Anda di halaman 1dari 10

BOCORAN SOAL AHLI K3 UMUM

Kebijakan K3 Nasional & UU NO.1 Tahun 1970


1. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi ditempat kerja yang
dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. Ketentuan tersebut
terdapat didalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pada
pasal PASAL 11
2. Yang dimaksud dengan "pengurus" berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja adalah: Orang yang memimpin langsung suatu tempat
kerja
3. Pasal 13 Undang-Undang No 1 tahun 1970 menyatakan "Barang siapa akan memasuki
suatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai
alat pelindung diri yang diwajibkan". Ketentuan ini mengikat kepada Setiap orang, baik
yang bersangkutan maupun tidak bersangkutan dengan pekerjaan di tempat kerja.
4. Yang masuk didalam ruang lingkup obyek pengawasan K3 berdasarkan Undang-Undang
No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah : Tempat kerja
5. Berdasarkan pasal 14 Undang-Undang No. 1 tahun 1970 yang bukan kewajiban pengurus
perusahaan adalah : Memberikan kebebasan berserikat.
6. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara etimologis ialah Suatu
perlindungan kerja
7. Dalam rangka pembinaan kepada tenaga kerja, undang-undang no.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, pengurus perusahaan diwajibkan antara lain Menunjukan dan
menjelaskan kondisi dan bahaya yang dapat timbul ditempat kerja kepada tenaga
kerja baru.
8. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofis Pemikiaran dan upaya
penerapan untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani, hasil karya dan
budaya menuju masyarakat adil dan makmur dan sejahtera
9. Salah satu kewajiban Pengurus perusahaan sesuai dengan pasal 14 UU. No1 tahun 1970
 Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No.1 tahun 19870
secara tertulis di tempat kerja.
 Memasang gambar/ poster K3 di tempat kerja
 Menyediakan alat pelindung diri secara gratis kepada tenaga kerja
 Jawaban a,b dan c benar semua
10. Batasan pengertian kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang berakibat
 Adanya korban cidera , luka luka atau meninggal dunia
 Adanya kerusakan peralatan dan nyaris terjadi korban manusia
 Terganggunya proses pekerjaan walaupun tidak terjadi korban yang cidera
maupun kerusakan peralatan
 Jawaban a,b dan c benar

K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja. Dan Bahan Berbahaya


1. Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia, fisika
atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan, kecuali :
a. Cairan mudah larut.
b. Bahan beracun, bahan reaktif.
c. Bahan mudah meledak, bahan oksidator.
d. Cairan mudah terbakar, gas mudah terbakar.
2. Tugas dan kewajiban Ahli K3 Kimia antara lain
a. Merahasiakan segala keterangan yang berkaitan dengan rahasia perusahaan
atau instansi yang didapat karena jabatannya.
b. Memberikan laporan kepada Menteri atau Pejabat yang ditunjuk mengenai
hasil pelaksanaan tugasnya.
c. Jawaban a dan b benar.
3. Pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja merupakan suatu usaha untuk
mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dasar hukumnya adalah
Kepmenaker No. Kep-187/Men/1999
4. Faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan atau penyakit
akibat kerja kecuali
a. Faktor fisiologi
b. Faktor kemandirian
c. Faktor psikologi
d. Faktor kimia
5. Yang tidak termasuk kategori bahan berbahaya adalah jenis bahan yang mempunyai
sifat antara lain
a. Mudah mencair.
b. Oksidator, mudah meledak, mudah menyala atau terbakar.
c. Memancarkan radiasi.
d. Korosif, iritasi karsinogenik.
6. Penerapan norma-norma ergonomik di tempat kerja meliputi norma-norma
Pembebanan kerja fisik, sikap tubuh dalam bekerja, mengangkut dan
mengangkat
7. Jalan terakhir untuk menghindari keracunan akibat polusi udara ruangan kerja adalah
a. Mengeluarkan udara kotor dalam ruangan.
b. Mengganti bahan tersebut dengan bahan yang lebih baik.
c. Memakai respirator.
d. Memasang ventilasi lebih banyak.
8. Penerangan/pencahayaan yang cukup dalam suatu ruangan tempat kerja, dapat
memberikan Kenyamanan bekerja
9. Pengaruh bahan kimia berbahaya terhadap kesehatan tergantung kepada konsentrasi
dan lamanya paparan terjadi, pengaruh tersebut dapat menyebabkan hal sebagai
berikut, kecuali
a. Menyebabkan iritasi, korosif, sulit bernafas, menimbulkan alergi, keracunan
sistematik
b. Menyebabkan kanker, kerusakan/kelainan janin.
c. Menyebabkan kebakaran dan peledakan.
d. Pneumoconiosis dan menyebabkan efek bius.
10. Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan untuk pemajanan 8 jam per hari, sesuai
Permenakertrans No. Per. 13/Men/2011 adalah 85 dBA

Kesehatan Kerja
1. Berdasarkan Permenaker 05/Men/2018 tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja, maka dalam suatu tempat kerja dengan tenaga kerja
sejumlah 60 orang, jumlah kakus/WC minimal yang harus disediakan 4 Toilet/Jamban
2. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara awal, berkala dan khusus merupakan
kewajiban dari pada pengusaha terhadap tenaga kerjanya. Peraturan yang mengaturnya
adalah Permenaker No. Per-02/Men/1980
3. Kesehatan tenaga kerja merupakan dasar dari tenaga kerja untuk meningkatkan
produktivitas dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Upaya tersebut meliputi
tindakan preventif dengan jalan pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja di perusahaan.
Hal tersebut diatas diatur dalam Permenaker No. Per-03/Men/1982
4. Untuk menjamin kemampuan fisik dan kesehatan kerja yang sebaik-baiknya perlu
diadakan pemeriksaan tenaga kerja yang terarah. Pemeriksaan tersebut meliputi
Pemeriksaan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan
kerja khusus.
5. Permenaker No.Per- 03/Men/1982 mengatur tentang pelayanan kesehatan kerja. Tujuan
dari Pelayanan Kesehatan Kerja antara lain Memberikan bantuan kepada tenaga kerja
dalam penyesuaian diri baik fisik, mental terutama dalam penyesuaian pekerjaan
dengan tenaga kerja serta memberikan pengobatan, perawatan dan rehabilitasi
bagi tenaga kerja yang menderita sakit.
6. Setiap perusahaan catering yang mengelola makanan pada perusahaan, sesuai Surat
Edaran Dirjen Binawas SE. No. 86/BW/1989 harus terlebih dahulu mendapatkan
Rekomendasi dari Disnaker setempat.
7. Tujuan utama P3K adalah
a. Menyediakan obat-obatan
b. Membawa korban ke Rumah Sakit
c. Mencegah cedera/penyakit menjadi tidak lebih parah
d. Memberikan pengobatan umum
8. Tindakan-tindakan penting dalam P3K, kecuali
a. Memberikan pengobatan luar
b. Tidak boleh panik
c. Pindahkan korban secara tepat
d. Mengamankan korban
9. Saat ini banyak perusahaan yang menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga
kerjanya dengan manfaat yang lebih baik dari paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja ang dilaksanakan oleh PT. Jamsostek. Pelaksanaan
hal tersebut telah diatur dalam : Kepmenaker No. 147/Men/1998
10. Berdasarkan Permenaker No. Per. 01/Men/1981 pengurus perusahaan wajib melaporkan
secara tertulis, bila ditemukan penyakit akibat kerja yang diderita oleh tenaga kerja
kepada Dinas Tenaga Kerja setempat, selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah penyakit
dibuat diagnosanya

Manajemen Risiko & Analisa Laporan dan Statistik Kecelakaan Kerja


1. Dalam pelaksanaan K3 di tempat kerja, upaya pengendalian risiko dilakukan dengan
urutan sebagai berikut : Identifikasi, evaluasi, pengendalian, monitoring.
2. Peraturan terkait pelaporan kecelakaan kerja diatur : Permenaker No. 03/Men/1998
3. Selambat - lambatnya berapa lama waktu perusahaan melaporkan kejadian kecelakaan
kerja ke pejabat yang ditunjuk ? 2X24 Jam
4. Terkait penghargaan Zero LTI bagi perusahaan diberikan setiap ? 1 Tahun sekali
5. Faktor terjadinya kecelakaan kerja adalah :
a. Perbuatan manusia yang tidak aman
b. Kondisi yang berbahaya
c. Kombinasi a dan b
d. Jawaban a, b dan c benar
6. Batasan pengertian kecelakaan adalah suatu kejadian yang berakibat
a. Adanya korban yang cidera luka-luka dan meninggal dunia
b. Adanya kerusakan peralatan dan nyaris terjadi korban manusia
c. Terganggunya proses pekerjaan walaupun tidak terjadi korban yang cidera
maupun kerusakan peralatan
d. Jawaban a, b dan c benar
7. Sikap perbuatan yang berbahaya dalam bekerja disebabkan karena :
a. Jawaban b,c, dan d benar
b. Kurang trampil dan pengetahuan
c. Sifat dan karakter psiklogis dan usia pekerja
d. Beban kerja yang berlebihan, tempat kerja tidak kondusif
8. Di dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja, upaya
pengendalian resiko dilakukan dengan urutan sebagai berikut : Identifikasi, Evaluasi,
Pengendalian dan Monitoring
9. Usaha mencegah kecelakaan kerja antara lain melalui : Inspeksi
10. Kecelakaan kerja disebabkan oleh perbuatan tidak aman dan kondisi tidak aman yang
disebabkan karena, kecuali :
a. Kondisi pekerja
b. Kondisi pengusaha
c. Kondisi lingkungan
d. Kondisi masyarakat sekitar perusahaannya

SMK3
1. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Ahli K3 berwenang untuk, antara lain
a. Melakukan audit external SMK3.
b. Mengadakan analisa kecelakaan kerja dimanapun.
c. Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan
d. Semua jawaban benar
2. Setiap instalasi dan pesawat yang digunakan di tempat kerja harus memiliki izin
pemakaian, hal tersebut bertujuan :
a. Agar efektif, efisien dan aman dalam pemakaiannya.
b. Memenuhi peraturan perundangan.
c. Memperpanjang umur pesawat.
d. Semua jawaban benar.
3. Audit SMK3 eksternal, dilaksanakan sekurang-kurangnya : Satu kali dalam 3 (tiga)
tahun.
4. Peraturan yang mengatur SMK3 adalah : Peraturan Pemerintah No.50/2012
5. Dalam pelaksanaan K3 di tempat kerja, upaya pengendalian risiko dilakukan dengan
urutan sebagai berikut : Identifikasi, evaluasi, pengendalian, monitoring.
6. Penerapan SMK3 di tempat kerja bersifat : Wajib bagi setiap perusahaan.
7. Audit SMK3 bertujuan untuk : Membuktikan kesesuaian penerapan sistem
manajemen K3.
8. Badan atau lembaga di tingkat perusahaan yang bertugas memberi pertimbangan dan
dapat membantu pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan serta dapat memberikan
penerangan yang efektif kepada para pekerja adalah : P2K3
9. Audit SMK3 dapat dilakukan oleh : Auditor Eksternal
10. Penerapan Sistem Manajemen K3 Wajib dilaksanakan ditempat kerja dengan kriteria :
Jumlah tenaga kerja di perusahaan 100 orang atau lebih

Dasar K3 & Kelembagaan


1. Yang dapat menjadikan kecelakaan kerja adalah :
a. Perbuatan manusia yang tidak aman.
b. Jawaban a dan c benar.
c. Kondisi yang tidak aman.
2. Pengawasan K3 yang bersifat preventif dan represif meliputi : Perencanaan,
pembuatan dan pemakaian.
3. Sebagai dasar hukum penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah :
Permenaker No. Per-02/Men/1992
4. Keputusan penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan dicabut kecuali :
a. Memenuhi peraturan perundangan K3.
b. Tidak memenuhi peraturan perundang-undangan K3.
c. Melakukan kesalahan dan kecerobohan sehingga menimbulkan keadaan
berbahaya.
d. Dengan sengaja atau karena kekhilafannya menyebabkan terbukanya rahasia
perusahaan/instansi yang karena jabatannya wajib untuk dirahasiakan.
5. Yang bukan merupakan kewajiban Ahli K3 menurut peraturan perundang-undangan
adalah :
a. Memberikan laporan kepada Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang
ditunjuk mengenai hasil pelaksanaan tugasnya.
b. Memberikan gaji karyawan.
c. Memintai keterangan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat K3
di tempat kerja.
d. Membuat surat teguran terhadap pelanggaran ketentuan perundang-undangan
K3 di tempat kerja.
6. Pada pasal 86 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 ayat (1) menyatakan ; setiap
pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas, kecuali :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Moral dan kesusilaan.
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
d. Penghidupan yang layak
7. P2K3 yang dibentuk di suatu perusahaan terdiri dari unsur : Pengusaha dan pekerja
8. Ruang lingkup obyek pengawasan keselamatan kerja menurut undang-undang
keselamatan kerja adalah : Tempat kerja
9. Badan atau lembaga di tingkat perusahaan yang bertugas memberi pertimbangan dan
dapat membantu pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan serta dapat memberikan
penerangan efektif pada para pekerja, adalah : Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan (P2K3)
10. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Ahli K3 berwenang untuk, antara lain :
Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan & mengadakan
analisa kecelakaan

Mekanik (PAA & PTP), Pesawat Uap Bejana Tekan & Tangki Timbun
1. Pengawasan K3 mekanik dimulai dari
a. Perencanaan, pembuatan, pemasangan dan peredaran
b. Pemakaian dan atau perbaikan teknis
c. Pemeliharaan
d. Jawaban a, b dan c benar.
2. Sesuai Permenaker No. Per.08/Men/2020, unit pesawat angkat dan angkut wajib
dilakukan pengujian ulang setelah pengujian pertama. Pengujian tersebut selambat-
lambatnya : 2 (dua) tahun setelah pengujian pertama
3. Pengujian unit pesawat tenaga dan produksi dilakukan selambat-lambatnya : 5 (lima)
tahun sekali
4. Yang dimaksud dengan penggerak mula sesuai dengan Permenaker No. 38 Tahun 2016,
kecuali :
a. Motor Bakar
b. Turbin
c. Kincir Angin
d. Transmisi Roda Gigi
5. Dibawah ini adalah klasifikasi operator K3 bidang pesawat tenaga dan produksi,
kecuali :
a. Operator penggerak mula
b. Operator transmisi tenaga mekanik
c. Operator mesin perkakas dan produksi
d. Operator furnace
6. Menurut Undang - Undang dan Peraturan Uap 1930, apakah setiap pesawat uap
yang akan dioperasikan : Perlu diberi ijin pemakaian.
7. Pemeriksaan visual pada setiap pesawat uap yang baru bertujuan untuk mengetahui :
a. Kondisi seluruh alat perlengkapan pengamanannya
b. Kondisi seluruh bagian kontruksi dan seluruh alat perlengkapan
pengamanannya
c. Kondisi sisi luar dan seluruh kelengkapan pengamanannya
d. Jawaban a, b dan c benar
8. Yang membedakan bejana tekanan dengan tangki timbun adalah :
a. Bejana tekanan adalah bejana yang terdapat tekanan sebagai akibat dari
menampung gas & udara serta dikempa menjadi cair ataupun beku,
sedangkan tangki timbun adalah bejana yang memiliki gaya tekan sebagai
akibat dari menampung cairan dalam volume tertentu.
b. Bejana tekanan menyimpan gas, tangki timbun menyimpan cairan
c. Bejana tekanan menampung campuran gas, tangki timbun menampung cairan
berbahaya
d. Jawaban a, b dan c benar
9. Pemeriksaan dan pengujian tangki timbun dilakukan setiap .... dan oleh siapa .... untuk
mendapatkan apa .... Paling lambat untuk pemeriksaan setiap 2 tahun, pengujian
setiap 5 tahun oleh pengawas ketenagakerjaan spesialis & ahli k3 pesawat uap
bejana tekan untuk mendapatkan surat keterangan memenuhi persyaratan K3
serta stiker K3 dari Kementerian Ketenagakerjaan melalui provinsi domisili
10. Pewarnaan bejana penyimpanan gas bertekanan berdasarkan potensi bahaya yang
dimiliki pada bahu tabung berwarna hijau terang, tabung biru terang, tabung merah,
tabung kuning artinya : Mencekik, pengoksidasi, mudah terbakar, korosif

Konstruksi Bangunan, Listrik, Penanggulangan Kebakaran


1. Dasar hukum pengawasan K3 Konstruksi Bangunan
a. UU No. 1 tahun 1970.
b. Permenaker No. Per-01/Men/1980.
c. SKB Menaker dan Menteri PU No. Kep. 174/Men/1986
d. No.104/Kepts/1986
e. Semua jawaban benar.
2. Tahapan pelaksanaan konstruksi bangunan terdiri dari: Rancangan teknis pelaksanaan
dan pasca konstruksi.
3. Penanggulangan K3 Listrik dan Kebakaran dilaksanakan dengan pola preventif, apakah
yang dimaksud dengan pola tersebut: Dimulai dari saat perencanaan
4. Syarat-syarat keselamatan kerja ditetapkan melalui peraturan perundangan, salah satunya
persyaratan untuk mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. Hal tersebut tertuang
dalam: UU No.1 Tahun 1970 pasal 3 ayat (1) huruf q.
5. Instalasi penyalur petir diatur berdasarkan: Permenaker No.Per.31/Men/2015
perubahan atas Permenaker No.Per.02/Men/1989.
6. Penggunaan lift yang salah yaitu:
a. Kapasitas angkut lift tidak dicantumkan dan dipasang didalam kereta lift.
b. Kapasitas angkut harus sesuai dengan izin lift.
c. Kapasitas angkut lift dicantumkan dan dipasang dalam kereta lift.
d. Penetapan jumlah orang yang diangkut berdasarkan SNI yang berlaku.
7. Surat Izin Operasi pemakaian lift berlaku selama : (1 (satu) tahun dan dapat
diperbaharui kembali.
a. 2 (dua) tahun dan dapat diperbaharui kembali.
b. 3 (tiga) tahun dan dapat diperbaharui kembali.
c. Semua jawaban salah
d. 5 (lima) tahun dan dapat diperbaharui kembali.
8. Instalasi penyalur petir secara umum tidak harus memenuhi persyaratan :
a. Terlindungi dari sinar matahari.
b. Kemampuan perlindungan secara tehnis.
c. Ketahanan mekanis.
d. Ketahanan terhadap korosi.
9. Instalasi proteksi petir internal misalnya dengan memasang arrester pada instalasi listrik
untuk memotong arus petir dan menyamakan tegangan diatur dalam peraturan:
Permenaker No.Per.02/Men/1989.
10. Alat untuk mengukur tahanan isolasi kabel listrik adalah : Insulation Resistan tester.

Anda mungkin juga menyukai