Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Di PT LRT Jakarta

PENGAWASAN NORMA K3 KESEHATAN KERJA, K3 LINGKUNGAN


KERJA & BAHAN BERBAHAYA

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

KETUA :
- ACHMAD RIFANI 10001
SEKRETARIS :
- CAHYA MEGA SUCI 10004
ANGGOTA :
- ADITHYA AUGUSTI 10002
- ANNISA LUTFIYANDA 10003
- AGUSTINUS NGGUMBE 10005
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i


BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................
1.3 Ruang Lingkup .....................................................................................
1.4 Dasar Hukum .......................................................................................

BAB II KONDISI ATAU PERUSAHAAN .................................................................


2.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................................
2.2 Hasil Observasi ....................................................................................
2.2.1 Temuan Positif ...........................................................................
2.2.2 Temuan Negatif .........................................................................

BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH ..................................................


3.1 Analisa Temuan Positif ........................................................................
3.2 Analisa Temuan Negatif .......................................................................

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................


4.1 Kesimpulan ..........................................................................................
4.2 S a r a n …...........................................................................................
4.3 Referensi …...........................................................................................

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Ruang Lingkup

1.4 Maksud dan Tujuan


BAB II
KONDISI ATAU FAKTA PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan

2.2. Hasil Observasi

2.2.1 Temuan Positif


1. Perusahaan telah memiliki fasilitas pelayanan Kesehatan diantaranya
Ruang P3K, Ruang Laktasi baik di Office atau di Stasiun. Dimana juga
terdapat kotak P3K di setiap area kerja (Stasiun, Depo, dan head
office).
2. Terdapat fasilitas sanitasi dengan jumlah yang cukup yang telah
disediakan diantaranya : Toilet dan kelengkapannya (terpisah antara
pria dan Wanita), loker, ruang gantia pakaian (terpisah antara pria dan
Wanita), dan Mushollah.
3. Pada Perusahaan LRTJ sudah terdapat tenaga kesehatan diantaranya
Dokter dan Paramedic yang sudah memiliki pelatihan hiperkes.
4. Terdapat Program Kesehatan K3 yang telah diterapkan untuk seluruh
pekerja diantaranya :
 Jum’at Sehat : Senam bersama
 Challenge bersepeda bagi para pekerja dengan menggunakan
aplikasi “STRAVA”, pemenang akan diberikan reward.
5. Terdapat tempat penyimpanan sementara Limbah B3 secara khusus
oleh perusahaan dan telah bekerja sama dengan pihak ketiga terkait
dengan pengangkutan, pengolahan dan pemusnahan.
6. Saat dilakukan pengangkutan limbah, perusahaan telah menyiapkan
APD lengkap untuk digunakan oleh pekerja dan pemberian APD
khusus pada pada pekerja untuk kategori Limbah Berbahaya.
7. Telah diterapkan metode water treatment yang ditampung di danau
terlebih dahulu dan dilakukan uji pH untuk mengetahui apakah air
buangan tersebut sudah layak di salurakan ke pembuangan umum.
8. Tempat kerja sudah dilengkapi dengan Safety Sign dan Informasi
terkait dengan K3.
9. Telah tersedia tempat pencucian tangan area pintu masuk Depo
Sarana.

