Disusun oleh :
Muhammad Iqbal
N1A118111
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisa
Kebutuhan Dan Design Sistem Pencegahan Dan Proteksi Kebakaran Pada Industri Kimia Pt
Asahimas Chemical”. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dan makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Investigasi Kecelakaan. Alhamdulillah dengan izin Allah penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dan hal itu tak lepas dari bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu.
Makalah ini sangat diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyatakan
dari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi tata bahasa
maupun susunan pada kalimatnya. Oleh karena itu, penulis akan sangat menerima segala
saran dan kritikan yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………. 2
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan kerja saat ini menjadi kewajiban dan kebutuhan perusahaan dalam
segala bentuk kegiatan pekerjaan. Keselamatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat melindungi karyawannya dari kecelakaan kerja. Karyawan pada bagian
produksi atau karyawan yang bekerja di lapangan selalu berinteraksi dengan alat-alat
penunjang (mesin, bahan kimia, dan peralatan lainnya) sehingga diperlukan manajemen
yang baik tentang keselamatan kerja karyawan. UU NO 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja genap berusia 45 tahun, namun pelaksanaan UU tersebut masih belum
diterapkan secara maksimal. Angka kecelakaan kerja terjadi dibeberapa sektor usaha
masih tinggi. Data dari BPJS ketenagakerjaan akhir tahun 2015 menunjukkan telah terjadi
kecelakaan kerja sejumlah 105.182 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.375
orang (Dhakiri, 2016).
Produktivitas pekerja yang tinggi sangat diharapkan oleh pihak perusahaan karena hal
tersebut berpengaruh dan dibutuhkan dalam menjaga kelancaran proses produksi di
perusahaan. Dengan itu, perlu diterapkan keselamatan kerja di tempat kerja yang
menjamin hak pekerja untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan kerjanya.
Perlindungan keselamatan kerja para pekerja akan meningkatkan produktivitas dan
selanjutnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena kelancaran proses
produksinya.
Berpedoman kepada Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan
Kerja dan Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, dalam hal
ini perusahaan juga harus menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja. Melihat
keselamatan kerja sangat diperlukan dalam perusahaan maka perusahaan menciptakan
iklim keselamatan kerja yang bisa membantu karyawan untuk memberikan contoh tata
cara pelaksanaan kerja yang aman, perusahaan juga menyediakan peralatan keselamatan
dalam jumlah yang cukup, menyediakan informasi keselamatan, memberikan program
keselamatan kerja yang jelas yang bisa mengurangi kecelakaan kerja. Selain iklim
keselamatan, komunikasi juga diperlukan dalam menjaga keselamatan kerja karena
komunikasi mempengaruhi perilaku keselamatan kerja (Liao, Jiang, Liu & Chen, 2014).
Untuk mendukung program keselamatan kerja dibutuhkan komunikasi yang baik dalam
mensosialisasikan keselamatan kepada para karyawan. Dengan adanya komunikasi akan
4
memudahkan karyawan dalam menjaga keselamatan kerja dengan memperhatikan tanda-
tanda dan simbol- simbol yang sudah ada, dan tersedianya saluran komunikasi untuk
menanyakan langsung masalah keselamatan kerja dan manajemen perusahaan juga
bersikap terbuka dalam menangani isu- isu keselamatan kerja. Menurut Chen (2012)
perilaku keselamatan memberikan pengaruh positif terhadap keselamatan kerja. Karena
dengan adanya perilaku keselamatan maka karyawan akan mengikuti aturan keselamatan
yang diperlukan, mendorong orang lain untuk berperilaku aman dan menjaga agar daerah
kerjanya bersih.
PT. Asahimas Chemical (PT. ASC) adalah perusahaan Penanaman Modal Asing
(PMA) yang memproduksi beberapa jenis bahan kimia dasar untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan industri nasional agar dapat mengurangi ketergantungan pada produk
impor. PT ASC didirikan pada tanggal 8 September 1986 dengan nilaiinvestasi awal
sebesar US $ 200 juta dengan lahan seluas 24 hektar. PT. ASC diresmikan oleh presiden
Soeharto pada tanggal 26 Agustus 1989. Sejak itu PT. ASC secara bertahap telah
melakukan pengembangan beberapa kali yang menjadikan kapasitas produksinya berlipat
ganda dan meningkatkan nilai investasinya sampai sebesar US $ 535 juta dengan luas
lahan menjadi lebih dari 90 hektar. Saat ini PT ASC adalah pabrik Chlor Alkali-Vinyl
Chloride terpadu terbesar di Asia Tenggara.
PT ASC beroperasi selama 24 jam sehari dengan mempekerjakan lebih dari seribu
orang karyawan yang mayoritas berasal dari lingkungan sekitar perusahaan, termasuk dari
daerah Cilegon dan Serang, Banten. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya mewujudkan
kepedulian sosial terhadap lingkungan masyarakat secara terus menerus, di samping
menjalankan program padat karya, pembangunan puskesmas, pemberian beasiswa bagi
siswa berprestasi, dan menyediakan kesempatan berusaha bagi pengusaha kecil, dll. Di
bidang mutu PT. ASC telah meraih sertifikat ISO 9001, sedangkan di bidang lingkungan
PT. ASC telah meraih sertifikat ISO 14001, dan di bidang keselamatan dan kesehatan
kerja PT. ASC juga telah meraihsertifikat OHSAS 18001 serta menerapkan Sistem
Manajemen K3 (SMK3). Semua pencapaian ini membuktikan komitmen PT. ASC
terhadap kualitas produknya demi meningkatkan kepuasan pelanggan, pelestarian
lingkungan hidup demi terjaganya kualitas lingkungan di masa depan serta terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan dan orang lain yang bekerja untuk dan atas
nama PT. ASC.
1.3 Tujuan
a. Mengetahui klasifikasi bahan berbahaya pada industry kimia pt. asahimas chemical
b. Mengetahui system manajemen kebakaran pada industry kimia pt, asahimas chemical
c. Mengethaui program program proteksi dan pencegahan kebaaran pada industry kimia
pt. asahimas chemical
d. Mengetahui program manajemen bahan kimia pada industry kima pt. asahimas
chemical
1.4 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Hasil kajian dalam makalah ini dibuat sebagai landasan media pembelajaran
terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang membahas mengenai Kebutuhan
Dan Design Sistem Pencegahan Dan Proteksi Kebakaran Pada Industri Kimia Pt
Asahimas Chemical. Namun dalam kelanjutan materi diperlukan perkembangan lebih
lanjut pada kajian ilmu terkait agar dapat menambah khasanah pengetahuan ilmiah,
sehingga semakin luas wawasan yang didapat oleh para pembaca dan penulis pada
khususnya.
b. Manfaat Praktis
Bagi dosen, sebagai referensi sumber bahan kajian yang perlu diulas lebih
dalam rangka meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan terkait Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) terutama mengenai Kebutuhan Dan Design Sistem
Pencegahan Dan Proteksi Kebakaran Pada Industri Kimia Pt Asahimas Chemical.
6
Bagi institusi, menambah khazanah keilmuan di bidang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) terkait Kebutuhan Dan Design Sistem Pencegahan Dan
Proteksi Kebakaran Pada Industri Kimia Pt Asahimas Chemical.
BAB II
PEMBAHASAN
7
- Kategori D adalah kebakaran pada benda-benda logam, seperti magnesium,
alumunium, natrium. Menurut NFPA Kebakaran dibedakan menjadi 6 kelas, yaitu
Kelas A kebakaran kertas kain, plastik dan kayu.
Kelas B kebakaran metana, amoniak dan solar.
Kelas C kebakaran arus pendek.
Kelas D kebakaran alumunium, tembaga, besi dan baja.
Kelas E kebakaran bahan-bahan radioaktif.
Kelas K kebakaran lemak dan minyak masak
Beberapa bahan kimia dasar yang diproduksi di pt asahimas chemical seperti :
a. Caustic soda (NaOH),
b. Ethylene Dichloride (EDC),
c. Vinyl Chloride Monomer (VCM),
d. Polyvinyl Chloride (PVC),
e. Hydrochloride Acid (HCI), dan
f. Sodium Hypochlorite (NaClO).
Produk-produk ini merupakan bahan baku penting bagi sejumlah sektor industri di
Indonesia.
Jadi beberapa bahan kimia tersebut yang dihasilkan oleh pt. asahimas
chemical Sebagian besar berbahan dasar padat dan cair sehingga dapat diklasifikasikan
dalam klasifikasi bahan bakar jenis A.
Media air
Digunakan sebagai media pemadaman kebakaran telah digunakan dari zaman dahulu
sampai sekarang, konsep pemadaman media ini adalah mengambil panas dan sangat
8
tepat untuk memadamkan bahan padat (kelas A) karena air dapat menembus sampai
bagian dalam.
Busa
Terdapat 2 macam busa yaitu busa kimia dan busa mekanik, busa kimia terbuat dari
gelembung yang berisi antara lain zat arang dan karbon dioksida sedangkan busa
mekanik dibuat dari campuran zat arang dan udara. Konsep pemadaman media ini
adalah dengan menutupi (membuat selimut busa diatas bahan yang terbakar sehingga
kontak dengan oksigen terputus), melemahkan (mencegah penguapan cairan yang
mudah terbakar) dan mendinginkan (menyerap kolori cairan yang mudah terbakar
sehingga suhunya turun). Efektif untuk memadamkan tipe kebakaran B.
Karbon dioksida
Media pemadam api karbon dioksida didalam tabung harus dalam keadaan fase cair
bertekanan tinggi. Dapat juga digunakan sebagai alat pemadam otomatis. Salah satu
kelemahan media ini bahwa tidak dapat mencegah terjadinya kebakaran kembali
setelah api padam. Hal ini disebabkan karbon dioksida tersebut tidak dapat mengikat
oksigen secara terus menerus tetapi hanya dapat mengikat oksigen sebanding dengan
jumlah karbon dioksida yang tersedia, sedang supply oksigen di sekitar tempat
kebakaran terus berlangsung. Baik digunakan untuk tipe kebakaran B dan C.
Halon
Bahan media Halon biasanya terdiri dari unsur-unsur kimia seperti chlorine, flourine,
bromide dan iodine. Efektif untuk menanggulangi kebakaran jenis cairan yang mudah
terbakar dan peralatan listrik bertegangan (kebakaran kelas B dan C).
Sprinkler
Sistem sprinkler pipa basah merupakan jaringan pipa yang berisi air dengan tekanan
tertentu. Jika terjadi kebakaran, maka sprinkler akan meleleh dan terbuka sehingga air
langsung memancar. Dengan demikian, sistem ini hanya bekerja di area yang terbakar
9
dan tidak di ruangan lainnya selama ujung sprinkler masih tertutup.
Kepala sprinkler dilengkapi dengan gelas kaca berisi cairan yang akan memuai dan
memecahkan kaca pada suhu tertentu.
Sistem sprinkler pipa kering, sprinkler ini pada jalur pipa tidak berisi air, air akan
mengalir dengan membuka katup pengalir yang terpasang di pipa induk atau pia
jaringannya. Dengan demikian, jika terjadi kebakaran, maka seluruh sprinkler yang
ada dalam satu jaringan akan langsung menyembur.
Hydrant
10
pengujian, dan pemeliharaan dilakukan, prosedur perencanaan dan gangguan yang
tepat diikuti untuk meminimalkan jumlah sistem waktu yang tidak berfungsi, dan
memiliki cara untuk segera mengembalikan sistem ke layanan jika terjadi keadaan
darurat selama prosedur ini. Koordinasi dengan tim tanggap darurat in-house, serta
pengawasan ketat dari kontraktor luar yang melakukan layanan ini, sangat penting
untuk meminimalkan bahaya yang terlibat dan mengurangi risiko ke fasilitas.
11
belum diselesaikan; dan pelatihan. C. Amati karyawan atau kontraktor yang
melakukan aktivitas ITM.
Melakukan inspeksi katup kontrol dan aktivitas pengujian untuk sistem proteksi
kebakaran otomatis dan manual sesuai dengan Tabel
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
Media air
Busa
Karbon dioksida
Halon
Sprinkler
Hydrant
dengan beberapa program manajemen dan proteksi yang dilakukan antara lain
pemeliharaan, pengujian, indspeksi, dll.
3.2 saran
a. Perlu adanya upaya analisa yang baik di tempat kerja, sehingga dapat dilakukan upaya
pengendalian sesuai dengan risiko kesehatan yang ada.
b. Upaya pengendalian sangat penting untuk dilakukan berdasarkan analisis agar tercipta
lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi pekerja
c. Perlu adanya peningkatan kapasitas bagi pekerja baik melalui pelatihan ataupun
penyuluhan untuk memahami terkait risiko paparan bahaya di tempat kerja, sehingga
muncul kewaspadaan untuk selalu menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja
14
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Syaifudin. 2015. Studi Analisis Penanggulangan Kebakaran di RSUD Dr. M. Ashari
Pemalang. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Iswara, Ifan. 2011. Analisis Risiko Kebakaran di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre
Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Lestari Fatma, et al. Keselamatan Kebakaran (fire Safety), Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
DS 2-81 Fire Protection Systems Inspections, Testing and Maintenance (Data Sheet)
(ifrf.or.id)
15