Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PT. MANDIRI JOGJA INTERNASIONAL
(BUCINI)

Bidang K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki Timbun

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN 64
2023

Disusun Kelompok 1:
1. Chrisna Al Hafiz
2. Alfi Rahmatillah
3. Joko Renaldi
4. Muh. Sigid Hardiyanto
5. Rahma Dani Mulyasari

PT. NARADA KATIGA INDONESIA


Yogyakarta, 17 Maret 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan. Laporan PKL ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam pelaksanaan Pembinaan dan
Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum Online Tahun 2023.
Dalam penyusunan laporan ini penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Mandiri Jogja Internasional (Bucini). Serta selama melaksanakan kegiatan
pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan secara berkelompok , tim
penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Seluruh Staff PT. Mandiri Jogja Internasional, yang telah memberikan izin untuk
melakukan PKL dan wawancara langsung melalui video
2. Seluruh Staff Panitia PT. Narada Katiga Internasional pelatihan Calon Ahli K3
Umum, yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan
kegiatan praktek kerja lapangan ( PKL ) dan penyusunan laporan.
3. Seluruh pemateri dan Disnaker Yogyakarta yang telah memberikan materi dan
ilmu serta pengalamanya kepada kami sebagai peserta Calon Ahli K3 Umum
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum Online, yang telah mampu
menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat mewujudgkan kerjasama
dengan baik.
Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis sadar bahwa banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan baik dari isi maupun penyampaiannya, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun sehingga tercapainya
kesempurnaan isi maupun penulisan laporan PKL ini.

Yogyakarta, 17 Maret 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.........................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup................................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum...................................................................................................................2
Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dengan dasar hukum sebagai berikut :2
1.4.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik..............................2
1.4.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat Uap......................2
1.4.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Tangki Timbun dan Bejana
Tekan..........................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................3
KONDISI PERUSAHAAN............................................................................................................3
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja......................................................................................3
2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja......................................................................................5
2.3 Faktor Bahaya..................................................................................................................6
2.4 Temuan Hasil Observasi..................................................................................................6
2.4.1 Temuan Positif......................................................................6
2.4.2 Temuan Negatif.....................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................8
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH...............................................................................8
3.1 Temuan Positif K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki
Timbun di PT. Abadi Satria Abadi.................................................................................................8
3.2 Temuan Negatif K3 Mekanik, Bejana Tekan dan Tangki Timbun di PT.
Abadi Satria Abadi 11
BAB IV.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................14
4.2 Saran..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya suatu sektor perindustrian secara tidak langsung akan
menimbulkan beberapa sumber bahaya yang memiliki potensi timbulnya bahaya.
Berangkat dari hal tersebut maka perlu adanya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan
dan pengawasan serta pengendalian terhadap sumber bahaya tersebut. Salah satu
caranya dengan mentaati aturan – aturan yang sesuai dengan perundang – undangan atau
peraturan yang berlaku di Indonesia.
Menjadi calon K3 Umum diharapkan dapat melaksanakan pengidentifikasian
terhadap sumber bahaya yang dapat muncul di tempat kerja, salah satunya dengan
beberapa alat mekanik, pesawat uap, bejana tekan, dan tangki timbun milik perusahaan.
Selain itu, calon K3 Umum dapat memberikan saran dan solusi terbaik dari timbulnya
sumber bahaya yang ada di perusahaan.
Oleh dikarenakan hal diatas, guna mendapat calon AK3 Umum yang
berpengalaman perlu dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan / PKL. Besar harapan
setelah dilakukan kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang
implementasi K3 di tempat kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang
meliputi : keadaan dan fasilitas tenaga kerja; keadaan mesin-mesin, alat-alat kerja,
instalasi serta peralatan lainnya; penanganan bahan kimia berbahaya; proses
produksi; sifat pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja, sehingga
para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara professional didalam bekerja
dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga dan
meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung
jawabnya.

5
1.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :
1. Pelaksanaan K3 di Bidang Mekanik
2. Pelaksanaan K3 di Bidang Pesawat Uap
3. Pelaksanaan K3 di Bidang Bejana Tekan
4. Pelaksanaan K3 di Bidang Tangki Timbun

1.4 Dasar Hukum


Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dengan dasar hukum
sebagai berikut :
14.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik
a. UU No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
b. Permenaker No. 38 Tahun 2016, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga dan Produksi

14.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat Uap


a. UU No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
b. Permenaker No. 2 Tahun 1982

14.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Tangki Timbun dan Bejana Tekan


a. UU No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
b. Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang Bejana Tekan
a.

6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang biasa disingkat K3 merupakan program
pemerintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi
ditempat kerja yang mengakibatkan penderitaan bagi pekerja maupun keluarga pekerja.
Karena frekuensi kejadian kecelakaan kerja tidak begitu banyak, maka banyak oknum
yang memandang K3 sebelah mata. Undang- Undang dibidang K3 sudah ada sejak
tahun 1970 yaitu UU No.1 tahun 1970 yang mulai diundangkan pada tanggal 12 Januari
1970 yang juga dijadikan hari lahinya K3. Kondisi kesehatan yang baik merupakan
potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik dalam menghasilkan produktifitas
yang baik dan optimal harus bisa didukung dengan keadaan kualitas kesehatan pada
pekerja yang baik. Sebaliknya, keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyababkan
tenaga kerja tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya yang ini juga
akan sangat merugikan terhadap tempat kerja.
PT. Mandiri Jogja Internasional atau Bucini berlokasi di Klodangan, RT
02/RW26 Kelurahan Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. PT. Mandiri Jogja Internasional menempati lahan kurang lebih
mencapai 4.000 meter persegi (bangunan produksi dan showroom) dan bergerak dalam
bidang industri tekstil pembuatan tas dan dompet kulit sapi.

Adapun Visi dan Misi perusahaan, sebagai berikut:


VISI
a. Menjadi produsen produk kulit yang berkulitas internasional
b. Menjadi brand produk kulit terbaik di Indonesia dan diakui di Dunia
MISI
PT. Mandiri Jogja Internasional akan mengembangkan ekonomi kreatif dengan
seni dan potensi lokal untuk menghasilkan produk kulit terbaik serta turut serta dalam
memajukan perekonomian masyarakat

7
Kebijakan PT. Mandiri Jogja Internasional dalam upaya untuk melaksanakan
K3 diantaranya :
PT. Mandiri Jogja Internasional adalah perusahaan yang menyediakan tempat
kerja yang sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh karyawan agar terhindar dari
kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja. Dalam melaksanakan kebijakan ini
dilakukan tanggung jawab Bersama dengan menjaga dan menjalankan kebiasaan kerja
yang baik dalam bidang K3. Maka, manajemen perusahaan berkomitmen untuk :
1. Menjamin terjaganya keselamatan dan kesehatan dalam kerja pada seluruh bagian
(para pekrja tetap, tamu yang datang maupun lingkungan sekitar yang dekat dengan
pemukiman warga).
2. Menjalan kan dan menaati semua perundang-undangan dan juga permenaker tentang
kewajiban mengaja K3 dalam lingkungan kerja.
3. Mengembangkan lebih lanjut lagi tentang pengetahuan dan penerapan K3 dalam
perusahaan.

PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki struktur kekuasaan tertinggi yaitu Direktur
kemudian jabatan dibawah direktur yaitu ada Manajer Umum. Direktur PT. Mandiri
Jogja Internasional dan Manajer Umum merupakan yang memegang penuh terhadap
pengawasan ketersediaan bahan dan berjalannya proses produksi. Berikut adalah
struktur organisasi PT. Mandiri Jogja International

Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PT. Mandiri Jogja Internasional

8
Produksi di PT. Mandiri Jogja Internasional per tahunnya 45,000 pcs .Dimana proses
produksi pada PT. Mandiri Jogja Internasional terdapat beberapa tahap yaitu yang pertama
proses pada departemen persiapan yaitu proses pemotongan bahan baku lembaran menjadi
kotak sesuai dengan design yang yang telah ditetapkan dan terdapat dua cara pemotongan
yaitu dipotong dengan manual tenaga kerja dan ada yang menggunakan mesin potong
(cutting board), tahap selanjutnya yiaitu memeriksa hasil pemotongan bahan dan dilanjutkan
ke proses selanjutnya yaitu penyesetan / ditipiskan lagi pada tepian setiap polanya dengan
menggunakan mesin seset, sehingga bahan baku tersebut bisa ditekuk dan dibentuk dengan
mudah.

Proses selanjutnya yaitu dibagian perakitan dan perekatan bahan pada setiap polanya,
pengembosan merek yang akan dicantumkan pada setiap tas atau dompet yang akan
diproduksi. Proses selanjutnya yaitu penjahitan tas ataupun dompet

Proses selanjutnya yaitu dilakukan finishing atau make up pada setiap peruduk yang
dilakukan adalah pembersihan lem, pembersihan benang dan pengecekan kekuatan jahit.
Kemudian selanjutnya diteruskan ke departemen QC untuk dilakukan pengecekan benang,
Lem, warna dan kebersihan. Setelah dari QC baru dilakukan pengemasan dan setelah siap
dipasarkan oleh departemen pemasaran hasil dari produksi.

