Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

PT. GEORG FISCHER INDONESIA

BIDANG K3 MEKANIK, PESAWAT UAP, BEJANA TEKAN & TANGKI TIMBUN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK IV
1. ALI MUSTAFA
2. GILANG RIANDANA

3. PIPIN DWI ASTITI

4. DENIE ROBI PRASETYO

5. EGA WAHYU QUSZAINI

6. GREAT PRASEDIA MARANDIKA

7. MUHAMMAD NURHUDA PRIMADI

8. SUGENG PRASETYO

PENYELENGGARA PT. KEM INDONESIA21 AGUSTUS – 2 SEPTEMBER 2023

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................... 1


1.2. Maksud dan Tujuan............................................................................................................. 2
1.3. Ruang Lingkup .................................................................................................................... 3
1.4. Dasar Hukum ....................................................................................................................... 4
BAB II KONDISIPERUSAHAAN.................................................................................................... 6
2.1. Sejarah Singkat PT. Georg Fischer Indonesia.................................................................. 6
2.2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................................................... 7
2.3. Fasilitas Penunjang ............................................................................................................. 7
2.4. Sarana Pokok Perusahaan................................................................................................. 7
2.5. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................................................ 8
2.6. Identifikasi Bahaya dan Risiko Perusahaan ...................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................................ 11
3.1. Temuan dan Analisa Positif .............................................................................................. 11
3.1. Temuan dan Analisa Negatif ............................................................................................ 19
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................ 26
4.1. Kesimpulan ........................................................................................................................ 26
4.2. Rekomendasi..................................................................................................................... 26
REFERENSI.................................................................................................................................. 27

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasuki era industrialisasi seperti saat ini penggunaan peralatan


maupun mesin-mesin dengan berbagai macam ukuran dan fungsi telah
banyak digunakan untuk meningkatkan produktivitas pada perusahaan atau
tempat kerja. Namun disisi lain penggunaan alat-alat tersebut juga dapat
menyebabkan adanya potensi bahaya kecelakaan serta mengganggu
kesehatan tenaga kerja yang umumnya terjadi akibat kelalaian tenaga kerja,
penggunaaan alat yang tidak sesuai, maupun kondisi dari lingkungan disekitar.
Berkaitan dengan hal ini dibutuhkan kepedulian setiap perusahaan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap tenaga kerjanya, serta adanya
tenaga kerja yang berkompeten dibidang tersebut sehingga proses
pengoperasian dapat berjalan dengan baik.
Perkembangan dalam dunia industri menuntut banyak perusahaan
untuk bersaing dalam menghasilkan barang dan jasa dengan kualitas dan
kuantitas yanglebih baik dengan skala yang besar. Oleh karena itu, hampir
seluruh perusahaan menggunakan peralatan mekanik, pesawat uap dan
bejana tekan untuk proses produksinya. Namun seiring dengan
perkembangan industri dan peralatan mekanik yang semakin banyak
digunakan, potensi-potensi bahaya yang ada baik secara langsung maupun
secara tidak langsung juga akan semakin meningkat dan akan berdampak
pada pekerjaan maupun lingkungan disekitarnya. Terutama disisi lapangan
banyak ditemukan alat-alat dengan kondisi yang sudah tidak layak
dioperasikan serta tidak memiliki sertifikasi kelayakan dan pengujian yang
masih digunakan. Sedangkan setiap tenaga kerja yang bekerja berhak untuk
mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja
tersebut.
Oleh karena itu diperlukan pengendalian, pembinaan serta
pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) guna mencegah dan
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh penggunaan peralatan mekanik, pesawat uap dan bejana

1
tekan ditempat kerja. Pada kesempatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk
calon Ahli K3 Umum yang diadakan di PT. Georg Fischer Indonesia, maka
kelompok kami akan membahas mengenai “ K3 Mekanik, Pesawat Uap dan
Bejana Tekan “. Melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan dapat
membantu dalam proses pembelajaran terkait Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) terutama pada peralatan mekanik, pesawat uap dan bejana tekan
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan dan syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berlaku.

1.2. Maksud dan Tujuan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu kegiatan yang bersifat


wajib dalam pembinaan Ahli K3 Umum. Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan
untuk memperdalam wawasan dan pengetahun para calon Ahli K3 Umum
dalam konteks yang lebih praktikal sehingga peserta memiliki pengetahuan
teoritis serta pengetahuan tentang implementasi teori tersebut secara langsung
di lingkungan kerja. Praktek Kerja Lapangan ini juga bertujuan untuk membekali
pengetahuan para calon Ahli K3 Umum mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dengan praktek nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Penerapan persyaratan dan
pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja yang dimaksud meliputi
persyaratan kelengkapan kelembagaan dan keahlian, kelengkapan sarana
lingkungan kerja dan bahan berbahaya, persyaratan kesehatan kerja, sarana
penanggulangan kebakaran, listrik dan konstruksi bangunan serta persyaratan
dalam mekanik, pesawat uap dan bejana tekan.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu
bagian dari kegiatan pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum (AK3U) dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja. Melalui
Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan calon Ahli K3 Umum dapat menerapkan
serta mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang yang
ditentukan dalam Surat Keputusan Penunjukan (SKP). Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/MEN/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban danWewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 9 dan Pasal 10.

2
Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Georg
Fischer Indonesia pada tanggal 30 Agustus 2023 ini adalah agar calon Ahli K3
Umum dapat menambah khasanah keilmuan terkait penerapan peraturan dan
norma K3 di tempat kerja. Tujuan lain dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan di
perusahaan ini adalah melakukan pengawasan dan perbaikan yang
berkesinambungan dalam rangka mengurangi risiko kecelakaan kerja di
perusahaan yang disebabkan oleh faktor kelalaian manusia maupun kegagalan
fungsi mesin.
Adapun tujuan penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
adalah untuk mengetahui penerapan peraturan dan norma K3 di perusahaan
yang dikunjungi. Laporan ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi atau masukan bagi pihak perusahaan untuk menghindari risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup merupakan suatu batasan penelitian maupun


pengambilan data pada variabel yang diteliti atau subjek yang diteliti. Ruang
lingkup pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk sebagai
pemenuhan pelatihan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dilaksanakan pada:
Nama : PT. Georg Fisceh Indonesia

Alamat : Dusun Sukumulya RT 019 RW 006 Anggadita Klari


Karawang, Jawa Barat 41371
Tanggal : 30 AGUSTUS 2023
Waktu : 09:00 WIB – Selesai
Ruang lingkup pengamatan terdiri dari:

1. Penerapan K3 Mekanik/Pesawat Tenaga Produksi

2. Penerapan K3 Pesawat Uap/Boiler

3. Penerangan K3 Bejana Tekan

3
1.4. Dasar Hukum

1) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2) Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 9,


Pasal 10, dan Pasal 86.
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02/MEN/1992 Tentang Tata
Cara Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja.
4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 33 Tahun
2016 tentang Tata Cara Pengawasan Ketenagakerjaan
5) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 5 Tahun
2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

1.1.1. Dasar Hukum K3 Mekanik/Pesawat Tenaga Produksi

1) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 38 tahun


2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan
Produksi
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 8 tahun 2020 Pesawat Angkat
dan Angkut
4) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No.
Per.37/MEN/2016tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun

1.1.2. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap

1) Undang-undang Uap Tahun 1930

2) Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.01/MEN/1988 tentang


Kualifikasi Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
4) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
SE.05/MEN/DJPPK/III/2011 tentang Lisensi/Surat Ijin Operator Pesawat
Uap
5) Kep Dirjen Binwas No. Ke. 74_PPK_ XII_ 2013 Tentang Petunjuk Teknis
Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan,
Pesawat angkat dan pesawat angkut
4
1.1.3.Dasar hukum k3 bejana Tekan Dan Tangki Timbun
1) UU No 1 Tahun 1970
2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1982 Tentang
Kualifikasi Juru Las di tempat kerja
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1992 Tentang Tata
Cara Penunjukkan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
4) Peraturan Menteri tenaga kerja No 37 Tahun 2016 Tentang
keselamatan kerja dan tangki timbun.

5
BAB II
KONDISIPERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat PT. Georg Fischer Indonesia

PT Georg Fischer Indonesia merupakan bagian dari perusahaan Georg


Fischer Company. Georg Fischer (disingkat GF) terdiri dari tiga divisi GF
Piping Systems, GF Casting Solutions, dan GF Machining Solutions. Didirikan
pada tahun 1802, Corporation berkantor pusat di Swiss dan hadir di 33
negara, dengan140 perusahaan, 57 di antaranya fasilitas produksi. George
Fischer Company menghasilkan penjualan sebesar CHF 3,184 miliar pada
tahun 2020. Georg Fischer Company Piping mengakusisi PT Eurapipe
Solutions Indonesia (sebelumnya Tyco Eurapipe Indonesia) yang telah
berganti nama menjadi PT Georg Fischer Indonesia.
PT Georg Fisher Indonesia berdiri pada tahun1992 yang berlokasi di
Dusun Sukamulya, Anggadita Klari kabupaten Karawang.Jawa Barat. Dengan
luas area pabrik sekitar 5377,6 m². dengan total karyawan sekitar 130 orang.
Perusahaan ini melayani berbagai macam industri, diantaranya industri
pertambangan (mining), industri proses kimia, uitiliti, dan teknologi bangunan.
PT Georg Fischer Indonesia menawarkan pipa untuk pengangkutan cairan dan
gas yang aman, komponen pengecoran ringan di kendaraan, dan teknologi
manufaktur presisi tinggi GF Piping Systems yang, memegang posisi terdepan
di segmen pertambangan dan pasar lainnya.
Adapun beberapa sertifikasi dan penghargaan perusahaan diantaranya:

1) Sertifikat ISO 45001:2018 Sistem Manajemen K3 Perusahaan tahun


2021;

2) Sertifikat ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu


Perusahaan tahun 2021
3) Sertifikat ISO 14001:2015 dalam penerapan Sistem Manjemen
Lingkungan Perusahaan tahun 2021

4) Sertifikat Green Label Indonesia tahun 2022 Sertifikat Renewable


Energy dari PLN tahun 2022

6
2.2. Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1. Visi

Menjadi Perusahaan Global Leader di bidang perpipaan pastic dan


logam serta menyediakan solusi yang terintegrasi yang dinamis dan bisa
meningkatkan costumer produk dan mengoptimalkan operasi mereka.

2.2.2. Misi

Menghasilkan kualitas perpipaan plastic yang bebas perawatan dan


berumur panjang dengan layanan di semua fase proyek dan menghasilkan
produk-produk pipa yang unggul seperti ringan, tahan korosi, instalasi, mudah
dan mempunyau dinding bagian dalam halus yang memungkinkan laju aliran
lebih baik dan lebih sedikit penumpukan.

2.3. Fasilitas Penunjang

Fasilitas Penunjang di PT Georg Fischer Indonesia

1) Ruang P3K

2) Toilet

3) Mushola

4) Papan Mading

5) Papan Informasi K3

6) Smoking Area

7) Kantin
2.4. Sarana Pokok Perusahaan

Saran Pokok yang ada di PT Georg Fischer Indonesia diantaranya:

1) Area Produksi : Area Extruction & Area Fabrikasi

2) Area Quality Control : Tangki Hydrotest Sampel Pipa

3) Area Warehouse : Warehouse di dalam bangunan (Raw


Material)

dan Warehouse di luar bangunan (Finish Good)

7
2.5. Struktur Organisasi Perusahaan

ambar 1. Striktur Organisasi PT Georg Fischer Indonesia

8
2.6. Identifikasi Bahaya dan Risiko Perusahaan

No Hazard Risiko Pengendalian Tindak Lanjut


yang
Tersedia
1 Kebisingan  Gangguan  Memastikan pekerja Sudah dilakukan
yang pendengara menggunakan APD uji kebisingan
dihasilkan n jika yang sesuai (earplug) dengan hasil 90
mesin melebihi  Melakukan uji dB
extruder, batas faktor fisika
extraction ambang berkala
molding (kebisingan)
 Melakukan
rekayasaTeknik
alat yang
digunakan agar
kebisingan teredam

2 Bahaya  Luka  Menyediakan Operator telah


pergeraka karena jalurkhusus forklift dan memiliki
n tertabrak, pejalan kaki lisensi
equipmen tertimpa  Melakukan uji
t (Forklift) muatan riksaberkala
 Penyesuaian
kapasitas daya
angkat
forklift

3 Panas yang  Luka bakar  Memastikan sirkulasi Sudah ada program


ditimbulkan udara di ruang
 Dehidrasi safety induction
oleh mesin pengering tercukupi
pengeringa  Pekerja
n (Silo menggunakan
Drying) APD khusus
misalnya
wearpack
 Memastikan
pekerja
terpenuhi
kebutuhan air

9
No Hazard Risiko Pengendalian Tindak Lanjut
yang
Tersedia
4 Kebocoran  Bahaya Sudah ada program  Melakukan
tangki Tumpaha preventif Pengecekk
timbun n maintenance tangki an rutin
 Kerusakan  Memperbaik
alat/ tidak i kondisi
berfungsiny tangki
a hydrant  Preventif

maintenance
misalnya di cat

5 Bahaya  Cidera Sudah tersedia  Tersedianya


terpotong pada organ prosedur penggunaan prosedur
pada tubuh dan perawatan alat pengoperasian
pergantian potong dan telah alat
mesin dilakukan safety  Sosialsiasi
pemotong induction kepada penggunaan
(cut pekerja di tempat alat dan risiko
off) kerja. bahaya

10
BAB III
TEMUAN DAN ANALISIS

3.1. Temuan dan Analisa Positif

No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Di dalam Pada Sudah ada uji riksa Uji riksa agar Permen No. 08
lokasi forklift pemakaian berkala selalu
tahun 2020 Pasal
gudang pesawat pesawat angkat, dilakukan
material angkut pesawat angkut monitoring 176 ayat (1) tentang
1 bahan baku secara berkala Pemeriksaan dan
dengan Pengujian.
membuat list
monitoring
pesawat angkat
dan angkut

11
No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi

Di dalam lokasi Pada forklift Alat forklift telah dilengkapi Melakukan


gudang pesawat dengan berbagai lampu dan pemeliharaan dan
material bahan angkut jenis keamanan lain. perawatan perlengkapan
baku forklift salah satunya
lampu secara teratur
untuk menghindari
2 terjadinya
kecelakaan.

Surat Keterangan Uji riksa untuk Sudah dilakukan ujiriksa pada Uji riksa pada pesawat
Riksa Uji pesawat angkat pesawat angkat angkut angkat angkut agar
Pesawat Angkat & pesawat crane di tahun 2022 dipertahankan
Angkut angkut telah
dilakukan dan
telah memiliki
sertifikat

12
No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Surat PT.GFI Dengan adanya Memastikan Permenaker No.


Keterangan memiliki satu pemeriksaan dan semua jenis Per.37/MEN/2016
hasil unit Tangki pengujian terhadap bejana tekan telah Tentang K3 Bejana
pemeriksaan penampung bejana tekan dapat di lakukanriksa uji Tekan dan Tangki
dan pengujian solar yang menciptakan tempat untuk menjamin Timbun Pasal 75
Tangki telah kerja yang aman untuk kelayakan dan ayat (8) Pemeriksaan
4
penampung dilakukan meningkat-kan keselamatan secara berkala
Solar PT.GFI pemeriksaan produktivitas kerja. Hal ini agar dilakukan paling lambat
dan pengujian. selalu 2 tahun dan pengujian
dipertahankan. paling lambat 5
tahun.

Area Tangki Di area Dengan adanya Agar selalu Permenaker No.


penampung tangki fasilitas ini dapat dilakukan Per.15/Men/2008 pasal
solar PT.GFI penampug digunakan apabila pengecekan rutin 8 Tentang alatP3K di
solar PT.GFI tenaga kerja terkena terhadap fungsi tempat kerja.
telah sudah di solar atau cairan eyewash,
lengkapi lainya. emergency shower
5
dengan dan ketersediaan
fasilitas air.
eyewash dan
emergency
shower.

13
No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Area Berdasarkan Dengan adanya Melakukan Undang-undang No.1


produksi wawancara informasi tersebut maka monitoring rutin Tahun 1970 Pasal
telah tersedia tidak semua orang untuk memastikan 14 tentang Keselamatan
informasi diperbolehkanuntuk informasi tersebut Kerja.
mengenai mengoperasikan alat masih terupdate.
6
petugas tersebut.
khusus di area
hydrotest
(Tangki yang
bertekanan).

Area Tangki Di area tangki Dengan adanya Agar dilakukan Permenakertrans RI No.
penampung penampung fasilitas berupa APAR pengecekan rutin 37 tahun 2016 tentang
solar PT.GFI solar PT.GFI ini dapat digunakan atau monitoring K3 Bejana Tangki
telah apabila ditemukan titik terhadap fungsi Timbun Pasal24 huruf h
dilengkapi api APAR, masa Sarana Pemadam
dengan pakai dan isi Kebakaranyang sesuai.
7
APAR APAR.

14
No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Area Sudah Adanya tombol Dilakukan Permenaker No.


Extrusion terdapat emergency dapat pengecekan 38/MEN/2016
tombol menghindari atau secara berkala tentang K3 pesawat
pengaman mencegah terjadinya terhadap tenaga dan pesawat
(emergenc insiden di area berfungsi dari dan produksi Pasal 8
8 stop) extrusion emergency pesawat tenaga dan
stop tersebut produksi harus
dilengkapi alat
pengaman

Area Sudah Dengan dilakukan uji Pengecekan Permenaker No.05


Produksi dilakukan uji faktor fisika terhadap secara berkala Tahun 2018
faktor fisika forklift agar ini agar selalu tentang K3
terhadap mengetahui NAB yang dipertahankan. lingkungan Kerja
forklift dihasilkan terhadap Pasal 5
9 tempat kerja pelaksanaan syarat
K3 lingkungan kerja
sebagaiamana
dimaksud dalam
pasal 4 dilakukan
melalui kegiata

15
Area Pada Sudah terdapat laser Agar dilakukan Undang-undang
Gedung forklift dan suara alarm saat pemeriksaan No.1 Tahun 1970
material pesawat forklift mundur terhadap forklift Pasal 3 ayat 1 huruf
bahan baku angkat sebelum P; mengamankan
angkut digunakan dan memperlancar
secara rutin. pekerjaan bongkar
10 muat, perlakuan dan
penyimpanan
barang. Dan
permenaker No. 8
Tahun 2020 pasal
19 ayat 1 huruf a :
pengoperasian
pesawat angkat dan
pesawat angkut
harus dilengkapi
dengan tanda
peringatan operasi
yang efektif

16
No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Area Pada Terdapat Pelat Nama Melakukan Permenaker No. 8


Gedung forklift yang memuat data pemeriksaan Tahun 2020 Pasal
material pesawat mengenai forklift yang secara rutin 16, Perlengkapan
bahan baku angkat akan membantu saat terhadap Pesawat Angkat dan
11 angkut dilakukan riksa uji. kelengkapan Pesawat Angkut
forklift. paling sedikit terdiri
atas:
a. pelat nama yang
memuat data
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut;
b. keterangan
kapasitas beban
maksimum yang
diizinkan;
c. alat atau tombol
penghenti darurat
[emergency stop);
d. Alat Pengaman;
dan
e. Alat
Perlindungan.

17
No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Area Sudah Mesin cut off Agar selalu Undang-undang


Produksi terpasang menggunakan dipastikan posisi No.1 Tahun 1970
safety barrier guallatine sangat pemasangan Pasal 3 huruf a
untuk tajam yang dapat safety barrier tentang Mencegah
menghindari menyebabkan sudah tepat untuk dan Mengurangi
kecelakaan kecelakaan kerja menghindari Kecelakaan.
12 WAWANCARA kerja seperti tersayat dan kecelakaan kerja.
DENGAN terpotong terpotong.
NARASUMBER

No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Jalur Pesawat Sudah Sudah memiliki zebra Agar selalu Pasal 81


Angkat Angkut memiliki cross dan tempat parkir menjaga rambu Landasan forklift, lift
rambu forklift. rambu yang sudah truck, reach stackers,
keselamatan ada. dan telehandler.
lalu lintas a.harus dikonstruksi
digudang. cukup kuat dan rata;
b.harus mempunyai
13 tanda area lintasan;
c. tidak mempunyai
belokan dengan sudut
yang tajam;
dan
d. tidak mempunyai
tanjakan atau turunan
yang terjal
yang dapat
mengganggu
keseimbangan.

18
3.1. Temuan dan Analisa Negatif

No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Di dalam Ban forklift Kondisi Agar dilakukan Permenaker No. 8


lokasi sudah tipis. pesawat angkat pengecekan dan Tahun 2020 Pasal
gudang angkut (forklift) penggantian secara 165 ayat (1) huruf d
material pada rodanya berkala pada ban tentang Tugas dan
bahan baku sudah forklift sebelum Kewenangan
1
mengalami terjadi bahaya atau Operator.
dehidrasi yang kecelakaan kerja.
berpotensi
terjadi slip.

19
No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Tangki Belum Tangki timbun Perlu dilakukan Undang-undang


Penyimpan- tersedianya tidak memiliki penamaan/pelabelan No. 1 Tahun 1970
an Air pelat nama pelat nama dan dan pengecekan Pasal 14 tentang
pada tangki kondisi tangki serta perawatan Keselamatan
air dan tangki timbun sudah rutin terhadap tiap Kerja dan
3 mengalami mengalami tangki timbun. Permenaker No.
korosi korosi 37 Tahun 2016
dibeberapa sehingga dapat Pasal 23 dan 24
bagian. menyebabkan tentang Tangki
kebocoran. Timbun.

20
No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum
Di area Telah Tidak adanya Agar rambu-rambu Permen 37 Tahun
Tangki terpasang rambu-rambu tersebut 2016 pasal 27
penampung rambu- K3 di tangki ditempatkan Lokasi tanki
solar PT. rambu tetapi solar dapat diposisi yang timbunharus
GFI tidak terlihat menyebabkan mudah terlihat. dipasang tanda
4 dengan jelas. pekerja atau bahaya kebakaran,
orang lain larangan
yang berada merokok,
di area tidak larangan
Memahami membawa korek
potensi bahaya api, dan alat api
yang ada di lainya dan dilarang
area tsb. membawa
peralatan yang
menimbulkan
peledakan dan
kebakaran.

21
No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Tanki Tidak ada Hydrotest Agar memasang Undang-undang


Hydrotest safety merupakan Rambu-rambu K3 di No. 1 Tahun 1970
barrier. area yang area ruangan Pasal 3 huruf a
memiliki hydrotest dan tentang Syarat-
tekanan tinggi memasang safety syarat
yang dapat barrier. Keselamatan
mengakibatkan . Kerja.
5
cidera hingga
fatality akibat
over pressure
atau explosion.

22
No Foto / Info Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar Hukum

Jalur Belum tersedia Jika tidak ada Agar membuat jalur UU No. 01 Tahun
Pesawat jaluruntuk jalur khusus khusus untuk 1970 tentang
Angkat pejalan kaki untuk pejalan pejalan kaki sebagai Keselamatan Kerja
Pasal 3 huruf a
Angkut di kaki maka tindakan
6 Mencegah dan
Gudang. rentan tertabrak preventif/mengurangi mengurangi
forklift kecelekaan kecelakaan

Belum adanya Perlu adanya Perusahaan harus Permenaker No. 8


PT Goerg Juru Ikat (rigger) juru ikat (rigger) mendaftarkan Juru tahun 2020 tentang
Fischer yang memiliki yang telah rigger ke PJK3 untuk pesawat angkat dan
Indonesia berlisesnsi untuk angkut Pasal 157 juru
lisensi melakukan pelatihan
mengindari ikat (rigger)
terjadinya AK3 khusus bidang
sebagaimana
kecelakaan juru rigger. dimaksud dalam
7 tertimpa saat Pasal 141 ayat (4)
barang diangkat. harus memenuhi
persyaratan:
e. Memiliki sertifikat
WAWANCARA kompetensi
DENGAN dibidangnya; dan
NARASUMBER f. Memiliki lisensiK3.

23
Area lalu Di dalam Kondisi ini bisa Agar dilakukan Undang-undang No.1
lintas ruang mengganggu relokasi barang– Tahun 1970
forklift. produksi kenyamanan barang yang tidak Pasal 3 ayat (1) huruf
P; mengamankan dan
terdapat dalam bekerja terpakai seperti
memperlancar
tumpukan dan pallet kayu dari pekerjaan bongkar
pallet kayu menghambat area produksi guna muat, perlakuan dan
8 yang tidak jalannya memperlancar penyimpanan barang
terpakai dan pesawat angkut jalannya pesawat serta Pemenaker No. 5
mudah sepertiforklift. angkut / forklift. Tahun 2018 tentang
terbakar. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja

Pesawat Pada forklift Tidak terdapat Membuat warning sign -) Undang-undangNo.


Angkut pesawat angkut warning sign agar penggunaan 1 Tahun 1970
area tidak terdapat pengoperasian forklift hanya dapat mengenai
Gudang. warning sign selain petugas. dioperasikanoleh keselamatan kerja
untuk operator alat tersebut. -) Permen No.08
9 pengoperasian Tahun 2020
selain operator tentang Pesawat
Angkat dan Angkut.

24
10 Lisensi Lisensi k3 Lisensi k3 Agar selalu Permenaker No. 8
Operator pesawat pesawat angkat dilakukan monitoring tahun 2020 tentang
Pesawat angkat dan dan angkut secara berkala pesawat angkat
Angkat angkut operator angkut Pasal 148 ayat
dengan membuat list
Angkut operator overhead crean (1) operator keran
overhead dan oprator monitoring terkait
angkat kelas III
crean sudah forklift hanya masa berlakunya
sebagaimana
tidak berlaku berlaku 5 tahun lisensi operator
dimaksud dalam
dan dapat Pesawat angkat
diperpanjangn Pasal 147 ayat
angkut
dalam jangka (1) huruf a dan
waktu yang operator hidraulik
sama drilling rig, pilling
caren/mesin
- untuk lisensi sesuai
Permenaker Untuk
forklift pasal 153 ayat
1

25
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan video perusahaan dan diskusi bersama


Bapak M. Ali Akbar selaku narasumber PT Georg Fischer Indonesia (HSE
Officer) maka diperoleh temuan-temuan sebagai berikut:
1) Komitmen K3 telah diwujudkan melalui beberapa penerapan
pengawasan di bidang K3 secara umum dengan baik, beberapa temuan
ketidak sesuaian dalam pemenuhan peraturan perundangan K3 secara
berkelanjutan terus ditindaklanjuti sesuai perkembangan bisnis
perusahaan.
2) Penerapan K3 Mekanik, Bejana Tekan, Tangki Timbun dan Alat Angkat
dan Angkut telah berjalan cukup baik, perusahaan telah melakukan riksa
uji peralatan angkat angkut dan bejana tekan yang digunakan meskipun
beberapa lisensi seperti juru ikat belum terdapat di perusahaan.

4.2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, memberikan beberapa


rekomendasi bagi PT Georg Fischer Indonesia untuk dapat meningkatkan
penerapan Norma K3 lebih baik lagi sesuai peraturan perundangan yang
berlaku sebagai berikut:
1) Segera memasang peringatan tanda bahaya (awas bahaya kebakaran,
ledakan, dilarang merokok, dll) di area Pompa Hydrant dan
Penyimpanan Solar serta menambah tempat penampungan tumpahan
solar di bawah tangki solar.
2) Segera melakukan pemasangan label Tangki Solar Pompa Hydrant dan
Tangki Timbun tempat penyimpanan solar.
3) Perusahaan perlu memasang Cermin (cembung) di area Warehouse
agar tidak terjadi insiden.
4) Perlu dibuat Pedestrian dan Zebra cross di area Warehouse.
5) Melakukan perbaikan dan pelabelan pada beberapa titik pada Tangki
Timbun Air yang disebabkan oleh korosi.

26
REFERENSI

1) Undang-undang Uap Tahun 1930

2) Undang-undang No. 3 Tahun 1951 tentang Berlakunya UU Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 dari RI untuk
Seluruh Indonesia
3) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

4) Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 86.
5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02/MEN/1992 Tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang
Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
6) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.01/MEN/1988 tentang Kualifikasi Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
7) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. Per.37/MEN/2016 tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki
Timbun
8) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 38 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
9) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
10) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 8 tahun 2020 Pesawat Angkat dan Angkut.
11) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. SE.05/MEN/DJPPK/III/2011 tentang Lisensi/Surat Ijin
Operator Pesawat Uap.

27

Anda mungkin juga menyukai