Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN MANDIRI

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT. ADI SATRIA ABADI

Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya,
K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, K3 Listrik, K3 Konstruksi Dan Kebakaran,
Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM ANGKATAN KE 2

Disusun Oleh : Arif Pribadi K

PT. SAFETY FIRST INDONESIA

Yogyakarta, 23 Juli 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas segala rakhmat dan karunia Nya
sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan
hasil kunjungan lapangan pada PT. Adi Satria Abadi yang menjadi salah satu syarat kelulusan
dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan
laporan, penyusun telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, kami
menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada:

1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin untuk melakukan
kegiatan kunjungan kerja lapangan dan wawancara langsung.

2. Seluruh Staff di PT. SAFETY FIRST INDONESIA selaku penyelenggara pelatihan


Calon Ahli K3 Umum,yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk
menyelesaikan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan laporan.

3. Seluruh Pemateri Disnaker Yogyakarta yang telah memberikan materi dan ilmu serta
pengalamnya kepada kami sebagai peserta Calon Ahli K3 Umum.

4. Rekan-rekan peserta pelatihan Calon Ahli K3 Umum Online Training angkatan Ke-2
tahun 2020 yang telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik dikelas maupun Online.

Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang sangat singkat sehingga
apabila masih banyak kekurangan saya memohon maaf. Saya berharap semoga laporan ini dapat
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelatihan dan dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan. Terima kasih.

Yogyakarta, 23 Juli 2020

Arif Pribadi K
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Maksud dan Tujuan

3. Ruang Lingkup

4. Dasar Hukum

BAB II PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Tempat Kerja Perusahaan

B. Proses Produksi PT. Adi Satria Abadi

C. Potensi Bahaya di tempat kerja

D. Temuan-Temuan di Lapangan

BAB III ANALISA & PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

5. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) saat ini telah menjadi perhatian di kalangan
pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat
terkait dengan kinerja karyawan dan perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit terjadinya kecelakaan kerja ditempat kerja. Maka dari itu sangat penting bagi
sebuah perusahaan untuk menyediakan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja.

Kesehatan kerja merupakan hal penting yang perlu di perhatikan oleh pihak perusahaan.
Kesehatan kerja berkaitan pada bahan-baha yang digunakan ditempat kerja meliputi material alat
dan bahan pengolahan. Bahan yang digunakan dapat membahayakan kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia, makhluk lain dan lingkungan hidup lainnya. Karena sifat-sifatnya
itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya memerlukan penangan bersifat khusus.b
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini
ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah faktor
pentin bagi kegiatan
g
perusahaan karena perusahaan tidak mungkin bisa lepas dari yang namanya tenaga kerja.
Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia didunia internasional
masih sangat rendah. Indonesia akan sulit mengalami pasar global karena mengalami ketidak
efesienan pemanfaatan tenaga kerja.

Kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu di
samping perhatian perusahaan pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui perundang-
undangan dan peraturan-peraturan terkait yang sudah dikelurakan oleh pemerintah.
Laporan kunjungan praktik kerja lapangan (PKL) ini saya buat menjadi salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat Ahli Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Umum
yang diadakan oleh PT. Safety First indonesia bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja
dan Transmigasi. Namun dikarenakan adanya wabah virus covid 19 dan harus mengikuti
Protokol Kesehatan dari Pemerintah kami hanya melakukan observasi dari jarak jauh.

Dilatar belakangi oleh hal tersebut diatas, maka pada tanggal 23 Juli 2020 kami
melakukan video observasi serta interview dengan narasumber dari Perusahaan PT. Adi Satria
Abadi sebagai bahan Praktek Kerja Lapangan.

6. Maksud dan Tujuan:


Maksud dan Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :

1. Untuk mempraktikan teori yang telah didapat selama kegiatan pembinaan dikelas.

2. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan


khususnya di bidang keselamatan dan Kesehatan kerja di lingkungan kerja dan bahan
kimia berbahaya di PT. Adi Satria Abadi,

3. Calon peserta Ahli K3 Umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan


saran atau rekomendasi di PT. Adi Satria Abadi.
4. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi calon ahli K3 Umum.

7. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kerja praktek lapangan ini adalah :

Adapun ruang lingkup dari laporan ini dibuat adalah untuk mengetahui bidang keselamatan dan
kesehatan kerja dilingkungan kerja dan bahan kimia berbahaya, K3 mekanik, pesawat uap, bejana
tekan, K3 listrik, konstruksi dan kebakaran, kelembagaan keahlian dan sistim managemen
keselamatan dan kesehatan kerja (smk3) di PT. Adi Satria Abadi.