2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan
terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Mandiri Jogja Internasional yaitu:
1. Terjepit
2. Kebisingan
3. Kebakaran
4. Tertusuk jarum
5. Terpukul palu
6. Terpapar bahan kimia (Pengecetan)
7. Tersengat Aliran listrik

9
2.3 Faktor Bahaya
Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang mengganggu keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja PT. Mandiri Jogja Internasional, identifikasi bahaya yang
dilakukan di seluruh area PT. Mandiri Jogja Internasional :
1. Faktor Ergonomi : Posisi kerja, tempat kerja, proses kerja
2. Faktor Biologi : Tidak ditemukan
3. Faktor Fisika : Debu, aliran listrik, Kebakaran dan kebisingan
4. Faktor Kimia : Bahan kimia berbahaya
5. Faktor Psikologi : Tidak ditemukan

a. Temuan Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi video dan wawancara, diperoleh temuan sebagai
berikut :
2.4.1 Temuan Positif
1. K3 Mekanik
a. Cutting board dioperasikan dengan menggunakan 2 tangan
b. Mesin jahit dan sesek dilengkapi dengan pencahayahaan yang cukup
c. Blade pada motor pompa Hydrant di tutup dengan cover
d. Mesin genset ditutup dengan cover seluruh body dan di beri bantalan
kayu
2. K3 Bejana Tekan
a. Bagian yang berputar dan sabuk pada kompresor pada mesin embos di
tutup dengan cover
b. Kompresor sudah dilengkapi dengan name plate
2.4.2 Temuan Negatif
1. K3 Mekanik
a. Mesin seset tidak dilengkapi dengan dust collector
b. Bagian yang berputar pada mesin seset tidak sepenuhnya di tutup
c. Mesin press pada labelling mempunyai jarak yang cukup dekat dengan jari dan
tidak tertutup seluruh/sebagian
2. K3 bejana tekan
a. Bagian yang berputar dan sabuk pada kompresor area latex tidak ditutup cover
b. Tidak ada penghisap debu/asap di dekat kompresor pada mesin embos yang
berada di dalam ruangan dekat dengan pekerja
10
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Berikut ini temuan positif dan negative di PT. Mandiri Jogja Internasional.
3.1 Temuan Positif K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan di PT. Mandiri Jogja Internasional
No Foto Temuan Analisa Dasar Hukum
Manfaat (termasuk pasal dan
ayat)
S

MEKANIK
1 Ruang Cutting board Menghindari Sudah Baik Permenaker no 38 tahun
Produks dioperasikan terjadinya 2016, Pasal 41 ayat 3
i dengan 2 tangan kecelakaan kerja
akibat tangan Pengoperasian secara mekanik atau elektrik
yang terjepit sebagaimana dimaksud ayat 1 hanya dapat
beroperasi Ketika anggota badan tidak berada
didaerah operasi

11
2. Ruang Mesin jahit dan sesek Sudah baik Permenaker No.5 tahun
Produks sudah memiliki Menghindari 2018 Tentang
i penerangan yang terjadinya Keselamatan dan
baik kecelakaan kerja Kesehatan Kerja di
akibat tertusuk Lingkungan Kerja
mesin jahit
Pasal 8
(1) Pengukuran dan
pengendalian Faktor
Fisika
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2)
huruf a
meliputi:
a. Iklim Kerja;
b. Kebisingan;
c. Getaran;
d. gelombang radio atau
gelombang mikro;
e. sinar Ultra Ungu (Ultra
Violet);
f. Medan Magnet Statis;
g. tekanan udara; dan
h. Pencahayaan.

Pasal 16
(1) Pengukuran dan
pengendalian
Pencahayaan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf h
harus dilakukan
di Tempat Kerja.

12
3. Ruang Blade pada motor Menghindari Sudah baik Permenaker no 38 tahun
Produks yang ada di terjadinya 2016, Pasal 33
i pompa hydrant kecelakaan kerja
sudah ada akibat Roda gaya daan bagian2 yang
penutup tangan/jari/baju bergerak dari penggerak
mula harus di lengkapi
yang
dengan alat perlindungan
patah/terlilit
kemotor listrik
4 Di luar area1.Mesin Genset sudah1. Menghindari Sudah baik Permenaker no 38 tahun
produks full cover kecelakaan kerja 2016, Pasal 33
i 2. 2 Minggu sekali ada akibat benda
dilakukan yang berputar Roda gaya daan bagian2 yang bergerak dari
pemanasan - dan panas penggerak mula harus di lengkapi dengan
alat perlindungan
Mencegah genset 2. Menghindari
tidak berfungsi potensi mesin
3. Instalasi mesin genset bergerak
genset sudah kesegala arah
dilengkapi dengan sehingga
bantalan kayu menimbulkan
kecelakaan

BEJANA TEKAN

13
5. Area Bagian yang Menghindari kecelakaan
Sudah baik Permenaker no 38 tahun
Produksi berputar sudah kerja akibat tangan 2016, Pasal 33
di tutupi oleh masuk ke bagian alat
cover yang berputar Roda gaya daan bagian2 yang bergerak dari
sehingga tangan bisa penggerak mula harus di lengkapi dengan
patah alat perlindungan

Permenaker No 38 Tahun 2016


Pasal 8

Ayat 2 “Semua bagian yang


bergerak dan berbahaya
dari Pesawat Tenaga dan
Produksi harus dilengkapi
Alat Perlindungan”
6 Area Kompresor yang Untuk mengetahui Sudah baik
Produksi digunakan baik kapasitas maksimum
pada mesin kemampuan
latex dan embos kompresor, sehingga
sudah menghindari
dilengkapi kecelakaan akibat
dengan ledakan/kebocoran
nameplate saat
mengoperasikannya

14
3.2 Temuan Negatif K3 Mekanik, Bejana Tekan dan Tangki Timbun di PT. Mandiri Jogja Internasional
No Foto Tempat Temuan Analisa Saran/ Dasar Hukum
temuan Dampak Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)

MEKANIK
1 Area Produksi Mesin Seset tidak Serpihan2 atau debuMesin harus di Permenaker no 38 tahun 2016, Pasal 20
menggunakan yang dihasilkan lengkapi dengan
dust collector akan terhirup dan dust collector Pekerjaan yang menimbulkan
mengakibatkan yang tertutup serbuk,serpih,debu,gas dan bunga api harus
gangguan supaya serpihan dipasang alat pengaman dan alat perlindungan
pernafasan bahan textile
/debu tidak
bertebaran

2 Area Produksi Terdapat bagian Percikan api yang diMenutupi bagian areaPermenaker no 38 tahun 2016, Pasal 20
pada mesin seset timbulkan bisa yang terbuka pda
yang tidak membakar bahan bagian mesin yang Pekerjaan yang menimbulkan
tertutupi pada kulit/textile berputar serbuk,serpih,debu,gas dan bunga api harus
bagian yang dipasang alat pengaman dan alat perlindungan
berputar

15
3 Area Produksi Mesin press labelingJari tangan bisa Melakukan modifikasi Permenaker no 38 tahun 2016,
- terjepit alat yaitu : Pasal 41 ayat 2
1.Jarak tangan 1. Plat pegangan
terhadap mesin untuk jari tanganPengisian benda kerja sebagaimana dimaksud
press terlalu dibuat tambah ayat 1 harus menggunakan alat bantu untuk
dekat. Terlihat Panjang ke memastikan anggota badan tidak masuk ke
pekerja belakang/ daerah operasi
menekukkan ruas menggunakan alat
jari saat bantu Permenaker no 38 tahun 2016,
mendorong 2.Menutup sisi kanan Pasal 55
masuk ke mesin dan kiri pada area
press mesin press Bagian yang berputar atau bergerak maju
2. Banyak area mundur pada sisi mesin press atau stemple
terbuka di yang ditempatkan pada jarak paling tinggi
sekeliling mesin 2,6m dari lantai atau permukaan kerja ,harus
press, di tutup dengan alat perlindungan

BEJANA TEKAN
1 Area Produksi Tidak ada Resiko untuk BagianMenaambahkan Permenaker no 38 tahun 2016,
penutup/cover anggota tubuh penutup/cover Pasal 33
pada bagian alat yang masuk diseluruh bagian
yang berputar kedalam bagian yang berputar Roda gaya daan bagian2 yang bergerak dari
berputar bisa pada alat penggerak mula harus di lengkapi dengan alat
patah/ cidera perlindungan

Permenaker No 38 Tahun 2016


Pasal 8

Ayat 2 “Semua bagian yang bergerak dan berbahaya dari


Pesawat Tenaga dan Produksi harus dilengkapi Alat
Perlindungan”

16
2 Area Produksi 1.Posisi mesin dangat ermenaker no 38 tahun 2016, Pasal 14
dekat dengan Menganggu saluran Dilengkapi dengan
pekerja pernafasan alat penghisap Tempat kerja yang mengandung uap, gas, asap yang
2.Tidak ada mengganggu atau bahaya harus dilengkapi
dilengkapi dengan dengan alat penghisap
alat penghisap
karena bisa
menghasilan asap
jika di hidupkan

No Foto Tempat Temuan Analisa Saran/ Dasar Hukum


temuan Dampak Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)

MEKANIK
1 Ruang Produksi Seorang pekerja Pekerja yang tidak  Pengurus Penggunaan APD sesuai dengan peraturan perundang-
sedang menggunakan Perusahaan undangan Republik Indonesia yaitu:
mengasah APD Safety diwajibkan
pisau seset Glasses dan  UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
untuk
yang menjadi Safety Gloves saat Pasal 3 ayat (1) butir f, Pasal 9 ayat (1) butir c,
menyediakan
bagian dari menggunakan Pasal 12 butir b.
APD bagi para
Mesin seset, mesin seset ini
pekerjanya.  Permenakertrans No.Per:01/Men/1981 Pasal 4
tidak memiliki peluang
menggunakan terjadinya ayat (3)
 Diperlukan
APD dalam kecelakaan kerja  Permenakertrans No.Per.08/Men/VII/2010
penegasan dan
melakukan yaitu adanya tentang Alat Pelindung Diri (APD) Pasal 4 ayat
aturan dari
pekerjaannya percikan api saat (1) butir a dan Pasal 5
Departemen
(Safety Glasses melakukan
& Safety pengasahan pisau K3 /HSE
Gloves). seset. perusahaan
agar para
17
tenaga kerja
menaati
prosedur
keselamatan
pekerjaan.

Ruang ProduksiPekerja sedangPara pekerja yang  Pengurus Penggunaan APD sesuai dengan peraturan perundang-
melakukan tidak Perusahaan undangan Republik Indonesia yaitu:
penjahitan bahan menggunakan diwajibkan
baku kulit APD Safety  UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
untuk
menggunakan Gloves memiliki Pasal 3 ayat (1) butir f, Pasal 9 ayat (1) butir c,
menyediakan
Mesin Jahit tidak peluang Pasal 12 butir b.
APD bagi para
menggunakan terjadinya
pekerjanya.  Permenakertrans No.Per:01/Men/1981 Pasal 4
APD dalam kecelakaan kerja ayat (3)
saat melakukan  Diperlukan
melakukan
proses produksi.  Permenakertrans No.Per.08/Men/VII/2010
pekerjaannya penegasan dan
tentang Alat Pelindung Diri (APD) Pasal 4 ayat
(Safety Gloves). aturan dari
(1) butir a dan Pasal 5
Departemen
K3 / HSE
perusahaan
agar para
tenaga kerja
menaati
prosedur
keselamatan
pekerjaan.

18
3 Ruang ProduksiMesin Seset tidak JIka mesin tidak Mesin harus Permenaker No 38 Tahun 2016 Pasal 8 Ayat 2 “Semua bagian
dilengkapi dengan dilengkapi dengan dilengkapi yang bergerak dan berbahaya dari Pesawat Tenaga dan
alat perlindungan. alat perlindungan dengan alat Produksi harus dilengkapi Alat Perlindungan”
maka akan ada perlindungan
resiko kecelakaan pada bagian Di tambahkan ke uu file chrisna
kerja jika pekerja yang bergerak
bersentuhan sehingga
langsung dengan mengurangi
bagian yang resiko pekerja
bergerak pada bersentuhan
mesin tersebut. langsung dengan
bagian yang
bergerak pada
mesin tersebut.

4 Ruang Produksi
Mesin Jahit tidak ika mesin tidak Mesin harus Permenaker No 38 Tahun 2016 Pasal 8 Ayat 2 “Semua bagian
dilengkapi dengan dilengkapi dengan dilengkapi yang bergerak dan berbahaya dari Pesawat Tenaga dan
alat perlindungan alat perlindungan dengan alat Produksi harus dilengkapi Alat Perlindungan”
maka akan ada perlindungan
resiko kecelakaan pada bagian
kerja jika pekerja yang bergerak
bersentuhan sehingga
langsung dengan mengurangi
bagian yang resiko pekerja
bergerak pada bersentuhan
mesin tersebut. langsung dengan
bagian yang
bergerak pada
mesin tersebut.

19
BEJANA TEKAN
1 Ruang Produksi Tidak ada tanda erjadinya retak yangSetiap bejana tekan  Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 37
pengenal bejana diakibatkan oleh wajib diberikan Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
tekan adanya beban tanda pengenal Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbung Pasal 9
dinamis dan Ayat 1
tekanan kerja Peraturan Pemerintah RI No 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
melebihi tekanan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 2
desain bejana jika Poin C
tidak ada
informasi terkait
tekanan pengisian
yang diijinkan.

2 Kompresor
Ruang Produksi Bejana tekan berjenis yag
Pengurus dapat Permenaker No 37 Tahun 2016
kompresor yang diletakkan di menempatkan “Lokasi pemasangan Bejana Tekanan harus
ditempatkan di tempat sempit kompresor di memiliki
tempat yang akan ruang bebas ruang bebas untuk perawatan, pemeriksaan
sempit mempersulit sehingga
dalam hal memudahkan saat
dan
pemeriksaan dan pemeriksaan dan pengujian”
Ditambahkan k file
chrisna pemeliharaannya pemeliharaan.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di PT. Mandiri Jogja
Internasional (Bucini), ada bagian kelembagaan K3 sudah menjalankan
kegiatannya dengan cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa hal yang
belum menerapkan K3 baik di bagian mekanik, pesawat uap, bejana dan tangka
timbun
1. K3 Mekanik
Terdapat 4 temuan positif dan 4 temuan negatif dari bagian K3 mekanik pada
perusahaan tersebut: copy dari bab 2
a. Temuan Positif
 Pemeliharaan dan pengecekan oli Mesin Cutting Board
 Pemeliharaan dan pengecekan Mesin Seset dengan mengganti
pisau seset dan memberi pelumas
 Mesin press dilengkapi dengan katup pengaman
 Pemeliharaan dan pengecekan Mesin Jahit oleh operator
b. Temuan Negatif
 Seorang pekerja sedang mengasah pisau seset yang menjadi
bagian dari Mesin Seset, tidak menggunakan APD dalam
melakukan pekerjaan (Safety Glasses and Safety Gloves)
 Pekerja sedang melakukan penjahitan bahan baku kulit
menggunakan Mesin Jahit
 Mesin Seset tidak dilengkapi dengan alat perlindungan
 Mesin Jahit tidak dilengkapi dengan alat perlindungan

2. Bejana Tekan
Terdapat 2 temuan positif dan 2 temuan negative dari bagian bejana
tekan pada perusahaan tersebut :
a. Temuan Positif
 Pemeliharaan dan pengecekan compressor dengan mengosongkan
compressor setiap 1 minggu sekali agar didalamnya tidak terdapat
air
21
Kondisi alat pemadam api ringan yang masih terawatt sehingga
tehrindar dari kebocoran
b. Temuan Negatif
 Bejana tekan berjenis compressor yang ditempatkan di tempat
yang sempit
 Setiap bejana tekan wajib diberikan tanda pengenal

3. Tangki Timbun
Tidak menggunakan tangki timbun

4.2 Saran
1. Diperlukannya lisensi Operator Kelas II dalam pengoperasian, pengecekan dan
pemeliharaan mesin perkakas yang digunakan PT. Mandiri Jogja Internasional
2. Perlu dilakukan pengecekan dan pemeliharaan pada Alat Pemadam Api Ringan
agar terhindar dari kebocoran
3. Diperlukan penegasan dan aturan dari Departmen K3 / HSE perusahaan agar
para tenaga kerja menaati prosedur keselamatan pekerjaan
4. Pengurus Perusahaan diwajibkan untuk menyediakan APD bagi para
pekerjanya

5. Setiap Mesin perkakas yang ada di PT. Mandiri Jogja Internasional harus
dilengkapi dengan alat perlindungan pada bagian yang bergerak, sehingga
mengurangi risiko pekerja bersentuhan langsung dengan bagian yang bergerak
pada mesin tersebut

6. Setiap bejana tekan yang ada di PT. Mandiri Jogja Internasional perlu
ditempatkan di ruang bebas sehingga memudahkan saat pemeriksaan dan
pemeliharaan

7. Setiap bejana tekan yang ada di PT. Mandiri Jogja Internasional diberikan name
tag atau tanda pengenal.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. UU
2. PP/Peraturan Presiden
3. PERMEN
4. KEPMEN
5. Surat Dirjen
6. Standar2

23
LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai