan peraturan tentang
(setelah dilakukan

22
kunjungan perusahaan) penggunaan alat pelindung
diri di setiap bidang
perusahaan sudah ada
dan ditempatkan pada
lokasi yang strategis.

23
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran


1. Konstruksi Dari segi Undang-undang Ditambahkan
tempat kerja keselamatan dasar No. 1 tahun adanya informasi
konstruksi 1970, undang-undang keselamatan
semuanya sudah no 18 tahun 1999 peralatan, bahan,
baik, namun tentang jasa dan benda-benda
masih belum konstruksi. dalama ruangan.
terdapat adanya
informasi
mengenai
keselamatan
peralatan,
bahan, dan
benda-benda
dalam ruangan.
2 Sarana Sarana yang Permenakertrans No. Dilakukannya
penanggulangan dimiliki hanya 4/MEN/tahun 1980 sosialisasi dari
kebakaran berupa APAR, perusahaan
sehingga apabila terhadap para
terjadi perkerja tentang
kebakaran yang penanggulangan
besar akan sulit kebakaran dan
ditanggulangi. cara penggunaan
Simulasi hanya alat pemadam api
dilakukan ringan (APAR)
setahun sekali, dan Hydrant.
tidak diketahui
apakah semua
pekerja dapat
menggunakan

24
APAR.
3 Alat pelindung Tidak diketahui Peraturan menteri Perusahaan
diri apakah ada tenaga kerja dan bersedia
dokumen tertulis transmigrasi RI No. menyediakan
(tertulis dalam PER.08/MEN/VII/2010 APD yang sesuai
SOP) standar tentang Alat dengan standard
APD yang Pelindung Diri dan hazard yang
digunakan untuk ada di lingkungan
masing-masing tempat kerja.
pekerjaan., Selain itu lebih
belum ada baik lagi apa bila
penjelasan sebelum memulai
(briefing) pekerjaan
mengenai APD. diberikan suatu
Walapun pada briefing singkat
production room mengenai
telah ditulis pentingnya APD
(tabel terlampir dan cara
di bab 3), namun penggunaan APD
masih ada yang baik dan
pegawai yang benar.
tidak memakai
APD.
4 Tanggap darurat Pada PT. MAK Undang-undang No. Pemasangan
dan jalur sudah ada 18 tahun 1999 rambu evakuasi
evakuasi rambu evakuasi tentang jasa yang mudah
dan terdapat konstruksi terlihat dan
titik kumpul bila Undang-undang mudah dipahami
terjadi keadaan dasar No. 1 tahun oleh pekerja,
darurat. 1970 serta ditentukan
Namun untuk Undang-undang No. jalur evakuasi
simulasi masih 28 tahun 2002 dan titik kumpul
terlalu jarang, tentang bangunan bila terjadi suatu

25
diadakan setiap gedung. keadaan darurat.
1 tahun atau jika
ada APAR yang
akan expired.
5 Personil Personil Peraturan Masukan untuk
keselamatan Keselamatan perundangan UU No. perusahaan yang
kerja kerja pada 1 tahun 1970 (Pasal terkait dengan
perusahaan ini 10 ayat 1, 2) yang masalah personil
terdapat mewajibkan keselamatan
pembagian divisi perusahaan untuk kerja ini, yaitu
pada bidang membentuk P2K. diharapkan
P3K dan bagian personil
beranggotakan ini tidak hanya
15 orang yang siaga untuk
masih menanggulangi
menunggu kecelakaan kerja
sertifikasi bulan tapi juga
depan. menyusun
pembagian divisi
pada bidang K3
terkait dengan
masalah
keselamatan
kerja dan
membuat
penyusunan
program
eselamatan kerja
dan juga lebih
meningkatkan
upaya-upaya
promosi tentang
keselamatan

26
kerja pada
tenaga-tenaga
kerja di
perusahaan
tersebut.

27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya
baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Dari hasil pengamatan, secara keseluruhan pabrik
ini sudah memenuhi standard dan angka kejadian kecelakaan kerja yang kecil.
Salah satu kekurangan dari pabrik PT. MAK adalah tidak adanya peti atau
kotak yang menutupi APAR (alat pemadam api ringan), kurangnya tower
penangkal petir, kurang lengkapnya peralatan P3K, dan belum tersertifikasinya
tim P2K3 sehingga apabila terdapat kecelakaan kerja pekerja langsung dibawa
ke rumah sakit terdekat.
Pada tempat produksi, kami sudah melihat banyak spanduk mengenai
keselamatan kerja, terutama pada lokasi-lokasi yang berisiko tinggi. Spanduk
tersebut mudah dilihat dan terletak di beberapa tempat. Dalam hal APD,
tanggap darurat dan jalur evakuasi, serta personil keselamatan kerja juga
sudah baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

B. SARAN
Perlunya peran serta pabrik dalam hal meningkatkan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran
bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu
sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu
kehidupan dan produktivitas nasional. Penerapan sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja PT MAK saat ini sudah cukup baik, sehingga dapat
dipertahankan untuk kedepannya agar tetap konsisten.

28
BAB VI
PENUTUP

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa


kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak selalu berkaitan dengan masalah fisik pekerja,
tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya
nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi
para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.

29

Anda mungkin juga menyukai