8. Dasar Hukum
Dasar Hukum Kesehatan Kerja

1. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

2. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Kerja

3. UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan


4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per- 01/Men/1976
Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bagi Dokter Perusahaan.

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per- 01/Men/1979
Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bagi Tenaga Paramedis perusahaan.

6. Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam


Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

7. Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat


Kerja.

8. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.

9. Permennakertrans No.Per.15/Men/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan di Tempat Kerja

5. Dasar Hukum

a. Kelembagaan dan Keahlian K3


1. Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.155 Tahun 1984 tentang Penyempurnaan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-125/MEN/1982,
tentang Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Wilayah dan Panitia Pembina
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Umum.
6. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 Tahun 2011
tentang Pelaksanaan Penunjujan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang selanjutnya disebut ahli K3.

c. Dasar Hukum Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


2. Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terdiri dari 18 Bab dan
193 pasal. Pasal yang mengatur tentang SMK3 pada pasal 87.
4. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan SMK3.

d. Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan dan Bahan Kimia
Berbahaya.
1. Undang-Undang No 3. Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO 120
Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang-Undang No 13. Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
4. Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
5. Permenaker RI No. Per-03/MEN/1985 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes.
6. Permenaker RI No. Per-03/MEN/1986 Tentang Syarat-Syarat Keselamatan dan
Kesehatan di Tempat Kerja yang Mengelola Pestisida.
7. Kepmenaker No. Kep 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia dalam
Tempat Kerja.
8. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 23/MIND/PER/4/2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87/M-
IND/PER/9/2009 Tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi Dan Label Pada
Bahan Kimia.
9. Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 Tentang Alat
Pelindung Diri.
10. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
Beracun.
11. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE.01/MEN/1979 Tentang
pengadaan Kantin dan Ruang Tempat Makan.
12. Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No. 01 Tahun 2011 Tentang Juknis Pelaksanaan
Pembinaan Terhadap Ahli, Teknisi dan Petugas Lingkungan Kerja dan Bahan
Berbahaya.

e. Dasar Hukum K3 Mekanik

1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

2. Permenaker No. 05 Tahun 1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut.

3. Permenaker No. 09 Tahun 2010 Tentang Operator Pesawat Angkat dan angkut.

4. Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.

f. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap

1. Peraturan Pemerintah Tahun 1930 Tentang Pesawat Uap.

2. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

3. Permenaker No. 01 Tahun 1988 Tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator


Pesawat Uap.

g. Dasar Hukum K3 Tangki Timbun dan Bejana Tekan

1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

2. Permenaker No.37 Tahun 2016 Tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun.
h. Dasar Hukum K3 listrik

1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

2. Permenaker No.Kep-12/MEN/2015 Tentang keselamatan kesehatan dan kesehatan


kerja listrik di tempat kerja

3. Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan menteri tenaga
kerja No.Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir.

4. Permenaker No.02/MEN/1989 tentang instalasi penyalur petir.

5. Kepmenakertrans No. Kep- 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional


Indonesia (SNI).

6. Kepdirjen No.Kep 47/PPK&K3/VIII/2015 tentangPembinaan Teknisi


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik.

7. Kepdirjen No.Kep 48/PPK&K3/VIII/2015 tentangPembinaan Teknisi


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik.

i. Dasar Hukum K3 Konstruksi

1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

2. Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2005 tentang bangunan Gedung Permenakertrans


No.PER 01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi
kerja.

3. Permenaker No.per 01/Men/1980 Tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada


kostruksi bangunan.

4. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
KEP.174/MEN/86, No. KEP. 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.

5. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.20 Tahun


2004 Tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Konstruksi Bangunan Kepdirjen No.Kep 20/DJPPK/VI/2004 Tentang Sertfikasi
Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi Bangunan.

i. Dasar Hukum K3 Kebakaran

1. Kepnaker no. 186 thn 1999 Tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.

2. PERMENAKER NO PER/04/MEN/1980 Tentang cara pemasangan dan


pemeliharaan APAR.

3. Permenaker NO.PER 02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.

4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.189 Tahun 1999 Tentang Unit


Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.

5. Instruksi Menteri Tentang Tenaga Kerja No.11 Tahun 1997 Tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
BAB II
PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja Perusahaan

PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan manufaktur yang didirikan pada tahun 1994,
perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kulit yang digunakan
untuk memproduksi sarung tangan golf. Diolah dari kulit mentah hinga menjadi kulit yang siap
untuk dijadikan sarung tangan. Adapun bahan baku yang digunakan adalah kulit domba dan
kambing yang sudah dihilangkan bulunya dan sudah dalam keadaan diasamkan. Bahan utama
yang digunakan dalam proses pembuatan sarung tangan golf adalah kulit dan bahan pembantu
seperti benang, karet, pita, lekra, velcro, kancing, dan logo. Ada beberapa proses yang dilalui
dalam pembuatan sarung tangan golf ini yaitu: persiapan bahan, pemotongan press, persiapan
produksi, proses jahit, finishing dan packing. Proses produksi sehari satu kelompok dapat
menghasilkan 600-700 pasang sarung tangan golf.

PT. Adi Satria Abadi mempunyai dua lokasi pabrik untuk produksinya. Bagian
perusahaan yang mengelola kulit lembaran berlokasi di Desa Bayakan, Kelurahan Siti Mulyo,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Bagian perusahaan yang menangani
pembuatan sarung tangan berlokasi di Jalan Adisucipto, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

PT. Adi Satria Abadi memiliki 214 karyawan dengan rincian 209 karyawan tetap dan 5
karyawan kontrak, 178 karyawan Laki-laki dan 36 karyawan perempuan. Setiap harinya
kariawan di PT. Adi Satria Abadi diberikan minum susu oleh pihak managemen. Pada
perusahaan telah membentuk Serikat Pekerja. Serta dimana seluruh karyawan PT. Adi Satria
Abadi telah diikut sertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

PT. Adi Satria Abadi memiliki visi dan misi perusahaan, ialah sebagai berikut:

1. Visi

Dalam eksistensi di dunia industri PT. Adi Satria Abadi memiliki sebuah visi yaitu
“Mendirikan Perusahaan Kecil Tapi Sehat”.

8
2. Misi
Adapun misi dari PT. Adi Satria Abadi dalam proses pengembangan perusahaan yaitu:

a. Mengembangkan kemampuan teknologi perkulitan

b. Menjaga kualitas dengan menggunakan motto “Kepuasan pelanggan adalah


budaya kami”
c. Menerapkan prinsip karyawan adalah partner kerja, bukan assetperusahaan. PT.

PT. Adi Satria Abadi juga miliki kebijakan K3 perusahan sebagai berikut : PT. Adi Satria
Abadi merupakan perusahaan yang menyediakan tempat kerja yang sehat, aman, dan nyaman
bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Keberhasilan
kebijakan ini merupakan tanggung jawab bersama dengan cara menjaga dan menjalankan
kebiasaan kerja yang baik dalam bidang K3.
Untuk itu manajemen berkomitmen :

1.Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang lain (mitra
kerja, kontraktor, pengunjung / tamu) di tempat kerja dan masyarakat sekitar).

2.Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang


berlaku dan
persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3.
3.Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen K3 untuk
meningkatkan budaya K3 di tempat kerja.

PT. Adi Satria Abadi memiliki struktur organisasi yang terperinci. PT Adi Satria Abadi
memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur yang kemudian dibawahnya terdapat
Asisten Direktur. Keduanya memiliki peran yang berbeda dan tanggungjawab yang berbeda.
Direktur PT. Adi Satria Abadi memiliki tanggungjawab penuh terhadap kedua pabrik dengan
lokasi kantor berada di bagian kulit, sedangkan Asisten Direktur memiliki tanggung jawab penuh
terhadap pembuatan sarung tangan serta kerjasama terhadap pihak asing.
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Adi Satria Abadi.

B. Proses Produksi PT. Adi Satria Abadi

Dalam proses produksi PT. Adi Satria Abadi terbagi menjadi dua proses yaitu produksi
basah dan produksi kering. Produksi dimulai dari pengolahan bahan baku berupa kulit domba
dan kambing sekitar 1000 sampai 2000 lembar yang didapat dari bahan baku lokal maupun
ekspor, berikut tahapan proses produksinya :
1. Penghilangan sisa lemak.
2. Tanning pencampuran air dengan berbagai bahan kimia sesuai resep perusahaan
dalam waktu 2 ½ hari.
3. Gudang seleksi pengecekan kualitas yang akan disesuaikan dengan grade di
perusahaan.
4. Shaving menyamakan ketebalan kulit sebesar 0,55 mm.
5. Dying proses pewarnaan pada kulit.
6. Setter pengurangan kadar air dengan cara dipress.
7. Pengeringan kulit dikeringkan secara manual atau dengan bantuan blower.
8. Milling proses pelemasan pada kulit agar kulit yang sudah dikeringkan tidak kaku.
9. Staking melenturkan dan membersihkan kulit.
10. Poolish proses pewarnaan pada bagian dalam kulit agar terlihat mengkilap.
11. Togle pembentangan kulit untuk mendapatkan luas optimal
12. Pengovenan dioven dengan suhu 60C dalam waktu 5 menit agar kulit tidak
mengkerut.
13. Finishing meliputi pengukuran, pelabelan, pengecekan ulang, packing.

C. Potensi Bahaya di tempat kerja

Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan
terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Adi Satria Abadi yaitu:

1. Terjepit
Pemakaian mesin-mesin produksi , serta cara kerja dan sikap kerja yang kurang
sesuai , sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya. angka kecelakaan kerja
yang sering terjadi adalah terjepit. kecelakaan ini biasanya terjadi pada proses
shaving yaitu terjepit mesin shaving yang mungkin terjadi kulit terlalu licin, tebal.

2. Terjatuh
Potensi bahaya terjatuh sering kali di temukan di tempat kerja . Potensi bahaya
ini terjadi karena adanya tangga yang tidak ada pengaman atau hanya ada satu
pegangan saja dan bahkan tidak ada pegangan, hai ini sering kali tidak di perhatikan
oleh tenaga kerja sehingga berpotensi menimbulkan bahaya terjatuh.
3. Peledakan
Sumber bahaya peledakan yang ada di PT. Adi Satria Abadi di sebabkan dari
penggunaan dan pemakaian bahan-bahan dasar kimia seperti : tabung gas oksigen,
formalin, dll. Yang dapat meledak pada konsentrasi dan tekanan tertentu.
4. Tertimpa Kulit
Kulit-kulit yang di taruh di atas dapat jatuh apabila penempatannya tidak sesuai
sehingga dapat mengenai tenaga kerja yang sedang bekerja di bawahnya,dan juga
pada saat kulit yang baru datang yang masih berada di atas truk saat akan di turunkan
secara estafet sehingga apabila yang berada di bawah belum siap menerima kulit dari
atas dapat tertimpa kulit dengan jumlah kulit yang sangat banyak bahakan berkilo-
kilo. Terutama pada pickle.
5. Terpeleset
Tempat kerja yang sangat becek dan tergenang air dapat menimbulkan bahaya
terpeleset khususnya pada proses piclke dan dyeing.

Faktor bahaya bahaya lainnya karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang
mengganggu kesehatan di tempat kerja PT. Adi Satria Abadi, identifikasi bahaya yang dilakukan
diseluruh area PT. Adi Satria Abadi yaitu:
1. Faktor Fisik 4. Faktor Fisika
2. Faktor Ergonomi 5. Faktor Kimia
3. Faktor Biologi 6. Faktor Psychologi
7. Faktor Biologi

D. Temuan-Temuan di Lapangan
Berdasarkan hasil video observasi yang diamati pada PT. Adi Satria Abadi, didapat 2
jenis temuan pada perusahaan tersebut. Temuan pertama yaitu temuan positif dan temuan kedua
yaitu temuann negatif.

1. Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan


Kimia Berbahaya
a. Temuan Positif:
a) Perusahaan sudah menerapkan pengelolaan limbah menggunakan Instalasi
Pengolahan Air Bersih (IPAL) pada K3 lingkungan.
b) Perusahaan sudah menyediakan ruangan untuk penyimpanan bahan kimia
berbahaya.
c) Perusahaan sudah melakukan pelebelan pada bahan kimia berbahaya

d) Perusahaan telah memiliki office HSE

e) Perusahaan telah memiliki organisasi P2K3

f) Perusahaan sudah memasang safety sign di setiap ruang kerja

g) Perusahaan telah memasang jalur evakuasi


b. Temuan Negatif
a) Dokumen LDKB yang belum tersedia di ruang produksi yang menggunakan
bahan kimia berbahaya

b) Belum adanya Petugas Kimia atau Ahli K3 Kimia

c) Oli berserakan di lantai

2. Bidang Kesehatan Kerja

a. Temuan Positif

a) Perusahaan memiliki klinik untuk pekerja

b) Perusahaan telah memiliki westafel untuk cuci tangan

c) Terdapat ventilasi udara di tempat kerja

b. Temuan Negatif

a) Toliet/kamar mandi ada 18 unit namun belum terpisah antara laki-laki


dan perempuan

b) Tidak terdapat kantin di perusahaan

3. Bidang Kontruksi dan Kebakaran


a. Temuan Positif

a) Perusahaan sudah menyediakan APAR sebanyak 22 unit

b) Pengecekan APAR oleh pihak internal 1 tahun sekali

c) Bangunan perusahaan sudah dilengkapi dengan pencahayaan yang cukup.


b. Temuan Negatif
a) Kondisi bangunan terlihat keropos
4. Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (Smk3)

1. Temuan Positif
a) Perusahaan memiliki 1 unit forklift dan 1 operator memiliki SIO forklift
2. Temuan Negatif

a) Terdapat 3 orang operator forklift tidak memiliki (SIO)

5. Bidang K3 Pesawat Uap Bejana Tekan Dan Tangki Timbun

1. Temuan Positif
a) Telah terdapat name plate pada bejana tekan
b) Name plat tangki timbun
2. Temuan Negatif
b) belum ada dilakukan pemeliharaan, bagian dalam berpotensi meledak jika
ternyata ada cacat di bagian dalam
BAB III
ANALISA & PEMECAHAN MASALAH

1. Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya:

Analisa Temuan Positif Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya
Dampak/
NO. Foto lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
Undang-undang No.1 tahun 1970 pasal 14.
Perusahaan
telah Pengurus diwajibkan memasang dalam tempat kerja yang
Seluruh memasang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
1. Kantor HSE lingkungan
kerja safety sign in diwajibkan dan semua bahan pembina lainnya, pada tempat-
disetiap tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk

ruangan pegawai pengawas atau a li atan kerja


h keselam
UU no. 32 tahun 2009 Tentang perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pasal 20 ayat 3.
IPAL
Lingkungan Mengurangi Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke
kerja dampak
Tempat instalansi media lingkungan hidup dengan persyaratan: a. memenuhi
2.
pengolaha pengolahan air pencemaran baku mutu lingkungan hidup; dan b. mendapat izin dari
limbah lingkungan
n Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
limbah
kewenangannya.

15
PermenKes NO. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat
syarat dan pengawasan kualitas airPasal 4 Ayat (1) Kegiatan
pengawasan kualitas air mencakup :
a. Pengamatan lapangan dan pengambilan contoh air
Mengurangi termasuk pada proses produksi dan distribusi.
Berfungsi untuk
pengecekan dampak dari b. Pemeriksaan contoh air
3. LAB
kualitas air pencemaran
limbah. c. Analisis hasil pemeriksaan
lingkungan
d. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang
timbul dalam hasil kegiatan a, b, dan c.
e. Kegiatan tindak nj t berupa pemantauan upaya
la u
an termasuk kegiatan
penanggunglangan / i penyuluhan
perba k
Mengawasi
pelaksanaan
Peraturan
Perusahaan perundang Permenaker No. PER.
02/MEN/1992 tentang tata cara penunjukkan kewajiban
4. Officer HSE telah memiliki
Undangan dan wewenang ahli keselamatan dan 2 ayat dan ayat (2)
office HSE huruf a
keselamatan
dan kesehatan
kerja
Membantu
pimpinan
perusahaan
menyusun
kebijaksanaa Permenaker No. Per- 04/MEN/1987 tentang panitia
Perusahaan Pembina keselamatan dan
telah memiliki n manajemen kesehatan kerja serta tata cara penunjukan ahli
5. Officer HSE keselamatan kerja pasal 2 ayat (1) dan
organisasi dan pedoman
P2K3 (2) huruf a
kerja dalam
rangka upaya
meningkatka
n
keselamatan
kerja

Memudahkan
pekerja apabila Undang- Undang o. 1 tahun 1970 Tentang
N
terjadi Keselamatan Kerja
Perusahaan PermenakertransNo.
PER.01/MEN//1980 Tentang
kebakaran
Setiap telah
6. Keselamatan dan Kesehatan kerja Pada Konstruksi
Ruangan memasang untuk
jalur evakuasi menyelamatka Bangunan.
n diri
Analisa Temuan Negatif Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya
Dampak /
No Foto Lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
Belum adanya Kurang Kepmenaker No 187 Tahun 1999, pasal 16 ayat (1)
Petugas Kimia telitinya b
PT. Adi atau Ahli K3 pemisahan Perusahaan yang dikategorikan mempunyai potensi
1 Wawancara Satria Kimia bahan kimiabahaya besar sebagaimana dimaksud pada pasal 15
Abadi berbahaya ayat (1) wajib :
b.Mempekerjakan Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya
1 (satu) orang;
Untuk Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Dokumen
memudahkan Nomor :KEP.187/MEN/1996 pasal 6.
LDKB yang pekerja Lembar data keselamatan bahan sebagaimana
belum dalam dikmaksud dalam pasal 4 dan label sebagaimana
menentukan dimaksud dalam pasal 5 diletakkan ditempat yang
tersedia di APD yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan pegawai
ruang harus pengawas ketenagakerjaan
Gudang digunakan
2 Wawancara produksi ketika
Kimia
yang bekerja

menggunakan
bahan kimia
berbahaya
2. Bidang Kesehatan Kerja

Analisa Temuan Positif Bidang Kesehatan Kerja


Dampak /
No Foto Lokasi Temuan
Manfaat Dasar Hukum
Dapat Permenakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008
meningkatkan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di
Klinik kualitas tempat kerja pasal 9 ayat (1)
keselamatan Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K sebagai
PT. Adi Perusahaan
para pekerja mana dimaksud dalam pasal 8 ayat
memiliki
1 Satria (1) huruf a dalam hal:
klinik untuk
Menjadi tempat a. memperkerjakan pekerja atau buruh 100 orang
Abadi pekerja
dan fasilitas atau lebih
pengobatan dan b. mempekerjakan buruh kurang dari 100 orang
rehabilitatif untuk dengan potensi bahaya tinggi
karyawan
Sirkulasi udara Permenak er No. 5 Tahun 2018 Pasal 39 ayat (2)
Menjadi lebih 1.Kebutuhan atasudara yang bersih dan sehat
baik dalam sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (3)
Ruang
Terdapat tempat kerja huruf c harus dipenuhi pada setiap tempat kerja
Produksi
ventilasi 2.Pemenuhan kebutuhan udara di tempat kerja
2 PT. Adi
udara di sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakikan
Satria
tempat kerja melalui;
Abadi
a. KUDR
b.Ventilasi; dan
c.ruang udara
Analisa Temuan Negatif Bidang Kesehatan Kerja
Dampak /
No Foto Lokasi Temuan
Manfaat Dasar Hukum
Belum Pembuangan Permenaker No 5 Tahun 2018, pasal 34 ayat (3)
terpisahnya air kecil dan Ayat (3) penempatan toilet sebagaiana dimaksud ayat
Lingkunga toilet air besar (1) harus terpisah antara laki-laki, perempuan dan
n perempuan penyandang cacat, serta diberikan tanda yang jelas.
1. kerja dengan toilet
produksi laki-laki

Tidak Sebagai Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan


terdapat tempat Transmigrasi No. 01 Tahun 1979 ayat (2)
Kantin kantin istirahat Semua perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 200
2 Wawancara
Perusahaan perusahaan pekerja pada orang, supaya menyediakan ruang/tempat makan di
di PT. Adi saat jam perusahaanyang bersangkutan
Satria Abadi makan siang

3. Bidang Kontruksi dan Kebakaran

Analisa Temuan Positif Bidang Kontruksi dan Kebakaran


Dampak /
No Foto Lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
PERMENAK ER NO PER/04/ME N/1980
Membantu Tentang cara pemasangan dan pemeliharaan APAR
Perusahaan mengantisipasi pasal 2 ayat 2 poin c dan pasal 4 ayat 1
Lingkungan sudah terjadinya Pasal 2 ayat 2 : “Jenis alat pemadam api ringan
kerja PT. menyediakan kerugian besar terdiri:
1.
Adi Satria APAR akibat a. Jeniscairan(air)
Abadi sebanyak 22 kebakaran b. Jenisbusa
unit dalam skala c. Jenis tepung kering
kecil d. Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan
sebaginya.)”
Pasal 4 ayat 1 : “Setiap satu atau kelompok alat
pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi
yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi dengan pemebrian tanda
pemasangan”
Memastikan Permenaker No. Per.04/MEN/1980 Tentang syarat
Pengecekan
APAR siap pemasangan dan pemeliharaan APAR pasal 11 ayat 1
APAR oleh digunakan setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 kali
sewaktu- setahun yaitu:
pihak
2. Wawancara Office HSE waktu a. Pemeriksaan dalam jangka 6 bulan
internal 1 b. Pemeriksaan dalam 12 bulan
tahun sekali
Analisa Temuan Negatif Bidang Kontruksi dan Kebakaran
Potensi Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran
No Foto Dasar Hukum
bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko Rekomendasi
Kondisi Harus segera Kemenaker No.
bangunan diperbaiki Per.01/Men/1980 Tentang
terlihat demi Keselamatan Dan
berlubang menjaga Kesehatan Kerja Pada
dan keselamatan Konstruksi Bangunan
kropos kesehatan Pasal 8 Semua peralatan
berpotensi kerja (K3) sisi-sisi lantai yang
runtuh terbuka, lubang- lubang di
atau lantai yang terbuka, atap-
1. 5 8 40 450
roboh atap atau panggung yang
dapat dimasuki, sisi-sisi
tangga yang terbuka,
semua galian-galian dan
lubang-lubang yang
dianggap berbahaya harus
diberi pagar
atau tutup pengaman yang
kuat.
4. Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3)

Analisa Temuan Positif Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3)
Dampak /
No Foto Lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
Perusahaan Mempermudah Permenaker No. 09 Tahun 2010 Bab II Pasal 5 Ayat 1
memiliki 1 dalam peroses Pasal 5 pesawat angkat angkut harus diopersikan oleh
unit forklift pengangkutan operator pesawat angkat angkut yang mempunyai
Ruang
1 bahan dan Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenisdan
Produksi dan 1
operator material ke kualifikasinya.
memiliki bagian
SIO forklift produksi.

Analisa Temuan Negatif Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3)
Dampak /
No Foto Lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
Petugas yang Permenaker No. 09 Tahun 2010 Bab II Pasal 5 Ayat 1
Terdapat
berkompeten Pasal 5 pesawat angkat angkut harus diopersikan oleh
3 orang
dapat operator pesawat angkat angkut yang mempunyai
operator
meminimalisir Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenisdan
Ruang forklift
1 Wawancara potensi kualifikasinya.
Produksi tidak
terjadinya
memiliki
kecelakaan
(SIO)
dan penyakit
akibat kerja
5. Bidang K3 Pesawat Uap Bejana Tekan Dan Tangki Timbun
Analisa Temuan Positif K3 Bejana Tekan
Dampak /
No Foto Lokasi Temuan Dasar Hukum
Manfaat
Permenaker No. 37Tahun 2016 Pasal 9 Ayat 1
Setiap Bejana Tekanan diberikan tanda pengenal
meliputi :
a) namapemilik;
b) nama dan nomor urut pabrikpembuat;
c) nama gas ataubahan yang diisikan beserta
simbol kimia;
Untuk d) berat kosong tanpa keran dantutup;
Telah mengetahui
Divisi e) tekanan pengisian (Po) yang diijinkankg/cm2;
1 Wawancara terdapat data lengkap
Produksi f) berat maksimum dari isinya untuk bejana berisi
name plate tentang bejana yang dikempa menjadi cair;
pada bejana tekan g) volumen air untuk untuk bejana berisi gas yang
tekan tersebut. dikempa;
h) nama bahan pengisi porous mass khusus untuk
bejana penyimpan gas yang berisi larutan
asetilen; dan
i) bulan dan tahun pengujian hidrostatik pertama
danberikutnya.
Permenaker No. 37Tahun 2016 Pasal 9 Ayat 1
Setiap Bejana Tekanan diberikan tanda pengenal
meliputi :
a) namapemilik;
Untuk b) nama dan nomor urut pabrikpembuat;
Area mengetahui c) nama gas ataubahan yang diisikan beserta
2 Bahan Name data lengkap simbol kimia;
Bakar Plat tentang tangki d) berat kosong tanpa keran dantutup;
timbun e) tekanan pengisian (Po) yang diijinkankg/cm2;
f) berat maksimum dari isinya untuk bejana berisi
yang dikempa menjadi cair;
g) volumen air untuk untuk bejana berisi gas yang
dikempa;
h) nama bahan pengisi porous mass khusus untuk
bejana penyimpan gas yang berisi larutan
asetilen; dan
i) bulan dan tahun pengujian hidrostatik pertama
danberikutnya.

Analisa Temuan Negatif K3 Bejana Tekan

Saran /
No Probability Pemaparan/P Konsekuens Rating
Rekome Dasar Hukum
Foto/Lokasi Potensi bahaya /Peluang emajanan i/Akibat Risiko ndasi
Permenaker no.37 tahun
2016 tentang K3 bejana
tekan dan tangki
belum ada timbun.Ayat 4 pemakaian

dilakukan bejana tekan atau tangki


Hasil wawancara pemeliharaan, timbun sebagaimana
3 7 60 450
bagian dalam dimaksud dalam pasal 4
berpotensi meledak harus dilakukan
jika ternyata ada pemeriksaan dan pegujian
cacat di bagian sebelum digunakan serta
dalam
melakukan pemeliharaan
secara berkala
BAB IV

PENUTUP

2.2.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari video
observasi maupun interview dengan narasumber dari
pihak PT Adi Satria Abadi mengenai beberapa aspek
bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia
Berbahaya Perusahaan PT. Adi Satria Abadi:
sudah menerapkan pengelolaan limbah
menggunakan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) pada K3 lingkungan.
Perusahaan telah memiliki office HSE.
Perusahaan telah memiliki organisasi P2K3.
Perusahaan sudah memasang safety sign di
setiap ruang kerja. Perusahaan telah
memasang jalur evakuasi
2. Bidang Kesehatan Kerja PT. Adi satria Abadi
telah memiliki klinik untuk pekerja, serta
terdapat ventilasi udara di tempat kerja.
3. Bidang Kontruksi dan Kebakaran PT. Adi
satria Abadi menyediakan APAR sebanyak 22
unit, pengecekan APAR dilakukan oleh pihak
internal sebanyak 1 tahun sekali, bangunan
perusahaan sudah dilengkapi dengan
pencahayaan yang cukup.
4. Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim
Managemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (Smk3) perusahaan memiliki 1 unit
forklift dan 1 operator memiliki SIO forklift.

Dalam hal penerapan K3 yang ada di PT. Adi


Satria Abadi sudah menerapkan K3 sesuai dengan
peraturan perundang-undangan No.1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja.

26
unit yang mengalami kerusakan sensor
2.2.2 Saran alarm atau emergency shutdown dan alat
1. K3 pengaman yang sudah tidak berfungsi
Mekanik
dengan melakukan perbaikan pada mesin
PT.
produksi tersebut.
Adi
Satria
Abadi
ini
sebaikn
ya
melaku
kan uji
riksa
pada
mesin
produk
si,
forklift,
dan
genset.
PT.
Adi
Satria
Abadi
harus
melaku
kan
sosialis
asi dan
penga
wasan
kepada
semua
27
2. Bejana Tekan
PT. Adi Satria Abadi harus melakukan sosialisasi dan pengawasan kepada unit
bejana tekan yang belum dilakukan riksa uji. Dan segera melakukan pengurusan
dokumen untuk dilakukannya uji riksa.
3. Tanki Timbun
PT. Adi Satria Abadi harus melakukan evaluasi kembali terhadap alat pengaman
kebakaran, menyediakan fasilitas pencegahan kebakaran pada area tanki timbun,
serta PT. Adi Satria Abadi perlu melakukan modifikasi atau penambahan
perlengkapan fasilitas alat yang dapat membaca leveling atau volume meter pada
tanki timbun. Dan adanya peninjauan kembali terhadap struktur tanki timbun
sehingga digantikan menjadi fondasi dengan konstruksi kuat untuk menahan beban
tangki timbun pada saat terisi penuh.
DAFTAR PUSTAKA

Safety First Indonesia. 2018. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan dan


Kesehatan kerja.

Undang Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan,
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terdiri dari 18 Bab dan 193 pasal.
Pasal yang mengatur tentang SMK3

Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 Permenaker No. 05 Tahun

1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut. Permenaker No. 09 Tahun 2010 Tentang Operator

Pesawat Angkat dan angkut Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga dan

Produksi.

Permenaker No.Kep-12/MEN/2015 Tentang keselamatan kesehatan dan kesehatan kerja listrik di


tempat kerja

Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan menteri tenaga kerja No.Per
02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir

Permenaker No.02/MEN/1989 tentang instalasi penyalur petir

Kepmenakertrans No. Kep- 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia


(SNI)

Kepnaker no. 186 thn 1999 Tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
PERMENAKER NO PER/04/MEN/1980 Tentang cara pemasangan dan pemeliharaan APAR

Permenaker NO.PER 02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

Anda mungkin juga menyukai