Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


PT. PELABUHAN INDONESIA (Persero) MAKASSAR
TERMINAL PETIKEMAS

K3 LINGKUNGAN KERJA, K3 KESEHATAN KERJA DAN


BAHAN KIMIA BERBAHAYA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE-57

KELOMPOK 4

1. FARID MAMPAWA
2. KHADIJAH SYAMSUDDIN
3. MUH. IHSAN
4. HAMDANI SYAM
5. AHMAD YUSUF FADRI
6. MUH. ROBINZA KASMIN
7. SEFRIANTO LAPATAU
8. IRFANDI

PENYELENGGARA
PT. KASIROMUA JASA UTAMA

MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala
karunia-Nya, sehingga kami kelompok 2 angkatan 57 pelatihan calon Ahli K3
Umum dapat menyelesaikan tugas laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.
PELABUHAN INDONESIA (Persero) MAKASSAR TERMINAL
PETIKEMAS sebagai salah satu tahap dan syarat kelulusan pada pelatihan Calon
Ahli K3 Umum.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyusun berdasarkan kondisi yang
telah kami temui di lapangan dalam hal ini PT. Pelindo Indonesia Makassar,
Terminal Petikemas. Penyusunan laporan ini kami laksanakan dengan penuh
semangat dan kerja sama antar kelompok dan juga dengan bantuan berbagai pihak
yang mendukung kami dalam melaksanakan PKL. Untuk itu kami mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia.


2. Seluruh Pemateri dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan
3. PT. Kasiromua Jasa Utama sebagai penyelenggara pelatihan Calon Ahli K3
Umum.
4. PT. PELABUHAN INDONESIA (Persero) MAKASSAR TERMINAL
PETIKEMAS yang telah menyediakan tempat untuk melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL).
5. Seluruh teman-teman angkatan 57 pelatihan calon Ahli K3 Umum.
Penyusunan laporan ini juga tidak terlepas dari kekurangan baik secara
konsep, susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dalam bentuk apapun yang membangun kami dalam
memperbaiki laporan ini.
Akhir kata, kami berharap semoga laporan PKL tentang K3 Lingkungan
Kerja, K3 Kesehatan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya yang kami susun ini, dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan untuk para pembaca.

Penyusun

Kelompok Empat

II
DAFTAR ISI

Judul Halaman

HALAMAN SAMPUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 2
C. Ruang Lingkup 2

BAB II FAKTA DAN MASALAH


A. Gambaran Perusahaan 10

BAB III ANALISA DAN REKOMENDASI


A. Analisa Temuan K3 12

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 22
B. Rekomendasi 22

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya


untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani setiap
orang yang berada di tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja setiap orang
diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman serta dalam waktu
yang dijadwalkan. Pekerjaan dikatakan aman jika segala sesuatu yang dilakukan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sehingga menyebabkan risiko yang mungkin
muncul dapat dihindari.
Seiring dengan perkembangan sektor industri, terdapat banyak sumber
bahaya yang berpotensi menimbulkan resiko. Sehingga mengharuskan pihak
pengusaha untuk memiliki Ahli K3. Ahli K3 Umum diharapkan dapat melakukan
identifikasi terhadap sumber bahaya yang ada di tempat kerja, selain
mengidentifikasi, diharapkan juga mampu menemukan solusi atau pengendalian dari
sumber bahaya. Salah satunya terkait dengan K3 Lingkungan Kerja, K3 Kesehatan
Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya.
Oleh karena hal diatas, guna mendapatkan calon AK3 Umum yang
berpengalaman perlu dilakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Hasil dari praktek
kerja lapangan dituangankan dalam suatu laporan yang didalamnya membahas
mengenai temuan-temuan positif maupun negatif terkait dengan K3 di area kerja
perusahaan.
Pelaporan ini membahas mengenai K3 Lingkungan Kerja, K3 Kesehatan
Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya di area kerja PT. Pelabuhan Indonesia, Terminal
Petikemas Makassar. Laporan ini akan disesuaikan dengan aturan perundang-
undangan dari Kementerian Ketenagakerjaan sebagai salah satu pedoman agar
pelaksanaan K3 di tempat kerja dapat terlaksana dengan baik. Harapannya bahwa
dari hasil identifikasi temuan-temuan yang dituliskan dalam laporan ini, dapat
menjadi bahan rekomendasi bagi PT. Pelabuhan Indonesia, Terminal Petikemas
Makassar dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja. Dan sebagai
pembelajaran bagi Calon Ahli K3 dalam menerapkan K3 di tempat kerja di
kemudian hari.
1
B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Pelasanaan Praktek Kerja Lapangan pada PT. Pelabuhan Indonesia (Persero)
Makassar, Terminal Petikemas ini dimaksudkan agar peserta pelatihan Calon Ahli
K3 umum memahami penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
K3, dalam hal ini yang menjadi focus kelompok empat (4) adalah K3 Lingkungan
Kerja, K3 Kesehatan Kerja dan Bahan kimia Berbahaya.

2. Tujuan
a) Menganalisa penerapan K3 pada PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Makassar
Terminal Petikemas, baik penerapan yang bersifat positif dan Tindakan atau
penerapan yang bersifat negatif.
b) Mengetahui dasar hukum dari temuan hasil analisa yang telah dilakukan.
c) Mengetahui manfaat dari penerapan K3 yang baik serta mengetahui potensi
bahaya dari tindakan yang bersifat negatif dalam penerapan K3 pada PT.
Pelabuhan Indonesia (Persero) Makassar Terminal Petikemas.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari pengamatan lapangan dan penyusunan laporan Praktek


Kerja Lapangan (PKL) ini difokuskan pada K3 Lingkungan Kerja, K3 Kesehatan
Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya.

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Lingkungan Kerja


Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan Kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Lingkungan kerja adalah higiene di tempat kerja yang di dalamnya mencakup
factor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang keberadaannya di tempat
kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja yang selanjutnya
disebut dengan K3 Lingkungan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja melalui pengendalian
lingkungan kerja dan penerapan hiegene sanitasidi tempat kerja.

2
Hiegene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha kesehatan individu maupun usaha pribadi hidup manusia. Sanitasi
adalah usaha Kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha
Kesehatan lingkungan hidup manusia. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau
lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya termasuk semua ruangan, lapangan, halaman
dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian yang berhubungan dengan tempat
kerja tersebut. (dalam Permen Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018 tentang K3
lingkungan Kerja).
Faktor fisika adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas pekerja yang
bersifat fisika, diakibatkan oleh penggunaan mesin, peralatan, bahan, dan kondisi
lingkungan di sekitar tempat kerja yang dapat mengakibatkan gangguan dan penyakit
akibat kerja pada tenaga kerja, meliputi iklim kerja, kebisingan, getaran , radiasi
gelombang mikro, radiasi ultra ungu (ultra violet), radiasi medan magnet statis,
tekanan udara dan pencahayaan.
Faktor kimia adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas pekerja yang
bersifat kimiawi, diakibatkan oleh penggunaan bahan kimia dan turunannya di
tempat kerja yang dapat mengakibatkan penyakit pada pekerja, meliputi kontaminan
kimia di udara berupa gas, uap, dan partikulat.
Faktor biologi adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas pekerja yang
bersifat biologi, diakibatkan oleh makhluk hidup meliputi hewan, tumbuhan dan
produknya serta mikroorganisme yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja.
Faktor ergonomi adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas pekerja,
diakibatkan oleh ketidaksesuaian antara fasilitas kerja yang meliputi cara kerja,
posisi kerja, alat kerja, dan beban angkat terhadap pekerja.
Faktor psikologi adalah faktor yang mempengaruhi aktivitas pekerja,
diakibatkan oleh hubungan antar personal di tempat kerja, peran dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan (dalam Permen Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018 tentang
K3 lingkungan Kerja).
Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
dijelaskan pada pasal 3, syarat-syarat keselamatan kerja yaitu “(g) Mencegah dan
mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap,

3
uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran; (h) Mencegah
dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan”
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menjelaskan
Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan yaitu “Memberdayakan dan
mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; mewujudkan
pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan nasional dan daerah, memberikan perlindungan kepada
tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja dan keluarganya”
Pedoman Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 05 Tahun 2018 tentang
K3 Lingkungan Kerja ini mencakup faktor fisika, faktor kimia, indeks pajanan
biologi, faktor biologi, faktor ergonomi, faktor psikologi dan standar kualitas udara.
Syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja meliputi:
1. Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di bawah
NAB.
2. Pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi
Kerja agar memenuhi standar.
3. Penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat Kerja
yang bersih dan sehat.
4. Penyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3
di bidang Lingkungan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.8/MEN/VII/2010 menjelaskan bahwa setiap pengusaha wajib menyediakan alat
pelindung diri (APD) bagi pekerja/buruh di tempat kerja. Alat pelindung diri yang
digunakan harus sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku.
APD yang dimaksud meliputi pelindung kepala, pelindung mata dan muka,
pelindung telinga, pelindung pernapasan beserta perlengkapannya, pelindung tangan,
pelindung kaki, pakaian pelindung, alat pelindung jatuh perorangan dan atau
pelampung. Kewajiban setiap perusahaan yang berkaitan dengan alat pelindung diri

4
seperti tersebut dalam permenaker No.8 tahun 2010 ini harus dipenuhi. Karena hal
ini menyangkut legal compliance status dari perusahaan.
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja pada elemen ke-6, Keamanan Bekerja
Berdasarkan SMK3 yaitu menjelaskan tentang Pengusaha atau pengurus melakukan
penilaian risiko lingkungan kerja untuk mengetahui daerah-daerah yang memerlukan
pembatasan izin masuk. Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan standar dan
pedoman teknis.

2. K3 Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah segala hal yang berkaitan dengan program kesehatan
untuk para karyawan atau pekerja. Bila kesehatan karyawan terjaga, perusahaan akan
memiliki sumber daya manusia yang sehat, jarang absen, dan bekerja dengan lebih
produktif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan adalah sebagai berikut:
1. Beban kerja, baik fisik, mental, maupun sosial. Oleh karena itu, pemberi
kerja perlu mengupayakan penempatan pekerja agar sesuai dengan
kemampuan tiap pekerja.
2. Kapasitas kerja, yang bisa jadi berbeda-beda antarkaryawan. Kapasitas
kerja tiap karyawan biasanya tergantung latar belakang pendidikan,
keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, dan keadaan gizi tiap
karyawan.

3. Bahan Kimia Berbahaya

Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau
campuran yang berdasarkan sifat kimia , fisika dan atau toksikologi berbahaya
terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
a. Kriteria bahan kimia
Kriteria bahan kimia ditempat kerja dan nilai ambang kuantitasnya (NAK),
sebagaimana yang tertera dalam lampiran III kepmenaker No.Kep.187/Men/1999
tentang pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja.

5
Bahan kimia berbahaya mempunyai sifat mudah meledak, mudah menyala
atau terbakar, oksidator, racun, karsigonenik, iritasi, sensitifitas, teratogenic,
mutagenik atau korosif. Cara bahan kimia masuk ke dalam tubuh (rouce of entry)
dapat melalui kulit.
b. Pengaruh bahan kimia
Pengaruh negatif bahan kimia terhadap Kesehatan yaitu dapat terjadi
iritasi, menimbulkan alergi, menyebabkan sulit bernafas menimbulkan alergi,
menyebabkan sulit bernafas menimbulkan keracunan sistemik, menyebabkan
kerusakan/kelainan janin.

c. Penyediaan LDKB dan Label


Apabila perusahaan menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi,
bahan kimia berbahaya di tempat kerja. Pengendalian yang dimaksud antara lain
dengan menyediakan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan label.
1) Lembar data keselamatan kerja bahan (LDKB), meliputi keterangan
sebegai berikut :
a) Identitas bahan dan perusahaan
b) Komposisi bahan
c) Identitas bahaya
d) Tindakan P3K
e) Tindakan penanggulangan kebakaran
f) Tindakan mengatasi kebocoran dan ketumpahan
g) Penyimpanan dan penanganan bahan
h) Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri
i) Sifat fisika dan kimia
j) Stabilitas reaktifitas bahan
k) Informasi toksikologi
l) Informasi ekologi
m) Pembuangan limbah
n) Pengangkutan bahan
o) Informasi peraturan perundang – undangan yang berlaku
p) Inforamsi lain yang di perlukan

6
2) Label harus diletakan di tempat yang mudah diketahui oleh tenaga kerja
dan pengawas ketenagakerjaan, yang isinya meliputi keterangan sebagai
berikut :
a) Nama produk
b) Identitas bahaya
c) Tanda bahaya dan artinya
d) Uraian resiko dan penangaulanganya
e) Tindakan pencegahan
f) Instruksi dalam hal terkena dan terpapar
g) Instruksi kebakaran
h) Instruksi tumpahan dan bocoran
i) Instruksi pengisian dan penyimpanan
j) Referensi nama, alatmat dan nomor telepon pabrik pembuat dan atau
distributor

d. Bahaya lingkungan
1) Bahaya akuatik akut atau jangka pendek;
2) Bahaya akuatik kronik atau jangka Panjang; dan
3) Berbahaya terhadap lapisan ozon
e. Petugas k3 dan ahli k3 kimia
1) Perusahaan atau industri yang mempergunakan bahaqn kimia berbahaya
dengan melebihi NAK wajib memilki petugas K3 kimia sekurang-
kurangnya 2 orang apabila sistem kerja non shift dan sekurang-
kurangnya 5 orang apabila sistem kerjan shift.
2) Perusahaan dan industri yang mempergunakan bahan kimia berbahaya
kurang dari NAK wajib memiliki petugas K3 kimia sekurang-kurangnya
1 orang apa bila system kerja bukan non shift dan sekurang-kurangnya 3
orang apabila system kerja shift
f. Pemeriksaan dan pengujian faktor kimia ditempat kerja
1) Perusahaan yang dikategorikan mempunyai bahaya besar wajib
melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia di tempat kerja
sekurang-kurangnya sekali setahun

7
2) Perusahaan yang dikategorikan mempunyai bahaya menengah wajib
melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia di tempat kerja
sekurang-kurangnya sekali setahun
3) Pemeriksaan dan pengujian faktor kimia tersebut dapat dilakukan oleh
pusat keselamatan dan kesejahteraan kerja, balai keselamatan dan
Kesehatan kerja, serta balai Hiperkes dan keselamatan kerja atau pihak-
pihak lain yang ditunjuk Menteri, yang kemudian dipergunakan sebagai
acuan dalam melakukan pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat
kerja.

D. Dasar Hukum

1. K3 Lingkungan Kerja
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
3. Permenaker 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Lingkungan
Kerja
4. Permenakertrans Nomor Per.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
5. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
2. K3 Kesehatan Kerja
1. Undang–Undang Republik Indonesia No.40 tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional
2. Permenakertrans No. 1 Tahun 1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
3. Permenakertrans No. 3 Tahun 1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Permenakertrans No. 2 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Kerja
5. Permenakertrans No. PER–15/MEN/VII/2018 Tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 8 Tahun 2010
tentang Alat Pelindung Diri

8
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
KEP.68/MEN/IV/2004 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
Ditempat Kerja.
8. Permenakertrans RI No: PER.11/MEN/VI/2005 Tentang Pencegahan dan
penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya Di Tempat kerja.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Traansmigrasi dan Koperasi No:
PER.01/MEN/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Dokter
Perusahaan.
10. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/MEN/1979
Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI no. Per-01/MEN/1979
Tentang kewajiban latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Bagi Paramedis Perusahaan.

3. Bahan Kimia Berbahaya


1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187 tahun 1999 Tentang Pengendalian
Bahan Kimia berbahaya di Tempat Kerja.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan Dan Pengelolaaan Lingkungan Hidup Bab VII Paragraf 4.

9
BAB II
FAKTA DAN MASALAH

A. Gambaran Umum Perusahaan


Terminal Petikemas Makassar merupakan salah satu inti segmen usaha yang
ada di PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Pada tanggal 1 Agustus 2007 Terminal
Petikemas Makassar telah dideklarasikan pelayanan PT Pelabuhan Indonesia
khususnya terkait pelayanan terhadap petikemas seiring pertumbuhan kontainerisasi
yang melalui Pelabuhan Makassar.
Pada dasarnya, pelayanan Terminal Petikemas Makassar berorientasi kepada
beberapa kebijakan dasar yaitu: efesiensi biaya, efektifitas waktu, dan juga kepuasan
pelanggan sebagaimana terkandung pada visi dan misi perusahaan dalam
menghadapi dunia persaingan global yang selalu berubah-ubah.
Dalam usahanya memberikan kepuasan kepada pelanggan, Terminal
Petikemas Makassar terus mengembangkan kualitas pelayanan dengan menerapkan
kebijakan kualitas yaitu “Pelayanan dengan ketepatan waktu, keamanan, dan
terpercaya” dengan standar internasional.
Perkembangan kualitas pelayanan Terminal Petikemas juga didukung oleh
ketersediaan fasilitas dan peralatan yang modern, serta sumber daya manusia dengan
kualitas yang tinggi mampu memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan aman.
Selain itu, penerapan sistem terkompoterisasi dan berstandard internasional juga
menjadi faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan Terminal Petikemas
Makassar.
Jumlah tenaga kerja di PT. Pelabuhan Indonesia Terminal Petikemas
Makassar sebanyak 116 karyawan organik dan 458 vendor. Jam operasional PT.
Pelabuhan Indonesia Terminal Petikemas Makassar adalah 24 jam yang terbagi atas
3 shift. Shift 1 jam 08.00 sampai 16.00, shift 2 dari jam 16.00 sampai 00.00, dan shift
3 dari jam 00.00 sampai jam 07.00. Kemudian, penyedian toilet ditempat kerja
sebanyak 10 yang dimana penempatannya tersebar diseluruh area kerja dan toiletnya
dipisahkan berdasarkan jenis kelamin

10
B. Kondisi Lapangan
Kondisi lingkungan kerja K3 PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Terminal
Petikemas Makassar sudah cukup baik berdasarkan beberapa temuan di tempat kerja.
Tempat kerja yang memiliki rambu-rambu khusus diberbagai tempat. Seperti rambu
tanda pemakaian APD, rambu-rambu pelarangan merokok dan kawasan rokok
berdasarkan Permenaker 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Lingkungan Kerja, Permenakertrans Nomor Per.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat
Pelindung Diri, Permenaker 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Lingkungan Kerja dan Perpres No. 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja.
PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Terminal Petikemas Makassar juga melaksanakan
pengukuran lingkungan kerja fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan
Permenaker 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Lingkungan Kerja.

PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Terminal Petikemas Makassar juga telah


melakukan pelayanan kesehatan kerja yaitu kerutinan pemeriksaan kesehatan berkala
pekerja, tersedianya klinik, serta adanya petugas dan kotak P3K walaupun jumlahnya
kurang berdasarkan Permennkertrans No.Per. 02/Men/1980 tentang pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Permenkertras No. 03/Men/1982 tentang
pelayanan kesehatan kerja dan Permenakertrans No. PER- 15/MEN/VII/2008 tentang
P3K.

Sedangkan penyelenggaraan K3 bahan kimia di PT. Pelabuhan Indonesia


(Persero) Terminal Petikemas Makassar juga cukup baik dengan adanya form MSDS
dan penanganan limbah B3 yang baik sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja RI No Kep/187/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di
Tempat Kerja serta Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaaan Lingkungan Hidup Bab VII
Paragraf 4. Namun masih ada kekurangan dalam pelaksanaan ini yaitu tida
dimilikinya petugas K3 Kimia yang lebih mengetahui tentang bahan kimia
dibandikan petugas K3 umum.

11
BAB III
ANALISA DAN REKOMENDASI

A. Analisa Temuan K3

1. K3 Lingkungan Kerja

Temuan Positif
N Dasar
Dokumentasi Analisa Saran
o. Hukum
1. Adanya rambu Meningkat 1. Permenake
pemakaian alat kan r 5 Tahun
pelindung pengawasa 2018
pendengaran n lebih Tentang
sebelum agar Keselamat
memasuki area pekerja an Dan
rumah pompa yang Kesehatan
masuk agar Lingkunga
memakai n Kerja
APD 2. Permenake
lengkap rtrans
Nomor
Per.08/ME
N/VII/201
0 Tentang
Alat
Pelindung
Diri
2. Adanya rambu- Mengeduk 1. Permenake
rambu larangan asikan dan r 5 Tahun
merokok dan mengsosial 2018
area untuk isasikan Tentang
merokok untuk bahaya Keselamat
mengatasi yang an Dan
terjadinya ditimbulka Kesehatan
kebakaran dan n asap Lingkunga
memberikan rokok n Kerja
perlidungan 2. Perpres
bagi pekerja No. 7
terhadap Tahun
kesehatan 2019
Tentang
Penyakit
Akibat
Kerja

12
3. Adanya 10 Seluruh 1. Permenake
buah toilet karyawan r 5 Tahun
yang ada ataupun 2018
tersebar visitor Tentang
diseluruh area dapat Keselamat
kerja dan menjaga an Dan
toiletnya kebersihan Kesehatan
dipisahkan toilet Lingkunga
berdasarkan n Kerja
jenis kelamin
Temuan Negatif
Potensi Dasar
No. Dokumentasi Analisa Saran
bahanya Hukum
1. Faktor Visitor Perlunya 1.Permenake
Fisika, maupun peningkata r 5 Tahun
yaitu pekerja n 2018
terpaparnya yang pengawasa Tentang
suara berada di n Keselamat
bising yang dalam dilapangan an Dan
diakibatkan tidak agar Kesehatan
oleh suara mematuhi semua Lingkunga
mesin rambu pekerja n Kerja
produksi yang dapat 2.Permenake
yang tertera, mematuhi rtrans
bersumber pada segala Nomor
dari mesin depan peraturan Per.08/ME
pompa pintu yang ada. N/VII/201
masuk Serta 0 Tentang
ruang pemberia Alat
pompa m sanksi Pelindung
tertetera terhadap Diri
rambu pekerja
memakai yang
alat melanggar
pelindung aturan
telinga.
2. Faktor Tidak Klasifikasi 1. Permenak
biologi, dipilahny tempat er 5
apabila a tempat pembuang Tahun
sampah sampah an sampah 2018
ditumpuk seusai harus Tentang
dan tidak klasifikasi dibuat Keselama
dipilah bisa nya mengingat tan Dan

13
menjadi area Kesehata
sarang tempat n
kuman dan sampah Lingkung
bakteri tersebut an Kerja
yang berada
merupakan didepan
penyebab rumah
utama pompa
penyakit yang
menyimpa
n bahan
B3

Faktor Tidak Perlunya 1. Permenak


fisika, adanya pemetaan er 5
apabila rambu terhadap Tahun
rambu peringata tempat/are 2018
yang tidak n area a yang Tentang
di pasang yang berbahaya Keselama
di power berbahaya untuk tan Dan
station di melaksana Kesehata
maka akan sekitaran kan upaya n
3. pekerja power untuk Lingkung
kemungkin station peningkata an Kerja
an akan n bahaya
terkena yang
potensi timbul
listrik akibat
apabila lingkunga
tidak n kerja
berhati-hati

4. Faktor Tidak Memberik 1. Permenak


fisika, adanya an er 5
pekerja protection engginerin Tahun
dapat / g control 2018
terkena perlindun terhadap Tentang
aliran gan kabel yang Keselama
listrik dari tambahan berserahka tan Dan
kabel yang serta n agar Kesehata
dihubungka kabel mengisola n

14
n oleh diletakkan sikan Lingkung
kapal ke secara kemungki an Kerja
powe sembaran nan energi
station gan yang listrik
dimana yang dapat
kabel terjadi
tersebut
dari
power
station ke
mesin
kapal
Faktor Kurangny Perlunya 1. Permenak
fisika, a housekeep er 5
akibat housekee ing dan Tahun
kurang ping/ pembersih 2018
housekeepi pembersih an pada Tentang
ng pekerja an mesin dan Keselama
dapat terhadap alat-alat tan Dan
terkena mesin kerja Kesehata
paparan yang sehingga n
debu yang beroperasi tidak Lingkung
5.
dapat timbulnya an Kerja
terhirup kecelakaan 2. Perpres
oleh kerja No. 7
pekerja akibat Tahun
yang dapat mesin dan 2019
dapat PAK serta Tentang
menyebabk keawetan Penyakit
an infeksi mesin Akibat
saluran terjaga. Kerja
pernafasan
6. Saat wawancara Pengukura Tidak Harus
dengan narasumber n adanya dilakukan 1. Permenak
lingkungan pengujian pengukura er 5
/
kerja/ n agar Tahun
pengukur
hygiene an melihat 2018
industri hygiene lingkunga Tentang
harus industri n kerja Keselama
dilakukan dari pihak apakah tan Dan
agar ketiga sudah Kesehatan
mengetahui yaitu sesuai Lingkung
Balai K3
potensi dengan an Kerja
setempat/
15
bahaya dan PJK3 NAB yang
risiko yang akan dipersyarat
diakibatkan tetapi kan sesuai
pengukur
oleh perundang
an hanya
aktivitas dilakukan -undangan
yang oleh Balai yang
dimbulkan Lingkung berlaku
oleh an Hidup
terminal yang
bongkar mengukur
baku
muat
mutu
Pelindo lingkunga
n

16
2. K3 Kesehatan Kerja

Temuan Positif
No Dokumentas
Analisa Saran Dasar Hukum
. i
1. Saat Pekerja Dengan adanya 1. Permennkertrans
wawancara PT.pelindo BPJS Ketenaga No.Per.
dengan melakukan kerjaan dapat 02/Men/1980
narasumber medical check up memberi tentang
setiap 6 bulan perlindungan dan pemeriksaan
sekali dan jaminan kesehatan tenaga
memiliki BPJS kesehatan kepada kerja.
ketenakejaan para 2. Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 40
Tahun 2004
tentang Sistem
Jaminan Sosial
Nasional
2. Saat PT.Pelindo Terdapatnya 1. Permenkertras
wawancara memiliki 1 buah klinik dapat No.
dengan klinik sendiri di digunakan untuk 03/Men/1982
narasumber kantor pusat dan menolong para tentang
bekerja sama pekerja bila ada pelayanan
dengan pihak kecelakaan kerja kesehatan kerja.
ketiga (Kimia dan juga dapat 2. Undang-Undang
Farma dan Prodia) digunakan Republik
guna pelayanan sebagai tempat Indonesia
kesehatan. untuk mengecek Nomor 40
kesehatan para Tahun 2004
pekerja pekerja tentang Sistem
Jaminan Sosial
Nasional.
3. Saat Berdasarkan Alangkah lebih 1. Permenakertrans
wawancara penuturan baiknya jika No. PER-
dengan narasumber kotak P3k selalu 15/MEN/VII/20
narasumber bahwa PT. dicek 08 tentang P3K.
Pelindo Makassar ketersediaannya.
dilengkapi dengan
kotak P3K yang
terdapat di dalam
kantor utama yang
isinya telah
memenuhi syarat.
Juga memiliki
Petugas P3K yang
berasal dari ahli

17
K3.

Temuan Negatif
Potensi
No. Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
bahanya
1. Saat Jika terjadi P3K Hanya Alangkah baiknya Permenakertrans
Wawancara kecelakaan ada dalam di setiap ruangan No. PER-
dengan kerja di lokasi ruangan, dan diluar 15/MEN/VII/200
narasumber bongkar muat tidak pada ruangan maupun 8 tentang P3K.
ada luka dan tempat kerja di tempat bongkar
pendarahan, yang muat PT.Pelindo
maka tidak memiliki harus ada kotak
bisa langsung resiko lebih P3K ini sangat
di berikan P3K tinggi penting karena
yang seperti jika ada terjadi
menyebabkan workshop kecelakaan ringan
pendarahan ( luka kecil bisa
hebat dan membantu
infeksi setidaknya ada
sebelum pertolongan
dibawa ke pertama)
klinik.
2. Saat Berdasarkan Seharusnya PT. Permenkertras
Wawancara wawancara Pelindo memiliki No. 03/Men/1982
dengan narasumber dokter dan tentang pelayanan
narasumber tidak paramedis yang kesehatan kerja.
mengetahui lengkap
jumlah dikarenakan
dokter dan jadwal kerja yang
paramedis 24 jam dengan 3
yang ada di shift.
perusahaan.

18
3. Bahan Kimia Berbahaya

No. Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum


1. Dalam video Sebaiknya Keputusan
PKL pengurus Menteri Tenaga
ditemukan mempertahanka Kerja RI No
Form n ini dan Kep/187/1999
Material menyempurnaka Tentang
Safety Data nnya agar bahan Pengendalian
Sheet bahan kimia berbahaya Bahan Kimia
kimia. dapat Berbahaya Di
Dengan bukti teridentifikasi Tempat Kerja
ini dapat dengan baik.
dikatakan
Form Material Safety bahwa
Data Sheet Pelabuhan
Indonesia
telah
memenuhi
salah satu
syarat
peratutan
perundang
undangan
dalam
pengendaliaan
bahan kimia
berbahaya.
2. Dalam video Alangkah lebih Peraturan
PKL baiknya jika Pemerintah
diperlihatkan TPS dilengkapi Nomor 22
tempat dengan Tahun 2021
penyimpanan pengawas untuk Tentang
sementara mengawasi Penyelenggaraa
limbah B3 keamanan n Perlindungan
yang tersusun limbah B3 Dan
rapi tersebut. Pengelolaaan
dilengkapi Lingkungan
dengan Hidup Bab VII
rambu-rambu. Paragraf 4.
Tempat
penyimpanan
sementa
memiliki
sirkulasi
udara yang
baik dan
penerangan
19
yang cukup
merujuk pada
peraturan
pemerintah.

Temuan Negatif
Potensi
No. Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
bahanya
1. Wawancara Jika petugas Tidak Pengurus Keputusan
dengan yang terdapatnya seharusnya Menteri
Narasumber bertanggung petugas menyediakan Tenaga Kerja
jawab bukanlah kimia di PT. petugas k3 RI No
khusus petugas Pelindo kimia demi Kep/187/1999
kimia maka Makassar penanganan Tentang
bahaya yang Petugas k3 terkait bahan Pengendalian
dapat terjadi kimia lebih kimia yang Bahan Kimia
adalah mengetahui lebih tepat. Berbahaya Di
penanganan pengidentifi Tempat Kerja
bahan kimia kasian
yang tidak tepat. bahaya,
Hal ini dapat pelaksanaka
menimbulkan n prosedur
kecelakaan kerja kerja aman
dan penyakit dan
akibat kerja melakukan
prosedur
penanggula
ngan
keadaan
darurat
terkait
bahan kimia
berbahaya.
Karena
menurut
kami PT.
Pelindo
makassar
mempunyai
potensi
bahaya
menengah.

20
2. Dari observasi Hal ini dapat Ketidak Alangkah Keputusan
video dan menyebabkan jelasan lebih baiknya Menteri
wawancara kesalahan terdapat pengurus Tenaga Kerja
dengan penggunaan dan atau membuat dan RI No
narasumber penanganan tidaknya meletakan Kep/187/1999
oleh pekerja label bahan label bahan Tentang
sehingga kimia kimia Pengendalian
menyebabkan berbahaya. tersebut di Bahan Kimia
kecelakaan Dari video tempat kerja Berbahaya Di
kerja. hanya agar mudah Tempat Kerja
ditemukan diketahui
Form oleh orang
MSDS tidak yang akan
ditemukan memakainya.
label begitu
juga dengan
wawancara
dengan
narasumber.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan dapat yang telah kami lakukan di
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dapat disimpulkan:
a. K3 Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja K3 di PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal
Petikemas Makassar sudah cukup baik. Namun, ada beberapa hal yang perlu
untuk diperbaiki seperti kepatuhan penggunaan APD di tempat kerja baik
pekerja ataupun tamu, kurangnya rambu listrik berbahaya di power station,
tidak ada perlindungan kabel, serta kurangnya pembersihan area kerja
khususnya di rumah pompa.
b. K3 Kesehatan Kerja
Pelaksanaan Kesehatan di PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal
Petikemas Makassar sudah berjalan dengan baik dapat dibuktikan dengan
kerutinan medical check up oleh pihak perusahaan, perusaahan dengan pihak
vendor memiliki klinik oleh, serta kotak P3K yang tersedia di kantor utama.
b. K3 Bahan Kimia berbahaya
Pelaksanaan terkait bahan di PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal
Petikemas Makassar sudah berjalan cukup baik melalui beberapa temuan
positif seperti form MSDS dan peneydiaan tempat pembuangan sementara
limbah B3 yang memenuhi syarat Namun, kekurangannya adalah petugas
kimia belum ada.

B. Rekomendasi

1. K3 Lingkungan Kerja

a. Perlunya peningkatan pengawasan dilapangan agar semua pekerja


dapat mematuhi segala peraturan yang ada. Serta pemberiam sanksi
terhadap pekerja yang melanggar aturan

22
b. Klasifikasi tempat pembuangan sampah harus dibuat mengingat area
tempat sampah tersebut berada didepan rumah pompa yang
menyimpan bahan B3
c. Perlunya pemetaan terhadap tempat/area yang berbahaya untuk
melaksanakan upaya untuk peningkatan bahaya yang timbul akibat
lingkungan kerja.
d. Memberikan engginering control terhadap kabel yang berserahkan
agar mengisolasikan kemungkinan energi listrik yang dapat terjadi
e. Perlunya housekeeping dan pembersihan pada mesin dan alat-alat
kerja sehingga tidak timbulnya kecelakaan kerja akibat mesin dan
PAK serta keawetan mesin terjaga.

2. K3 Kesehatan Kerja

a. Alangkah baiknya di setiap ruangan dan diluar ruangan maupun di


tempat bongkar muat PT.Pelindo harus ada kotak P3K ini sangat
penting karena jika ada terjadi kecelakaan ringan ( luka kecil bisa
membantu setidaknya ada pertolongan pertama)
b. Seharusnya PT. Pelindo memiliki dokter dan paramedis yang lengkap
dikarenakan jadwal kerja yang 24 jam dengan 3 shift.

3. K3 Bahan Kimia Berbahaya


a. Pengurus seharusnya menyediakan petugas k3 kimia demi
penanganan terkait bahan kimia yang lebih tepat.
b. Alangkah lebih baiknya pengurus membuat dan
c. meletakan label bahan kimia tersebut di tempat kerja agar mudah
diketahui oleh orang yang akan memakainya.

23

Anda mungkin juga menyukai