2.2.2 Temuan Negatif

1. Blower tidak difungsikan karena menimbulkan kebisingan, namun jika


blower tersebut tidak difungsikan maka dapat berpotensi bahaya pada
lingkungan kerja (faktor fisik) yaitu menurunnya kualitas iklim kerja, dan
sirkulasi udara yang tidak baik.
2. Ditemukan peralatan kerja (Alat Angkut) yang tidak terparkir dengan
benar/ tidak pada tempatnya.
3. Penataan Kabel stinger (untuk daya kereta saat memasuki depo
penganti third rel) pada depo Perawatan Kereta digantung melilit (tidak
rapi).
4. Pengawas yang memberikan arahan/ pengenalan area kerja tidak
menggunakan APD (sarung tangan) saat memegang kabel stinger.
5. Tidak terdapat logo pada kotak P3K yang tersedia.
6. Ditemukan adanya sampah yang bertumpuk di dekat Instalasi Hydrant.
7. Ditemukan tagging APAR yang tidak update sehingga tidak diketahui
apakah APAR masih layak dan dapat berfungsi dengan baik.
8. Tempat penyimpanan APAR yang terkunci
9. Penyediaan tempat sampah yang belum memenuhi standar di area
Depo (tempat sampah hanya 1 kategori saja yaitu hanya untuk sampah
organik).
10. Minimnya rambu atau tanda larangan di area kerja (zona kerja
aman dan zona pejalan kaki).
11. Tidak tersedia Rak sepatu pada ruang kerja di area depo
(ditemukan sepatu yang tidak tertata rapi).
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisa Hasil Observasi (Positif)


Saran Peningkatan/
No. Temuan Positif Peraturan Perundangan
Rekomendasi
1. Perusahaan telah memiliki fasilitas 1. Tetap menjaga kebersihan 1. Undang-undang No.39 tahun 2019 Pasal
pelayanan Kesehatan diantaranya ruang-ruang kesehatan 128 (ayat 1 & 2)
Ruang P3K, Ruang Laktasi baik di tersebut (2) Selama pemberian ASI, pihak keluarga,
Office atau di Stasiun. Dimana juga 2. Menyediakan penerangan pemerintah, pemerintah daerah dan
terdapat kotak P3K di setiap area yang baik, dan lingkungan masyarakat harus mendukung ibu bayi
kerja (Stasiun, Depo, dan head yang menarik untuk anak- secara penuh dengan penyediaan waktu dan
office). anak diruang laktasi fasilitas khusus; (3) Penyediaan fasilitas
3. Memastikan obat-obat selalu khusus sebagaimana dimaksud pada ayat
tersedia di kotak P3K (2) diadakan di tempat kerja dan di tempat
sarana umum
2. Permenaker no.15 tahun 2008 Bab 3
Fasilitas P3K di Tempat Kerja Pasal 8 :
Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) meliputi:
a. Ruang P3K
b. Kotak P3K dan isi
c. Alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d. Fasilitas tambahan berupa alat pelindung
diri dan/atau peralatan khusus di tempat
kerja yang memiliki potensi bahaya yang
bersifat khusus.
2. Terdapat fasilitas sanitasi dengan 1.Jumlah toilet harus sesuai UU RI No. 32/2009, tentang perlindungan dan
jumlah yang cukup yang telah dengan kapasitas karyawan. Pengelolaan Lingkungan Hidup.
disediakan diantaranya : Toilet dan 2.Memastikan selalu Pasal 3 (d)
kelengkapannya (terpisah antara pria tersedianya alat-alat Menjaga kelestarian fungsi lingkungan
dan Wanita), loker, ruang gantia kebersihan ditoilet seperti hidup;
pakaian (terpisah antara pria dan sabun dll. Pasal 13 (1)
Wanita), dan Mushollah. 3.Penggunaan pengharum Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
ruangan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka
pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
Pasal 33
(2) Fasilitas kebersihan :
a. Toilet dan kelengkapannya
b. loker dan ruang ganti pakaian
c. Tempat sampah, dan
d. Peralatan Kebersihan
3. Pada Perusahaan LRT Jakarta sudah Bagi personil kesehatan agar 1. Permenakertrans No. Per.01/Men/1976
terdapat tenaga kesehatan selalu meningkatkan tentang kewajiban Latihan Hiperkes bagi
diantaranya Dokter dan Paramedic pelayanan kesehatan di Dokter Perusahaan. Detail terdapat pada
yang sudah memiliki pelatihan perusahaan dan memberikan pasal 1 dengan bunyi “ Setiap perusahaan
hiperkes. pelayanan kesehatan yang diwajibkan untuk mengirimkan setiap dokter
memadai bagi pekerja, dan perusahaannya untuk mendapatkan Latihan
diharapkan bagi seluruh dalam bidang Hygiene Perusahaan,
personil menanamkan budaya Kesehatan, dan Keselamatan Kerja.”
positif, memelihara dan 2. Permenaker No. 01/MEN/1979 tentang
lingkungan kerja agar tetap Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan
bersih, rapi, dan berfungsi Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi
dengan baik sehingga tercipta Tenaga Paramedic Perusahaan. Detail
suasana kerja yang nyaman terdapat pada pasal 1 dengan bunyi
dan aman di lingkungan PT.  Setiap tenaga para medis yang telah
LRT Jakarta, sehingga resiko dapat menyelenggarakan Latihan akan
penyakit tidak menular dapat mendapatkan sertifikat.
diminimalisir.  Dengan sertifikat tersebut tenaga kerja
medis yang bersangkutan telah
memenuhi syarat-syarat untuk
menyelenggarakan pelayanan hygiene
perusahaan dan kesehatan kerja sesuai
dengan fungsinya.
4. Terdapat Program Kesehatan K3  Pelaksanaan program dan 1. Permenaker Trans No. Per.03/Men/1982,
(upaya pencegahan PAK) yang telah kegiatan kesehatan kerja Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja,
diterapkan untuk seluruh pekerja ditujukan untuk pencegahan terdapat pada Pasal 2 poin f yaitu tentang
diantaranya : penyakit akibat kerja (PAK), tugas pokok pelayanan kesehatan kerja yang
 Jum’at Sehat : Senam bersama peningkatan derajat kesehatan salah satunya adalah “Pencegahan dan
 Challenge bersepeda bagi para tenaga kerja dan peningkatan pengobatan terhadap penyakit umum dan
pekerja dengan menggunakan kapasitas kerja dapat melalui penyakit akibat kerja (PAK).
aplikasi “STRAVA”, pemenang dengan program-program 2. Permenaker No. 02/MEN/1980 tentang
akan diberikan reward. yang telah ditetapkan oleh Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dan telah dilakukan/ diterapkan oleh perusahaan, dimana pada dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
perusahaan untuk pemeriksaan perusahaan LRT Jakarta telah Terdapat pada Pasal 3 Ayat (2) yang
kesehatan oleh sesuai dengan menerapkan 2 program berbunyi “Semua perusahaan sebagaimana
perundang-undangan yang berlaku kesehatan kerja. Diharapkan dimaksud pasal 2 ayat 2 tersebut diatas
yaitu pemeriksaan kesehatan agar seluruh pekerja dapat harus melakukan pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja, berkala, dan terus mengikuti kegiatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-
khusus. tersebut, dan dengan adanya kurangnya 1 (satu) tahun sekali kecuali
reward juga dapat memotivasi ditentukan lain oleh Direktur jenderal
pekerja untuk meningkatkan pembinaan Hubungan Perburuhan dan
produktivitas dalam bekerja. Perlindungan tenaga kerja.
Pada perusahaan agar dapat 3. Permenaker Trans No. Per.03/Men/1982,
mempertahankan kegiatan ini Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja,
atau menambah kegiatan terdapat pada Pasal 2 terkait tentang tugas
lainnya kemudian melakukan pokok pelayanan kesehatan kerja dalah
evaluasi terhadap program satunya pada poin a yaitu “pemeriksaan
yang telah berjalan. kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan
 Agar dilakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus.
psikis juga pada pekerja untuk
dilakukan penyesuaianpada
stress level kerja yang ada.
Selalu memastikan bahwa
karyawan melakukan MCU
sesuai dengan item yang
ditetapkan dan dilakukan
secara berkala.Hasil
pemeriksaan dapat dapat
menjadi dasar untuk
dilakukannya program-
program kesehatan untuk
mencegah PAK.
5. Terdapat tempat penyimpanan Tetap dilakukan secara sustain  Permen LHK No.6 Tahun 2021 tentang tata
sementara Limbah B3 secara khusus dan mencatat segala bentuk cara pengelolaan limbah Bahan Berbahaya
oleh perusahaan dan telah bekerja limbah B3 dalam sebuah log dan beracun
sama dengan pihak ketiga terkait book sehingga monitoring  Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan
dengan pengangkutan, pengolahan penanganan, pengolahan dan yang meliputi pengurangan, penyimpanan,
dan pemusnahan. pemusnahan limbah B3 dapat pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
termonitor, temasuk data pengolahan, dan/atau penimbunan.
manifest limbah B3 yang dibawa  Pasal 1 ayat 16 Penyimpanan Limbah B3
/ dikelola oleh P3. adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang
dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dengan
maksud menyimpan sementara Limbah B3
yang dihasilkannya.
 Pasal 1 ayat (12) Pengangkut (13)Pemanfaat
(14) Pengolah Limbah B3 adalah badan
usaha yang melakukan kegiatan
pengangkutan Limbah B3.
 Pasal 1 ayat 29 Manifes Elektronik
Pengangkutan Limbah B3 yang selanjutnya
disebut Festronik adalah dokumen elektronik
yang memuat pernyataan serah terima dan
informasi mengenai Limbah B3.
6. Saat dilakukan pengangkutan limbah, APD khusus dan APD spesifik 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
perusahaan telah menyiapkan APD secara berkala dicek / diganti  Pasal 3 ayat (1) dengan peraturan
lengkap untuk digunakan oleh pekerja jika ada yang mengalami perundangan ditetapkan syarat k3 untuk
dan pemberian APD khusus pada kerusakan sehingga memberikan APD
pada pekerja untuk kategori Limbah mengurangi resiki terpapar  Pasal 12 butir (b) dengan peraturan
Berbahaya. limbah B3 perundangan diatur Kewajiban dan hak
tenaga kerja untuk memakai APD
2. Permen Nomer : 08/MEN/VII/2010 tentang
Alat Pelindung Diri
3. Permenakertrans No.Per-01/MEN/1981;
 Pasal 4 ayat (3) Menyebutkan kewajiban
pengurus menyediakan alat pelindung
diri dan wajib bagi tenaga kerja
menggunakannya untuk mencegah PAK
7. Telah diterapkan metode water Menyediakan Letter information Permenaker No 5 Tahun 2018 mengatur
treatment yang ditampung di danau terkait pH air agar tidak “kewajiban bagi Pengurus dan/atau Pengurus
terlebih dahulu dan dilakukan uji pH menimbulkan kesalapahaman untuk menerapkan syarat-syarat K3 Lingkungan
untuk mengetahui apakah air dengan lingkungan sekitar saat Kerja, meliputi:
buangan tersebut sudah layak di membuka pintu air keluar • Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia
salurakan ke pembuangan umum. saluran umum. agar berada di bawah NAB;
• Pengendalian Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja agar
memenuhi standar;
• Penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana
Higiene di Tempat Kerja yang bersih dan
sehat; dan
Penyediaan personil K3 yang memiliki
kompetensi dan kewenangan K3 di bidang
Lingkungan Kerja.
8. Tempat kerja sudah dilengkapi Menambahkan digital papper di 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
dengan Safety Sign dan Informasi papan iklan yang besar untuk (Undang-Undang Keselamatan Kerja)
terkait dengan K3 mekanisme safety introduction.  Memasang dalam tempat kerja yang
Ukuran safety sign agar dipimpinnya, semua gambar
dilakukan penyesuaian di area keselamatan kerja yang diwajibkan dan
kerja semua bahan pembinaan lainnya, pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja “

2. Permenaker No. 05/MEN/1996 (SMK3)


 Rambu-rambu mengenai keselamatan
dan tanda pintu darurat harus dipasang
sesuai dengan standar dan pedoman

9. Telah tersedia tempat pencucian - Agar ditambah jumlahnya Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang
tangan area pintu masuk Depo sesuai dengan kapasitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sarana karyawan. Lingkungan Kerja Pasal 5
- Pembelian sabun cuci a. Loker dan ruang ganti pakaian
tangan sesuai dengan b. Tempat sampah; dan
kebutuhan. c. Peralatan kebersihan

3.2 Analisa Hasil Observasi (Negatif)

No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan


1. Blower tidak difungsikan karena - Menurunnya kualitas iklim 1. Melakukan pengecekan berkala
menimbulkan kebisingan, namun jika kerja (pekerja kepanasan, terhadap blower dan juga KUDR di area
blower tersebut tidak difungsikan maka dehidrasi, collapse) depo.
dapat berpotensi bahaya pada lingkungan - Gangguan saluran 2. Apabila Nilai KUDR sudah tidak sesuai
kerja (faktor fisik) yaitu menurunnya pernafasan ketentuan maka harus dilakukan
kualitas iklim kerja, dan sirkulasi udara eliminasi / engineering control terkait
yang tidak baik. blower.termasuk decibel kebisingannya.
3. Melakukan perbaikan atau perubahan
desain pada blower agar tingkat
kebisingan berkurang
Peraturan Perundangan
1. PERMENAKER No. 5 tahun 2018
Pasal 39
1) kebutuhan atas udara yang bersih dan sehat sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (3) huruf c harus dipenuhi
pada setiap tempat kerja
2) pemenuhan kebutuhan udara di tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a) KUDR
b) Ventilasi
c) Ruang udara

Pasal 40 (2)
KUDR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh suhu, kelembapan, kadar oksigen dan kadar kontaminan
udara
Pasal 41
1) pengurus dan/ atau pengusaha wajib menyediakan sistem ventilasi udara untuk menjamin kebutuhan udara pekerja
dan/atau mengurangi kadar kontaminan di tempat kerja
2) sistem ventilasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersifat alami atau buatan atau kombinasi keduanya
dalam hal menggunakan ventilasi buatan maka ventilasi tersebut harus dibersihkan secara berkala paling sedikit 3
bulan sekali atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan

1. Permenaker No. 5 tahun 2018 Pasal 10 berisi tentang:


- Pengukuran dan pengendalian kebisingan harus dilakukan di tempat kerja yang memiliki sumber bahaya kebisingan
dari operasi peralatan kerja.
- Tempat kerja yang memiliki sumber bahaya kebisingan merupakan tempat kerja yang terdapat sumber kebisingan
terus menerus,terputus- putus, impulsif, maupun impulsif berulang.
- Jika hasil pengukuran melebihi NAB maka harus dilakukan pengendalian
- Pengendalian yang dimaksud adalah:
a. Menghilangkan sumber
b. Mengganti alat
c. Memasang peredam, dll.
d. Mengatur pajanan kebisingan.
e. Menggunakan APD

No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan


2. Ditemukan peralatan kerja (Alat Angkut) - Berpotensi tertabrak, Pesawat angkat/angkut yang tidak digunakan
yang tidak terparkir dengan benar/ tidak mengahalangi aktifitas agar ditempatkan pada tempatnya lalu
pada tempatnya. diberikan Safety Line / Soft Barricade
Peraturan Perundangan
PERMENAKER No 8 Tahun 2020 Tentang keselamatan dan kesehatan kerja pesawat angkat dan angkut ;
Pasal 3
Pelaksanaan syarat K3 Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan Angkut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan:
a. melindungi K3 Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di Tempat Kerja dari potensi bahaya Pesawat
Angkat Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan Angkut;
b. menjamin dan memastikan keamanan dan keselamatan Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat
dan Angkut; dan
c. menciptakan Tempat Kerja yang aman dan sehat untuk meningkatkan produktivitas.
No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan
3. Penataan Kabel stinger (untuk daya kereta - Kerusakan asset Kabel stinger agar di tata dengan rapi serta
saat memasuki depo penganti third rel) perusahaan diberi sign electrical (exp: terdapat arus
pada depo Perawatan Kereta digantung - Potensi terjadi arus pendek listrik, listrik tegangan tinggi)
melilit (tidak rapi). - Potensi adanya pekerja yang
tersengat apabila terjadi
koslet
Peraturan Perundangan
Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan kerja.
Pasal 43
1) Pengusaha dan/atau pengurus harus melaksanakan ketata rumah tanggaan dengan baik di tempat kerja.
2) ketata rumah tanggaan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi upaya:
a) memisahkan alat, perkakas, dan bahan yang diperlukan atau digunakan
b) menata alat, perkakas, dan bahan sesuai dengan posisi yang ditetapkan
c) membersihkan alat, perkakas, dan bahan secara rutin
d) menetapkan dan melaksanakan prosedur kebersihan, penempatan dan penataan untuk alat, perkakas, dan bahan
e) mengembangkan prosedur kebersihan, penempatan, dan penataan untuk alat, perkakas, dan bahan
No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan
4. Pengawas yang memberikan arahan/ Apabila terdapat kondisi - Sebaiknya agar pengawas tersebut telah
pengenalan area kerja tidak menggunakan adanya kabel yang mempersiapkan APD seperti sarung
APD (sarung tangan) saat memegang terkupas/terbuka maka tangan, sehingga saat menyentuh
kabel stinger. pekerja yang menyentuh perlengkapan tetap menggunakan sarung
akan beresiko tersengat tangan untuk meminimalisir tersengat atau
listrik tergores benda yang disentuh.
Peraturan Perundangan
Permenaker NO.PER.08/MEN/VII/2010 pasal 4 ayat 1:
APD wajib digunakan di tempat kerja di mana
- Poin a : dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, perlatan atau instalasi yang
berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
- Poin p : dilakukan Pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset yang menggunakan alat teknis
- Poin r : diselenggarakan rekreasi yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik
No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan
5. Tidak terdapat logo pada kotak P3K yang Akan menimbulkan - Agar mengganti kotak P3K yang telah
tersedia pertanyaan untuk orang yang berlogo atau memasang sticker Logo P3K
ingin menggunakan obat- dengan ukuran dan warna sesuai
obatan yang ada dalam ketentuan pada Permenakertrans No.15
kotak P3K tersebut, sulit Tahun 2008 Tentang pertolongan pertama
mengidentifikasi apakah pada kecelakaan di tempat kerja.
kotak tersebut merupakan
kotak P3K yang telah
disediakan oleh perusahaan,
dikarenakan tidak sesuai
dengan syarat dan ketentuan
untuk kotak P3K.
Peraturan Perundangan
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja jo. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Per-03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.

- Permen RI No.Per-15/Men/VIII/2008, tentan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja

- Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER.15/MEN/VIII/2008  memenuhi persyaratan sebagai


berikut :

1. terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan 19ambing P3K berwarna
hijau;

2. isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini dan tidak boleh diisi bahan
atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja;

No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan


6. Ditemukan adanya sampah yang - Mengganggu akses - Segera membersihkan sampah yang
bertumpuk di dekat Instalasi Hydrant. evakuasi apabila terjadi bertumpuk
keadaan darurat. - Schedule rutin untuk pembuangan
- Terjadinya sampah (agar tidak bertumpuk)
penumpukan sampah - Monitoring seluruh tempat sampah
sehingga dapat yang tersedia di area kerja oleh petugas
mempengaruhi semakin kebersihan yang diawasi oleh petugas
buruknya sanitasi di sanitasi/kesling untuk menghindari adanya
perusahaan. penumpukan sampah.
- Adanya potensi bahaya - Meningkatkan kedisiplinan pekerja,
faktor biologi speerti : kecoa, diharapkan membuang sampah ditempat
kalajengking, kaki seribu. yang disediakan (tidak pada akses jalur
evakuasi)
Peraturan Perundangan
- Permenaker NO. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
 Pasal 1 poin 13 “Faktor biologi adalah yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja yang bersifat biologi,
disebabkan oleh makhluk hidup meliputi hewan, tumbuhan dan proeduknya serta mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit akibat kerja.
 Pasal 5 Poin b. yaitu penerapan Higiene dan Sanitasi
 Pasal 7 poin (4) “Upaya eliminasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan upaya untuk
menghilangkan sumber potensi bahaya yang berasal dari bahan, proses, operasi, atau peralatan.
No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan
7 Ditemukan tagging APAR yang tidak - APAR tidak layak - Lakukan inspeksi APAR secara rutin
update sehingga tidak diketahui apakah digunakan/Low Pressure, - Setiap dilakukan inspeksi atau
APAR masih layak dan dapat berfungsi (tersumbat, rusak dll) monitoring APAR agak dilakukan juga
dengan baik. update pada tagging.
- Laporan weekly & monthly terkait
APAR
Peraturan Perundangan
- Permenakertrans No : PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam
Api Ringan
Pasal 11
(1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu: a. pemeriksaan dalam jangka
6 (enam) bulan; b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;

(2) Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu pemeriksaan, harus segera diperbaiki
atau alat tersebut segera diganti dengan yang tidak cacat.

No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan


8. Tempat penyimpanan APAR yang terkunci APAR sulit diambil saat Sebaiknya APAR ditempatkan pada tempat
sedang ingin digunakan yang mudah terlihat dan dapat dapat
(adanya kebakaran kecil) dijangkau secepatnya ketika ada kondisi
kebakaran kecil, tidak diletakan pada
tempat / case tertutup / terkunci
Peraturan Perundangan
Permenaker No.4/MEN/1980
Dimana APAR ;
1. Harus siap dipakai pada waktunya
2. Jenis dan ukuran sesuai
3. Mudah dilihat dan mudah diambil
4. Kondisi baik
5. Setiap orang dapat mengoperasikan dengan benar dan tidak membahayakan dirinya
No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan
9. Penyediaan tempat sampah yang belum Sampah tercampur (organic, Setiap area kerja / ruangan disediakan
memenuhi standar di area Depo (tempat non organic, dan B3) tempat sampah sesuai dengan kategori
sampah hanya 1 kategori saja yaitu hanya (Organik, Non Organik dan Berbahaya)
untuk sampah organik).
Peraturan Perundangan
1. Permenaker No. 5 Tahun 2018 Kelesamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
2. Pasal 5 ayat (3) Penerapan Hygeni dan Sanitasi Poin (b) fasilitas kebersihan
3. Pasal (26-44) Tempat sampah dan peralatan kebersihan harus disediakan pada setiap tempat kerja :
a. Terpisah dan diberi label untuk sampah organik, non organik dan bahan berbahaya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku

No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan


10. Minimnya rambu atau tanda larangan di  Tertabrak Alat Berat yang
 Menyediakan Safety Line Di zona kerja
area kerja (zona kerja aman dan zona Melintas
 Membuat Safety line untuk pejalan kaki
pejalan kaki).  Kejatuhan Benda saat lifting
agar tidak masuk ke zona kerja yang
Terjepit Alat berat saat
mempunyai sertifikasi khusus
moving equipment
Peraturan Perundangan
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 (Undang-Undang Keselamatan Kerja)
• Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja “
Permenaker No. 05/MEN/1996 (SMK3)
• Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman

No. Temuan Negatif Potensi Bahaya Saran Perbaikan


11. Tidak tersedia Rak sepatu pada ruang  Terjatuh akibat tersandung
 Dibuatkan Rak Sepatu dan diatur dengan
kerja di area depo (ditemukan sepatu yang  Gangguan Pernapasan
rapi
tidak tertata rapi). akibat sepatu lapangan yang
 Menyediakan Keset untuk pengeringan kaki
menginjak bahan-bahan
 Menyediakan Tempat cuci sepatu diluar
kontaminasi
sebelum masuk kantor
Terpeleset akibat sepatu
lapangan yang menginjak air
Peraturan Perundangan
Permenaker No 5 Tahun 2018 mengatur kewajiban bagi Pengurus dan/atau Pengurus untuk menerapkan syarat-syarat K3
Lingkungan Kerja, meliputi:
• Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di bawah NAB;
• Pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja agar memenuhi standar;
• Penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat Kerja yang bersih dan sehat; dan
Penyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3 di bidang Lingkungan Kerja.
B A B IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai