Anda di halaman 1dari 98

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PT. FATHAN BERKAH ABADI

Bidang K3 Mekanik, Pesawat Uap Bejana Tekan, Listrik, Kontruksi Dan Penanggulangan Kebakaran
Bidang K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, Bahan Kimia Berbahaya, Kelembagaan &
Keahlian dan SMK3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


PERIODE 15 – 29 AGUSTUS
TAHUN 2022

Disusun Oleh:

MUHAMMAD IQBAL

PENYELENGGARA
PT. SAFETY FIRST INDONESIA
Indragiri Hilir, 29 Agustus 2022
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil video yang disiapkan oleh panitia dan hasil wawancara
dengan PT. Fathan Berkah Abadi yang sebagai salah satu syarat kelulusan dalam pelatihan calon
Ahli K3 Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan, penyusun telah
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, kami menyampaikan ucapan
terimakasih yang mendalam kepada :
1. Seluruh Staff PT. Fathan Berkah Abadi yang telah memberikan izin untuk melakukan kegiatan
kunjungan lapangan.
2. Seluruh Staff di PJK3 PT. MAP selaku penyelenggara pelatihan Ahli K3 Umum,yang telah
memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL)
dan penyusunan laporan.
3. Seluruh Trainer dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogtakarta
(DIY) yang telah memberikan materi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum Batch 19 periode 2022 yang telah mampu
menjaga suasana pelatihan yang kondusif, aktif dan dapat mewujudkan kerjasama yang baik.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penyusunan menyadari bahwa semua ini jauh dari kata
sempurna baik dari segi isi maupun cara pengungkapan dan penyajian dalam bentuk tulisan. Oleh
karena itu, kritik serta saran yang membangun sangat diharapkan.dan semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membaca khususnya bagi penulis.
Akhir kata, mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini dapat bermanfaat dan semoga
laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelatihan dan dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Indragiri Hilir, 29 Agustus 2022

Penyusun

2
teDAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..
1.1. Latar Belakang..……………………………………….......................................
1.2. Maksud dan Tujuan………………………………………..…………………..
1.3 Ruang lingkup…………………………………..…………………………...…..
1.4 Dasar Hukum…………………………………………………………..…..........
BAB II KONDISI PERUSAHAAN…………………….………………………….
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja……………………………………………...
2.2 Temuan-temuan ditempat Kerja……..……..……………………....................
1. Temuan Positif…………………………………………………...............
2. Temuan Negatif………………………………………….……………...
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH…………………………...
A. Analisa Temuan Positif…...…...………………………….…………………….
B. Analisa Temuan Negatif………………………………………………………...
BAB IV PENUTUP….…………………………………………………..................
A. Kesimpulan……………………………………………………………………...
B. Saran……………………………………………………………………..............
Daftar Pustaka ……………………………………………………………..............

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan di tempat kerja telah lama menjadi perhatian pemerintah dan pelaku usaha.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena berkaitan erat dengan produktivitas karyawan dan
perusahaan. Semakin banyak cara untuk memastikan keselamatan tenaga kerja, semakin sedikit
kecelakaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk menyediakan sarana untuk
memastikan K3. Kesehatan kerja adalah penting dan perusahaan harus mempertimbangkannya. Zat
berbahaya dan beracun adalah alat atau zat lain yang dapat membahayakan kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia, makhluk hidup lain, atau habitat lain. Karena sifat tersebut, dan bahan
berbahaya beracun dan limbahnya memerlukan penanganan khusus.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) masih sering diabaikan di seluruh Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya kecelakaan kerja. Secara keseluruhan, kondisi kesehatan dan
keselamatan (K3) bagi dunia usaha di Indonesia tergolong rendah karena dunia usaha tidak dapat
dipisahkan dari apa yang disebut tenaga kerja, padahal tenaga kerja merupakan unsur penting dalam
operasional usaha. Hal ini mencerminkan fakta bahwa daya saing perusahaan Indonesia di dunia
internasional masih sangat rendah. Indonesia akan kesulitan memasuki pasar global karena
penggunaan tenaga kerja yang tidak efisien. Terlepas dari kenyataan bahwa perkembangan
perusahaan sangat tergantung pada kualitas tenaga kerjanya. Oleh karena itu, pemerintah harus
mendorong penerapan peraturan atau aturan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja bersama
dengan kepentingan perusahaan.
Sebagai salah satu syarat pelatihan ahli K3 umum yang diselenggarakan oleh Kementerian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan untuk meningkatkan pengetahuan calon tenaga kesehatan
dan keselamatan kerja umum, peserta wajib mengikuti pelatihan lapangan (PKL). Dengan
menyelesaikan PKL, calon ahli K3 umum diharapkan dapat mempelajari dan mengimplementasikan
teori yang diperoleh dengan melatih praktisi K3 di lapangan.
Praktek Lapangan (PKL) dilaksanakan secara daring dengan sasaran PT. Fathan Berkah
Abadi. Perusahaan ini adalah produsen kuliner makanan yang telah menerapkan sistem manajemen
K3 di semua bidang kegiatan produksinya. Hal ini dibuktikan dengan sertifikasi yang diterima
perusahaan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini adalah :

4
1. Sebagai prasyarat untuk memperoleh Sertifikat Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum.
2. Mempraktikkan penerapan teori keselamatan kerja yang dipelajari dalam pembinaan di tempat
kerja.
3. Mendapatkan pemahaman yang jelas tentang praktik kesehatan dan keselamatan kerja di tempat
kerja, khususnya di bidang K3 Kesehatan Kerja, K3 Lingkungan Kerja, K3 Bahan Berbahaya.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penulisan laporan ini meliputi :
1. Penerapan K3 di bidang K3 Kesehatan Kerja.
2. Penerapan K3 di bidang K3 Lingkungan Kerja
3. Penerapan K3 di bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya.
4. Penerapan Kelembagaan dan Keahlian K3
5. Penerapan SMK3.

1.4 Dasar Hukum


1.41. Dasar Hukum K3 Mekanik
a. UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Permenaker No 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga Dan Produksi
c. Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang Pesawat Angkat Dan Angkut
1.4.2. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap Bejana Tekan 
a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. UU Uap 1930 Tentang Verordening Stoom 
c. Peraturan Uap 1930 Tentang Stoom Verordening 
d. Permen No 2 Tahun 1982 Tentang kwalifikasi Juru Las 
e. Permen No 1 tahun 1988 Tentang kwalifikasi operator pesawat uap 
f. Permen No 8 Tahun 2020 Tentang K3 Pesawat angkat dan angkut
g. Permenaker No.37 tahun 2016 tentang keselamatan & kesehatan kerja bejana
tekanan dan tangki timbun
h. Permenakertrans No.01 Tahun 1982 tentang Bejana Tekanan

5
1.4.3 Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan

a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja (pasal 2 ayat 2 (point b), Pasal 3
ayat 1 (point h), pasal 3 ayat 1 (point g, j, k), pasal 3 ayat 1 (point n), pasal 3 ayat 1
(point r), pasal 4 ayat 1).

b. Permenaker No. PER. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja pada
konstruksi bangunan.

c. Permenkes no 48 tahun 2016 pasal 14 ayat 1 (point c) dan ayat 6.

d. SKB. Menaker dan Menteri PU No. 174/MEN/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang
K3 pada Kegiatan Konstruksi
e. Kepdirjen Binawas No. Kep. 20/BW/2004 tentang Kompetensi Personil K3
Konstruksi Bangunan.

f. Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi No.SE.01/MEN/1979 Tentang


Pengadaan Kantin Dan Ruang Tempat Makan.

1.4.4 Dasar Hukum K3 Listrik


a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
 Pasal 2 ayat (1) huruf q (ruang lingkup)
 Pasal 3 ayat (1) huruf q (objective)
 Pasal 5 ayat (1)
b. Undang-undang No 20 Th 2002 ketenagalistrikan mengenai Pengusahaan Listrik
c. Permenaker No. Per.12/MEN/2015 tentang K3 Listrik
d. Permenaker No. Per. 33/MEN/2015 Perubahan atas Permenaker No. 12/MEN/2015
tentang K3 Listrik
e. Permenaker No. 02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir
f. Permenaker No. 31/MEN/2015 tentang Perubahan atas Permenaker No. Per.
02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir
g. Permenaker No. Per. 06/MEN/2017 K3 Elevator dan Eskalator
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No.Kep75/Men/2002
pemberlakuan PUIL 2000 SNI 04-0225-2000.

6
i. Peraturan Umum Instalsai Listrik (PUIL) 2000 Standard Nasional Indonesia (SNI)
04-0225-2000 ditetapkan sebagai standard wajib Keputusan Menteri Energi &
Sumber Daya Mineral No.2046K/40/MEN/2001.
j. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. : Kep. 311/BW/2002 tentang Sertifikasi Kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
k. Kep. Dirjen Binwasker No. 89 Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Spesialis Listrik.
l. SNI 225.2000 (PUIL 2000).
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal/ proteksi bahaya sambaran tidak
langsung

1.4.5 Dasar Hukum K3 Penganggulangan Kebakaran

a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


b. Permenaker No. Per. 04/MEN/1980 tentang Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
APAR
c. Permenaker No. Per. 02/MEN/1983 tentang Instalasi Alat Alarm Kebakaran
Automatik
d. Permenaker No. Per. 02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir
e. Kepmenakertrans No. Kep. 186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran
f. Instruksi Menaker No. Ins. 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.
g. Permen PUPR No.14 Tahun 2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
Permenkes No.56 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan penyakit akibat kerja

1.4.6 Dasar Hukum K3 Kesehatan Kerja


g. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf a
h. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Dan Keselamatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
i. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
j. Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja

7
k. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 01/Men/1981 Tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
l. SE Mennaker No. SE 01/Men/1979 Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
1.4.7 Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja
m. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf a
n. Undang-undang No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120
Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor pasal 7
o. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga kerjaan
p. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
1.4.8 Dasar Hukum K3 Bahan Kimia Berbahaya
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf a
b. Permenaker No. 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di
Tempat Kerja
c. Kep Dirjen binwasnaker Nomor : Kep 84/Ppk/X/2012 Tentang Tata Cara Penyusunan
Dokuman Pengendalian Potensi Bahaya Besar Dan Menengah
1.4.9 Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf a
b. Undang-undang No. 13 tahun 2003
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1987 tentang P2K3
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Ahli
K3
1.4.10 Dasar Hukum SMK3
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf a
b. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan SMK3
d.

8
BAB 2
KONDISI PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja
2.1.1 Gambaran Umum PT. Fathan Berkah Abadi
PT. Fathan Berkah Abadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
makanan, khususnya roti dan kue. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 2016 dan memiliki 34
outlet di berbagai daerah yang diberi nama Alif’s Bakery & Cookies. Produk yang dijual di outlet
tersebut terdiri dari chiffon cake, roti manis, cake, roti hantaran, kue kering, dan jajanan pasar.
Produk-produk tersebut diproduksi sendiri oleh perusahaan ini di pabrik yang dimiliki. Perusahaan
ini memiliki 2 pabrik, pabrik utama memiliki luas tanah sebesar 1.280m 2 dan luas pabrik sebesar
800m2 dengan jumlah karyawan sebanyak 120 orang. Untuk pabrik ke 2 memiliki luas sebesar
700m2 dengan jumlah karyawan sebanyak 40 orang. Total keseluruhan karyawan sebanyak 235
orang, 170 karyawan bekerja di pabrik dan 75 karyawan bekerja di outlet dengan system kerja 2
shift
Dengan memiliki pabrik, tentu perusahaan ini memiliki mesin-mesin besar untuk produksi
produk-produknya tersebut. Kepemilikan mesin-mesin tersebut menjadi perhatian bagi perusahaan
ini bahwa perusahaan ini menyadari, perlu adanya perawatan dan pengecekan yang rutin. Selain itu,
bagi para karyawan pun menjadi perhatian pihak perusahaan yaitu dengan diberlakukannya
ketentuan untuk menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) ketika memasuki ruang produksi. Di
samping itu, pihak keamanan pun turut adil dalam penerapan keselamatan kerja bagi karyawan
yaitu dengan mewajibkan mereka menggunakan masker ketika mau memasuki wilayah pabrik dan
akan diberikan teguran secara langsung bagi yang melanggar, tetapi tetap difasilitasi dengan
memberikan masker pada karyawan terkait. Perusahaan ini juga memperhatikan kesehatan
karyawan dengan memberikan vitamin yang rutin dua minggu satu kali. Tidak hanya itu,
perusahaan juga memfasilitasi klinik bagi karyawan dengan memberikan pengecekan kesehatan
seperti tensi, kadar gula, kolesterol, dan asam urat. Perusahaan ini juga telah memiliki P2K3 yang
terdiri dari ketua yaitu direktur utama, sekretaris yaitu manager HR, dan 6 anggota yang terdiri dari
berbagai divisi.
2.1.2 Proses Produksi
PT Fathan Berkah Abadi ini memproduksi berbagai macam jenis produk, seperti chiffon
cake, roti manis, cake, roti hantaran, kue kering, dan jajanan pasar. Produk-produk tersebut pun
dibagi menjadi masing-masing divisi, sehingga masing-masing divisi tersebut memfokuskan
produknya pada produksi di setiap harinya. Dalam proses produksinya, masing-masing divisi akan

9
mengirimkan daftar bahan baku untuk produksi di hari tersebut kepada pihak Gudang Induk.
Gudang Induk merupakan tempat yang menyimpan seluruh bahan baku untuk seluruh produk.
Setelah masing-masing divisi mengirimkan daftar bahan baku untuk satu hari, maka daftar tersebut
akan masuk ke sistem gudang. Setelah itu, pihak gudang akan menyiapkan seluruh bahan baku dan
melakukan proses pengiriman ke masing-masing divisi. Setelah diterima oleh masing-masing divisi,
bahan baku tersebut akan diproses oleh masing-masing karyawan di tiap divisi. Diproses dari mulai
diadonkan sampai dipacking rapi sesuai dengan jenis masing-masing produk, Setelah itu produk
akan dikirimkan ke masing-masing outlet yang tersebut di berbagai daerah. Di samping itu,
perusahaan ini memiliki produk utama yaitu chiffon cake. Dalam pembuatan chiffon cake ternyata
berbeda dengan pembuatan produk lainnya. Untuk chiffon cake itu sendiri ketika divisi menerima
bahan baku, kemudian langsung diproses untuk menjadi adonan. Setelah itu, adonan dimasukan ke
loyang khusus chiffon cake dan diberikan topping lalu dioven. Setelah selesai dioven, kue dikirim
ke ruang pendingin. Di ruang pendingin tersebut terdapat kipas-kipas/blower yang berguna untuk
mempercepat proses pendinginan kue. Ketika kue di ruang pendingin, kue diposisikan terbalik agar
ketinggian kue tidak menyusut. Setelah kue didinginkan, kemudian kue dikeluarkan dari loyang dan
dipacking untuk dikirimkkan ke seluruh outlet.
2.1.3 Alat Kerja
a. Oven
i. Oven Deck
ii. Oven Revolving
iii. Oven Retory
b. Mixer
c. Aerator (Pengolahan bahan baku)
d. Pencetak adonan/loyang
e. Lift Barang
f. Genset
2.1.4 Faktor Risiko
a. Area Pabrik
Berikut ini merupakan identifikasi faktor bahaya yang mungkin terjadi pada area office PT.
Fathan Berkah Abadi, antara lain :
a. Faktor Fisik
● Bahaya fisik yang timbul di area produksi antara lain : bahaya akibat getaran, bahaya
akibat tekanan panas, tergelincir, terjatuh, terjepit, dan lain-lain.

10
b. Faktor Psikologi
● Faktor psikologi disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukan secara berulang selama 8
jam perhari dapat membuat kejenuhan.
c. Faktor Kimia
● Baya kimia : dapat terjadinya bocor gas akibat tidak teliti dalam pengecekan dapat
menyebabkan oven meledak
2.1.5 Potensi Risiko di Tempat Kerja
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan
terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Fathan Berkah Abadi yaitu :
1. Terjepit
Pemakaian mesin-mesin produksi , serta cara kerja dan sikap kerja yang kurang sesuai,
sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya. angka kecelakaan kerja yang sering terjadi
adalah terjepit. Pada umumnya tenaga kerja di perusahaan ini kurang berhati-hati dan tidak
patuh pada pedoman kerja sehingga kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi.
2. Terpeleset
Potensi bahaya terpeleset sering kali di temukan ditempat kerja. Potensi bahaya ini terjadi
karena adanya lantai yang licin karena adanya tumpahan margarin, tepung atau bahan yg
lain, hal ini sering kali tidak di perhatikan oleh tenaga kerja sehingga berpotensi
menimbulkan bahaya terpeleset.
3. Peledakan
Sumber bahaya peledakan yang ada di PT. FBA disebabkan dari penggunaan dan pemakaian
bahan-bahan dasar kimia seperti : tabung gas oksigen, tabung gas LPG dll. Yang dapat
meledak pada konsentrasi dan tekanan tertentu. Apabila bahan-bahan tersebut saling
berdekatan (penempatan yang tidak sesuai) dan terkena sinar matahari langsung, maka dapat
menimbulkan potensi bahaya peledakan di tempat kerja.
4. Luka Bakar
Potensi bahaya sering kali terjadi ditemukan ditempat kerja. potensi bahaya ini terjadi
karena adanya pemanggangan roti dan alat tersebut merupakan alat yang menghasilkan
panas. hal ini sering kali tidak diperhatikan oleh tenaga kerja sehingga berpotensi
menimbulkan bahaya luka bakar.

11
2.2 Temuan-temuan di Video
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Fathan Berkah Abadi terdapat 2 jenis
temuan yaitu temuan positif dan temuan negatif dari masing masing aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang diamati.
2.2.1 Temuan Positif
a. Bidang K3 Mekanik

1.  Peralatan lift barang telah dilakukan riksa uji dan tersetifikasi 


2. Adanya perawatan peralatan mesin produksi secara berkala
3. Adanya barrier pengaman pada lift barang
4. Beban penggunaan lift barang dibawah Maksimum Load dan telah tersertifikasi

b. Bidang K3 Pesawat Uap Dan Bejana Tekan

1. Adanya perawatan peralatan mesin produksi secara berkala


2. Adanya sensor pendeteksi kebocoran pada supplay gas
3. Adanya riksa uji berkala untuk jalur pipa gas
4. Adanya SOP penggunaan pada alat

c. Bidang K3 Listrik
1) Tersedia genset pabrik yang rutin dilakukan maintenance secara berkala dan telah
tersertifikasi
2) Penangkal petir yang sesuai standar sertifikasi
3) Kelistrikan telah sesuai standar sertifikasi baik dipabrik baru maupun lama

d. Bidang K3 Kontruksi Bangunan


1) Tersedianya kontruksi bangunan untuk pembuangan limbah pabrik
2) Pemasangan CCTV di 25 titik berbeda
3) Jalur evakuasi yang telah tersedia dan dipasangkan sign
4) Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar
5) Tersedianya railing pada tangga

e. Bidang K3 Penganggulangan Kebakaran


1) Tersedia APAR hampir disetiap titik lokasi dan rutin untuk pengecekannya
2) Tersedia SOP evakuasi jika terjadi kebakaran
12
3) Jalur evakuasi yang telah tersedia dan dipasangkan sign
4) Adanya MoU dengan Instansi Kesehatan terdekat.
5) Adanya sensor pendeteksi kebocoran pada supplay gas
6) Ventilasi exhaust pasangan luar dan pasangan atap
7) Pelatihan penanganan kebakaran dari dinas terkait
8) Adanya zona titik kumpul pada area pabrik

f. Bidang K3 Kesehatan Kerja


6) Adanya kotak P3K
7) Penyelenggaraan tes kesehatan berkala
8) Menyediakan ambulans
9) Menyediakan kantin untuk karyawan
10) Melaporkan karyawan yang mengalami kecelakaan/ penyakit akibat kerja
11) Melakukan pelayanan kesehatan dengan bekerja sama dengan Rumah sakit dan
Klinik terdekat.
g. Bidang K3 Lingkungan Kerja
1) Waktu jam kerja yang memenuhi nilai ambang batas yaitu 8 jam kerja
2) Menyediakan air minum di area lokasi produksi kerja
3) Pemakaian alat pelindung diri berupa sarung tangan tebal
4) Terdapat kotak sampah warna kuning dan hijau
5) Terdapat fasilitas toilet di lokasi kerja
6) Terdapat fasilitas ventilasi exhaust fan
h. Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya
1) Plafon dan genteng tidak lagi menggunakan bahan asbes
2) Terdapat IPAL (instalasi pengolahan air limbah)
i. Kelembagaan & Keahlian K3
1) Wawancara, terdapat P2K3 yang diketuai oleh owner dan disekertarisasi oleh
Manager HR yang merangkap sebagai ahli keselamatan kerja dan 6 anggota sesuai
dengan PERMENAKER No. 04/MEN/1987 pasal 2 ayat 1 dan ayat 2a.
2) Wawancara, ada pelaporan tentang kegiatan P2K3 kepada Menteri melalui Kantor
Departemen Tenaga Kerja setempat, sesuai dengan PERMENAKER No. 04/MEN/1987
pasal 12.

13
3) Wawancara, sudah dilakukan penghimunan data tentang K3 di tempat kerja sesuai
dengan PERMENAKER No. 04/MEN/1987 pasal 4 ayat 2a.
4) Wawancara, terdapat kebijakan K3 yang berlaku di perusahaan dan tempat kerja
sesuai dengan PERMENAKER No. 04/MEN/1987 pasal 4 ayat 2d.
5) Wawancara, sudah terdapat pemeriksaan kelengkapan peralatan keselamatan kerja,
sesuai dengan fungsi P2K3 yang tercantum di PERMENAKER No. 04/MEN/1987 pasal
4c ayat 7. Hal ini dilakukan pada saat briefing awal
j. Penerapan SMK3
Temuan didasari oleh elemen, sub elemen dan kriteria yang tercantum di Peraturan
Pemerintah No 50 Tahun 2012 lampiran II:
1) Wawancara, telah disediakan APAR mencakup keseluruhan area kerja sesuai Elemen
6, sub elemen 6.7 kriteria 6.7.2
2) Terdapat pengaman pada lift barang pabrik 2 sesuai elemen 6, sub elemen 6.5.1
3) Telah dilakukan riksa uji lift barang Surat Keterangan & hasil pemeriksaan oleh
PJK3 riksa uji sesuai Elemen 6, sub elemen 6.5 kriteria 6.5.1
4) Terdapat informasi K3 (spanduk 5 R) dan standar penggunaan APD kerja oleh
karyawan sesuai elemen 2 sub elemen 2.4 kriteria 2.4.1
5) Terdapat rambu jalur evakuasi sesuai elemen 6 sub elemen 6.7 kriteria 6.7.5
6) Wawancara telah terdapat SOP terkait keadaan darurat seperti SOP Kebakaran &
SOP Penanganan Pekerja Sakit sesuai elemen 6, sub elemen 6.7 kriteria 6.7.2
7) Wawancara, tersedia ambulan, ruang Klinik dengan fasilitas pengecekan kesehatan
gratis (tensi, cek kadar gula, kolesterol & asam urat), penyediaan vitamin booster
untuk karyawan & P3K serta terdapat PICnya sesuai elemen 6, sub elemen 6.8
kriteria 6.8.1
8) Wawancara, telah bekerjasama dengan RS PKU Muhammadiyah Kotagede untuk
kasus keadaan darurat pada karyawan sesuai elemen 6, sub elemen 6.7 kriteria 6.7.2
9) Wawancara, PT FBA sudah membentuk P2K3 telah memiliki sekertaris P2K3 yang
telah sertifikasi AK3 Umum (manajer HRD), sesuai elemen 1 sub elemen 1.4 kriteria
1.4.5 Telah terdapat 1 AK3U manager HRD
10) Wawancara terdapat 25 cctv yang mengawasi area kerja, sesuai elemen 6 sub elemen
6.1 kriteria 6.1.2

14
11) Wawancara terdapat 1 orang teknisi mekanik dan 2 orang teknisi listrik untuk
perbaikan minor pada kelistrikan maupun alat produksi sesuai elemen 7 sub elemen
7.3 kriteria 7.3.2
12) Wawancara, oven, mixer dan pembuat adonan dimaintenance oleh vendor sesuai
elemen 7 sub elemen 7.3 kriteria 7.3.2
13) Wawancara, terdapat pelatihan produktifitas sebanyak 3x, pelatihan kebakaran 3
bulan lalu kerjasama dengan damkar DIY, sesuai elemen 12 sub elemen 12.3 kriteria
12.3.1
14) Wawancara, terdapat 8 toilet dan terdapat 3 orang cleaning service sesuai elemen 6
sub elemen 6.5 kriteria 6.5.4
15) Wawancara, terdapat security 3 orang sekaligus sebagai pengatur di titik kumpul bila
terjadi keadaan darurat sesuai elemen 1 sub elemen 1.2 kriteria 1.2.5
16) Wawancara, masker dikasih secara cuma cuma & disediakan handsanitizer diarea
strategis, sesuai elemen 6, sub elemen 6.1 kriteria 6.1.6
17) Wawancara, terdapat IPAL dengan fasilitas pengolahan 5 m3/hari (limbah bekas
pencucian alat – alat produksi sebelum produk jadi), yang di maintenance oleh
vendor sesuai elemen 7 sub elemen 7.3 kriteria 7.3.1
18) Wawancara telah terpasang system emergency stop dan penerapan LOTO pada
instalasi listrik diarea IPAL sesuai elemen 6, sub elemen 6.5 kriteria 6.5.8
19) Telah disediakannya kebijakan K3 untuk seluruh tenaga kerja dan dilakukan
sosialisasi ke manajemen, tenaga kerja, serta dalam pengawasan dan bimbingan aktif
disnaker sesuai elemen 1, sub elemen 1.1 kriteria 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3
20) Ada penunjukkan untuk penanggung jawab K3 berupa seorang ahli K3 umum serta
ada penunjukkan penanggung jawab mengawasi K3 di setiap unit kerja sesuai
elemen 6, sub elemen 6.5 kriteria 6.5.8
21) Disediakan breaker untuk setiap peralatan dalam pabrik tersebut sebagai sistem
penguncian pengoprasian sesuai elemen 6, sub elemen 6.5 kriteria 6.5.8
22) Disediakan tombol stop darurat untuk lift sesuai sesuai elemen 6, sub elemen 6.5
kriteria 6.5.8
23) Penunjukkan masing-masing supervisor divisi sebagai pengawas karena memiliki
tingkat kemampuan cukup untuk setiap divisi dalam pabrik sesuai elemen 6, sub
elemen 6.2 kriteria 6.2.1, 6.2.2, 6.2.3, 6.2.5

15
24) Setiap pekerjaan dibagi menjadi divisi masing masing sesuai persyaratan penugasan
yang diberikan sesuai elemen 6, sub elemen 6.3 kriteria 6.3.1, 6.3.2
25) Pengumpulan dan analisa data K3 sudah dilakukan secara rutin serta dilaporkan ke
disnaker sesuai elemen 10, sub elemen 10.2 kriteria 10.2.1
26) Rencana strategi K3 sudah dibuat dan dilaksanakan dalam bentuk SOP serta aturan
perusahaan sesuai elemen 2, sub elemen 2.1.
27) Ada sistem QC verifikasi bahan yang dibeli dan produk yang dikirim kepada
pelanggan. Lalu, produk dapat dilacak selama produksi dengan verifikasi kualitas
sebanyak 2 kali sesuai elemen 5, sub elemen 5.2, 5.3, 5.4.
28) Terdapat rambu peringatan yang sesuai dikarenakan adanya bahan kimia berbahaya
dalam ruangan IPAL sesuai elemen 9, sub elemen 9.3, kriteria 9.3.3.
29) Terdapat rambu larangan merokok di area pabrik khususnya area yang ada material
rawan terbakar sesuai elemen 6 sub elemen 6.4 kriteria 6.4.4

2.2.2 Temuan Negatif


A. Bidang K3 Mekanik
1) Tidak terdapat papan nama/ penjelasan maksimal beban angkut yang mudah terlihat
disekitar lift barang

B. Bidang K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

1) Kurangnya pembatas sehingga semua orang dapat mengakses ke tempat central tabung
gas

2) Kurangnya pengaman selang yang terpasang pada tabung gas

3) Terdapat selang tabung yang terlilit

C. Bidang K3 Listrik

1) Penataan jalur kelistrikan yang masih perlu diperhatikan

2) Terdapat bahan mudah terbakar / meledak diarea panel kelistrikan utama

3) Pada area lift barang, ada instalasi listrik dalam keadaan terbuka yang dimana
menempel dengan kerangka besi lift

16
4) Belum tersedianya ruangan tersendiri untuk panel control utama kelistrikan

D. Bidang K3 Konstruksi Bangunan

1) Sistem ventilasi udara yang belum terstandarisasi

2) Kantin masih tahap renovasi tetapi sudah di gunakan untuk beraktivitas

3) Minimnya Loker Karyawan (masih dalam proses penambahan)

E. Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran

1) Masih adanya tumpukan barang yang menghalangi terlihatnya APAR dengan jelas

2) Tidak ada fire alarm sistem hanya menggunakan speaker

3) Minimnya pengetahuan tentang Jalur evakuasi sehingga masih sering diabaikana

F. Bidang K3 Kesehatan Kerja


2) Isi kotak P3K tidak lengkap
3) Adanya petugas P3K namun belum tersertifkasi
G. Bidang K3 lingkungan kerja
1) Kelengkapan fasilitas toilet yang kurang memadai tidak ada tempat sampah di sekitar
toilet
2) Jumlah toilet yang belum memenuhi regulasi yang ada
3) Tidak ada pengukuran lingkungan kerja mencakup faktor iklim kerja, kebisingan,
getaran, gelombang radio atau gelombang mikro, sinar ultra violet, medan magnet
statis, tekanan udara dan pencahayaan
H. Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya
5) Penempatan bahan kimia berbahaya NaOH tidak sesuai tempatnya
6) Penempatan cairan kimia dekat dengan genset tidak sesuai tempatnya
7) Penempatan cairan kimia dekat dengan panel listrik tidak sesuai tempatnya
I. Kelembagaan & Keahlian K3
1) Belum ada evaluasi penyebab timbulnya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan
Kesehatan kerja. Dalam hal ini meruapakan sumber suara atau kebisingan. Hal ini
tidak sesuai dengan PERMENAKER No. 04/MEN/1987 pasal 4c ayat 4.

17
2) Wawancara, belum ada evaluasi mengenai proses, terutama saat penerimaan barang,
tidak sesuai dengan PERMENAKER No. 04/MEN/1987 pasal 4c ayat 1 dan ayat 2.
J. Penerapan SMK3
Temuan didasari oleh elemen, sub elemen dan kriteria yang tercantum di Peraturan
Pemerintah No 50 Tahun 2012 lampiran II:
1) Terdapat apar yang diletakkan tidak sesuai standar didekat loker jalur evakuasi,
terhalang benda lain di jalur evakuasi & penempatan APAR yang terlalu tinggi di
jalur evakuasi tidak sesuai elemen 6.7 kriteria 6.7.7
2) Terdapat bahan kimia berbahaya yang tidak teridentifikasi jenis bahannya serta seperti
tidak alokasi tempat khusus bahan kimia (dekat genset, dekat instalasi listrik & IPAL),
tidak sesuai elemen 9 sub elemen 9.3 kriteria 9.3.1 dan 9.3.3
3) Terdapat penempatan tabung gas dibawah instalasi listrik, tidak sesuai elemen 9 sub
elemen 9.3 kriteria 9.3.1
4) Tidak ada cover kabel pada lift barang pabrik 1, Terdapat kabel melintang di depan
exhaust fan tidak sesuai elemen 6 sub elemen 6.5 kriteria 6.5.1
5) Pompa pada area IPAL bising dan tidak ada peredam suara, tidak sesuai elemen 6 sub
elemen 6.5 kriteria 6.5.1
6) Ruang klinik bisa diperuntukkan untuk kegiatan lain dan terlihat menjadi 1 dengan
mushola tidak sesuai elemen 6 sub elemen 6.7 kriteria 6.7.2
7) Lambang kotak P3K diruang HR masih berwarna merah serta tidak terlihat ada
checklist standar isi P3K tidak sesuai elemen 6 sub elemen 6.8 kriteria 6.8.1
8) Terdapat kabel melintang di depan exhaust fan tidak sesuai dengan elemen 6 sub
elemen 6.5 kriteria 6.5.1
9) Terdapat kabel dari instalasi listrik yang tidak terlindung dengan baik tidak sesuai
dengan elemen 6 sub elemen 6.5 kriteria 6.5.1
10) Pada lift barang area pabrik 1 & 2 tidak terpasang rambu SWL (Safe Working Load)
beban lift barang dan tidak terpasang rambu larangan karyawan masuk ke lift barang,
tidak sesuai dengan elemen 6 sub elemen 6.4 kriteria 6.4.4.
11) Petugas/PIC P3K tidak memiliki sertifikasi P3K tidak sesuai elemen 6 sub elemen 6.8
kriteria 6.8.2.
12) Tidak ada rambu penanda voltase tinggi pada panel listrik., tidak sesuai elemen 6 sub
elemen 6.4 kriteria 6.4.4.

18
13) Penerapan SMK3 bagian administrasi yang belum merata secara keseluruhan seperti
kurangnya kompetensi khusus, tidak adanya evaluasi K3 dalam pengadaan, dan minim
akses pada manual SMK3 oleh TK dalam perusahaan padahal seharusnya bisa
diterapkan oleh perusahaan sebagai tahapan awal. Sehingga tidak sesuai elemen 12,
sub elemen 12.5, kriteria 12.5.1, elemen 2, sub elemen 2.2, kriteria 2.2.3, elemen 5,
sub elemen 5.1.
14) Barang mudah terbakar diletakkan di dekat outlet listrik membuat resiko kebakaran
tidak sesuai elemen 9, sub elemen 9.2, kriteria 9.2.1.

19
BAB 3
ANALISA & PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisa Temuan Positif

No Foto Lokasi Temuan Manfaat & Saran Peraturan Perundang-undangan


(termasuk pasal dan ayat)

K3 Mekanik

Adanya barrier untuk Faktor penunjang keselamatan Undang – Undang no. 1 tahun 1970
1 Area Lift
pintu lift. pasal 4 ayat 1. Dengan peraturan
Barang
Saran : perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja dalam perencanaan,
Tambahkan botol antiseptic di samping
pembuatan, pengangkutan, peredaran,
tempat masuk untuk mencegah
perdagangan, pemasangan,
penularan penyakit saat menyentuh
pemakaian, penggunaan,
gagang pintu dan barrier
pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan
aparat produksi yang mengandung
dan dapat menimbulkan bahaya
20
kecelakaan.

Permenaker No.08 Tahun 2020


Pasal 1 ayat 13, alat pelindungan
adalah alat perlengkapan yang
dipasang pada pesawat angkat dan
pesawat angkut yang berfungsi untuk
melindungi tenaga kerja terhadap
kecelakaan yang ditimbulkan

Lift barang telah Mengetahui keandalan suatu system Undang- undang no. 1 tahun 1970
2 Area Lift
tersertifikasi Saran : pasal 4 ayat 2, Syarat-syarat tersebut
Barang
Lakukan perawatan seperti yang memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah
tertuang pada peruundang-undangan menjadi suatu kumpulan ketentuan
yang disusun secara teratur, jelas dan
praktis yang mencakup bidang
konstruksi, bahan, pengolahan dan
pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan
pengesahan, pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-
tanda pengenal atas bahan, barang,
produk teknis dan aparat produk guna

21
menjamin keselamatan barang-barang
itu sendiri, keselamatan tenaga kerja
yang melakukannya dan keselamatan
umum.

Permenaker no. 08 tahun 2020, pasal


173, setiap kegiatan perencanaan,
pembuatan dan/atau perakitan,
pemaikaian atau pengoperasian,
perbaikan, perubahan atau modifikasi
Pesawat angkat dan pesawat angkut
harus dilakukan pemeriksaan dan
pengujian.
Permenaker no. 38 tahun 2016, pasal
5 ayat 4, Pemaikan atau
pengoperasian Pesawat tenaga dan
produksi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian sebelum
digunakan serta dilakukan
penmeliharaan secara berkala

22
Riksa uji dilakukan secara Undang – Undang no. 1 tahun 1970
3 Wawancara Area Lift Pencegahan terhadap kerusakan
berkala pasal 4 ayat 1. Dengan peraturan
Barang peralatan
perundangan ditetapkan syarat-syarat

Saran : keselamatan kerja dalam perencanaan,


pembuatan, pengangkutan, peredaran,
Lakukan pelatihanpenggunaan operasi perdagangan, pemasangan,
penggunaan lift barang kepada pemakaian, penggunaan,
karyawan-karyawan yang bersangkutan pemeliharaan dan penyimpanan

bahan, barang, produk teknis dan


aparat produksi yang mengandung
dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.

Permenaker no. 38 tahun 2016, pasal


5 ayat 4, Pemaikan atau
pengoperasian Pesawat tenaga dan
produksi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian sebelum
digunakan serta dilakukan
penmeliharaan secara berkala

23
Permenaker no. 08 tahun 2020, pasal
10 ayat 1, motor penggerak
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
ayat (1) huruf d harus ditempatkan
pada posisi atau empat yang mudah
dijangkau untuk pemeriksaan dan
perawatan.

Adanya perawatan Undang – Undang no. 1 tahun 1970


4 Wawancara Mesin Agar mesin produksi tidak mengalami
peralatan mesin produksi pasal 4 ayat 1. Dengan peraturan
Produksi kerusakan yang menganggu kualitas
secara berkala perundangan ditetapkan syarat-syarat
produksi
keselamatan kerja dalam perencanaan,

Saran : pembuatan, pengangkutan, peredaran,


perdagangan, pemasangan,
Lakukan pelatihan penggunaan operasi pemakaian, penggunaan,
mesin kepada karyawan-karyawan pemeliharaan dan penyimpanan
yang bersangkutan bahan, barang, produk teknis dan
aparat produksi yang mengandung
dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.

Permenaker no. 38 tahun 2016, pasal

24
5 ayat 4, Pemaikan atau
pengoperasian Pesawat tenaga dan
produksi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian sebelum
digunakan serta dilakukan
penmeliharaan secara berkala

Permen No 38 Tahun 2016. Pasal


68(1) Setiap kegiatan perencanaan,
pembuatan, pemasangan, pengisian,
pengangkutan, pemakaian,
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi,
dan penyimpanan Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun harus dilakukan
pemeriksaan dan/atau pengujian.

25
K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

Adanya sensor pendeteksi


1 Wawancara Tabung Gas Mencegah kebocoran gas yang Permen No 37 Tahun 2016. Pasal 1
kebocoran pada supplay
menyebabkan kebakaran dan ayat 8 Alat Pengaman adalah alat
gas
keracunan bagi karyawan yang perlengkapan yang dipasang secara
menghirupnya permanen pada bejana tekanan atau
tangki timbun agar aman
Saran :
digunakan.

Maintenance sensor pendeteksi


secara berkala

Adanya riksa uji berkala


2 Wawancara Area jalur Mencegah kebocoran gas yang akan Permen No 37 Tahun 2016. Pasal 4
untuk jalur pipa gas
pipa gas mengganggu aktivitas produksi dan Pelaksanaan syarat-syarat K3
keracunan bagi para karyawan Bejana Tekanan atau Tangk
Timbun sebagaimana dimaksud
Saran :
dalam Pasal 2 meliputi kegiatan

Gunakan proteksi pada pipa agar perencanaan, pembuatan,

tidak mudah berkarat agar terlaksana pemasangan, pengisian,

dengan baik aktivitas produksi pengangkutan, pemakaian,

didalamnya pemeliharaan,perbaikan,
modifikasi, penyimpanan, dan

26
pemeriksaan serta pengujian.

Adanya SOP penggunaan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang


Tempat Agar terlaksana dengan baik
pada alat Keselamatan Kerja. Pasal 4 ayat 1 (1)
produksi aktivitas produksi
Dengan peraturan perundangan

Saran : ditetapkan syarat-syarat keselamatan


kerja dalam perencanaan, pembuatan,
Taruh poster tentang prosedur pengangkutan, peredaran,
didekat tempat produksi perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan
aparat produksi yang mengandung
dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan

K3 Listrik

27
Permenaker No. 2/MEN/1989 (pasal
1 Instalasi Petir Sudah sesuai standar Terhindar dari sambaran petir
2 ayat 1) Instalasi penyalur petir
Saran : harus direncanakan, dibuat, dipasang
dan pelihara sesuai dengan ketentuan
Tambahkan instalasi petir setiap dalam peraturan Menteri ini dan atau
wilayah dengan 150m2 standard yang diakui.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No


Per 02/Men/1989 tentang instalasi
penyalur petir Berlaku untuk sistem
proteksi eksternal / proteksi bahaya
sambaran langsung

SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)


Sebagai rujukan untuk sistem proteksi
internal / proteks bahaya sambaran
tidak langsung

K3 Konstruksi

28
1 Area pabrik Tersedianya kontruksi untuk kelangsungan hidup Dasar Hukum Peraturan K3
bangunan untuk lingkungan sekitar. air beracun Konstruksi Indonesia
pembuangan limbah menjadi bersih dari racun.
UU No. 1 Tahun 1970 tentang
pabrik
Saran : Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1
(h)
Beri poster untuk prosedur
pengoperasian IPAL •UU No.2 Tahun 2017 Tentang
Jasa Konstruksi pasal 2 (j) dan
pasal 33 ayat 1 (h)

•Permenakertrans No. 1 Tahun


1980 tentang K3 pada Konstruksi
Bangunan

•Permen PU No. 5 Tahun 2014


tentang Pedoman SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum

2 Area pabrik Pemasangan CCTV di Mampu melakukan penjagaan 24 UU no 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 (r)
25 titik berbeda jam penuh. Membangun masyarakat
yang baik

29
Saran :

Memaintenance secara berkala

Area pabrik Jalur evakuasi yang untuk mengevakuasi pekerja, Permenkes no 48 tahun 2016 pasal 14
telah tersedia dan karyawan atau korban yang terlibat ayat 1 (c) dan ayat 6
dipasangkan sign dalam suatu insiden ke tempat yang
aman jika terjadi hal – hal yang tidak
diinginkan.

Saran :

Beri lampu evakuasi agar lebih


mudah terlihat jalur evakuasi
membuat resiko kerusakan akibat
kebakaran bisa diperkecil., sehingga
tak hanya menyelamatkan orang
tinggal, tetapi juga bangunan tidak
sampai mengalami kerusakan total.

Serta melakukan perawatan pada


bangunan

30
Area Luar Pemilihan bahan membuat risiko kerusakan akibat UU no 1 tahun 1970 pasal 2 ayat 2
dan Dalam bangunan yang tidak kebakaran bisa diperkecil. Sehingga (point b)
Pabrik mudah terbakar tak hanya menyelamatkan orang
yang tinggal, tapi juga bangunan
tidak sampai mengalami kerusakan
total.

Area pabrik Tersedianya railing Sebagai pengaman saat menaiki UU No 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1
(sebelah Lift pada tangga tangga. -Pekerja tersebut bisa (point n)
Barang) berpegangan sehingga keamanannya
terjamin.

Saran :

Perawatan agar tidak mudah berkarat

K3 Penanggulangan Kebakaran

31
1 Area pabrik Tersedia APAR hampir Dapat dengan cepat menanggulangi Permenaker No. Per. 04/MEN/1980
disetiap titik lokasi dan pada suatu saat terjadi tanda tanda tentang Syarat Pemasangan dan
rutin untuk kebakaran sehingga kebakaran dapat Pemeliharaan APAR (Bab 2 Pasal
pengecekannya di tanggulangi sebelum menjadi api 4 ayat 1) Setiap satu atau
yang besar dan juga bisa di kelompok alat pemadam api ringan
operasikan oleh semua karyawan. harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dilihat dengan jelas, mudah
Saran :
dicapai dan diambil serta
Beri pelatihan APAR untuk dilengkapi dengan pemberian tanda
penaggulangan kebakaran pemasangan.

Kepmenakertrans No. Kep.


2 Wawancara Area pabrik Tersedia SOP evakuasi Bisa menjadi acuan
untuk 186/MEN/1999 tentang Unit
jika terjadi kebakaran penanggulangan Kebakaran Penanggulangan Kebakaran (Bab 1
Pasal 2 Ayat 2 Poin F), memilki buku
rencana penanggulangan keadaan
Saran : darurat kebakaran, bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50
Tambahkan SOP evakuasi gempa (lima puluh) orang tenaga kerja dan
atau tempat yang berpotensi bahaya
dan ledakan kebakaran sedang dan berat. (Bab 1
Pasal 2 Ayat 4 Penjelasan dari ayat 2
poin F) Buku rencana
penanggulangan keadaan darurat
kerbakaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf f, memuat antara

32
lain:

a.   informasi tentang sumber potensi


bahaya kebakaran dan cara
pencegahannya;

b.   jenis, cara pemeliharaan dan


penggunaan sarana proteksi kebakaran
di tempat kerja;

c.   prosedur pelaksanaan pekerjaan


berkaitan dengan pencegahan bahaya
kebakaran;

d.   prosedur pelaksanaan pekerjaan


berkaitan dengan pencegahan bahaya
kebakaran;

e.   prosedur dalam menghadapi


keadaan darurat bahaya kebakaran.

3 Sudut Jalur evakuasi yang Agar menjadi perhatian karyawan 1. UU No 1 tahun 1970 tentang
bangunan telah tersedia dan di untuk jalur evakuasi yang sudah keselamatan kerja (bab X pasal 14
pabrik pasangkan sign terpasang sign untuk memudahkan ayat b ) Memasang dalam tempat
mengarahkan menuju titik kumpul kerja yang dipimpinnya, semua
gambar keselamatan kerja yang
Saran :
diwajibkan dan semua bahan

33
Tambahkan agar lampu dan alarm pembinaan lainnya, pada tempat-
evakuasi agar pegawai lebih aware tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli Keselamatan
Kerja.
2. Instruksi kemenaker no
11/M/BW/1997 tentang
pengawasan khusus K3
penanggulangan kebakaran (point
4) Tindakan pencegahan agar
tidak terjadi kebakaran dengan
cara mengeliminir atau
mengendalikan berbagai bentuk
perwujudan energi yang
digunakan, hendaknya
diprioritaskan pada masalah yang
paling menonjol dalam statistik
penyebab kebakaran.

4 Wawancara Area pabrik Adanya MoU dengan Dengan adanya MoU dengan Permenkes No.56 Tahun 2016
Instansi Kesehatan Instansi Kesehatan seperti Tentang Penyelenggaraan penyakit
Puskesmas dan Rumah Sakit akibat kerja ( PEDOMAN

34
terdekat bermanfaat untuk Penanggulangan PENYELENGGARAAN
pada kejadian kecelakaan riangan PELAYANAN PENYAKIT
maupun berat AKIBAT KERJA Bab II Fasilitas
Pelayanan Kesehatan) Fasilitas
Saran :
pelayanan kesehatan tingkat
Tambahkan personil pelayaanan pertama meliputi: 1. Puskesmas 2.
Kesehatan yang terpadu agar bisa Klinik pratama 3. Dokter praktek
memeriksa P3K lebih baik mandiri Fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan tingkat lanjutan
meliputi: 1. Klinik utama 2. Rumah
sakit 3. Dokter praktek mandiri
spesialis kedokteran okupasi
Standar fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

1. Permenaker No 2 Tahun 1983


5 wawancara Area sekitar Adanya sensor Dengan adanya sensor Pendeteksi Persyaratan Alarm kebakaran
tabung gas pendeteksi kebocoran Kebocoran pada supplay Gas dapat (pasal 61 ayat 1) Letak dan jarak
antara dua detektor harus
pada supplay gas mencegah sejak dini terjadi nya sedemikian rupa sehingga
kejadian Kecelakaan Kerja di merupakan letakyang terbaik bagi
pendeteksian adanya kebakaran
lapangan dan biar cepat di yaitu: a.untuk setiap 46 (empat
puluh enam) m2 luas lantai dengan

35
tinggi langit-langit dalam keadaan
tanggulangi lebih lanjut rata tidak lebih dari 3 (tiga) m
harus dipasang sekurang-
Saran : kurangnyasatu buah detector
panas. b.jarak antara detektor deng
an detektor harus tidak lebih dari 7 
Berikan alarm jika terjadi kebocoran (tujuh) m keseluruhan jurusan
gas ruang biasa dan tidak boleh lebih
dari 10 (sepuluh) m dalam
koridor. c. jarak detektor
panas dengan tembok atau
dinding pembatas paling jauh 3
(tiga) m pada ruang biasa dan 6
(enam) m dalam koridor serta
paling dekat 30 (tiga puluh) cm

6 Wawancara Area pabrik Ventilasi exhaust Dengan adanya Ventilasi Exhaust UU no 1 tahun 1970 (pasal 3 ayat 1
pasangan luar dan dapat mengurangi udara panas dan Poin J dan K) J. menyelenggarakan
pasangan atap mengatur sirkulasi udara dari dalam suhu dan lembab udara yang baik;
keluar dan dari luar kedalam.
K. menyelenggarakan penyegaran
Saran : udara yang cukup;

Bersihkan ventilasi secara berkala


agar debu debu tidak menempel

Pelatihan penanganan
7 Wawancara Area pabrik Pelatihan tentang penanganan 3. Instruksi Menaker No. Ins.
kebakaran dari dinas
kebakaran ini sangat berguna bagi 11/M/BW/1997 tentang
terkait
36
seluruh karyawan sehingga dapat Pengawasan Khusus K3
menanggulangi kebakaran dan Penanggulangan Kebakaran
pemberitahuan pengetahuan tentang (PETUNJUK TEKNIS
kebakaran. PENGAWASAN SISTEM
PROTEKSI KEBAKARAN)
Saran :
Syarat keselamatan kerja yang

Beri tanda untuk titik kumpul agar berhubungan dengan

diketahui oleh tamu pabrik penanggulangan kebakaran secara


jelas telah digariskan dalam
Undang-undang No. 1 Tahun 1970
antara lain: 1 Mencegah,
mengurangi dan memadamkan
kebakaran; 2 Penyediaan sarana
jalan untuk menyelamatkan diri; 3
Pengendalian asap, panas dan gas;
4 Melakukan latihan bagi semua
karyawan.

Permen PUPR No.14 Tahun 2017


8 Halaman pabrik Adanya zona titik Dengan adanya zona titik kumpul Tentang Persyaratan Kemudahan
kumpul pada area akan memudahkan karyawan Ketika Bangunan Gedung, Paragraf 3, Pasal
24 ayat (1), Assembly point/muster
pabrik terjadi kebakaran untuk di satu titik point/titik kumpul merupakan elemen
yang sudah di tentukan oleh penting dalam perencanaan tanggap

37
darurat. setiap bangunan gedung
manajemen serta pengetahuan kecuali rumah tinggal tunggal dan
karyawan terkait titik kumpul. rumah deret sederhana harus
menyediakan sarana evakuasi yang
meliputi akses eksit, eksit, eksit
pelepasan, dan sarana pendukung
evakuasi lainnya.
Sementara Pasal 28 ayat (1) huruf e,
menyebutkan, sarana pendukung
lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (1) huruf d terdiri atas
titik berkumpul. Perancangan dan
penyediaan titik berkumpul harus
diidentifikasi dengan jelas, diberi
tanda, dan mudah terlihat.

No Foto Lokasi Temuan positif Manfaat Saran / Peraturan Perundang-


Rekomendasi undangan (termasuk pasal
dan ayat)

K3 Kesehatan Kerja

38
1 Ruang HR Membantu dalam Meletakkan kotak P3K Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Kotak P3K dan pertolongan pertama jika di tempat yang mudah dan Transmigrasi Republik
isinya terjadi kecelakaan kerja. dijangkau, Disesuaikan Indonesia Nomor :
dengan jumlah pekerja PER.15/MEN/VIII/2008
pada tempat kerja Tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan di Tempat
Kerja Bab III Fasilitas P3K di
Tempat Kerja Pasal 8 Ayat 1
poin b

2 Wawancara Parkiran Ambulance Alat transportasi untuk Melakukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
membawa karyawan atau maintenance secara dan Transmigrasi Republik
visitor yang memerlukan berkala pada ambulans Indonesia Nomor :
pertolongan ke rumah sakit agar selalu dalam PER.15/MEN/VIII/2008
terdekat keadaan baik Tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan di Tempat
Kerja Bab III Fasilitas P3K di
Tempat Kerja Pasal 8 Ayat 1
poin c

3 Kantin Kantin dan Ruang Kegiatan pengemabngan Surat Edaran Menteri Tenaga
Harga makanan dan
makan karyawan penerapan gizi pada karyawan Kerja Dan Transmigrasi Republik
minuman diusahakan
Indonesia No. Se.01/Men/1979
sesuai dengan daya Tentang Pengadaan Kantin Dan

39
beli pekerja, Ruangan Makan
Diusahakan untuk
selalu menjaga kualitas
dan gizi makanan

4 Wawancara PT. FAB Penyelenggaraan Mengetahui kondisi Peraturan Menteri Tenaga Kerja
tes kesehatan kesehatan karyawan Dan Transmigrasi Republik
karyawan secara Bisa menambahkan tes Indonesia Nomor Per
berkala kesehatan yang lain 02/Men/1980 Tentang
apabila ditemukan Pemeriksaan Kesehatan Dan
pekerja yang memiliki Keselamatan Tenaga Kerja
kondisi terntentu. Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat
2.

5 Wawancara PT. FAB Melaporkan Memudahkan perusahaan Mengukur potensi Peraturan Menteri
karyawan yang untuk menyelenggarakan bahaya tersembunyi Ketenagakerjaan dan
mengalami upaya-upaya kesehatan yang untuk meminimalisir Transmigrasi Republik
kecelakaan atau terdiri dari upaya kecelakaan kerja, Indonesia No. Per. 01/Men/1981
penyakit akibat pencegahan (preventif), melakukan tindakan- tentang Kewajiban Melaporkan
kerja peningkatan (promotif), tindakan preventif agar Penyakit Akibat Kerja Pasal 2
pengobatan (kuratif) dan penyakit akibat kerja ayat 2
pemulihan (rehabilitatif) yang sama tidak

40
dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang ada di terulang kembali
tempat kerja yang diderita oleh tenaga
berpengaruh terhadap kerja
kesehatan tenaga kerja

6 Wawancara PT. FAB Pelayanan Sarana perlindungan tenaga Mengajak semua pihak Peraturan Menteri Tenaga Kerja
kesehatan yang kerja terhadap setiap yang ada di perusahaan Dan Transmigrasi Republik
bekerja sama gangguan kesehatan yang untuk selalu Indonesia Nomor Per
dengan RS dan timbul dari pekerjaan atau menerapkan dan saling 03/Men/1982 Tentang
klinik terdekat lingkungan kerja mengingatkan Pelayanan Kesehatan Tenaga
menerapkan K3 Kerja Pasal 4 ayat 1 poin b
kesehatan kerja di
tempat kerja

K3 Lingkungan Kerja

1 Wawancara Keseluruhan Mempunyai sistem Untuk mengurangi potensi Permenaker No. 5 Tahun
system kerja kerja dengan bahaya fator psikologi yaitu 2018 tentang Keselamatan
perusahaan. jangka 8 jam kerja beban kerja yang berlebih Dan Kesehatan Kerja.
dan dibagi dua sift Lingkungan Kerja. Pasal 24,
kerja Ayat 1 dan 2

2 wawancara Area pabrik 1 Terdapat fentilasi sebagai pengendalian Permenaker No. 5 Tahun

41
dan 2 udara Exhaust lingkungan kerja kualitas 2018 tentang Keselamatan
udara Dan Kesehatan Kerja.
Lingkungan Kerja. Pasal 8
ayat 1

3 Area pabrik 1 Berdasarkan Sebagai fasilitas penunjang Permenaker No. 5 Tahun


dan 2 observasi terdapat kebersihan 2018 tentang Keselamatan
5 toilet untuk Dan Kesehatan Kerja.
jumllah tenaga Lingkungan Kerja Pasal 33
kerja 165 orang ayat 1, dan 2

4. Wawancara Area Ketersediaan air Digunakan para karyawan Pengukuran dan Permenaker No. 5 Tahun 2018
pengovenan minum dari untuk menghindari proses pengendalian iklim tentang Keselamatan Dan
perusahaan di area dehidrasi yang diakibatkan kerja harus dilakukan Kesehatan Kerja. Lingkungan
dekat dengan oven paparan suhu panas dari pada tempat kerja yang Kerja. Pasal 9 ayat 5e
oven memiliki sumber
bahaya tekanan panas
dan tekanan dingin
dengan menyediakan
air minum

5. Wawancara Area produksi Pemakaian alat Digunakan untuk alat Pengukuran dan Permenaker No. 5 Tahun 2018
pelindung diri pelindung diri sebagai pengendalian iklim tentang Keselamatan Dan
sarung tangan isolator panas dari oven kerja harus dilakukan Kesehatan Kerja. Lingkungan

42
tebal untuk pada tempat kerja yang Kerja. Pasal 9 ayat 5h
mengambil kue memiliki sumber
dari oven bahaya tekanan panas
dan tekanan dingin
dengan penggunaan
alat pelindung diri
yang sesuai

6. Area di jalur Terdapat kotak Digunakan untuk tempat Pelaksanaan syarat- Permenaker No. 5 Tahun 2018
evakuasi sampah berwarna pembungan sampah organik syarat k3 lingkungan tentang Keselamatan Dan
hijau dan kuning dan non organik kerja faktor higiene Kesehatan Kerja. Lingkungan
dan sanitasi fasilitas Kerja. Pasal 5 ayat 3b
kebersihan di
lingkungan kerja

K3 Bahan Kimia Berbahaya

43
1 Seluruh area Tidak ditemukan Terhindar dari terhirup serat Tidak menggunakan Permenakertrans No. Per
penggunaan asbes asbes asbes pada tempat 01/Men/1980 tentang K3 Pada
pada plafon dan kerja tidak hanya untuk Konstruksi Bangunan Pasal 85
genteng bagian genteng dan ayat 1 dan 2
plafon saja akan tetapi
juga bagian-bagian
bangunan lain seperti
flat sheet, corn blok,
insulasi pansa, brake
system, lining dan pad,
dll

44
2 Area IPAL Terdapat instalasi Mengolah limbah buangan  Membuat dokumen Keputusan Menteri Tenaga
IPAL beracun pengendalian Kerja Nomor :
potensi bahayanya Kep.187/Men/1999 Tentang
 Rutin melakukan Pengendalian Bahan Kimia
riksa uji faktor Berbahaya Di Tempat Kerja
kimia sekurang Pasal 1 Ayat 4
kurangnya 1 tahun
sekali,
 dan melakukan
riksa uji instalasi
sekurang kurangnya
3 tahun sekali

Kelembagaan dan Keahlian K3

1 Wawancara Area Pabrik 1 Terdapat P2K3 Membantu di tempat kerja Penambahan personil UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Area Pabrik 2 yang diketuai oleh yang merupakan wadah ahli K3 agar fungsi Keselamatan Kerja Pasal 10
dan Outlet owner dan kerjasama antara pengusaha lebih optimal ayat 1
(system disekertarisasi dan pekerja untuk PERMENAKER No.
Perusahaan oleh Manager HR mengembangkan kerjasama 04/MEN/1987 tentang P2K3
keseluruhan) yang merangkap saling pengertian dan pasal 2 ayat 1
sebagai ahli partisipasi efektif dalam PERMENAKER No.

45
keselamatan kerja penerapan keselamatan dan 04/MEN/1987 tentang P2K3
dan 6 anggota. kesehatan kerja. pasal 2 ayat 2a

Pelaporan tentang Tetap dilakukan secara UU No. 1 Tahun 1970 Tentang


Area Pabrik 1
kegiatan P2K3 Seluruh kegiatan terkait K3 berkala sehingga Keselamatan Kerja Pasal 11
Area Pabrik 2
kepada Menteri terpantau oleh Disnaker, pemantauan lebih ayat 1
dan Outlet
2 Wawancara melalui Kantor sehingga dapat optimal PERMENAKER No.
(system
Departemen mengoptimalkan 04/MEN/1987 tentang P2K3
Perusahaan
Tenaga Kerja pengawasan pasal 12.
keseluruhan)
setempat

Area Pabrik 1 Dilanjutkan dengan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang


Membantu perusahaan
Area Pabrik 2 laporan pertanggung Keselamatan Kerja Pasal 11
Dilakukan melakukan pengembangan
dan Outlet jawaban agar seluruh ayat 2
3 Wawancara penghimunan data dan pengoptimalkan
(system perusahaan memahami PERMENAKER No.
tentang K3 pelayanan dan
Perusahaan 04/MEN/1987 tentang P2K3
pengembangan terkait K3
keseluruhan) pasal 4 ayat 2a

4 Wawancara Area Pabrik 1 Terdapat Membantu memelihara Dilakukan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Area Pabrik 2 kebijakan K3 yang kesehatan dan keselamatan pengembangan Keselamatan Kerja Pasal 5 ayat
dan Outlet berlaku di lingkungan kerja agar kebijakan secara 2
(system perusahaan dan pekerja tidak mengalami berkala agar lebih PERMENAKER No.
Perusahaan tempat kerja kecelakaan dalam sesuai dengan 04/MEN/1987 tentang P2K3
keseluruhan) pengerjaan yang akan kenyataan di lapangan pasal 4 ayat 2d

46
dikerjakan dan akan lebih
aman dalam
mengerjakannya

Terdapat Dilakukan pengecekan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang


pemeriksaan setiap waktu dan tidak Keselamatan Kerja Pasal 12b
Area Pabrik 1
kelengkapan hanya pada saat
Area Pabrik 2 Memastikan pekerja
peralatan briefing saja PERMENAKER No.
dan Outlet menggunakan APD guna
5 Wawancara keselamatan kerja, 04/MEN/1987 tentang P2K3
(system menunjang keselamatan saat
sesuai dengan pasal 4c ayat 7.
Perusahaan kerja
fungsi P2K3. Hal
keseluruhan)
ini dilakukan pada
saat briefing awal

Penerapan SMK3

47
1 Wawancara Pabrik 1 & Telah disediakan Terdapat penanganan awal Inspeksi rutin kondisi Undang-undang Nomor 1 tahun
Pabrik 2 APAR ada area apabila terjadi percikan api APAR dan 1970 tentang Keselamatan Kerja
kerja diarea kerja penunjukkan PIC Bab III pasal 3 ayat 1b.
terkait APAR
diinternal perusahan Peraturan Pemerintah Republik
sekaligus di progreskan Indonesia Nomor 50 Tahun
untuk sertifikasi K3 2012 Tentang Penerapan Sistem
Kebakaran level D Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
Elemen 6, sub elemen 6.7
kriteria 6.7.2

48
2 Area Pabrik 1 & Terdapat rantai Agar tidak ada lalu lalang Menambahkan Undang-undang Nomor 1 tahun
area pabrik 2 pengaman didepan karyawan/i saat lift barang dermakasi area aman 1970 tentang Keselamatan Kerja
pintu masuk pada beroperasi berdiri didekat lift Bab III pasal 3 ayat 1a; Bab X
lift barang pabrik barang pasal 14a.
1&2
 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor
50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6, sub elemen 6.1,
kriteria 6.1.1, 6.1.2

49
3 Area Pabrik 1 & Telah dilakukan Sebagai fungsi pemeliharaan Konsistensi untuk riksa Undang-undang Nomor 1 tahun
Pabrik 2 riksa uji lift barang dan pengujian alat kerja uji berkala dan 1970 tentang Keselamatan Kerja
dibuktikan dengan melakukan tindak Bab III pasal 3 ayat 1a; Bab X
Surat Keterangan lanjut bila ada temuan pasal 14a.
& hasil saat riksa uji
pemeriksaan oleh Peraturan Pemerintah Republik
PJK3 riksa uji Indonesia Nomor 50 Tahun
2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
Elemen 6, sub elemen 6.5
kriteria 6.5.1

50
4 Jalur evakuasi Terdapat informasi Sebagai informasi pada Promosi K3 bisa Undang-undang Nomor 1 tahun
K3/promosi K3 di karyawan untuk menerapkan diganti secara periodik 1970 tentang Keselamatan Kerja
area kerja housekeeping diarea minimal 1 bulan sekali Bab III pasal 3 ayat 1a; Bab V
(spanduk 5 R) dan kerjanya & reminder & informasi K3 bisa pasal 9 ayat 3.
standar karyawan untuk penggunaan juga disampaikan ke
penggunaan APD APD kerja grup kerja agar Peraturan Pemerintah Republik
kerja oleh karyawan sadar Indonesia Nomor 50 Tahun
karyawan sesuai keselamatan 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 2 sub elemen 2.4 kriteria
2.4.1

51
5 Jalur evakuasi Terdapat rambu Petunjuk arah bagi Seluruh area kerja Undang-undang Nomor 1 tahun
jalur evakuasi di karyawan untuk mengarah harus ada rambu 1970 tentang Keselamatan Kerja
area kerja ke titik kumpul evakuasi & setiap Bab III pasal 3 ayat 1d; Bab X
ruangan ditambahkan pasal 14b.
peta jalur evakuasi dan
nomor darurat yang Peraturan Pemerintah Republik
bisa dihubungi bila ada Indonesia Nomor 50 Tahun
keadaan darurat 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.7 kriteria
6.7.5

6 Wawancara Area Pabrik 1 & Telah terdapat Sebagai panduan Penambahan SOP Undang-undang Nomor 1 tahun
Pabrik 2 SOP terkait penanganan keadaan darurat Keadaan Darurat saat 1970 tentang Keselamatan Kerja
keadaan darurat diarea kerja gempa bumi karena Bab X pasal 14a.
seperti SOP area jogja rawan
Kebakaran & SOP gempa bumi dan di Peraturan Pemerintah Republik
Penanganan area bantul sendiri Indonesia Nomor 50 Tahun
Pekerja Sakit pada 2006 salah satu 2012 Tentang Penerapan Sistem
area terparah Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6, sub elemen 6.7

52
kriteria 6.7.3

7 Wa wancara Ruang Tersedia ambulan,, Sebagai fasilitas istirahat Penempatan obat yang Undang-undang Nomor 1 tahun
istirahat & ruang Klinik bagi karyawan mengalami lebih rapid an 1970 tentang Keselamatan Kerja
ruang HR dengan fasilitas unfit saat dilokasi kerja dan melakukan pendataan Bab III pasal 3 ayat 1h
pengecekan pengecekan kesehatan stok obat dan
kesehatan gratis melakukan inspeksi Peraturan Pemerintah Republik
(tensi, cek kadar obat Indonesia Nomor 50 Tahun
gula, kolesterol & 2012 Tentang Penerapan Sistem
asam urat), Manajemen Keselamatan dan
penyediaan Kesehatan Kerja, Lampiran II
vitamin booster elemen 6, sub elemen 6.8
untuk karyawan & kriteria 6.8.1, 6.8.2 dan elemen
P3K serta terdapat 7 sub elemen 7.4 kriteria 7.4.4
PICnya

8 Wawancara Area Pabrik 1 & Telah bekerjasama Penanganan lebih lanjut PIC P3K perlu Undang-undang Nomor 1 tahun
Pabrik 2 dengan RS PKU pada tenaga kerja apabila dilakukan sertifikasi 1970 tentang Keselamatan Kerja
Muhammadiyah klinik tidak dapat petugas P3K agar ada Bab III pasal 3 ayat 1h
Kotagede untuk menangani kondisi tenaga penanganan awal
kasus keadaan kerja yang sakit segera bila terjadi Peraturan Pemerintah Republik
darurat pada keadaan darurat bila Indonesia Nomor 50 Tahun
karyawan mana ambulan rusak & 2012 Tentang Penerapan Sistem

53
tidak ada kendaraan Manajemen Keselamatan dan
operasional diarea Kesehatan Kerja, Lampiran II
pabrik untuk elemen 6, sub elemen 6.7
mengantar karyawan kriteria 6.7.2 sub elemen 6.9
yang sakit kriteria 6.9.1, dan elemen 7, sub
elemen 7.4, kriteria 7.4.3

9 Ruang HR PT FBA sudah Terdapat wadah bagi tenaga Konsistensi Undang-undang Nomor 1 tahun
membentuk P2K3 kerja dan pengurus untuk pelaksanaan meeting 1970 tentang Keselamatan Kerja
Wawancara & telah memiliki penyampaian performa K3, P2K3 diarea kerja Bab V pasal 9 ayat 4.
sekertaris P2K3 informasi K3 dan
yang telah penyampaian kondisi tidak Peraturan Pemerintah Republik
sertifikasi AK3 aman maupun tindakan Indonesia Nomor 50 Tahun
Umum (manajer tidak aman yang ditemukan 2012 Tentang Penerapan Sistem
HRD), & disusun tindak lanjutnya Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 1 sub elemen 1.4 kriteria
1.4.5

54
10 Wawancara Ruang Pantau Terdapat 25 cctv Pemantauan kondisi area Ruang pantau CCTV Undang-undang Nomor 1 tahun
CCTV yang mengawasi kerja & bisa sebagai pusat perlu ditambah 1970 tentang Keselamatan Kerja
area kerja informasi kepada karyawan pencahayaan pasal Bab III pasal 3 ayat 1i.
berdasarkan hasil
pengukuran Peraturan Pemerintah Republik
lingkungan kerja Indonesia Nomor 50 Tahun
(divideo terlihat gelap) 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.1 kriteria
6.1.2

11 Wawancara Area Pabrik 1 Terdapat 1 orang Terdapat personil untuk Melakukan sertifikasi Undang-undang Nomor 1 tahun
& Pabrik 2 teknisi mekanik maintenance/pemeliharaan Teknisi K3 Listrik dan 1970 tentang Keselamatan Kerja

dan 2 orang teknisi terkait kelistrikan maupun K3 Mekanik Bab V pasal 9 ayat 2,3.
listrik untuk alat produksi sehingga tidak
perbaikan minor sampai terjadi kerusakan Peraturan Pemerintah Republik

pada kelistrikan mayor Indonesia Nomor 50 Tahun 2012


Tentang Penerapan Sistem
maupun alat
Manajemen Keselamatan dan
produksi
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 7 sub elemen 7.3 kriteria
7.3.2

55
12 Wawancara Area Pabrik 1 & Oven, mixer dan Sebagai proses Inspeksi rutin alat Undang-undang Nomor 1 tahun
Pabrik 2 pembuat adonan maintenance/ pemeliharaan produksi yang 1970 tentang Keselamatan Kerja
dimaintenance terkait kelayakan alat digunakan dan Bab III pasal 3 ayat 1a Bab X
oleh vendor produksi yang digunakan resosialisasi SOP pasal 14a.
sehingga alat produksi aman penggunaan alat
untuk tenaga kerja & produski Peraturan Pemerintah Republik
lifetime pemakaian bisa Indonesia Nomor 50 Tahun
lebih panjang 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.5 kriteria
6.5.1, 6.5.4, 6.5.6, 6.5.10 ;
elemen 7 sub elemen 7.1 kriteria
7.1.2

13 Wawancara Area Pabrik 1 & Terdapat pelatihan Pelatihan baik untuk Membuat jadwal Undang-undang Nomor 1 tahun
Pabrik 2 produktifitas meningkatkan produksi pelatihan periodiknya, 1970 tentang Keselamatan Kerja
sebanyak 3x, kerja & mencapai kerja yang melakukan identifikasi pasal Bab V 9 ayat 3.
pelatihan aman dan selamat kebutuhan pelatihan
kebakaran sudah karyawan terkait alat Peraturan Pemerintah Republik
berkala kerjasama kerja maupun Indonesia Nomor 50 Tahun
dengan damkar awareness tentang K3 2012 Tentang Penerapan Sistem
DIY Manajemen Keselamatan dan

56
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 12 sub elemen 12.3
kriteria 12.3.1

14 Wawancara Area Pabrik 1 Terdapat 8 toilet Fasilitas sanitasi bagi Membedakan toilet Undang-undang Nomor 1 tahun
& Pabrik 2 diarea kerja dan karyawan atau visitor untuk pria dan wanita, 1970 tentang Keselamatan Kerja
terdapat 3 orang perusahaan konsistensi untuk Bab III pasal 3 ayat 1l, 1o.
cleaning service pemeliharaan toilet dan
melengkapi fasilitas Peraturan Pemerintah Republik
toilet sesuai standar Indonesia Nomor 50 Tahun
2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.5 kriteria
6.5.4

15 Wawancara Area pabrik 2 terdapat security 3 Penjaga keamanan pabrik & Security diharapkan Undang-undang Nomor 1 tahun
orang sekaligus berperan sebagai komando juga memastikan jalur 1970 tentang Keselamatan Kerja
sebagai pengatur keadaan darurat evakuasi yang selalu Bab III pasal 3 ayat 1l, pasal 4
di titik kumpul bebas hambatan dan ayat 1.
bila terjadi aman dengan
keadaan darurat menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Republik
resiko-resiko yang ada. Indonesia Nomor 50 Tahun

57
2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 1 sub elemen 1.2 kriteria
1.2.5.

16 Wawancara Ruang HR masker dikasih Sebagai APD diarea kerja APD diharapkan bisa Undang-undang Nomor 1 tahun
secara cuma cuma dan menjaga hieginitas diberikan lebih 1970 tentang Keselamatan Kerja
& disediakan proses produksi makanan menyeluruh lagi Bab III pasal 3 ayat 1f; Bab X
handsanitizer terutama di bagian pasal 14c.
diarea strategis, dimana terdapat
kebisingan dan Peraturan Pemerintah Republik
pekerjaan Indonesia Nomor 50 Tahun
pengangkutan beban. 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6, sub elemen 6.1
kriteria 6.1.6

58
17 Area IPAL terdapat IPAL Pencegahan pencemaran air Kawasan IPAL bisa Undang-undang Nomor 1 tahun
dengan fasilitas oleh air limbah dari bekas ditambahkan rambu 1970 tentang Keselamatan Kerja
pengolahan 5 pencucian alat – alat agar hanya personil Bab III pasal 3 ayat 1i ; bab X
m3/hari (limbah produksi sebelum produk berwenang yang bisa pasal 13 dan 14a, 14b, 14c.
bekas pencucian jadi. Fungsional alat juga masuk ke dalam. Lalu,
alat – alat produksi terjamin dengan adanya mohon ukur tingkat Peraturan Pemerintah Republik
sebelum produk perawatan berkala dari kebisingan dan Indonesia Nomor 50 Tahun
jadi). IPAL teknisi vendor. sediakan APD yang 2012 Tentang Penerapan Sistem
dirawat oleh sesuai untuk personil Manajemen Keselamatan dan
teknisi berwenang yang bekerja dalam Kesehatan Kerja, Lampiran II
dari vendor kawasan tersebut. elemen 7 sub elemen 7.3 kriteria
7.3.1. Terkait bahan kimia yang
dipakai dalam proses
pengolahan limbah
menggunakan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Lampiran II elemen 9 sub
elemen 9.3 kriteria 9.3.5.

59
18 Area IPAL telah terpasang Bila ada keadaan darurat Selain emergency stop, Undang-undang Nomor 1 tahun
system emergency yang berkaitan dengan pastikan akses ke 1970 tentang Keselamatan Kerja
stop dan instalasi listrik bisa segera APAR dekat dan bebas Bab III pasal 3 ayat 1a.
penerapan LOTO diputus arus listriknya. Lalu, hambatan. Karena
pada instalasi pekerja juga selalu keberadaan air, Peraturan Pemerintah Republik
listrik diarea diingatkan untuk mengunci peralatan listrik dan Indonesia Nomor 50 Tahun
IPAL. Juga sudah kembali setelah mengakses. bahan kimia dapat 2012 Tentang Penerapan Sistem
terpasang rambu membuat resiko Manajemen Keselamatan dan
untuk korsleting dan Kesehatan Kerja, Lampiran II
mengingatkan agar kebakaran. elemen 6, sub elemen 6.5
dikunci kembali. kriteria 6.5.8, sub elemen 6.4
kriteria 6.4.4

19 Wawancara Area Pabrik 1 Telah Budaya K3 sudah menjadi Sosialisasi kebijakan Undang-undang Nomor 1 tahun
& Pabrik 2 disediakannya norma di setiap bagian K3 diharapkan diikuti 1970 tentang Keselamatan Kerja
kebijakan K3 perusahaan dan aktifitas K3 dengan penetapan Bab X pasal 14a.
untuk seluruh dalam perusahaan selalu prosedur administratif
tenaga kerja dan dikomunikasikan dan SMK3 lebih Peraturan Pemerintah Republik
dilakukan dipantau dengan baik oleh menyeluruh. Indonesia Nomor 50 Tahun
sosialisasi ke pengawas disnaker. 2012 Tentang Penerapan Sistem
manajemen, Manajemen Keselamatan dan
tenaga kerja, serta Kesehatan Kerja, Lampiran II
dalam pengawasan elemen 1, sub elemen 1.1

60
dan bimbingan kriteria 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3
aktif disnaker

20 Wawancara Area Pabrik 1 Ada penunjukkan Setiap unit kerja memiliki Diharapkan setiap Undang-undang Nomor 1 tahun
& Pabrik 2 untuk penanggung pengawasan yang baik pengawas unit kerja 1970 tentang Keselamatan Kerja
jawab K3 berupa dalam K3 serta akan selalu mengikuti Bab III pasal 3 ayat 1a ; Bab IV
seorang ahli K3 mendapatkan penanganan pembinaan dan lebih pasal 5 ayat 1
umum serta ada dan pengarahan yang cepat baiknya pelatihan K3
penunjukkan dan sesuai ketika terjadi untuk menjamin Peraturan Pemerintah Republik
penanggung jawab keadaan darurat. pelaksanaan K3 dan Indonesia Nomor 50 Tahun
mengawasi K3 di pembinaan K3 kepada 2012 Tentang Penerapan Sistem
setiap unit kerja tenaga kerja dibawah Manajemen Keselamatan dan
mereka. Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 1, sub elemen 1.1
kriteria 1.2.2, 1.2.3, 1.2.4, 1.2.5,
1.2.6

21 Wawancara Area Pabrik 1 Disediakan Setiap alat tidak dapat Diharapkan setiap alat Undang-undang Nomor 1 tahun
&2 breaker untuk dihidupkan sebelum saatnya juga memiliki tombol 1970 tentang Keselamatan Kerja
setiap peralatan ketika dilakukan inspeksi, stop darurat masing Bab III pasal 3 ayat 1a.
dalam pabrik perbaikan dan dapat masing dan tata cara
tersebut sebagai dimatikan saat situasi penghentian darurat Peraturan Pemerintah Republik
sistem penguncian darurat. tertulis di area kerja Indonesia Nomor 50 Tahun

61
pengoprasian atau pada setiap alat. 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6, sub elemen 6.5
kriteria 6.5.8

22 Area pabrik 1 Disediakan tombol Ketika di keadaan darurat Harap memberikan Undang-undang Nomor 1 tahun
&2 stop darurat untuk lift dapat dihentikan secara penanda lebih jelas 1970 tentang Keselamatan Kerja
lift cepat tanpa perlu ke breaker tentang fungsi dari Bab III pasal 3 ayat 1a.
listrik. tombol berhenti darurat
serta tata cara Peraturan Pemerintah Republik
pemakaian dan Indonesia Nomor 50 Tahun
penghentian darurat 2012 Tentang Penerapan Sistem
tertulis di lift tersebut. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6, sub elemen 6.5
kriteria 6.5.8

23 Wawancara Area pabrik 1 Penunjukkan Adanya pengawasan kerja Supervisor diharapkan Undang-undang Nomor 1 tahun
&2 masing-masing memastikan pekerjaan bisa mengikuti 1970 tentang Keselamatan Kerja
supervisor divisi dilakukan sesuai prosedur pelatihan atau Bab III pasal 3 ayat 1m.
sebagai pengawas kerja yang ditentukan, ada pembinaan K3 agar
karena memiliki identifikasi bahaya dan bisa lebih baik Peraturan Pemerintah Republik

62
tingkat konsultasi untuk pekerjaan mengidentifikasi Indonesia Nomor 50 Tahun
kemampuan cukup tersebut bahaya dan analisa 2012 Tentang Penerapan Sistem
untuk setiap divisi resiko dalam unit kerja Manajemen Keselamatan dan
dalam pabrik. mereka. Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6, sub elemen 6.2
kriteria 6.2.1, 6.2.2, 6.2.3, 6.2.5

24 Wawancara Area pabrik 1 Setiap pekerjaan Tugas setiap divisi jelas, Supervisor diharapkan Undang-undang Nomor 1 tahun
&2 dibagi menjadi sehingga pekerja bekerja bisa memastikan terus 1970 tentang Keselamatan Kerja
divisi masing sesuai kemampuan mereka. setiap tenaga kerja di Bab III pasal 3 ayat 1m.
masing sesuai divisinya tidak
persyaratan melakukan pekerjaan Peraturan Pemerintah Republik
penugasan yang diluar apa yang sudah Indonesia Nomor 50 Tahun
diberikan disetujui oleh mereka 2012 Tentang Penerapan Sistem
dan perusahaan. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6, sub elemen 6.3
kriteria 6.3.1, 6.3.2

25 Wawancara Area Pabrik 1 Pengumpulan dan Pendataan laporan K3 sudah Laporan K3 harus Undang-undang Nomor 1 tahun
&2 analisa data K3 dilakukan dengan baik semakin memenuhi 1970 tentang Keselamatan Kerja
sudah dilakukan sehingga runtutan perubahan lebih banyak ketentuan Bab X pasal 14a.
secara rutin serta dalam kinerja K3 dapat penerapan SMK3.

63
dilaporkan ke dilacak dengan baik. Peraturan Pemerintah Republik
disnaker. Indonesia Nomor 50 Tahun
2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 10, sub elemen 10.2
kriteria 10.2.1

26 Wawancara Area Pabrik 1 Rencana strategi Rencana strategi K3 dapat Strategi K3 diharapkan Undang-undang Nomor 1 tahun
&2 K3 sudah dibuat menjadi standar operasi dapat lebih menyeluruh 1970 tentang Keselamatan Kerja
dan dilaksanakan yang memudahkan sesuai elemen, sub Bab X pasal 14a.
dalam bentuk SOP perusahaan untuk elemen dan kriteria
serta aturan meningkatkan efisiensi dalam peraturan Peraturan Pemerintah Republik
perusahaan. produksi sambil pemerintah No 50 Indonesia Nomor 50 Tahun
mempertahankan kinerja tahun 2012. 2012 Tentang Penerapan Sistem
K3. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 2, sub elemen 2.1

27 Wawancara Area Pabrik 1 Ada sistem QC Quality Control (QC) Diharapkan Undang-undang Nomor 1 tahun
&2 verifikasi bahan penting untuk memastikan ditambahkan juga SOP 1970 tentang Keselamatan Kerja
yang dibeli dan barang yang dibeli aman quality control untuk Bab X pasal 14a.
produk yang untuk dipakai oleh tenaga lingkungan kerja,

64
dikirim kepada kerja dalam keperluan karena juga Peraturan Pemerintah Republik
pelanggan. Lalu, produksi dan juga menjamin berpengaruh besar Indonesia Nomor 50 Tahun
produk dapat keamanan penggunaan dalam keamanan 2012 Tentang Penerapan Sistem
dilacak selama produk yang diberi ke produk. Manajemen Keselamatan dan
produksi dengan konsumen. Kesehatan Kerja, Lampiran II
verifikasi kualitas elemen 5, sub elemen 5.2, 5.3,
sebanyak 2 kali 5.4

28 Area IPAL Terdapat rambu Untuk mengingatkan Diharapkan ada juga Undang-undang Nomor 1 tahun
peringatan yang personil yang masuk ke daftar bahan kimia 1970 tentang Keselamatan Kerja
sesuai dikarenakan ruangan itu agar tidak berbahaya (BKB) serta Bab III pasal 3 ayat 1h ; Bab X
adanya bahan sembarangan menangani denah peletakannya pasal 14a.
kimia berbahaya cairan yang terdapat dalam dalam ruangan tersebut
dalam ruangan ruangan tersebut. untuk menjamin Peraturan Pemerintah Republik
tersebut keamanan dalam Indonesia Nomor 50 Tahun
penanganan bahan 2012 Tentang Penerapan Sistem
kimia. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 9, sub elemen 9.3,
kriteria 9.3.3

65
29 Area Pabrik 1& Terdapat rambu Untuk mengingatkan Ditambahkan lagi Undang-undang Nomor 1 tahun
2 larangan merokok personil agar selain menjaga peletakan rambu 1970 tentang Keselamatan Kerja
di area pabrik kebersihan udara dan larangan merokok pada Bab III pasal 3 ayat 1b, 1l ; Bab
khususnya area higienis pabrik juga untuk seluruh area pabrik. X pasal 14a.
yang ada material tidak menyebabkan
rawan terbakar kebakaran yang disebabkan Peraturan Pemerintah Republik
oleh rokok tersebut. Indonesia Nomor 50 Tahun
2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.4 kriteria
6.4.4

66
3.2 Analisa Temuan Negatif

No Lokasi Temuan Analisa Potensi Saran/Rekomendasi Peraturan Perundang-undangan


Bahaya (termasuk pasal dan ayat)

K3 Mekanik

1 Lift barang . 1. Tidak 1.dibuatkan keterangan maksimal Undang – undang no. 1 tahun 1970,
1. Beban angkat
terdapat papan beban yang boleh di angkut pasal 2 ayat 2 point F. Dilakukan
melebihi kapasitas
nama/ pengangkutan barang, binatang atau
maksimum lift barang.
penjelasan manusia, baik di darat, melalui
maksimal beban tgrowongan, dipermukaan air,
angkut yang didalam air maupun udara.
mudah terlihat
Permen no . 08 tahun 2020 pasal 17
disekitar lift
ayat 2, Keterangan kapasitas beban
barang
maksimum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 huruf b harus ditulis
pada bagian yang mudah dilihat dan
dibaca dengan jelas.

67
K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

1 Terdapat Dapat mengakibatkan Agar di luruskan / digantung pada UU No 1 tahun 1970 tentang
selang tabung sobek / kebocoran pada tempat yang telah tersedia keselamatan kerja
yang terlilit selang tabung

K3 Listrik

1 Panel dan Belum tersedianya Instalasi listrik akan berpotensi Permenaker No 12 Tahun 2015
Genset teknisi listrik yang bahaya apabila tidak ditangani pasal 7
bersertifikat dengan ahlinya
Untuk perusahaan yang memiliki
pembangkitan listrik lebih dari 200
kilovolt ampere wajib mempunyai
ahli K3 bidang listrik

68
Permenaker No. 12 Tahun 2015
2 Instalasi Tidak terdapat alat Terhindar dari tersengat listrik /
(pasal 3) pelaksanaan K3 listrik
Listrik pelindung listrik tersetrum
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
bertujuan :

A. Melindungi keselamatan dan


kesehatan tenaga kerja dan
orang lain yang berada
didalam lingkungan tempat
kerja dari potensi bahaya
listrik
B. Menciptakan instalasi listrik
yang aman, handal dan
memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya ;dan

Menciptakan tempat kerja yang


selamat dan sehat untuk mendo

69
K3 Penanggulangan Kebakaran

1 Observasi Masih adanya Potensi Bahaya yang di Untuk Posisi Apar agar mudah di lihat Permenaker No. Per. 04/MEN/1980
video tumpukan timbulkan juga mudah untuk di gapai oleh petugas tentang Syarat Pemasangan dan
barang yang Menyusahkan petugas dan barang barang yang menghalangi Pemeliharaan APAR (Bab II Pasal
menghalangi mengambil APAR pada agar di pindahkan ke Gudang 4 Ayat 1) Setiap satu atau
terlihatnya saat terjadi Kebakaran penyimpanan atau ke tempat yang kelompok alat pemadam api ringan
APAR sudah di tentukan. harus ditempatkan pada posisi yang
dengan jelas mudah dilihat dengan jelas, mudah
dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan

Satu kelompok alarm kebakaran harus


2 Observasi Tidak ada fire Potensi Speaker Mati dibatasi sampai dengan 20 (dua puluh) Permenaker No 2 Tahun 1983
Video alarm sistem pada saat terjadi detector nyala api untuk melindungi Persyaratan Alarm kebakaran
secara baik ruangan maksimum 2000
hanya Kebakaran sehingga (dua ribu) m2 luas lantai kecuali (pasal 77) Detektor nyala api harus
menggunakan tidak bisa memberikan terhadap ruangan yang luas tanpa sekat, mempunyai sifat yang stabil dan
maka atas persetujuan Direktur
speaker informasi kepada atau pejabat yang ditunjuknya dapat kepekaannya tidak ter- pengaruh
seluruh karyawan diperluas lebih dari 2000 (dua ribu) m2 oleh adanya perubahan tegangan
luas lantai
dalam batas kurang atau lebih 10
(sepuluh)% dari tegangan

70
nominalnya

3 Observasi Minimnya Tidak bisa menuju titik Agar menjadi perhatian karyawan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
video pengetahuan kumpul karna panik, untuk jalur evakuasi yang sudah Keselamatan Kerja ( Bab X Pasal
tentang Jalur dan tidak mengetahui terpasang sign untuk memudahkan 14 Ayat a dan b) a. Secara tertulis
evakuasi jalur mana saja yang di mengarahkan menuju Titik kumpul. menempatkan dalam tempat kerja
sehingga gunakan untuk menuju yang dipimpinnya, semua syarat
Melaksanakan edukasi kepada seluruh
masih sering titik kumpul yang mana keselamatan kerja yang diwajibkan,
karyawan terkait jalur evakuasi yang
diabaikan akan berakibat kepada sehelai Undangundang ini dan
bisa mereka gunakan nanti nya.
pekerja itu sendiri semua peraturan pelaksanaannya
yang berlaku bagi tempat kerja
yang bersangkutan, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan
terbaca dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja: b. Memasang
dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan
dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut

71
petunjuk pegawai pengawas atau
ahli Keselamatan Kerja.

K3 Konstruksi

1 Area pabrik Sistem ventilasi udara menjadikan ruangan minim terjadi UU No 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1
yang belum kelembaban. dalam proses (point g, j, k)
terstandarisasi menghilangkan gas-gas sisa
pembakaran dan menggantinya
dengan yang baru.

2 Area pabrik Kantin masih tahap memfasilitasi karyawan jika lapar UU No 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1
renovasi tetapi sudah di dan haus dengan gizi cukup. (point h).
gunakan untuk
Lebih terjamin kebersihan dan Surat Edaran Menteri Tenaga dan
beraktivitas
Transmigrasi No.SE.01/MEN/1979

72
Kesehatan makanan Tentang Pengadaan Kantin Dan
Ruang Tempat Makan.

3 Pintu masuk Minimnya Loker menyimpan barang dalam jumlah UU No 1 tahun 1970 pasal 4 ayat 1
ruang Karyawan (masih cukup banyak karena lemari loker
produksi dalam proses bisa menahan beban yang cukup
penambahan) besar dan aman.

No Lokasi Temuan Analisa Potensi Saran/Rekomendasi Peraturan Perundang-


Bahaya undangan (termasuk pasal
dan ayat)

Bidang K3 Kesehatan Kerja

73
1 Isi dan jumlah kotak P3K Menambahkan isi kotak P3K Peraturan Menteri Tenaga Kerja
tidak sesuai standar. Tidak memenuhi regulasi sesuai standar dan mengganti Dan Transmigrasi Republik
yang sudah ada. kotak P3K dengan yang Indonesia Nomor:
berlambang hijau. Per.15/Men/VIII/2008 Tentang
Pertolongan Pertama Pada

Ruang HR Kecelakaan Di Tempat Kerja Bab


III Fasilitas P3K di Tempat Kerja
Pasal 8 ayat 1 poin b dan isi
kotak P3K ada di lampiran II

2 Wawancara Ada petugas kesehatan Kurang maksimalnya Mengirim orang terkait untuk Peraturan Menteri Tenaga Kerja
namun belum pelaksanaan P3K di melaksanakan pelatihan P3K. Dan Transmigrasi Republik
berserttifikasi tempat kerja Indonesia Nomor:
Per.15/Men/VIII/2008 Tentang
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Di Tempat Kerja
Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 ayat 1

Bidang K3 Lingkungan Kerja

74
1. Kurangnya jumlah Kurangnya kenyamanan  Melaksanaan syarat-syarat k3 Permenaker No. 5 Tahun 2018
fasilitas toilet yang ada dan kebersihan lingkungan kerja faktor higiene Tentang Keselamatan Dan
tidak memenuhi syarat lingkungan akan dan sanitasi fasilitas kebersihan Kesehatan Kerja. Lingkungan
standar mempengaruhi aktivitas di lingkungan kerja agar Kerja. Pasal 33, Ayat 5f dan g
kerja karyawan mewujudkan lingkungan kerja
Area pabrik 1 yang aman, sehat, dan nyaman
dan 2 dalam rangka mencegah
kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja
 Menambah jumlah fasilitas
toilet sesuai jumlah tenaga kerja
menurut peraturan yang ada

2. Fasilitas toilet yang tidak Kurangnya kebutuhan Menambahkan fentilasi udara agar Permenaker No. 5 Tahun 2018
mempunyai fentilasi udara fasilitas udara yang ada di kebutuhan udara tercukupi tentang Keselamatan Dan
dalam toilet menyebabkan Kesehatan Kerja. Lingkungan
kurangnya keselamatan Kerja. Pasal 34 ayat 1g
dan kesehatan kerja
Area pabrik 2 karyawan

3. Wawancara Tidak ada bukti Kemungkinan akan terjadi Dilaksanakannya pengukuran dan Permenaker No. 5 Tahun 2018
pengukuran dan kecelakaan dan atau pengendalian lingkungan kerja Tentang Keselamatan Dan
Di setiap lokasi pengendalian lingkungan penyakit akibat kerja untuk mengetahui tingkat pajanan Kesehatan Kerja. Lingkungan

75
lingkungan kerja kerja dikarenakan tidak ada faktor fisika, kimia, biologi, Kerja Pasal 5 ayat 2a,b,c,d,e
tolak ukur dari setiap ergonomi, dan psikologi agar
pengendalian lingkungan dapat menciptakan keselematan
kerja dan kesehatan di lingkungan kerja

K3 Bahan Kimia Berbahaya Beracun

1 wawancara Area IPAL Penempatan bahan kimia Peletakkan bahan kimia NaOH di Keputusan Menteri Tenaga Kerja
tidak memenuhi regulasi tempat yang lebih aman sesuai R.I. No.Kep. 187/Men/1999
yang ada terkait dengan regulasi2 Tentang Pengendalian Bahan
penempatan bahan kimia Kimia Berbahaya Di Tempat
berbahaya Kerja Menteri Tenaga Kerja R.I.
Pasal 2

2 Area Genset dan Panel Bisa menimbulkan Cairan kimia tersebut diletakkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Listrik peledakan dan risiko di tempat yang aman dan jauh dari R.I. No.Kep. 187/Men/1999
kebakaran bahan panas/permesinan serta Tentang Pengendalian Bahan
instalasi listrik Kimia Berbahaya Di Tempat
Kerja Menteri Tenaga Kerja R.I.
Pasal 2

76
3 Area Panel Listrik Bisa menimbulkan Gas LPG tersebut diletakkan jauh Keputusan Menteri Tenaga Kerja
peledakan dan risiko dari area yang bisa menimbulkan R.I. No.Kep. 187/Men/1999
kebaaran percikan api dan listrik Tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya Di Tempat
Kerja Menteri Tenaga Kerja R.I.
Pasal 2

Kelembagaan dan Keahlian K3

Area Pabrik 1 UU No. 1 Tahun 1970 Tentang


Belum ada evaluasi P2K3 membantu pengusaha
Area Pabrik 2 Keselamatan Kerja Pasal 5 ayat 1
penyebab timbulnya atau pengurus melakukan
dan Outlet Tidak memenuhi dan ayat 2
1 kecelakaan kerja, evaluasi menyeluruh, mengenai
(system regulasi yang ada PERMENAKER No.
penyakit akibat kerja, potensi sumber bahaya dan
Perusahaan 04/MEN/1987 tentang P2K3
dan Kesehatan kerja melakukan tindak lanjut
keseluruhan) pasal 4c ayat 4.

2 Area Pabrik 1 belum ada evaluasi Tidak memenuhi P2K3 membantu pengusaha UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Area Pabrik 2 mengenai proses, regulasi yang ada atau pengurus mengevaluasi Keselamatan Kerja Pasal 5 ayat 1
dan Outlet terutama saat cara kerja, proses dan dan ayat 2
(system penerimaan barang lingkungan kerja. Lalu PERMENAKER No.
Perusahaan menentukan tindakan koreksi 04/MEN/1987 tentang P2K3
keseluruhan) dengan alternatif terbaik. pasal 4c ayat 1
PERMENAKER No.
04/MEN/1987 tentang P2K3

77
pasal 4c ayat 2.

Penerapan SMK3

Peraturan Perundang-
Analisa Potensi
No Lokasi Temuan Saran/Rekomendasi undangan (termasuk pasal
Bahaya
dan ayat)

78
1 Jalur evakuasi Terdapat APAR yang Tidak memenuhi Meletakkan APAR sesuai Undang-undang Nomor 1 tahun
Area Toko diletakkan dilantai regulasi yang sudah ada regulasi minimal 15 cm - 125 1970 tentang Keselamatan Kerja
Utama didekat loker jalur Bubuk APAR lebih cm dari lantai Bab III pasal 3 ayat 1b.
evakuasi, APAR cepat beku bila
terhalang benda lain di ditempatkan dilantai Peraturan Menteri Tenaga Kerja
jalur evakuasi & APAR tidak terlihat dan Transmigrasi No :
penempatan APAR yang oleh karyawan saat PER.04/MEN/1980 Tentang
terlalu tinggi di jalur emergency karena Syarat-syarat Pemasangan dan
evakuasi terhalang krat Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Penempatan APAR Ringan pasal 4 ayat 1 dan ayat 3
tidak ergonomis Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
Elemen 6 sub elemen 6.7 kriteria
6.7.7

79
2 Dekat Genset Terdapat bahan kimia Tidak memenuhi Memberikan label nama bahan Undang-undang Nomor 1 tahun
Pabrik 1, berbahaya yang tidak regulasi yang sudah ada kimia yang tidak teridentifikasi 1970 tentang Keselamatan Kerja
instalasi listrik teridentifikasi nama Sifat bahan kimia tidak dan menyediakan lokasi khusu Bab III pasal 3 ayat 1h.
& ruang IPAL bahan kimia tersebut teridentifikasi bahan kimia
serta seperti tidak ada Terjadi pencampuran Peraturan Pemerintah Republik
alokasi tempat bahan kimia satu Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
penyimpanan bahan dengan lainnya Tentang Penerapan Sistem
kimia (dekat genset, Manajemen Keselamatan dan
dekat instalasi listrik & Kesehatan Kerja, Lampiran II
IPAL), elemen 9 sub elemen 9.3 kriteria
9.3.1 dan 9.3.3

3 Area toko Terdapat penempatan Kontaknya gas pada Meletakkan tabung gas di Undang-undang Nomor 1 tahun
utama tabung gas dibawah tabung gas dengan arus tempat penyimpanan 1970 tentang Keselamatan Kerja
instalasi listrik listrik yang dapat Bab III pasal 3 ayat 1b
menyebabkan ledakan
maupun kebakaran Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 9 sub elemen 9.3 kriteria
9.3.1

80
4 Lift barang Tidak ada cover kabel Apabila kabel Memberikan cover pada Undang-undang Nomor 1 tahun
pabrik 1 pada lift barang pabrik 1 terkelupas, arus listrik sambungan antar kabel 1970 tentang Keselamatan Kerja
mengalir di lift barang Bab III pasal 3 ayat 1b, 1q.

Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.5 kriteria
6.5.1

5 Area IPAL Pompa pada area IPAL Bila kebisingan Pengukuran kebisingan area Undang-undang Nomor 1 tahun
bising melebihi NAB & IPAL, memberikan peredam 1970 tentang Keselamatan Kerja
waktu pajanannya pada pompa dan menggunakan Bab III pasal 3 ayat 1f, 1g.
maka bisa mengurangi APD earplug/ear muff
fungsi pendengaran Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.5 kriteria
6.5.1

81
6 Ruang Klinik Ruang klinik bisa Tidak ada privasi Ruang klinik hanya untuk Undang-undang Nomor 1 tahun
diperuntukkan untuk penindakan karyawan klinik saja 1970 tentang Keselamatan Kerja
kegiatan lain dan yang sakit Bab III pasal 3 ayat 1e, 1l.
terlihat menjadi 1
dengan mushola Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.7 kriteria
6.7.2

82
7 Ruang HR Lambang kotak P3K Lambang kotak P3K Mengganti lambing kotak P3K Undang-undang Nomor 1 tahun
diruang HR masih tidak memenuhi sesuai regulasi (warna hijau) 1970 tentang Keselamatan Kerja
berwarna merah serta tidak regulasi yang sudah ada Menambahkan checklist isi Bab III pasal 3 ayat 1e.
terlihat ada checklist Tidak ada kotak P3K & pelaksanaan
standar isi P3K control/catatan inspeksi kotak P3K Peraturan Menteri Tenaga Kerja
penggunaan isi kotak Dan Transmigrasi
P3K Republik Indonesia NOMOR :
PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja
pasal 10 poin a

Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.8 kriteria
6.8.1

83
8 Halaman parkir Terdapat kabel Posisi kabel rentan Mereposisi kabel yang Undang-undang Nomor 1 tahun
melintang di depan kontak dengan exhaust melintang keposisi lebih aman 1970 tentang Keselamatan Kerja
exhaust fan tidak sesuai fan Bab III pasal 3 ayat 1l, 1q.
dengan Kabel terpotong
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.5 kriteria
6.5.1

9 Panel listrik area Terdapat kabel dari Ada kujung kabel tidak Memberikan pelindung pada Undang-undang Nomor 1 tahun
toko utama instalasi listrik yang tidak terlindung, potensi terjadi ujung kabel dan memindahkan 1970 tentang Keselamatan Kerja
terlindung dengan baik. short circuit pada kabel bahan yang mudah terbakar. Bab III pasal 3 ayat 1q.
Lalu, ada beberapa bahan yang bisa menjadi potensi
mudah terbakar di sekitar kebakaran jika mengenai Peraturan Pemerintah Republik
panel tersebut. bahan mudah terbakar. Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.5 kriteria
6.5.1

84
10 Lift barang Pada lift barang area Barang yang diangkut Memasang rambu SWL pada Undang-undang Nomor 1 tahun
pabrik 1 & pabrik 1 & 2 tidak melebihi kapasitas lift pintu lift barang disertai rambu 1970 tentang Keselamatan Kerja
pabrik 2 terpasang rambu SWL barang larangan masuk bagi karyawan Bab III pasal 3 ayat 1n, 1p.
(Safe Working Load) Rantai lift putus yang tidak berkepentingan
beban lift barang dan Peraturan Pemerintah Republik
tidak terpasang rambu Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
larangan karyawan Tentang Penerapan Sistem
masuk ke lift barang, Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.4 kriteria
6.4.4

11 Wawancara Petugas/PIC P3K tidak Pertolongan pertama bisa Sebagai PIC P3K sudah sebaiknya Undang-undang Nomor 1 tahun
memiliki sertifikasi P3K tidak efektif jika terjadi dilatih oleh Kemnaker terkait P3K 1970 tentang Keselamatan Kerja
kecelakaan di tempat dan memiliki sertifikasi P3K agar Bab V pasal 9 ayat 3,4.
kerja. dapat menangani pertolongan
pertama dengan baik dan benar. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.8 kriteria
6.8.2

85
12 Tidak ada rambu penanda Resiko tersengat listrik Diberikan sticker rambu untuk Undang-undang Nomor 1 tahun
voltase tinggi pada panel jika ada yang tidak menandakan bahwa panel tersebut 1970 tentang Keselamatan Kerja
listrik. mengetahui bahwa panel dialiri listrik daya tinggi dan Bab X pasal 14b.
tersebut dialiri tegangan hanya boleh diakses oleh personil
tinggi, dimana itu juga yang berwenang saja. Peraturan Pemerintah Republik
merupakan potensi Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
bahaya. Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
elemen 6 sub elemen 6.4 kriteria
6.4.4.

13 Wawancara Penerapan SMK3 belum Penerapan sistem Segera bangun sistem SMK3 Undang-undang Nomor 1 tahun
merata secara administrasi manajemen K3 masih sampai setidaknya memenuhi 1970 tentang Keselamatan Kerja
seperti kurangnya sebagian yang bisa cukup kriteria tahapan awal terlebih Bab V pasal 9 ayat 3, 4 ; Bab X
kompetensi khusus, tidak menghambat penanganan, dahulu. Bisa meminta bimbingan pasal 14a.
adanya evaluasi K3 dalam pengkajian dan kinerja K3 ke disnaker dalam penyusunan
pengadaan, dan minim di lingkungan kerja, sistemnya agar sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
akses pada manual SMK3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
oleh TK dalam perusahaan Indonesia Nomor 50 Tahun 2012. Tentang Penerapan Sistem
padahal seharusnya bisa Manajemen Keselamatan dan
diterapkan oleh perusahaan Kesehatan Kerja, Lampiran II
sebagai tahapan awal. elemen 12, sub elemen 12.5,

86
kriteria 12.5.1, elemen 2, sub
elemen 2.2, kriteria 2.2.3, elemen
5, sub elemen 5.1.

14. Ruang HR Barang mudah terbakar Potensi percikan api dari Pindahkan benda rawan terbakar Undang-undang Nomor 1 tahun
diletakkan di dekat outlet outlet listrik membuat tersebut dari outletnya. 1970 tentang Keselamatan Kerja
listrik. Resiko kebakaran. potensi kebakaran, Bab III pasal 3 ayat 1b.
terutama jika dekat
dengan benda rawan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
terbakar. dan Transmigrasi No :
PER.04/MEN/1980 Tentang
Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan pasal 4 ayat 1 dan ayat 3
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Lampiran II
Elemen 6 sub elemen 6.7 kriteria
6.7.7

87
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Bidang K3 Mekanik
PT. Fathan Berkah Abadi telah menerapkan beberapa kebijakan dan pelaksanaan
peraturan perundang-undangan khususnya di bidang K3 Mekanik didalam penanganan
terkait alat kerja, namun masih terdapat beberapa persoalan yang sedikit banyak harus
diperhatikan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Bidang K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Menurut pengamatan yang telah kami lihat masih banyak aturan yang harus
diterapkan dibidang K3 pesawat uap dan bejana tekan ini. Jikalau dampak ini tidak segera
diatasi akan merugikan perusahaan sendiri. Seperti contohnya kurangnya pembatas
sehingga semua orang dapat mengakses ke tempat central tabung gas, Kurangnya
pengaman selang yang terpasang pada tabung gas
3. Bidang K3 Listrik
Setelah kami lakukan observasi melalui video dan wawancara pada PT. Fathan
Berkah Abadi bidang K3 Listrik telah dilakukan dengan baik dan pihak PT. Fathan Berkah
Abadi tak pernah berhenti memperbaiki kekukurangan pada bagian kelistrikan. adapun
cacatan perbaikan dan peningkatan penerapan sistem manajemen (SMK3) dalam
perusahaan yang masih dapat diperbaiki dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
4. Bidang K3 Konstruksi
Hasil dari observasi yang telah kami lakukan ada beberapa dampak yang perlu di
perbaiki. Tersedianya kontruksi bangunan untuk pembuangan limbah pabrik. Pemasangan
CCTV di 25 titik berbeda. Jalur evakuasi yang telah tersedia dan dipasangkan sign.
Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar. Pemilihan bahan bangunan yang
tidak mudah terbakar. Sistem ventilasi udara yang belum terstandarisasi. Kantin masih
tahap renovasi tetapi sudah di gunakan untuk beraktivitas. Minimnya Loker Karyawan
(masih dalam proses penambahan).
5. Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran
Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran Hasil Observasi yang telah di lakukan di temukan
hasil Positif yaitu:
1 1.Tersedia APAR hampir disetiap titik lokasi dan rutin untuk pengecekannya
2 Tersedia SOP evakuasi jika terjadi kebakaran

84
3 Jalur evakuasi yang telah tersedia dan dipasangkan sign
4 Adanya MoU dengan Instansi Kesehatan terdekat.
5 Adanya sensor pendeteksi kebocoran pada supplay gas
6 Ventilasi exhaust pasangan luar dan pasangan atap
7 Pelatihan penanganan kebakaran dari dinas terkait
8 Adanya zona titik kumpul pada area pabrik

Sedangkan untuk Temuan negatif yaitu

1) Masih adanya tumpukan barang yang menghalangi terlihatnya APAR dengan jelas
2) Tidak ada fire alarm sistem hanya menggunakan speaker
3) Minimnya pengetahuan tentang Jalur evakuasi sehingga masih sering diabaikan
Sehingga ada beberapa poin yang menjadi perhatian bagi manajemen PT. Fathan Berkah
Abadi untuk di tindak lanjuti.
6. Bidang K3 Kesehatan Kerja
PT. Fathan Berkah Abadi telah menerapkan beberapa kebijakan dan pelaksanaan
peraturan perundang-undangan khususnya di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang terkait dengan kesehatan pekerja telah berusaha sebaik mungkin dalam penerapannya
di perusahaan. Penerapan tersebut antara lain adalah perusahaan telah menyediakan kotak
beserta isinya namun kotak tersebut belum memenuhi standar yakni lambang belum
berwarna hijau dan isi dari kotak tersebut belum sesuai standar yang ditetapkan,
perusahaan memiliki PIC kesehatan namun belum bersertifikasi menyediakan ambulans
untuk mengangkat pasien ataupun visitor yang mengalami kecelaan kerja atau penyakit
akibat kerja, menyediakan kantin makan untuk pekerja, menyelenggarakan tes kesehatan
secara berkala untuk pekerja, melaporkan pekerja yang mengalami kecelakaan atau
penyakit akibat kerja dan juga mengadakan pelayanan kesehatan bagi pekerja yang bekerja
sama dengan RS PKU Muhamadiyah Kota Gede dan juga klinik terdekat.
7. Bidang K3 Lingkungan Kerja
PT. Fathan Berkah Abadi telah menerapkan beberapa kebijakan dan pelaksanaan
peraturan perundang-undangan khususnya di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang terkait dengan K3 Lingkungan Kerja telah memiliki sistem kerja dengan jangka 8 jam
kerja dan dibagi dua shift kerja. Perusahaan sudah menyediakan APD terkait pekerjaan
masing – masig divisi. Terdapat beberapa pengendalian lingkungan kerja terkait iklim
kerja seperti adanya ventiasi exhaust fan di area kerja khususnya diarea pengovenan serta
penyediaan air minum namun belum dilakukan pengukuran lingkungan kerja. Penyediaan
85
fasilitas sanitasi dan kebersihan dengan adanya beberapa kotak sampah di lokasi titik kerja
dan fasilitas toilet, namun untuk toilet yang ada masih belum memenuhi jumlah standar
toilet berdasarkan jumlah tenaga kerja.
8. Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya
Bahan kimia berbahaya industri dapat menghasilkan bahan toksik yang berbahaya
bagi lingkungan dan manusia. PT. Fathan Berkah Abadi sendiri telah menerapkan
lingkungan kerja yang terbilang aman yang mana bangunan nya tidak lagi menggunakan
bahan asbes dan di PT. Fathan Berkah Abadi telah terdapat instalasi pembuangan air
limbah (IPAL) guna mencegah mencemari lingkungan baik jangka pendek maupun jangka
panjang baik dampaknya pada lingkungan dan maupun kesehatan manusia namun
ditemukan beberapa bahan kimia yang peletakannya tidak sesuai
9. Bidang Kelembagaan dan Keahlian K3
Secara keseluruhan, PT. Fathan Berkah Abadi telah menerapkan kebijakaan
mengenai ketentuan P2K3 di tempat kerja dengan baik, serta melakukan pelaporan secara
berkala dan syarat administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun, dalam
pengimplementasiannya fungsi dari P2K3 berjalan dengan sedikit kurang optimal. Ada
beberapa temuan minor yang bisa menjadi bahan evaluasi agar fungsi P2K3 optimal
sepenuhnya.
10. Bidang Penerapan SMK3
PT. Fathan Berkah Abadi telah menerapkan beberapa kebijakan dan pelaksanaan
peraturan perundang-undangan khususnya di bidang SMK3. Dimulai dari tersedianya
APAR di area kerja namun terdapat beberapa penempatan APAR yang tidak sesuai
regulasi. Terdapat rantai pengaman disetiap lift barang & telah dilaksanakan riksa uji lift
barang oleh PJK3 riksa uji serta terdapat surat keterangan dari disnaker, namun pada lift
barang tidak terdapat rambu SWL kapasitas lift barang dan rambu larangan karyawan
yang tidak berkepentingan masuk ke lift barang serta pada lift barang di pabrik 1 tidak
terdapat cover kabel. Telah tersedianya informasi K3, rambu jalur evakuasi, telah dibuat
SOP terkait keadaan darurat seperti SOP Kebakaran & SOP Penanganan Karyawan Sakit
serta tersedianya sarana keadaan darurat seperti ambulance, ruang klinik & kotak P3K
serta telah bekerja sama dengan RS PKU Muhammadiyah Kotagede, namun ruang klinik
yang ada jadi satu dengan mushola dan lambang P3K pada kotak P3K tidak sesuai regulasi
serta tidak ditemukan checklist isi kotak obat. PT. Fathan Berkah Abadi telah membentuk
P2K3 dengan sekertaris sudah sertifikasi AK3U (Manager HSRD). Telah terdapat 25
CCTV untuk mengawasi area kerja. Telah terdapat 1 orang teknisi mekanik & 2 orang

86
teknisi listrik untuk pemeliharaan, perawatan & perbaikan minor alat produksi &
kelistrikan sedangkan untuk alat produksi seperti oven, mixer & pembuat adonan
pemeliharaan berkala, perawatan berkala & perbaikan mayor oleh vendor. Telah erdapat
program pelatihan untuk tenaga kerja yaitu pelatihan produktifitas sebanyak 3 x dan
pelatihan penanggulangan kebakaran bersama Damkar DIY. Fasilitas toilet staff kantor
sudah terpisah antara laki-laki dan wanita dan tersedian 3 orang personil cleaning service
untuk menjaga kebersihan di area kerja. & dan terdapat security untuk pengamanan area
pabrik & komando bila terjadi keadaan darurat. Karyawan disediakan masker &
ditempatkan handsanitizer di area kerja. Terdapat fasilitas IPAL sebagai fasilitas
pengolahan air limbah bekas pencucian alat – alat produksi namun pompa pada area IPAL
bising dan belum terpasang peredam suara . Telah terpasang system emergency stop dan
penerapan LOTO pada instalasi listrik di area IPAL namun pada area toko utama terdapat
penempatan tabung gas yang kurang tepat karena berada dibawah instalasi listrik dan
terdapat kabel dari instalasi listrik di area toko utama yang kurang terlindung dengan baik
serta kabel melintang di depan exhaust fan diarea halaman parker mobil. Terdapat bahan
kimia berbahaya yang tidak teridentifikasi jenis bahannya serta seperti tidak alokasi tempat
khusus bahan kimia (dekat genset, dekat instalasi listrik & IPAL).
Terkait dokumentasi rencana dan kebijakan K3, PT Fathan Berkah Abadi sudah
cukup baik melaksanakannya dalam segi analisa, penyusunan, pelaporan. Tetapi, masih
ada kekurangan dalam sistem pengadaan, pengendalian dan verifikasi barang yang
seharusnya tetapi melalui proses evaluasi K3 terlebih dahulu. Kompetensi pekerja juga
menjadi masalah karena seperti P3K yang masih belum memiliki sertifikasi berpotensi
tidak mampu memberikan pertolongan pertama jika kecelakaan terjadi. Lalu, beberapa
peletakkan barang mudah terbakar di dekat listrik dan sumber panas berpotensi
menyebabkan kebakaran, bisa dieliminasi jika dipindahkan ke tempat yang bebas potensi
bahaya api. Rambu-rambu juga harus lebih lengkap, terutama di panel listrik.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran-saran yang dapat kami berikan kepada PT. Fathan
Berkah Abadi adalah :
1. Bidang K3 Mekanik

PT. Fathan Berkah Abadi telah menerapkan beberapa kebijakan dan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan khususnya di bidang K3 Mekanik didalam penanganan terkait alat kerja,
namun masih terdapat beberapa persoalan yang sedikit banyak Senantiasa berkoordinasi
87
dengan Disnaker Yogyakarta maupun instansi yang lain dalam perbaikan standart dan mutu
perusahaan agar nantinya PT. Fathan Berkah Abadi, antara lain ;

 Membuat keterangan beban maksimal yang boleh diangkut oleh lift barang.
 Membuat pengaman bagi peralatan mesin produksi yang berputar.
 Membuat SOP bagi setiap pengoperasian mesin produksi maupun pesawat angkat angkut.
 Melakukan pemeriksaan, pengujian, pemeliharaan secara berkala pada unit mesin produksi
maupun mesin angkat angkut.
 Melakuakan pengenalan dan pendampingan terhadap mesin produksi mapun pesawat
angkat angkut bagi pegawai baru.
 Memberikan Alat pelindung diri bagi pekerja.
 Membenahi jalur kelistrikan yang bersinggungan dengan peralatan yang bersifat mekanik
agar tidak mengakibatkan kerusakan yang menjalar..

2. Bidang K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

Mencegah itu lebih baik, maka dari itu pihak perusahaan harus lebih perhatian dalam semua
aspek K3. Diperlukan perbaikan pada penempatan tabung gas.

3. Bidang K3 Listrik

Melakukan perbaikan pada instalasi listrik terutama diberikan sign dan pembatas agar tak
setiap orang dapat mengaksesnya. Melakukan training k3 kelistrikan kepada pegawai agar
persyaratan keamanan kelistriskan makin terjamin. Melakukan pengadaan sistem deteksi dini
kebakaran atau fire alarm system.

4. Bidang K3 Konstruksi

Diadakan ruang khusus untuk penempatan genset, gudang warehouse untuk menyimpan barang
atau peralatan produksi yang tidak digunakan. Karena, konstruksi bangunan pabrik produksi
dapat menimbulkan bahaya harian bagi pekerjanya, melaksanakan perencanaan yang tepat dan
menyediakan pekerja dengan pelatihan dan peralatan yang memadai akan mengurangi risiko
cedera. Ini akan melindungi kesejahteraan pekerja, serta perusahaan secara keseluruhan.
Menginvestasikan waktu dan uang untuk langkah-langkah keamanan harus menjadi prioritas
utama bagi pengusaha dan perusahaan konstruksi bangunan pabrik produksi.

5. Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran

Dari hasil Observasi yang telah di lakukan di temukan beberapa hasil Positif yaitu:
88
1. Tersedia APAR hampir disetiap titik lokasi dan rutin untuk pengecekannya, sudah sesuai
dengan Peraturan yang berlaku dan akan lebih baik lagi untuk pembuatan sumber air dan
pembangunan pompa untuk menanggulangi kebakaran
2. Tersedia SOP evakuasi jika terjadi kebakaran agar, di jadikan bahan untuk edukasi pada
saat breffing kepada karyawan sebelum bekerja
3. Jalur evakuasi yang telah tersedia dan dipasangkan sign, di jadikan bahan untuk edukasi
pada saat breffing kepada karyawan sebelum bekerja
4. Adanya MoU dengan Instansi Kesehatan terdekat, terus laksanakan koordinasi terkait
masalah Kesehatan di perusahaan.
5. Adanya sensor pendeteksi kebocoran pada supplay gas, terus lakukan koordinasi terkait
masalah teknis perushaan seperti Kebocoran Gas dengan Vendor pelaksana.
6. Ventilasi exhaust pasangan luar dan pasangan atap, tetap dilakukanan pemantauan terkait
Vantilasi agar sirkulasi udara di dalam tempat produksi tetap stabil.
7. Pelatihan penanganan kebakaran dari dinas terkait, terus lakukan Koordinasi dan
Konsultasi Kepada Pihak terkait masalah kebakaran.
8. Adanya zona titik kumpul pada area pabrik, ada nya zona titik kumpul yang sudah
menyesuaikan dengan bangunan serta karyawan.

Sedangkan untuk Temuan negatif yaitu

1) Masih adanya tumpukan barang yang menghalangi terlihatnya APAR dengan jelas, untuk
memindahkan barang barang yang dapat mengganggu pandangan Ketika terjadi kebakaran,
sesuai dengan Permenaker No. Per. 04/MEN/1980 tentang Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR (Bab II Pasal 4 Ayat 1) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api
ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
2) Tidak ada fire alarm sistem hanya menggunakan speaker agar menyediakan Fire Alarm
sesuai standart pada Permenaker No 2 Tahun 1983 Persyaratan Alarm kebakaran yaitu Bab
III, Bab IV, dan Bab V.
3) Minimnya pengetahuan tentang Jalur evakuasi sehingga masih sering diabaikan, Agar
menjadi perhatian karyawan untuk jalur evakuasi yang sudah terpasang sign untuk
memudahkan mengarahkan menuju Titik kumpul. Serta Melaksanakan edukasi kepada
seluruh karyawan terkait jalur evakuasi yang bisa mereka gunakan nanti nya

89
6. Bidang K3 Kesehatan Kerja
1) Meletakkan kotak P3K di tempat yang mudah dijangkau, disesuaikan dengan jumlah
pekerja pada tempat kerja.
2) Melakukan maintenance secara berkala pada ambulans agar selalu dalam keadaan
baik.
3) Harga makanan dan minuman diusahakan sesuai dengan daya beli pekerja, diusahakan
untuk selalu menjaga kualitas dan gizi makanan.
4) Bisa menambahkan tes kesehatan yang lain apabila ditemukan pekerja yang memiliki
kondisi terntentu.
5) Mengukur potensi bahaya tersembunyi untuk meminimalisir kecelakaan kerja,
melakukan tindakan-tindakan preventif agar penyakit akibat kerja yang sama tidak
terulang kembali diderita oleh tenaga kerja.
6) Mengajak semua pihak yang ada di perusahaan untuk selalu menerapkan dan saling
mengingatkan menerapkan K3 kesehatan kerja di tempat kerja.
7) Menambahkan isi kotak P3K sesuai standar dan mengganti kotak P3K dengan yang
berlambang hijau.
8) Mengirim petugas terkait untuk melaksanakan pelatihan P3K.
7. Bidang K3 Lingkungan Kerja
1) Melaksanaan syarat-syarat k3 lingkungan kerja faktor higiene dan sanitasi fasilitas
kebersihan di lingkungan kerja agar mewujudkan lingkungan kerja yang aman, sehat,
dan nyaman dalam rangka mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
2) Menambah jumlah fasilitas toilet sesuai jumlah tenaga kerja menurut peraturan yang
ada
3) Menambahkan ventilasi udara agar kebutuhan udara tercukupi sesuai hasil pengukuran
lingkungan kerja nantinya
4) Dilaksanakannya pengukuran dan pengendalian lingkungan kerja untuk mengetahui
tingkat pajanan faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi agar dapat
menciptakan keselematan dan kesehatan di lingkungan kerja
8. Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya
1) Penempatan bahan kimia NAOH di tempat yang lebih aman sesuai regulasi untuk
menghindari tenaga kerja terpajan bahan berbahaya tersebut.
2) Penempatan cairan kimia disarankan jauh dari permesinan seperti genset.
3) Penempatan cairan kimia disarankan jauh dari instalasi listrik

90
4) Penempatan gas LPG disarankan jauh dari instalasi listrik.
9. Bidang Kelembagaan dan Keahlian
1) Melakukan evaluasi secara menyeluruh mengenai cara kerja, proses dan lingkungan
kerja. Lalu menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.
2) Melakukan evaluasi menyeluruh, mengenai potensi sumber bahaya dan melakukan
tindak lanjut
3) Menambah jumlah ahli K3 jika memungkinkan sehingga membantu proses penerapan
K3 di tempat kerja
10. Bidang Penerapan SMK3
1) Meletakkan APAR sesuai regulasi minimal 15 cm - 125 cm dari lantai
2) Memberikan label nama bahan kimia yang tidak teridentifikasi dan menyediakan
lokasi khusu bahan kimia
3) Meletakkan tabung gas di tempat penyimpanan tabung gas
4) Memberikan cover pada sambungan antar kabel
5) Pengukuran kebisingan area IPAL, memberikan peredam pada pompa dan
menggunakan APD earplug/ear muff
6) Ruang klinik hanya untuk klinik saja.
7) Mengganti lambang kotak P3K sesuai regulasi (warna hijau) & menambahkan
checklist isi kotak P3K & pelaksanaan inspeksi kotak P3K
8) Mereposisi kabel yang melintang keposisi lebih aman
9) Memberikan pelindung pada ujung kabel serta memindahkan semua barang rawan
terbakar agar jauh dari panel listrik yang berpotensi bahaya api.
10) Memasang rambu SWL pada pintu lift barang disertai rambu larangan masuk bagi
karyawan yang tidak berkepentingan
11) PIC P3K sudah sebaiknya dilatih oleh Kemnaker terkait P3K dan memiliki sertifikasi
P3K agar dapat menangani pertolongan pertama dengan baik dan benar.
12) Memasang rambu untuk menandakan bahwa panel dialiri listrik daya tinggi dan hanya
boleh diakses oleh personil yang berwenang saja.
13) Membuat sistem SMK3 sampai setidaknya memenuhi semua kriteria tahapan awal
terlebih dahulu. Bisa meminta bantuan ke disnaker dalam penyusunan sistemnya agar
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012.
14) Meletakkan barang mudah terbakar dalam kantor tidak berdekatan dengan outlet listrik
yang berpotensi bahaya api.

91
DAFTAR PUSTAKA

UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


UU Uap 1930 Tentang Verordening Stoom 
Kumpulan Modul Pembinaan Calon Ahli K3 Umum
Permenaker No 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga Dan Produksi
Permenaker No 8 Tahun 2020 Tentang Pesawat Angkat Dan Angkut
Permenaker No. PER. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja pada konstruksi
bangunan

SKB. Menaker dan Menteri PU No. 174/MEN/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 pada
Kegiatan Konstruksi

Kerdirjen Binawas No. Kep. 20/BW/2004 tentang Kompetensi Personil K3 Konstruksi Bangunan.
Permenaker No. Per.12/MEN/2015 tentang K3 Listrik
Permenaker No. Per. 33/MEN/2015 Perubahan atas Permenaker No. 12/MEN/2015 tentang K3
Listrik
Permenaker No. 02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir
Permenaker No. 31/MEN/2015 tentang Perubahan atas Permenaker No. Per. 02/MEN/1989
tentang Instalasi Penyalur Petir
Permenaker No. Per. 06/MEN/2017 K3 Elevator dan Eskalator
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. : Kep. 311/BW/2002 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Teknisi Listrik
Kep. Dirjen Binwasker No. 89 Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Spesialis Listrik.
Permenaker No. Per. 04/MEN/1980 tentang Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
Permenaker No. Per. 02/MEN/1983 tentang Instalasi Alat Alarm Kebakaran Automatik
Permenaker No. Per. 02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir
Kepmenakertrans No. Kep. 186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
Instruksi Menaker No. Ins. 11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan
Kebakaran.
Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
Permenkes no. 48 tahun 2016
Permen PUPR No.14 Tahun 2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung .
Permenkes No.56 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan penyakit akibat kerja
Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi No.SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin
Dan Ruang Tempat Makan.
UU No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 Mengenai Hygiene Dalam
Perniagaan dan Kantor-Kantor pasal 7
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja
Permenakertrans No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
Permenaker No. 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja
Permanakertrans No. 8 tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri
Permenaker No. 9 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan
Ketinggian Dokuman Pengendalian Potensi Bahaya Besar Dan Menengah
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1987 tentang P2K3
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Ahli K3
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan SMK3
SE Mennaker No. SE 01/Men/1979 Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
Kep Dirjen binwasnaker Nomor : Kep 84/Ppk/X/2012 Tentang Tata Cara Penyusunan

93
94

Anda mungkin juga menyukai