Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya,
K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, K3 Listrik, K3 Konstruksi Dan Kebakaran,
Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas segala rakhmat dan karunia Nya
sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan
hasil kunjungan lapangan pada PT. Adi Satria Abadi yang menjadi salah satu syarat kelulusan
dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan
laporan, penyusun telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, kami
menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada:
1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin untuk melakukan
kegiatan kunjungan kerja lapangan dan wawancara langsung.
3. Seluruh Pemateri Disnaker Yogyakarta yang telah memberikan materi dan ilmu serta
pengalamnya kepada kami sebagai peserta Calon Ahli K3 Umum.
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Calon Ahli K3 Umum Online Training angkatan Ke-2
tahun 2020 yang telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik dikelas maupun Online.
Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang sangat singkat sehingga
apabila masih banyak kekurangan saya memohon maaf. Saya berharap semoga laporan ini dapat
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelatihan dan dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan. Terima kasih.
Arif Pribadi K
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3. Ruang Lingkup
4. Dasar Hukum
BAB II PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Tempat Kerja Perusahaan
D. Temuan-Temuan di Lapangan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
5. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) saat ini telah menjadi perhatian di kalangan
pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat
terkait dengan kinerja karyawan dan perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit terjadinya kecelakaan kerja ditempat kerja. Maka dari itu sangat penting bagi
sebuah perusahaan untuk menyediakan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja.
Kesehatan kerja merupakan hal penting yang perlu di perhatikan oleh pihak perusahaan.
Kesehatan kerja berkaitan pada bahan-baha yang digunakan ditempat kerja meliputi material alat
dan bahan pengolahan. Bahan yang digunakan dapat membahayakan kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia, makhluk lain dan lingkungan hidup lainnya. Karena sifat-sifatnya
itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya memerlukan penangan bersifat khusus.b
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini
ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah faktor
pentin bagi kegiatan
g
perusahaan karena perusahaan tidak mungkin bisa lepas dari yang namanya tenaga kerja.
Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia didunia internasional
masih sangat rendah. Indonesia akan sulit mengalami pasar global karena mengalami ketidak
efesienan pemanfaatan tenaga kerja.
Kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu di
samping perhatian perusahaan pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui perundang-
undangan dan peraturan-peraturan terkait yang sudah dikelurakan oleh pemerintah.
Laporan kunjungan praktik kerja lapangan (PKL) ini saya buat menjadi salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat Ahli Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Umum
yang diadakan oleh PT. Safety First indonesia bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja
dan Transmigasi. Namun dikarenakan adanya wabah virus covid 19 dan harus mengikuti
Protokol Kesehatan dari Pemerintah kami hanya melakukan observasi dari jarak jauh.
Dilatar belakangi oleh hal tersebut diatas, maka pada tanggal 23 Juli 2020 kami
melakukan video observasi serta interview dengan narasumber dari Perusahaan PT. Adi Satria
Abadi sebagai bahan Praktek Kerja Lapangan.
1. Untuk mempraktikan teori yang telah didapat selama kegiatan pembinaan dikelas.
7. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari laporan ini dibuat adalah untuk mengetahui bidang keselamatan dan
kesehatan kerja dilingkungan kerja dan bahan kimia berbahaya, K3 mekanik, pesawat uap, bejana
tekan, K3 listrik, konstruksi dan kebakaran, kelembagaan keahlian dan sistim managemen
keselamatan dan kesehatan kerja (smk3) di PT. Adi Satria Abadi.
8. Dasar Hukum
Dasar Hukum Kesehatan Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per- 01/Men/1979
Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bagi Tenaga Paramedis perusahaan.
5. Dasar Hukum
d. Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan dan Bahan Kimia
Berbahaya.
1. Undang-Undang No 3. Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO 120
Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang-Undang No 13. Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
4. Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
5. Permenaker RI No. Per-03/MEN/1985 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes.
6. Permenaker RI No. Per-03/MEN/1986 Tentang Syarat-Syarat Keselamatan dan
Kesehatan di Tempat Kerja yang Mengelola Pestisida.
7. Kepmenaker No. Kep 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia dalam
Tempat Kerja.
8. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 23/MIND/PER/4/2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87/M-
IND/PER/9/2009 Tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi Dan Label Pada
Bahan Kimia.
9. Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 Tentang Alat
Pelindung Diri.
10. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
Beracun.
11. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE.01/MEN/1979 Tentang
pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan.
12. Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No. 01 Tahun 2011 Tentang Juknis Pelaksanaan
Pembinaan Terhadap Ahli, Teknisi dan Petugas Lingkungan Kerja dan Bahan
Berbahaya.
3. Permenaker No. 09 Tahun 2010 Tentang Operator Pesawat Angkat dan angkut.
2. Permenaker No.37 Tahun 2016 Tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun.
h. Dasar Hukum K3 listrik
3. Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan menteri tenaga
kerja No.Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir.
4. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
KEP.174/MEN/86, No. KEP. 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
1. Kepnaker no. 186 thn 1999 Tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
5. Instruksi Menteri Tentang Tenaga Kerja No.11 Tahun 1997 Tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
BAB II
PERUSAHAAN
PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan manufaktur yang didirikan pada tahun 1994,
perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kulit yang digunakan
untuk memproduksi sarung tangan golf. Diolah dari kulit mentah hinga menjadi kulit yang siap
untuk dijadikan sarung tangan. Adapun bahan baku yang digunakan adalah kulit domba dan
kambing yang sudah dihilangkan bulunya dan sudah dalam keadaan diasamkan. Bahan utama
yang digunakan dalam proses pembuatan sarung tangan golf adalah kulit dan bahan pembantu
seperti benang, karet, pita, lekra, velcro, kancing, dan logo. Ada beberapa proses yang dilalui
dalam pembuatan sarung tangan golf ini yaitu: persiapan bahan, pemotongan press, persiapan
produksi, proses jahit, finishing dan packing. Proses produksi sehari satu kelompok dapat
menghasilkan 600-700 pasang sarung tangan golf.
PT. Adi Satria Abadi mempunyai dua lokasi pabrik untuk produksinya. Bagian
perusahaan yang mengelola kulit lembaran berlokasi di Desa Bayakan, Kelurahan Siti Mulyo,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Bagian perusahaan yang menangani
pembuatan sarung tangan berlokasi di Jalan Adisucipto, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
PT. Adi Satria Abadi memiliki 214 karyawan dengan rincian 209 karyawan tetap dan 5
karyawan kontrak, 178 karyawan Laki-laki dan 36 karyawan perempuan. Setiap harinya
kariawan di PT. Adi Satria Abadi diberikan minum susu oleh pihak managemen. Pada
perusahaan telah membentuk Serikat Pekerja. Serta dimana seluruh karyawan PT. Adi Satria
Abadi telah diikut sertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
PT. Adi Satria Abadi memiliki visi dan misi perusahaan, ialah sebagai berikut:
1. Visi
Dalam eksistensi di dunia industri PT. Adi Satria Abadi memiliki sebuah visi yaitu
“Mendirikan Perusahaan Kecil Tapi Sehat”.
8
2. Misi
Adapun misi dari PT. Adi Satria Abadi dalam proses pengembangan perusahaan yaitu:
PT. Adi Satria Abadi juga miliki kebijakan K3 perusahan sebagai berikut : PT. Adi Satria
Abadi merupakan perusahaan yang menyediakan tempat kerja yang sehat, aman, dan nyaman
bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Keberhasilan
kebijakan ini merupakan tanggung jawab bersama dengan cara menjaga dan menjalankan
kebiasaan kerja yang baik dalam bidang K3.
Untuk itu manajemen berkomitmen :
1.Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang lain (mitra
kerja, kontraktor, pengunjung / tamu) di tempat kerja dan masyarakat sekitar).
PT. Adi Satria Abadi memiliki struktur organisasi yang terperinci. PT Adi Satria Abadi
memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur yang kemudian dibawahnya terdapat
Asisten Direktur. Keduanya memiliki peran yang berbeda dan tanggungjawab yang berbeda.
Direktur PT. Adi Satria Abadi memiliki tanggungjawab penuh terhadap kedua pabrik dengan
lokasi kantor berada di bagian kulit, sedangkan Asisten Direktur memiliki tanggung jawab penuh
terhadap pembuatan sarung tangan serta kerjasama terhadap pihak asing.
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Adi Satria Abadi.
Dalam proses produksi PT. Adi Satria Abadi terbagi menjadi dua proses yaitu produksi
basah dan produksi kering. Produksi dimulai dari pengolahan bahan baku berupa kulit domba
dan kambing sekitar 1000 sampai 2000 lembar yang didapat dari bahan baku lokal maupun
ekspor, berikut tahapan proses produksinya :
1. Penghilangan sisa lemak.
2. Tanning pencampuran air dengan berbagai bahan kimia sesuai resep perusahaan
dalam waktu 2 ½ hari.
3. Gudang seleksi pengecekan kualitas yang akan disesuaikan dengan grade di
perusahaan.
4. Shaving menyamakan ketebalan kulit sebesar 0,55 mm.
5. Dying proses pewarnaan pada kulit.
6. Setter pengurangan kadar air dengan cara dipress.
7. Pengeringan kulit dikeringkan secara manual atau dengan bantuan blower.
8. Milling proses pelemasan pada kulit agar kulit yang sudah dikeringkan tidak kaku.
9. Staking melenturkan dan membersihkan kulit.
10. Poolish proses pewarnaan pada bagian dalam kulit agar terlihat mengkilap.
11. Togle pembentangan kulit untuk mendapatkan luas optimal
12. Pengovenan dioven dengan suhu 60C dalam waktu 5 menit agar kulit tidak
mengkerut.
13. Finishing meliputi pengukuran, pelabelan, pengecekan ulang, packing.
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan
terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Adi Satria Abadi yaitu:
1. Terjepit
Pemakaian mesin-mesin produksi , serta cara kerja dan sikap kerja yang kurang
sesuai , sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya. angka kecelakaan kerja
yang sering terjadi adalah terjepit. kecelakaan ini biasanya terjadi pada proses
shaving yaitu terjepit mesin shaving yang mungkin terjadi kulit terlalu licin, tebal.
2. Terjatuh
Potensi bahaya terjatuh sering kali di temukan di tempat kerja . Potensi bahaya
ini terjadi karena adanya tangga yang tidak ada pengaman atau hanya ada satu
pegangan saja dan bahkan tidak ada pegangan, hai ini sering kali tidak di perhatikan
oleh tenaga kerja sehingga berpotensi menimbulkan bahaya terjatuh.
3. Peledakan
Sumber bahaya peledakan yang ada di PT. Adi Satria Abadi di sebabkan dari
penggunaan dan pemakaian bahan-bahan dasar kimia seperti : tabung gas oksigen,
formalin, dll. Yang dapat meledak pada konsentrasi dan tekanan tertentu.
4. Tertimpa Kulit
Kulit-kulit yang di taruh di atas dapat jatuh apabila penempatannya tidak sesuai
sehingga dapat mengenai tenaga kerja yang sedang bekerja di bawahnya,dan juga
pada saat kulit yang baru datang yang masih berada di atas truk saat akan di turunkan
secara estafet sehingga apabila yang berada di bawah belum siap menerima kulit dari
atas dapat tertimpa kulit dengan jumlah kulit yang sangat banyak bahakan berkilo-
kilo. Terutama pada pickle.
5. Terpeleset
Tempat kerja yang sangat becek dan tergenang air dapat menimbulkan bahaya
terpeleset khususnya pada proses piclke dan dyeing.
Faktor bahaya bahaya lainnya karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang
mengganggu kesehatan di tempat kerja PT. Adi Satria Abadi, identifikasi bahaya yang dilakukan
diseluruh area PT. Adi Satria Abadi yaitu:
1. Faktor Fisik 4. Faktor Fisika
2. Faktor Ergonomi 5. Faktor Kimia
3. Faktor Biologi 6. Faktor Psychologi
7. Faktor Biologi
D. Temuan-Temuan di Lapangan
Berdasarkan hasil video observasi yang diamati pada PT. Adi Satria Abadi, didapat 2
jenis temuan pada perusahaan tersebut. Temuan pertama yaitu temuan positif dan temuan kedua
yaitu temuann negatif.
a. Temuan Positif
b. Temuan Negatif
1. Temuan Positif
a) Perusahaan memiliki 1 unit forklift dan 1 operator memiliki SIO forklift
2. Temuan Negatif
1. Temuan Positif
a) Telah terdapat name plate pada bejana tekan
b) Name plat tangki timbun
2. Temuan Negatif
b) belum ada dilakukan pemeliharaan, bagian dalam berpotensi meledak jika
ternyata ada cacat di bagian dalam
BAB III
ANALISA & PEMECAHAN MASALAH
1. Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya:
Analisa Temuan Positif Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya
Dampak/
NO. Foto lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
Undang-undang No.1 tahun 1970 pasal 14.
Perusahaan
telah Pengurus diwajibkan memasang dalam tempat kerja yang
Seluruh memasang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
1. Kantor HSE lingkungan
kerja safety sign in diwajibkan dan semua bahan pembina lainnya, pada tempat-
disetiap tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
15
PermenKes NO. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat
syarat dan pengawasan kualitas airPasal 4 Ayat (1) Kegiatan
pengawasan kualitas air mencakup :
a. Pengamatan lapangan dan pengambilan contoh air
Mengurangi termasuk pada proses produksi dan distribusi.
Berfungsi untuk
pengecekan dampak dari b. Pemeriksaan contoh air
3. LAB
kualitas air pencemaran
limbah. c. Analisis hasil pemeriksaan
lingkungan
d. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang
timbul dalam hasil kegiatan a, b, dan c.
e. Kegiatan tindak nj t berupa pemantauan upaya
la u
an termasuk kegiatan
penanggunglangan / i penyuluhan
perba k
Mengawasi
pelaksanaan
Peraturan
Perusahaan perundang Permenaker No. PER.
02/MEN/1992 tentang tata cara penunjukkan kewajiban
4. Officer HSE telah memiliki
Undangan dan wewenang ahli keselamatan dan 2 ayat dan ayat (2)
office HSE huruf a
keselamatan
dan kesehatan
kerja
Membantu
pimpinan
perusahaan
menyusun
kebijaksanaa Permenaker No. Per- 04/MEN/1987 tentang panitia
Perusahaan Pembina keselamatan dan
telah memiliki n manajemen kesehatan kerja serta tata cara penunjukan ahli
5. Officer HSE keselamatan kerja pasal 2 ayat (1) dan
organisasi dan pedoman
P2K3 (2) huruf a
kerja dalam
rangka upaya
meningkatka
n
keselamatan
kerja
Memudahkan
pekerja apabila Undang- Undang o. 1 tahun 1970 Tentang
N
terjadi Keselamatan Kerja
Perusahaan PermenakertransNo.
PER.01/MEN//1980 Tentang
kebakaran
Setiap telah
6. Keselamatan dan Kesehatan kerja Pada Konstruksi
Ruangan memasang untuk
jalur evakuasi menyelamatka Bangunan.
n diri
Analisa Temuan Negatif Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya
Dampak /
No Foto Lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
Belum adanya Kurang Kepmenaker No 187 Tahun 1999, pasal 16 ayat (1)
Petugas Kimia telitinya b
PT. Adi atau Ahli K3 pemisahan Perusahaan yang dikategorikan mempunyai potensi
1 Wawancara Satria Kimia bahan kimiabahaya besar sebagaimana dimaksud pada pasal 15
Abadi berbahaya ayat (1) wajib :
b.Mempekerjakan Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya
1 (satu) orang;
Untuk Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Dokumen
memudahkan Nomor :KEP.187/MEN/1996 pasal 6.
LDKB yang pekerja Lembar data keselamatan bahan sebagaimana
belum dalam dikmaksud dalam pasal 4 dan label sebagaimana
menentukan dimaksud dalam pasal 5 diletakkan ditempat yang
tersedia di APD yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan pegawai
ruang harus pengawas ketenagakerjaan
Gudang digunakan
2 Wawancara produksi ketika
Kimia
yang bekerja
menggunakan
bahan kimia
berbahaya
2. Bidang Kesehatan Kerja
Analisa Temuan Positif Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3)
Dampak /
No Foto Lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
Perusahaan Mempermudah Permenaker No. 09 Tahun 2010 Bab II Pasal 5 Ayat 1
memiliki 1 dalam peroses Pasal 5 pesawat angkat angkut harus diopersikan oleh
unit forklift pengangkutan operator pesawat angkat angkut yang mempunyai
Ruang
1 bahan dan Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenisdan
Produksi dan 1
operator material ke kualifikasinya.
memiliki bagian
SIO forklift produksi.
Analisa Temuan Negatif Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3)
Dampak /
No Foto Lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
Petugas yang Permenaker No. 09 Tahun 2010 Bab II Pasal 5 Ayat 1
Terdapat
berkompeten Pasal 5 pesawat angkat angkut harus diopersikan oleh
3 orang
dapat operator pesawat angkat angkut yang mempunyai
operator
meminimalisir Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenisdan
Ruang forklift
1 Wawancara potensi kualifikasinya.
Produksi tidak
terjadinya
memiliki
kecelakaan
(SIO)
dan penyakit
akibat kerja
5. Bidang K3 Pesawat Uap Bejana Tekan Dan Tangki Timbun
Analisa Temuan Positif K3 Bejana Tekan
Dampak /
No Foto Lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
Permenaker No. 37Tahun 2016 Pasal 9 Ayat 1
Setiap Bejana Tekanan diberikan tanda pengenal
meliputi :
a) namapemilik;
b) nama dan nomor urut pabrikpembuat;
c) nama gas ataubahan yang diisikan beserta
simbol kimia;
Untuk d) berat kosong tanpa keran dantutup;
Telah mengetahui
Divisi e) tekanan pengisian (Po) yang diijinkankg/cm2;
1 Wawancara terdapat data lengkap
Produksi f) berat maksimum dari isinya untuk bejana berisi
name plate tentang bejana yang dikempa menjadi cair;
pada bejana tekan g) volumen air untuk untuk bejana berisi gas yang
tekan tersebut. dikempa;
h) nama bahan pengisi porous mass khusus untuk
bejana penyimpan gas yang berisi larutan
asetilen; dan
i) bulan dan tahun pengujian hidrostatik pertama
danberikutnya.
Permenaker No. 37Tahun 2016 Pasal 9 Ayat 1
Setiap Bejana Tekanan diberikan tanda pengenal
meliputi :
a) namapemilik;
Untuk b) nama dan nomor urut pabrikpembuat;
Area mengetahui c) nama gas ataubahan yang diisikan beserta
2 Bahan Name data lengkap simbol kimia;
Bakar Plat tentang tangki d) berat kosong tanpa keran dantutup;
timbun e) tekanan pengisian (Po) yang diijinkankg/cm2;
f) berat maksimum dari isinya untuk bejana berisi
yang dikempa menjadi cair;
g) volumen air untuk untuk bejana berisi gas yang
dikempa;
h) nama bahan pengisi porous mass khusus untuk
bejana penyimpan gas yang berisi larutan
asetilen; dan
i) bulan dan tahun pengujian hidrostatik pertama
danberikutnya.
Saran /
No Probability Pemaparan/P Konsekuens Rating
Rekome Dasar Hukum
Foto/Lokasi Potensi bahaya /Peluang emajanan i/Akibat Risiko ndasi
Permenaker no.37 tahun
2016 tentang K3 bejana
tekan dan tangki
belum ada timbun.Ayat 4 pemakaian
PENUTUP
2.2.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari video
observasi maupun interview dengan narasumber dari
pihak PT Adi Satria Abadi mengenai beberapa aspek
bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia
Berbahaya Perusahaan PT. Adi Satria Abadi:
sudah menerapkan pengelolaan limbah
menggunakan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) pada K3 lingkungan.
Perusahaan telah memiliki office HSE.
Perusahaan telah memiliki organisasi P2K3.
Perusahaan sudah memasang safety sign di
setiap ruang kerja. Perusahaan telah
memasang jalur evakuasi
2. Bidang Kesehatan Kerja PT. Adi satria Abadi
telah memiliki klinik untuk pekerja, serta
terdapat ventilasi udara di tempat kerja.
3. Bidang Kontruksi dan Kebakaran PT. Adi
satria Abadi menyediakan APAR sebanyak 22
unit, pengecekan APAR dilakukan oleh pihak
internal sebanyak 1 tahun sekali, bangunan
perusahaan sudah dilengkapi dengan
pencahayaan yang cukup.
4. Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim
Managemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (Smk3) perusahaan memiliki 1 unit
forklift dan 1 operator memiliki SIO forklift.
26
unit yang mengalami kerusakan sensor
2.2.2 Saran alarm atau emergency shutdown dan alat
1. K3 pengaman yang sudah tidak berfungsi
Mekanik
dengan melakukan perbaikan pada mesin
PT.
produksi tersebut.
Adi
Satria
Abadi
ini
sebaikn
ya
melaku
kan uji
riksa
pada
mesin
produk
si,
forklift,
dan
genset.
PT.
Adi
Satria
Abadi
harus
melaku
kan
sosialis
asi dan
penga
wasan
kepada
semua
27
2. Bejana Tekan
PT. Adi Satria Abadi harus melakukan sosialisasi dan pengawasan kepada unit
bejana tekan yang belum dilakukan riksa uji. Dan segera melakukan pengurusan
dokumen untuk dilakukannya uji riksa.
3. Tanki Timbun
PT. Adi Satria Abadi harus melakukan evaluasi kembali terhadap alat pengaman
kebakaran, menyediakan fasilitas pencegahan kebakaran pada area tanki timbun,
serta PT. Adi Satria Abadi perlu melakukan modifikasi atau penambahan
perlengkapan fasilitas alat yang dapat membaca leveling atau volume meter pada
tanki timbun. Dan adanya peninjauan kembali terhadap struktur tanki timbun
sehingga digantikan menjadi fondasi dengan konstruksi kuat untuk menahan beban
tangki timbun pada saat terisi penuh.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan,
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terdiri dari 18 Bab dan 193 pasal.
Pasal yang mengatur tentang SMK3
Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 Permenaker No. 05 Tahun
1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut. Permenaker No. 09 Tahun 2010 Tentang Operator
Pesawat Angkat dan angkut Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi.
Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan menteri tenaga kerja No.Per
02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir
Kepnaker no. 186 thn 1999 Tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
PERMENAKER NO PER/04/MEN/1980 Tentang cara pemasangan dan pemeliharaan APAR