Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. PUTERA PACITAN INDONESIA SEJAHTERA


BIDANG K3 KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN K3 DAN PENERAPAN SMK3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE -

KELOMPOK 1
1

PENYELENGGARA

PT. GARUDA SYSTRAIN INTERINDO


Jakarta 13,April 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat
dan kasih karunia-Nya, sehingga kami dapat melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara virtual di PT
Putera Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS) dalam bimbingan Bapak Dori Mepika (SPV EHS).

Laporan PKL ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam rangka pembinaan calon Ahli K3
Umum. Laporan berisi gambaran umum mengenai perusahaan, observasi lapangan dan analisis hasil
observasi lapangan yang terbatas dalam aspek Kelembagaan dan Keahlian K3, serta Penerapan SMK3.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami akan SMK3. Maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk masa yang akan datang.
Terima kasih juga kami ucapkan ke berbagai pihak atas kontribusinya selama penyusunan laporan ini.

Demikian laporan ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi kita dan masyarakat .

Jakarta, 23 APRIL 2023

Tim Penulis
(Kelompok 1)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Maksud dan Tujuan 2

C. Ruang Lingkup 2

D. Dasar Hukum 2

BAB II KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja 4

B. Temuan 6

BAB III ANALISA

A. Analisa Temuan Positif 17

B. Analisa Temuan Negatif 25

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 31

B. Saran 33
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap perusahaan dan tenaga kerja dimanapun pasti akan timbul resiko terjadinya kecelakaan
kerja ataupun penyakit akibat kerja. Potensi bahaya tersebut muncul karena kurangnya penerapan K3 di
area kerja atau dari tenaga kerja yang kurang kompeten.
Berdasarkan dasar hukum Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pasal 1 Ayat 2 yang membahas mengenai
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan dan penyakit akibat kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1987 Pasal 1 Point D Panita Pembina
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja yang disebut P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal 2 ayat 1 setiap
tempat kerja dengan kreteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3 dan ayat 2 tempat
kerja yang dimaksud ayat satu ialah tempat kerja (a) pengusaha atau pengurus yang memperkerjakan 100
orang atau lebih. (b) tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan proses dan instalasi yang mempunyai resiko yang besar akan
terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1987 Tentang Panita Pembina Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja Pasal 3 menjelaskan tentang
penetapan keanggotaan P2K3. Kelembagaan K3 adalah sebuah organisasi badan swasta nasional
independent, non pemerintah yang bergerak di bidang pengelolaan keselamatan dan Kesehatan kerja
(K3), berupa perusahaan atau dunia usaha berbadan hukum di Indonesia. Lembaga K3 yang ada di
Indonesia pada saat ini adalah P2K3, DK3N, PJK3. Kewajiban penerapan SMK3 adalah perusahaan yang
mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang atau perusahaan yang mempunyai potensi bahaya
tinggi. Penerapan SMK3 memperhatikan ketentuan perundang-undangan serta konvensi atau standar
internasional.
PT Putera Pacitan Indonesia Sejahtera (PT PPIS) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
industri sigaret kretek. Dimana dengan adanya proses produksi pasti memliki potensi bahaya dari segi alat
ataupun dari segi tenaga kerjanya. Maka dari itu PT Putera Pacitan Indonesia perlu menerapkan SMK3
lebih ketat lagi untuk menghindari terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

1
B. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di PT PPIS yaitu:
a. Memperoleh pengalaman dan melakukan pengamatan dalam meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan calon ahli K3 umum meliputi :
1. K3 secara umum seperti Safety Induction, Rambu/Safety sign, Alat Pelindung Diri
2. Kelembagaan dan Keahlian K3 : P2K3, PJK3, Organisasi, Program Kerja Dan Ahli K3
3. Penerapan SMK3 : Kebijakan dan Komitmen K3, Tingkat Penerapan SMK3,
Audit SMK3 dan Penghargaan K3
b. Menjadikan calon Ahli K3 dapat menerapkan teori-teori dan ilmu K3 di tempat kerja
c. Memahami kewajiban dan wewenang ahli K3 umum di tempat kerja.
C. Ruang Lingkup
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan agar dapat memahami dan
mengimplementasikan :
a. K3 Secara Umum
b. Kelembagaan Dan Keahlian K3
c. Penerapan SMK3 dan Audit SMK3
D. Dasar Hukum
a. K3 Secara Umum :
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Permenaker No 8 Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri

b. Kelembagaan Dan Keahlian K3 :


1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 10 ayat 1 dan 2.
2. Permenaker No.04/Men/1987 Tentang Panitia Pembina K3 Serta Tatacara Penunjukan
Ahli Keselamatan Kerja Pasal 2 : Setiap Tempat Kerja Dengan Kriteria Tertentu Setiap
Pengusaha Atau Pengurus Wajib Membentuk P2K3
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Per.04/Men/1995 tentang perusahaan Jasa Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (PJK3)
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 03 Tahun 1978 tentang Persyaratan penunjukan
dan wewenang serta kewajiban pegawai pengawas Keselamatan Kerja dan Ahli
Keselamatan Kerja (AK3)
5. Keputusan Menteri 239/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Ahli
K3 Umum

2
6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja KEP-39/MEN/II/2009 Tentang Penetapan Perusahaan
Penerima Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award)

c. Penerapan SMK3
1. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja BAB II Pasal 6

3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


1.1. Sejarah Singkat PT Putera Pacitan Indonesia Sejahtera
PT Putera Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS) merupakan mitra kerja dari
Perusahaan PT HM Sampoerna Tbk berdiri sejak Januari 2006 dan diresmikan oleh
Bupati Pacitan Suyono serta dihadiri oleh Mantan Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 13 April 2006 beralamat di Jl. Raya Dewi Sartika No. 20A,
Sidoharjo Pacitan dan bergerak pada bidang Industri Sigaret Kretek. Perusahaan tersebut
memiliki luas sebesar 14.465m2 : Bangunan 7.505m2, RTH 1.960m2, Paving 5.000m2 dan
memiliki jumlah karyawan kurang lebih 1.256 orang diantaranya 45 pria dan 1.211
wanita.
PT Putera Pacitan Indonesia Sejahtera membuat beberapa jenis produk
diantaranya Dji Sam Soe 12, Sampoerna Hijau dan mempunyai produk terbaru yaitu Dji
Sam Soe Super Premium 12. Selain menciptakan produk, perusahaan tersebut juga
memiliki sarana dan prasarana yang lengkap diantaranya adalah pos keamanan, locker
karyawan, mushola, koperasi karyawan, poliklinik, kantin, water treatment dan ruang
produksi. Perusahaan tersebut juga telah menerapkan K3 sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

4
1.2. Alur proses produksi PT Putera Pacitan Indonesia Sejahtera

1.2.1. Ruang Urai Tembakau

Ruang urai tembakau digunakan untuk penguraian tembakau yang diletakan


dalam kotak dengan jumlah setiap kotak sebanyak 2.400gr, kemudian ada proses
pemilahan tembakau dan pemilahan gagang tembakau serta pemilahan benda
asing seperti rambut, tali rapia, plastic dan benda asing yang tidak masuk dalam
kategori yang dibutuhkan.
1.2.2. Ruang Layer

Setelah tembakau melalui proses pemilahan, tembakau di bawa ke Ruang Layer


untuk mengurangi kadar air pada tembakau hingga mencapai maksimal 10%-
13%.

5
1.2.3. Pekerja Bagian Packing

Setelah kadar air dalam tembakau berkurang, kemudian dibawa ke tempat


packing agar bisa dilakukan proses pembuatan rokok.

1.3. Visi Dan Misi Perusahaan PT Putera Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS)
1.3.1. Visi
Menjadi perusahaan yang terpandang di Pacitan yang mengutamakan keamanan,
Keselamatan, Kesehatan dan Produktifitas yang tinggi
1.3.2. Misi
Menyediakan tempat kerja sehat, aman dan nyaman untuk menghasilkan produk
yang bermutu, hasil inovasi dari orang-orang yang handal produktif, melalui
proses yang efektif dan efisien.

1.4. Struktur Organisasi Perusahaan PT Putera Pacitan Indonesia Sejahtera

6
7
B. Temuan
Berdasarkan dari hasil observasi virtual yang telah dilakukan selama kurang lebih 1 jam terdapat
beberapa temuan yang bersifat positif dan negatif. Temuan tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Temuan Positif
No Obyek Temuan Dokumentasi

8
1 P2K3 dan PJK3 ● Perusahaan telah membentuk P2K3
(Panita Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) sesuai dengan
Permenaker No. 4 Tahun 1987
Pasal 2 ayat 1 dan 2 : “(1) Setiap
tempat kerja dengan kriteria tertentu
pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3”. “(2) tempat kerja
yang dimaksud ayat 1 ialah :
a. Tempat kerja dimana pengusaha
atau pengurus mempekerjakan 100
orang atau lebih”

● Keanggotaan P2K3 telah sesuai


dengan Permenaker No. 4 Tahun
1987 Pasal 3 ayat 1 dan 2 “(1)
Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur
pengusaha dan pekerja yang
susunannya terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota.” “(2)
Sekretaris P2K3 ialah ahli
Keselamatan Kerja dari perusahaan
yang bersangkutan.”

● P2K3 telah disahkan oleh


Disnakertrans Provinsi Jawa Timur
sesuai dengan Permenaker No.4
Tahun 1987 Pasal 3 ayat 3 “(3)
P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau
Pejabat yang ditunjuknya atas usul
dari pengusaha atau pengurus yang
bersangkutan.”

● PT PPIS bukanlah PJK3, artinya


kolom obyek PJK3 tidak relevan.

9
2 Organisasi Perusahaan telah memiliki
organisasi diantaranya:
1. Pelayanan Kesehatan sesuai dengan
Permenaker No 03 Tahun 1982
tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja Pasal 3 ayat 1 dan 2 “(1)
Setiap tenaga kerja berhak
mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Kerja. (2) Pengurus wajib
memberikan Pelayanan Kesehatan
Kerja sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.” dan
Pasal 4 ayat 1 “(1) Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja dapat:
a. Diselenggarakan sendiri oleh
pengurus.

2. Koperasi Karyawan sesuai dengan


UU No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 101 ayat 1
“(1) Untuk meningkatkan
Kesejahteraan pekerja/buruh,
dibentuk koperasi pekerja/buruh dan
usaha-usaha produktif di
perusahaan.”

3. Emergency Response Plan (ERP)


sesuai dengan PP No 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3 Pasal 11
ayat 1 dan 2 g “(1) Pengusaha dalam
melaksanakan rencana K3 harus
melakukan kegiatan dalam
pemenuhan persyaratan K3” (2)
Kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit meliputi:
g. upaya menghadapi keadaan darurat
kecelakaan dan bencana.

4. Tim 5R sesuai dengan UU No. 1


Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja

10
5. Serikat Pekerja sesuai dengan UU
No 21 Tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/Buruh Pasal 5 ayat 1 “(1)
Setiap pekerja/buruh berhak
membentuk dan menjadi anggota
serikat pekerja/serikat buruh.”

3 Program Kerja Beberapa program kerja yang


terdokumentasi :
1. Senam Pekerja Sehat 5 Menit sesuai
dengan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia No. 317 Tahun 2020
tentang Senam Pekerja Sehat

2. Identifikasi Bahaya Penilaian dan


Pengendalian Risiko sesuai dengan
PP No 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3 Pasal 7 ayat 2 a
“melakukan tinjauan awal kondisi K3
yang meliputi: identifikasi potensi
bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko.”

3. Pengawasan/Monitoring
Lingkungan Kerja sesuai dengan
Permenaker No 5 Tahun 2018
tentang K3 Lingkungan kerja Pasal
2 “Pengusaha dan/atau Pengurus
wajib melaksanakan syarat-syarat K3
Lingkungan Kerja.

Rencana Program Kerja lainnya sudah


direncanakan sesuai dengan PP No 50
Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Pasal 9 bagian Perencanaan K3

11
12
4 Ahli K3 PT PPIS telah mempunyai :
1. Ahli K3 Umum sesuai dengan
Permenaker No. 2 Tahun 1992
Tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban Dan
Wewenang Ahli K3 Pasal 2

2. Ahli K3 Penanggulangan
Kebakaran sesuai dengan
Kepmenaker No 186 Tahun
1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran
di Tempat kerja Pasal 10

3. Ahli K3 Lingkungan Kerja


sesuai dengan Permenaker No
5 Tahun 2018 tentang K3
Lingkungan Kerja Pasal 45

13
5 Safety Induction & PT PPIS Telah menerapkan Safety
APD Induction dan beberapa penggunaan
APD sesuai dengan UU No. 1 Tahun
1970 Pasal 9 ayat 1 butir a,b,c, dan d
“(1) Pengurus diwajibkan menunjukan
dan menjelaskan kepada tiap tenaga
kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-
b. bahaya serta yang dapat timbul
di tempat kerja. Semua
pengamanan dan alat-alat
perlindungan yang diharuskan
dalam tempat kerjanya
c. Alat-alat perlindungan diri bagi
tenaga kerja yang bersangkutan.
Cara-cara dan sikap yang aman
dalam melaksanakan
pekerjaannya.

6 Kebijakan dan Perusahaan PT PPIS telah:


Komitmen K3
● Menetapkan Kebijakan K3 sesuai

dengan PP No 50 Tahun 2012


tentang Penerapan SMK3 Pasal 6
dan 7

● Menyebarluaskan Kebijakan K3

kepada seluruh pekerja, orang lain


selain pekerja yang berada di
perusahaan secara menyeluruh sesuai
dengan PP No 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3 Pasal 8

14
7 Tingkat Penerapan Pada audit eksternal SMK3 yang
SMK3
dilaksanakan pada 13 Mei 2022 sesuai
dengan Permenaker No. 26 Tahun
2014 Tentang Penyelenggaraan
Penilaian
Penerapan SMK3 Pasal 3 Perusahaan
telah mencapai 98,80 % pada tingkat
lanjutan (166 Kriteria)

8 Penghargaan K3 PT PPIS mempunyai penghargaan:


(Zero Accident
● Zero Accident Awards sesuai
Award, sertifikat
dengan Kepmenaker No 39
SMK3)
Tahun 2009 tentang Penetapan
Perusahaan Penerima
Penghargaan Kecelakaan Nihil
(ZERO ACCIDENT AWARD)

● Penyelenggaraan SMK3 sesuai

dengan Permenaker No. 26


Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan SMK3

15
9 Lainnya: PT PPIS telah mempunyai rambu
(Rambu/marka/safety tanda bahaya sesuai dengan PP No
sign)
50 Tahun 2012 tantang Penerapan
SMK3 pada Penjelasan 6.4.4.
Rambu-rambu K3 harus dipasang
sesuai dengan standar dan
pedoman Teknis.

16
2. Temuan Negatif
No Temuan Dokumentasi
1 Terdapat Karyawan PT PPIS Yang
Tidak Memakai Sepatu Safety Di
Ruang Forklift Hal ini tidak sesuai
dengan Permenaker No 8 Tahun
2010 Tentang Alat Pelindung Diri,
Pasal 6 Ayat (1)
Pekerja/buruh dan orang lain yang
memasuki tempat kerja wajib
memakai atau menggunakan APD
sesuai potensi bahaya dan resiko
2 Terdapat tanda titik kumpul sudah tidak
jelas. Hal ini tidak sesuai dengan UU
No 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja Pasal 14
huruf (b) disebutkan “bahwa
pengurus diwajibkan memasang
dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan
dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau
ahli Keselamatan Kerja.”

17
3 Terdapat penempatan APAR
tidak sesuai (APAR berada di
bawah panel listrik) sesuai
dengan Permenaker No 4
tahun 1980 tentang syarat-
syarat dan pemeliharaan
APAR
4 Terdapat karyawan yang menaruh
Handphone dan tidak memakai
masker di area produksi, hal ini
tidak sesuai dengan regulasi
perusahaan dan sesuai dengan
Permenaker No 8 Tahun 2010
Tentang Alat Pelindung Diri,
Pasal 6 Ayat (1)
Pekerja/buruh dan orang lain yang
memasuki tempat kerja wajib
memakai atau menggunakan APD
sesuai potensi bahaya dan resiko

5 Terdapat karyawan yang tidak


menggunakan sepatu safety di area
packing sesuai dengan
Permenaker No 8 Tahun 2010
Tentang Alat Pelindung Diri,
Pasal 6 Ayat (1)
Pekerja/buruh dan orang lain yang
memasuki tempat kerja wajib
memakai atau menggunakan APD
sesuai potensi bahaya dan resiko

18
6. PT PPIS mempunyai 18 Toilet yang
terdiri dari 2 Toilet Ibu Hamil dan 1
Toilet Disabilitas (menurut
narasumber) ini tidak sesuai
dengan ketentuan pada
Permenaker No 5 Tahun 2018
tentang K3 Lingkungan Kerja
Pasal 34

7. PT PPIS mempunyai 7 Petugas


P3K, hal ini tidak sesuai dengan
ketentuan pada Permenaker No 15
Tahun 2018 tentang Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan kerja
Lampiran I

19
20
BAB III ANALISA

1. Analisa Temuan Positif

No Lokasi Temuan Dokumentasi Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-


undangan (Termasuk Ayat
dan Pasal)
1 PT Manfaat Pembentukan P2K3
● Perusahaan telah ● Permenaker No. 4
Putera Pacitan sesuai dengan Permenaker No
Indonesia membentuk P2K3 (Panita 04 Tahun 1987 adalah Tahun 1987 tentang
Sejahtera (P2K3 Pembina Keselamatan dan c. Membantu pengusaha atau P2K3 dan tata cara
dan PJK3) pengurus dalam: penunjukan AK3
Kesehatan Kerja) sesuai
1) Mengevaluasi cara kerja, Pasal 2 ayat 1 dan 2
dengan Permenaker No. 4 proses dan lingkungan
Tahun 1987 Pasal 2 ayat kerja;
1 dan 2 : “(1) Setiap 2) Menentukan tindakan ● Permenaker No. 4
tempat kerja dengan kriteria koreksi dengan alternatif Tahun 1987 Pasal 3
tertentu pengusaha atau terbaik; ayat 1 dan 2
pengurus wajib membentuk 3) Mengembangkan sistem
pengendalian bahaya ● Permenaker No.4
P2K3”. “(2) tempat kerja
terhadap keselamatan
yang dimaksud ayat 1 ialah : dan kesehatan kerja; Tahun 1987 Pasal 3
b. Tempat kerja dimana 4) Mengevaluasi penyebab ayat 3
pengusaha atau pengurus timbulnya kecelakaan,
mempekerjakan 100 penyakit akibat kerja serta
orang atau lebih” mengambil langkah-
langkah yang diperlukan;
5) Mengembangkan
● Keanggotaan P2K3 telah penyuluhan dan penelitian
sesuai dengan Permenaker di bidang keselamatan
kerja, hygiene
No. 4 Tahun 1987 Pasal 3
perusahaan, kesehatan
ayat 1 dan 2 “(1) kerja dan ergonomi;
Keanggotaan P2K3 terdiri 6) Melaksanakan
dari unsur pengusaha dan pemantauan terhadap gizi
pekerja yang susunannya kerja dan
terdiri dari Ketua, Sekretaris menyelenggarakan
dan Anggota.” “(2) makanan di perusahaan;
7) Memeriksa kelengkapan
Sekretaris P2K3 ialah ahli
peralatan keselamatan
Keselamatan Kerja dari kerja;
perusahaan yang 8) Mengembangkan
21
bersangkutan.” pelayanan kesehatan
tenaga kerja;
9) Mengembangkan
● P2K3 telah disahkan oleh laboratorium kesehatan
Disnakertrans Provinsi Jawa dan keselamatan kerja,
Timur sesuai dengan melakukan pemeriksaan
Permenaker No.4 Tahun laboratorium dan
melaksanakan interpretasi
1987 Pasal 3 ayat 3 “(3)
hasil pemeriksaan;
P2K3 ditetapkan oleh 10) Menyelenggarakan
Menteri atau Pejabat yang administrasi keselamatan
ditunjuknya atas usul dari kerja, higene perusahaan
pengusaha atau pengurus dan kesehatan kerja.
yang bersangkutan.”

2 PT Perusahaan telah memiliki Manfaat dari adanya 1. Permenaker No 03


Putera Pacitan organisasi diantaranya: Tahun 1982 tentang
Indonesia struktur organisasi di PT
1. Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan
Sejahtera PPIS yaitu : Kerja Pasal 3 ayat 1
(Organisasi) sesuai dengan Permenaker
dan 2
No 03 Tahun 1982 tentang 1. Dengan mempunyai
Pelayanan Kesehatan fasilitas Kesehatan yang
Kerja Pasal 3 ayat 1 dan 2 2. UU No 13 Tahun 2003
lengkap di PT PPIS maka tentang
“(1) Setiap tenaga kerja
Ketenagakerjaan Pasal
berhak mendapatkan para pekerja yang
101 ayat 1
Pelayanan Kesehatan Kerja. mengalami cidera
(2) Pengurus wajib 3. PP No 50 Tahun 2012
ringan/sedang dapat tentang Penerapan
memberikan Pelayanan
Kesehatan Kerja sesuai langsung ditangani. SMK3 Pasal 11 ayat 1
dan 2 g
dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.”
2. Dengan adanya Koperasi 4. UU No. 1 Tahun 1970
dan Pasal 4 ayat 1 “(1)
Penyelenggaraan Pelayanan Karyawan dapat membantu Tentang Keselamatan
Kesehatan Kerja dapat: para karyawan yang Dan Kesehatan Kerja
b. Diselenggarakan sendiri menjadi anggota koperasi
oleh pengurus. 5. UU No 21 Tahun 2000
pada taraf perekonomian. tentang Serikat
Pekerja/Buruh Pasal 5
2. Koperasi Karyawan sesuai ayat 1
dengan UU No 13 Tahun
22
2003 tentang 3. Dengan adanya struktur
Ketenagakerjaan Pasal organisasi Emergency
101 ayat 1 “(1) Untuk
Respons Plan PT PPIS
meningkatkan
Kesejahteraan dapat menanggulangi
pekerja/buruh, dibentuk Bencana dengan cepat dan
koperasi pekerja/buruh dan
tanggap.
usaha-usaha produktif di
perusahaan.”
4.Dengan adanya struktur 5R
3. Emergency Response Plan
di tempat kerja maka
(ERP) sesuai dengan PP No
50 Tahun 2012 tentang dapat membuat area kerja
Penerapan SMK3 Pasal 11 jadi lebih bersihm aman,
ayat 1 dan 2 g “(1) dan menyenangkan. Serta
Pengusaha dalam
melaksanakan rencana K3 dapat meningkatkan
harus melakukan kegiatan produktivitas karena
dalam pemenuhan pengaturan tempat kerja
persyaratan K3” (2)
yang lebih efisien
Kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit meliputi: g. 5. Dengan adanya serikat
upaya menghadapi keadaan
pekerja di tempat kerja
darurat kecelakaan dan
bencana. maka bisa sebagai sarana
perlindungan, aspirasi,
4. Tim 5R sesuai dengan UU sarana komunikasi, serta
No. 1 Tahun 1970 Tentang
sarana untuk menciptakan
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja ketenangan kerja dalam
perusahaan. Dengan peran
5. Serikat Pekerja sesuai
demikian dapat ikut
dengan UU No 21 Tahun
2000 tentang Serikat mewarnai atmosfer yang
Pekerja/Buruh Pasal 5 semula kurang nyaman ke
23
ayat 1 “(1) Setiap arah kondisi yang
pekerja/buruh berhak kondusif
membentuk dan menjadi
anggota serikat
pekerja/serikat buruh.”
3 PT Beberapa program kerja yang Dengan adanya program 1. Keputusan Menteri
Putera Pacitan terdokumentasi : Ketenagakerjaan
Indonesia kerja maka terdapat beberapa
Republik Indonesia
Sejahtera (Program 1. Senam Pekerja Sehat 5 manfaat : No. 317 Tahun 2020
Kerja) Menit sesuai dengan tentang Senam
1. Dengan dilakukan Senam
Keputusan Menteri Pekerja Sehat
Ketenagakerjaan Pekerja Sehat 5 Menit PT
Republik Indonesia No. PPIS dapat meningkatkan 2. PP No 50 Tahun
317 Tahun 2020 tentang 2012 tentang
Kesehatan para pekerja.
Senam Pekerja Sehat Penerapan SMK3
Pasal 7 ayat 2 a
2. Identifikasi Bahaya 2. Denganmelaksanakan 3. Permenaker No 5
Penilaian dan Tahun 2018 tentang
identifikasi bahaya
Pengendalian Risiko sesuai K3 Lingkungan kerja
dengan PP No 50 Tahun penilaian dan Pasal 2
2012 tentang Penerapan pengendalian Risiko, PT
SMK3 Pasal 7 ayat 2 a 4. PP No 50 Tahun
PPIS dapat menjamin 2012 tentang
“melakukan tinjauan awal
setiap karyawan terhadap Penerapan SMK3
kondisi K3 yang meliputi: Pasal 9 bagian
identifikasi potensi bahaya, risiko bahaya yang ada Perencanaan K3
penilaian dan pengendalian dengan pengendalian
risiko.”
risiko yang sudah dibuat
3. Pengawasan/Monitoring
Lingkungan Kerja sesuai 3. Dengan melakukan
dengan Permenaker No 5
pengawasan/monitoring
Tahun 2018 tentang K3
Lingkungan kerja Pasal 2 Lingkungan Kerja, PT
“Pengusaha dan/atau PPIS dapat mencegah
Pengurus wajib terjadinya Penyakit
melaksanakan syarat-syarat
K3 Lingkungan Kerja. Akibat Kerja.

24
Rencana Program Kerja lainnya
sudah direncanakan sesuai
dengan PP No 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3
Pasal 9 bagian Perencanaan
K3
4 PT PT PPIS telah mempunyai : Dengan adanya Ahli K3 1. Permenaker No. 2
Putera Pacitan Tahun 1992 Tentang
Indonesia 1. Ahli K3 Umum sesuai dapat dirasakan manfaat:
Sejahtera (Ahli K3) dengan Permenaker No. 2 Tata Cara Penunjukan,
Tahun 1992 Tentang Tata ● Mengurangi risiko Kewajiban Dan
Cara Penunjukan, Wewenang Ahli K3
kecelakaan dan penyakit
Kewajiban Dan Pasal 2
dalam dunia kerja.
Wewenang Ahli K3 Pasal
2 2. Kepmenaker No 186
● Meningkatkan citra positif Tahun 1999 tentang
2. Ahli K3 Penanggulangan bagi perusahaan. Unit Penanggulangan
Kebakaran sesuai dengan Kebakaran di Tempat
Kepmenaker No 186 ● Meningkatkan kerja Pasal 10
Tahun 1999 tentang Unit kepercayaan perusahaan
Penanggulangan 3. Permenaker No 5
terhadap mitra kerja.
Kebakaran di Tempat Tahun 2018 tentang K3
kerja Pasal 10 ● Meningkatkan profit Lingkungan Kerja Pasal
45
3. Ahli K3 Lingkungan Kerja perusahaan
sesuai dengan Permenaker
No 5 Tahun 2018 tentang
K3 Lingkungan Kerja
Pasal 45

25
5 PT PT PPIS Telah menerapkan
Putera Pacitan ● Manfaat safety induction ● UU No. 1 Tahun 1970
Indonesia Safety Induction dan beberapa Pasal 9 ayat 1
Sejahtera (Safety adalah PT PPIS
penggunaan APD sesuai
Induction dan APD) mengkomunikasikan
dengan UU No. 1 Tahun 1970
bahaya-bahaya yang
Pasal 9 ayat 1 “(1) Pengurus
terdapat kepada
diwajibkan menunjukan dan
pekerja/pengunjung,
menjelaskan kepada tiap
sehingga diketahui
tenaga kerja baru tentang :
tindakan pengendalian
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-
bahaya serta yang dapat terhadap bahaya tersebut.
timbul di tempat kerja’
b. Semua pengamanan dan alat- ● Penggunaan APD
alat perlindungan yang
diharuskan dalam tempat bermanfaat untuk
kerjanya pekerja/pengunjung
c. Alat-alat perlindungan diri
bagi tenaga kerja yang karena mengurangi resiko
bersangkutan. bahaya kecelakaan bagi
d. Cara-cara dan sikap yang
aman dalam melaksanakan para pekerja dan
pekerjaannya. memberikan perlindungan
ke tubuh para pekerja.
6 PT Perusahaan PT PPIS telah: Menetapkan Kebijakan K3
Putera Pacitan ● PP No 50 Tahun 2012
Indonesia bermanfaat karena kebijakan
● Menetapkan Kebijakan tentang Penerapan
Sejahtera K3 merupakan komitmen
(Kebijakan dan K3 sesuai dengan PP No SMK3 Pasal 7
Komitmen K3) perusahaan untuk menjaga
50 Tahun 2012 tentang
keamanan, kesehatan, dan ● PP No 50 Tahun 2012
Penerapan SMK3 Pasal 7
keselamatan dalam tentang Penerapan
● Menyebarluaskan melaksanakan pekerjaan, SMK3 Pasal 8
Kebijakan K3 kepada tidak hanya pekerja saja
● Permenaker No. 26
seluruh pekerja, orang lain yang dijaga keamanannya
Tahun 2014 Tentang
selain pekerja yang berada tapi juga masyarakat yang
26
di perusahaan secara ada di sekitar lingkungan Penyelenggaraan
menyeluruh sesuai dengan kerja Penilaian Penerapan
PP No 50 Tahun 2012 SMK3 Pasal 3
tentang Penerapan SMK3
Pasal 8
7 PT Pada audit eksternal SMK3 Dengan adanya SMK3 Permenaker No. 26 Tahun
Putera Pacitan 2014 Tentang
Indonesia yang dilaksanakan pada 13
● Mematuhi regulasi Penyelenggaraan
Sejahtera (Tingkat Mei 2022 sesuai dengan
Penerapan K3) pemerintah terkait K3 Penilaian Penerapan
Permenaker No. 26 Tahun SMK3 Pasal 3
2014 Tentang ● Mengurangi risiko
Penyelenggaraan Penilaian kecelakaan dan penyakit
Penerapan SMK3 Pasal 3 dalam dunia kerja.
Perusahaan telah mencapai
● Meningkatkan citra positif
98,80 % pada tingkat lanjutan
bagi perusahaan.
(166 Kriteria)
● Meningkatkan

kepercayaan perusahaan
terhadap mitra kerja.

● Meningkatkan profit

perusahaan

27
8 PT PT PPIS mempunyai Dengan adanya
Putera Pacitan ● Kepmenaker No 39
Indonesia penghargaan: penghargaan-penghargaan Tahun 2009 tentang
Sejahtera perusahaan dapat:
● Zero Accident Awards Penetapan
(Penghargaan)
Perusahaan
sesuai dengan ● Meningkatkan citra positif Penerima
Kepmenaker No 39 bagi perusahaan. Penghargaan
Kecelakaan Nihil
Tahun 2009 tentang
● Meningkatkan (Zero Accident
Penetapan Perusahaan Award)
kepercayaan perusahaan
Penerima Penghargaan
terhadap mitra kerja.
Kecelakaan Nihil ● Permenaker No. 26
(ZERO ACCIDENT ● Meningkatkan profit Tahun 2014 Tentang
AWARD) Penyelenggaraan
perusahaan
Penilaian Penerapan
● Penyelenggaraan SMK3 SMK3

sesuai dengan
Permenaker No. 26
Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan
SMK3

28
9 PT PT PPIS telah mempunyai Dengan adanya rambu tanda PP No 50 Tahun 2012
Putera Pacitan tantang Penerapan
Indonesia rambu tanda bahaya sesuai bahaya pekerja/pengunjung
Sejahtera (lainnya, SMK3
dengan PP No 50 Tahun dapat lebih peka dan sadar
rambu, marka,
signage) 2012 tantang Penerapan terhadap potensi bahaya
SMK3 pada Penjelasan yang ada
6.4.4. Rambu-rambu K3
harus dipasang sesuai
dengan standar dan
pedoman Teknis.

2. Analisa Temuan Negatif


Prob Pem Kons
abilit apar ek Rati
ng Peraturan Perundang- undangan
No Lokasi Temua n Potensi Bahaya y/ an/P uensi/
Risik Saran / Rekomendas i (termasuk pasal dan ayat)
Pelu emaj A
ang anan kibat o
Dikhawatirkan
Terdapat terkena Bahaya Perlu adanya
Karyawan PT PPIS fisik yaitu kaki pengawasan lebih tinggi
terkait pemakaian APD . Permenaker No 8 Tahun 2010
Ruang Yang Tidak tertimpa produk-
1 Gudang/Forklift Memakai Sepatu produk atau alat
6 3 1 18 Karyawan dapat Tentang Alat Pelindung Diri,
menggunakan sepatu safety Pasal 6 Ayat (1)
Safety Di Ruang lain yang agar meminimalisir terjadi
Gudang/Forklift berpotensi kecelakaan kerja yaitu kaki
terkena tertimpa produk
2 Titik Kumpul Terdapat tanda Pada keadaan 3 3 3 Signage Titik Kumpul UU No 1 tahun 1970 tentang
27
titik kumpul yang darurat para diperbaharui dan Keselamatan Kerja Pasal 14
sudah kusam/tidak pengunjung didesain untuk bisa huruf (b)
jeas kesulitan terlihat dari segala
menemukan titik arah
kumpul

29
dikarenakan
signage titik
kumpul sulit
terbaca
Terdapat Pada Keadaan
Penempatan APAR
penempatan Darurat,
diperbaharui dengan Permenaker No 4 tahun 1980
Ruang Panel APAR tidak dikhawatirkan
3 3 1 1 3 mempertimbangkan tentang syarat-syarat dan
Listrik sesuai (APAR pekerja kesulitan
penempatan APAR pemeliharaan APAR
berada di bawah mengambil
mudah diambil
panel listrik) APAR
● Handphone
Terpecahnya
konsentrasi Perlu adanya
pekerjakaren pengawasan lebih
a pekerjaan 1 1 1 1 tinggi terkait Regulasi Perusahaan
ini penggunaan HP di
Terdapat membutuhka area kerja
karyawan yang n ketelitian
menaruh yang tinggi
4 Ruang Produksi Handphone dan
● Masker Perpres No 7 Tahun 2019
tidak memakai tentang Penyakit Akibat Kerja
masker di area Dikhawatirka
produksi n terpapar Perlu adanya
dari PAK Permenaker No 10 Tahun 2016
pengawasan lebih
yang dimiliki tentang Tata Cara Pemberian
3 1 3 9 tinggi terkait
oleh pekerja Program Kembali Kerja Serta
pemakaian masker di
tersebut yang Kegiatan Promotif dan
area produksi
bersumber Kegiatan Preventif Kecelakaan
dari Kerja dan Penyakit Akibat
mulut/hidung Kerja
Dikhawatirkan
Perlu adanya
Terdapat terkena Bahaya
pengawasan lebih
karyawan yang fisik yaitu kaki
tinggi terkait Permenaker No 8 Tahun 2010
tidak tertimpa produk-
5 Ruang Packing
menggunakan produk atau alat
6 3 1 18 pemakaian APD dan Tentang Alat Pelindung Diri,
sosialisasi terkait Pasal 6 Ayat (1)
sepatu safety di lain yang
tumbuhnya kesadaran
area packing berpotensi
K3
terkena
PT PPIS Dikhawatirkan Perlu penambahan Permenaker No 5 Tahun 2018
6 Toilet mempunyai 18 terjadi antri pada 3 2 1 6 jumlah toilet sebanyak tentang K3 Lingkungan Kerja
Toilet yang terdiri toilet dan 15 Toilet Pasal 34
30
dari 2 Toilet Ibu
Hamil dan 1
Toilet Disabilitas
(menurut berpengaruh
narasumber) kepada PAK
yang tidak sesuai karena terlalu
dengan lama menahan
perhitungan Buang Air Kecil
antara jumlah
toilet dan jumlah
karyawan
Kebersihan toilet
Perlu pembersihan
yang kurang baik
Toilet secara rutin,
(Lantai licin, Pekerja bisa
pengawasan terkait
Handsoap terpeleset dan
checklist kebersihan Permenaker No 5 Tahun 2018
disimpan di atas bisa terpapar
3 2 3 18 Toilet, perlu dibuat tentang K3 Lingkungan Kerja
closet, dan tidak oleh bakteri
dudukan untuk Pasal 33 dan 34
ditemukan tissue yang ada di
handsoap, dan
sebagai alat handsoap
menyediakan tissue
pembilas di
didalam Toilet
dalam toilet
PT PPIS
mempunyai 7
Dikhawatirkan
Petugas P3K, hal
terjadi Permenaker No 15 Tahun 2018
ini tidak sesuai Perlu penambahan
keterlambatan tentang Pertolongan Pertama
7 - dengan
dalam
1 0,5 1 0,5 petugas P3K sebanyak
pada Kecelakaan kerja
perhitungan 1 Orang
penanganan Lampiran I
antara petugas
kecelakaan kerja
P3K dan jumlah
karyawan

31
Rating Risiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Konsekuensi (C)

PELUANG (kemungkinan atau peluang kejadian tersebut terjadi) / P


KATEGORI PENJELASAN NILA
I
Sangat mungkin terjadi / Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang terjadinya 1 10
hampir pasti kalidalam 10 kali kesempatan
Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk terjadi 6
(peluangterjadinya 1 kali dalam 100 kali kesempatan)
Tidak biasa namun bisa Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi namun 3
terjadi kemungkinannya tetap ada (peluang terjadinya 1 kali dalam 1000
kali kesempatan)
Kecil kemungkinannya Kemungkinan terjadinya kecil atau merupakan suatu kebetulan 1
(peluangterjadinya 1 kali dalam 10.000 kali kesempatan)

32
Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah bertahun- 0.5
kemungkinannya tahunterpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam 100.000 kali
kesempatan)
Tidak mungkin terjadi Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak muungkin terjadi 0.2
(peluang terjadinya 1 kali dalam 1.000.000 kali kesempatan)
PEMAPARAN (frekwensi dan lamanya pemaparan bahaya tersebut) / E
KATEGORI PENJELASAN NILA
I
Kontinyu Sangat sering atau pekerjaan yang rutin dilakukan 10
Seringkali Terjadinya sekali sampai beberapa kali sehari 6
Kadang-Kadang Sekali seminggu sampai beberapa kali sebulan 3
Tidak Biasanya Sekali dalam sebulan sampai sekali setahun 2
Jarang Sekali dalam beberapa tahun 1
Sangat Jarang Belum pernah terjadi pemaparan 0.5

AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera, sakit, dll) / C
KATEGORI PENJELASAN NILA
I
Katastropi Menimbulkan banyak korban jiwa 100
Bencana Menimbulkan beberapa korban jiwa 40

Sangat Serius Menimbulkan satu kematian 15


Serius Menimbulkan cidera serius (menyebabkan cacat anggota tubuh) 7
Perawatan Medis Menimbulkan cidera yang memerlukan perawatan medis 3
Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan P3K 1
Penilaian Resiko
• diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
• dibawah 10 : Risiko rendah

33
BAB IV PENUTUP

a. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan pada video observasi di PT Putera Pacitan Indonesia
Sejahtera, kami selaku kelompok 1 menyimpulkan :
1. PT PPIS Telah membentuk P2K3 Sesuai Dengan Permenaker No. 4 Tahun 1987 Pasal 2 ayat
1 : Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib membentuk
P2K3. Kemudian, Keanggotaan P2K3 telah sesuai dengan Permenaker No. 4 Tahun 1987 Pasal
3 ayat 1 dan 2 “(1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang
susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.” “(2) Sekretaris P2K3 ialah ahli
Keselamatan Kerja dari
perusahaan yang bersangkutan.” dan P2K3 telah disahkan oleh Disnakertrans Provinsi Jawa
Timur sesuai dengan Permenaker No.4 Tahun 1987 Pasal 3 ayat 3 “(3) P2K3 ditetapkan oleh
Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya atas usul dari pengusaha atau pengurus yang
bersangkutan.

2. PT PPIS telah memiliki organisasi di PT PPIS seperti:


a. Pelayanan Kesehatan sesuai dengan Permenaker No 03 Tahun 1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja Pasal 3 ayat 1 dan 2 “(1) Setiap tenaga kerja berhak
mendapatkan Pelayanan Kesehatan Kerja. (2) Pengurus wajib memberikan Pelayanan
Kesehatan Kerja sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.” dan Pasal 4
ayat 1 “(1) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dapat: Diselenggarakan sendiri
oleh pengurus.
b. Koperasi Karyawan sesuai dengan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 101 ayat 1 “(1) Untuk meningkatkan Kesejahteraan pekerja/buruh, dibentuk
koperasi pekerja/buruh dan usaha-usaha produktif di perusahaan.”
c. Emergency Response Plan (ERP) sesuai dengan PP No 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3 Pasal 11 ayat 1 dan 2 g “(1) Pengusaha dalam melaksanakan rencana
K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan persyaratan K3” (2) Kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi: g. upaya menghadapi keadaan
darurat kecelakaan dan bencana.
d. Tim 5R sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja,
e. Serikat Pekerja sesuai dengan UU No 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh
Pasal 5 ayat 1 “(1) Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat
pekerja/serikat buruh.

3. PT PPIS telah melakukan program K3 diantaranya beberapa program kerja yang


terdokumentasi :
a. Senam Pekerja Sehat 5 Menit sesuai dengan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia No. 317 Tahun 2020 tentang Senam Pekerja Sehat
b. Identifikasi Bahaya Penilaian dan Pengendalian Risiko sesuai dengan PP No 50 Tahun
2012 tentang Penerapan SMK3 Pasal 7 ayat 2 a “melakukan tinjauan awal kondisi K3
yang meliputi: identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.”
c. Pengawasan/Monitoring Lingkungan Kerja sesuai dengan Permenaker No 5 Tahun
2018 tentang K3 Lingkungan kerja Pasal 2 “Pengusaha dan/atau Pengurus wajib
melaksanakan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja.
Rencana Program Kerja lainnya sudah direncanakan sesuai dengan PP No 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3 Pasal 9 bagian Perencanaan K3

4. PT PPIS telah mempunyai:


a. Ahli K3 Umum sesuai dengan Permenaker No. 2 Tahun 1992 Tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban Dan Wewenang Ahli K3
b. Ahli K3 Lingkungan Kerja sesuai dengan Permenaker No 5 Tahun 2018 tentang K3
Lingkungan Kerja Pasal 45
c. Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran dengan Kepmenaker No 186 Tahun 1999 tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat kerja Pasal 10

5. PT PPIS Telah menerapkan Safety Induction dan beberapa penggunaan AP sesuai dengan UU
No. 1 Tahun 1970 Pasal 9 ayat 1 “(1) Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan
kepada tiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul di tempat kerja’
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.

6. Perusahaan PT PPIS telah:


a. Menetapkan Kebijakan K3 sesuai dengan PP No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Pasal 7
b. Menyebarluaskan Kebijakan K3 kepada seluruh pekerja, orang lain selain pekerja yang
berada di perusahaan secara menyeluruh sesuai dengan PP No 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3 Pasal 8

7. Tingkat penerapan SMK3 PT PPIS pada audit eksternal SMK3 yang dilaksanakan pada 13 Mei
2022 sesuai dengan Permenaker No. 26 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan SMK3 Pasal 3 Perusahaan telah mencapai 98,80 % pada tingkat
lanjutan (166 Kriteria), yang berarti mencapai tingkat memuaskan

8. PT PPIS mempunyai penghargaan:


a. Zero Accident Awards sesuai dengan Kepmenaker No 39 Tahun 2009 tentang
Penetapan Perusahaan Penerima Penghargaan Kecelakaan Nihil (ZERO
ACCIDENT AWARD)
b. Penyelenggaraan SMK3 sesuai dengan Permenaker No. 26 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3

9. PT PPIS telah mempunyai rambu tanda bahaya sesuai dengan PP No 50 Tahun


2012 tantang Penerapan SMK3 pada Penjelasan 6.4.4. Rambu-rambu K3 harus
dipasang sesuai dengan standar dan pedoman Teknis.

b. Saran
Saran dari kelompok kami adalah PT PPIS hendaknya dapat mempertahankan
konsistensi penerapan Norma K3 kelembagaan dan keahlian seperti memperpanjang
lisensi atau SKP dari ahli K3, selalu rutin mengadakan rapat P2K3 serta melaporkannya,
dan lain sebagainya. Penerapan SMK3 diharapkan dijaga konsistensinya berdasarkan
audit eksternal terakhir dengan meningkatkan pengawasan terhadap perilaku tidak aman
dan kondisi tidak aman, dan dengan melakukan follow up terhadap semua temuan
negative dari semua kelompok yang melakukan PKL di PT. Putra Pacitan Indonesia
Sejahtera (PT.PPIS).

Anda mungkin juga menyukai